Anda di halaman 1dari 19

Kebidanan Komunitas

Dosen Pengampu : Susanna,SKM.,M.Kes

Disusun oleh :
Nama : Vina Naomi Sharazh
NIM : 1811001045

Tahun Ajaran 2019/2020


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Keselamatan dan kesejahteraan ibu dan bayi secara menyeluruh merupakan perhatian
yang utama bagi seorang bidan. Bidan bertanggung jawab memberikan pengawasan, nasehat
serta asuhan. Asuhan kebidanan yang diberikan termasuk pengawasan pelayanan kesehatan
masyarakat di komunitas, baik di rumah, posyandu maupun polindes.
Sebagai seorang bidan yang nantinya yang akan ditempatkan di desa, dalam
menjalankan tugas ia merupakan komponen dan bagian dari masyarakat desa dimana ia
bertugas. Selain dituntut dapat memberikan asuhan bermutu tinggi dan komprehensif,
seorang bidan harus dapat mengenal masyarakat sesuai budaya setempat dengan sebaik-
baiknya, mengadakan pendekatan dan bekerjasama dalam memberikan pelayanan, sehingga
masyarakat dapat menyadari masalah kesehatan yang dihadapi serta ikut secara aktif dalam
menaggulangi masalah kesehatan baik untuk individu mereka sendiri maupun keluarga dan
masyarakat sekitarnya.
Bidan sebagai pelaksana utama yang memberikan pelayanan yang bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat. Bidan juga tinggal di dalam suatu masyarakat dikomunitas
tertentu oleh karena itu memberikan pelayanan tidak hanya memandang ibu dan anak sebagai
individu tetapi juga mempertimbangkan faktor lingkungan dimana ibu tinggal. Asuhan
kebidanan yang diberikan berfokus pada making pregnancy safer.pelayanan yang diberikan
di upayakan memenuhi standar.kebidanan komunitas diperkukan agar bidan dapat mengenal
kehiduoan sosial ibu dan anak yang dapat mempengaruhi status kesehatannya.
BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam
sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan.
Masa nifas dimulai setelah plesenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu lamanya.
Dalam masa nifas ini, bidan mempunyai peran dan tanggung jawab untuk mendeteksi
komplikasi pada ibu untuk melihat perlu atau tidaknya rujukan, memberikan konseling
kepada ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda
bahaya, memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayinya, memulai dan
mendorong pemberian ASI.
Bidan di komunitas dapat memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas melalui
kunjungan rumah, yang dapat dilakukan pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam
setelah persalinan, untuk membantu ibu dalam proses pemulihan ibu dan memperhatikan
kondisi bayi terutama penanganan tali pusat atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi
pada masa nifas, serta memberikan penjelasan mengenai masalah kesehatan secara umum,
kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI,
imunisasi dan KB.

1. JADWAL KUNJUNGAN
a. Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir
Penatalaksanaan awal dimulai sejak proses persalinan hingga kelahiran bayi, dikenal sebagai
Asuhan Esensial Neonatal yang meliputi:
1)   Persalinan bersih dan aman
Selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi yang baku (standar) dan di tatalaksana sesuai
dengan ketentuan atau Indikasi yang tepat
2)   Memulai/inisiasi pernafasan spontan
Begitu bayi baru lahir segera lakukan inisiasi pernafasan spontan dengan melakukan
penilaian awal, sebagai berikut
1. Nilai bayi baru lahir secara cepat dan tepat (0-30 detik)
2. Nilai kondisi bayi baru lahir secara cepat dengan menanyakan 5 pertanyaan sebagai
berikut:
Selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi yang baku (standar) dan ditatalaksana sesuai
dengan ketentuan atau indikasi yang tepat
Bila kelima jawaban diatas "YA" maka lakukan asuhan bayi baru lahir normal sebagi berikut;
1.      keringkan bayi dengan kain/handuk yang bersih, kering, hangat, kemudian lingkupi tubuh
bayi dengan kain /handuk kering dan hangat yang lain.
2.      Bersihkan mulut dan hidung bayi secukupnya.
Tidak perlu dilakukan penghisapan lender Hangatkan tubuh bayi (selimuti dengan kain yang
kering dan hangat, beri tutup kepala)
Berikan bayi pada ibunya untuk membangun hubungan emosional dan pemberian asi secara
dini
Salah satu jawaban "TIDAK" maka segera lakukan langkah awal RESUSITASI bayi baru
lahir
Rangsangan taktil
Upaya ini merupakan cara untuk mengaktifkan berbagai refleks protektif pada tubuh bayi
baru lahir. Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan stimulasi.
3. Stabilitas temperature tubuh bayi/menjaga agar bayi tetap hangat
Jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti, mungkin akan mengalami
hipotermi,meskipun berada dalam ruangan yang relative hangat. Mekanisme Kehilangan
panas pada bayi baru lahir ;
a.       Evaporasi : kehilangan panas pada tubuh terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada
permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh bayi tidak segera dikeringkan
b.      Konduksi : Kehilangan panas melalui kontak langsung antar tubuh bayi dengan permukaan
yang dingin
c.       Konveksi : Kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang
lebih dingin
d.      Radiasi : Kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yang mempunyai
temperature tubuh lebih rendah dari temperature tubuh bayi
Upaya untuk mencegah kehilangan panas:
1. Keringkan bayi secara seksama
2. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
3. Tutupi kepala bayi
4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI
5. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir setidak-tidaknya 6 jam
setelah lahir
6. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat   
Saat melakukan persiapan untuk memandikan bayi, ikuti rekomendasi-rekomendasi berikut :
a.       Tunggu sedikitnya enam jam setelah lahir, sebelum memandikan bayi.
b.      Sebelum memandikan bayi pastikan bahwa temperature tubuh bayi telah stabil (temperature
aksila antara 36,5 C-37,5 C)
c.       Jangan memandikan bayi yang mengalami masalah pernafasan
d.      Sebelum memandikan bayi, pastikan ruangan tersebut hangat dan tidak ada hembusan
angin.Siapkan handuk bersih dan kering untuk menyelimuti bayi setelah dimandikan
e.       Mandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat
f.       Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering
g.      Ganti handuk yang basah dan segera selimuti kembali bayi dengan kain atau selimut
bersihdan kering secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi ditutupi dengan baik
h.      Tempatkan bayi di tempat tidur yang lama dengan ibunya dan anjurkan ibu untuk
menyusukan bayinya.
Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. Idealnya, segera setelah lahir bayi harus
ditempatkan bersama ibunya di tempat tidur yang sama. Menempatkan bayi bersama ibu nya
adalah cara yang paling mudah untuk menjaga bayi agar tetap hangat, mendorong upaya
untuk menyusui dan mencegah bayi terpapar infeksi.

4. ASI Dini dan Eksklusif


Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam 30 menit setelah bayi tahir. Anjurkan ibu
untuk memeluk dan mencoba untuk menyusukan bayinya segera setelah tali pusat diklem dan
dipotong. Tenteramkan ibu bahwa penolong akan membantu ibu menyusukan bayi setelah
plasenta lahir dan penjahitan laserasi selesai dikerjakan.
Keuntungan pemberian ASI secara dini:
a.       Merangsang produksi ASI
b.      Memperkuat refleks menghisap (reflek menghisap awal pada bayi paling kuat dalam
beberapa jam pertama setelah lahir. Memulai pemberian ASI secara dini akan memberikan
pengaruh yang positif bagi kesehatan bayi
c.       Mempromosikan hubungan emosional antar ibu dan bayinya
d.      Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui kolostrum
e.       Merangsang kontraksi uterus
Pedoman Umum Untuk Ibu Menyusui
a.       Mulai menyusui segera setelah lahir, dalam 30 menit pertama
b.      Jangan berikan makanan atau minuman lain kepada bayi (misalnya air madu, larutan air gula
atau pengganti air susu ibu) kecuali ada indikasi yang jelas (atas alasan-alasan medis). Jarang
sekali para ibu tidak cukup memiliki air susu sehingga bayi memerlukan asupan susu buatan
tambahan (Enkin, et at, 2000)
c.       Berikan ASI saja selama enam bulan pertama kehidupan
d.      Berikan ASI pada bayi sesuai dengan kebutuhannya, baik siang maupun malam (delapan kali
atau lebih dalam 24 jam) selama bayi menginginkannya.
5. Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Saat.melakukan penanganan bayi baru lahir
pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut ini:
a.       Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan penanganan bayi baru lahir
b.      Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
c.       Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau sterile. Jika menggunakan bola karet penghisap pakai yang
bersih dan baru (Jangan pernah menggunakan boal karet penghisap dari satu bayi ke bayi
yang lain)
d.      Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi telah
dalam keadaan bersih
e.       Pastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, steteskope dan benda-benda lainnya
yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontarninasi, cuci, dan
keringkan setiap kali setelah digunakan).
Dalam waktu satu jam setelah kelahiran berikan obat tetes mata /salep pada bayi baru lahir
untuk mencegah oftalmia neonatorum, salep mata yang bisa dipakai yaitu tetrasikilin 1%,
larutan perak nirat 1% atau eritromisin 0,5%. Biarkan obatnya tetap dimata bayi jangan
dibersihkan salep atauobat mata yang berada di sekitar mata.

Jadwal Kunjungan Ulang


1.      2 jam setelah persalinan Bidan melakukan pemantauan terhadap ibu dan bayi terhadap
terjadinya komplikasi dan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat
pemulihan kesehatan ibu dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI
2.      6 jam setelah porsalinanTunggu enam jam atau lebih setelah kelahiran bayi sebelum
dimandikan. Jika bayi mengalami kesulitan mempertahankan suhu tubuhnya tunda dalam
waktu yang lebih lama lagi untuk memandikan bayi. Periksa suhu tubuh bayi sebelum
memandikannya, suhu tubuh bayi baru lahir harus berkisar antara 36-37 C.
Gunakan air hangat untuk memandikan bayi dan pastikan ruangan hangat.
Mandikan bayi dengan cepat dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih, hangat dan
kering untuk mencegah kehilangan panas tubuh yang berlebihan.
Periksa suhu tubuh bayi setiap jam jika suhu tubuh bayi tidak naik segera rujuk bayi kerumah
sakit. Anjurkan ibu untuk terus menyusui bayinya dan pertahankan terus kontak kulit ibu bayi
dengan membiarkan bayi yang diselimuti dalam pelukan ibu.
Beritahu ibu dan keluarga jika dalam 24 jam.bayi tidak mengeluarkan urine atau mekonium
segera rujuk ke Puskesmas atau rumah sakit. Lakukan pencatatan semua temuan dan
perawatan yang diberikan dengan cermat dan lengkap dalam partograf, kartu ibu dan kartu
bayi.
1.      Hari ke 3, Minggu ke 2 dan minggu ke 6
Tanyakan pada ibu dan suami/keluarganya jika ada masalah atau kekhawatiran tentang ibu
dan bayinya.
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa ibu dan bayinya
2. Berikan penyuluhan kepada ibu cara merawat bayinya.
3. Periksalah tali pusat bayi
4. Perhatikan kondisi umum bayi, tanyakan pada ibu pemberian ASI, misalnya bayi
tidak mau menyusu, cara bayi menangis, berapa kali buang air kecil dan besar serta
bentuk fecesnya
5. Perhatikan warna kulit bayi apakah ada ikterus atau tidak. Ikterus pada hari ketiga
postpartum adalah fisiologis yang tidak memerlukan pengobatan. Namun bila icterus
terjadi sesudah hari ketiga/kapan saja, dan bayi malas untuk menyusu dan tampak
mengantuk, maka bayi harus segera dirujuk.
6. Perhatikan apakah bayi menyusu dengan baik (amati apakah ada kesulitan atau
masalah)
7. Nasehati ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif sedikitnya 4 sampai 6
bulan.Bicarakan bahaya pemberian unsur makanan tambahan sebelum bayi berumur 4
bulan
8. Catat dengan tepat semua data yang ditemukan.Jika bayi meninggal penyebab
kematian harus diketahui sesuai dengan standar kabupaten/pronfnsi/nasional
9. Beritahu ibu jangan memberikan sesuatu apapun pada tali pusat bayi. Jika ada
kemerahan pada pusat, perdarahan atau tercium bau busuk, bayi segera dirujuk.
10. Beritahu ibu tanda-tanda bahaya pada bayi seperti :
11.    Kegagalan menyusu terjadi secara berkala
12.    Tidak buang air kecil beberapa kali sehari (kurang dan 6-8 kali sehari)
13.    Bayi kuning
14.    Muntah atau diare
15.    Merah, bengkak atau keluamya cairan dari tali pusat
16.    Demam suhu > 37,5 C

2.      Menajemen Kebidanan Bayi Baru Lahir dan Neonatus


1. Pengkajian
A. Tanyakan tentang gejala yang berkaitan dengan kondisi bayi:
a)      Apakah bayi cukup menyusu
b)      Apakah bayi ada buang air kecil dan besar
c)      Apakah ada gejala demam pada bayi
d)     Apakah ada tanda infeksi pads tali pusat bayi
e)      Apakah air ketuban jaemih, tidak bercampur mekonium ?
f)       Apakah bayi bemafas spontan ?
g)      Apakah kulit bayi berwama kemerahan ?
h)      Apakah tonus/kekuatan otot bayi cukup ?
i)        Apakah ini kehamilan cukup bulan ?

B. Kemudian lakukan pemeriksaan


1.      Tanda Vital (suhu, nadi, tensi, pemafasan)
2.      Berat badan
3.      Kondisi janin

C. Mencatat semua hasil pemeriksaan terhadap bayi di dalam patograf 


2.      Melakukan Indentifikasi masalah dan diagnosa
Melakukan identifikasi masalah dan menegakkan diagnosa berdasarkan dari hasil pengkajian
1. Mengantisipasi masalah
2. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan
3. Merencanakan Asuhan : sesuai dengan standar pelayanan kebidanan
4. Melaksanakan Rencana Asuhan Persalinan : sesuai standar APN
5. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan
6.

Soal
1. Yang dimaksud dengan neonatus adalah bayi yang berusia…
a. 0-7 hari
b. 0-40 hari
c. 0-28 hari
d. 7-28 hari
e. 7-40 hari
2. Seorang bayi baru saja lahir dan langsung diletakkan di atas perut ibu tanpa
penghalang apapun. Setelah beberapa saat bayi tersebut berhasil mencapai putting
susu Ibu. Kondisi diatas menjelaskan terjadinya proses…
a. ASI ekslusif
b. Inisiasi menyusukan dini
c. Inisiasi menyusu dini
d. Pemberian ASI dini
e. Pergerakan bayi secara dini
3. Asi masih dapat diberikan pada Ibu dengan kondisi sebagai berikut :
a. Penderita HIV
b. Sepsis berat
c. Menjalani kemoterapi
d. Perokok
e. Mengkonsumsi antiepiltik
4. Pencegahan infeksi pada bayi baru lahir…
a. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan
bayi
b. Menyelimuti bayi dengan lampin atau handuk
c. Meninjau reflek bayi
d. Mengeringkan bayi dengan seksama
e. Melakukan injeksi
5. Neonates beresiko tinggi…
a. Caput suksesadaneum
b. Miliariasis
c. Atreasia esophagus
d. Asfiksia neonatus
e. Berat badan
6. Yang merupakan ciri-ciri bayi baru lahir adalah…
a. Berat badan 2500-4000 gr
b. Trauma pada fleksus brachialis
c. Meningokel ensefaloked
d. Sindrom gangguan pada pernapasan
e. Pernapasan 18x/mt
7. Memberikan bantuan emosional, pemberian ASI sedini mungkin, mencegah
terjadinya infeksi, merupakan tujuan dari…
a. Mencegah terjadinya infeksi
b. Rawat inap
c. Rawat gabung
d. Breast care
e. Melahirkan normal
8. Frekuensi pernapasan, denyut jantung, dan suhu termasuk…
a. Pengkajian data
b. Penampilan umum
c. Tanda-tanda vital
d. Pemeriksaan fisik
e. Pemeriksaan sensorik
9. Dibawah ini yang bukan merupakan penatalaksanaan awal saat bayi lahir adalah…
a. Memandikan bayi segera setelah lahir
b. Resusitasi
c. Pemberian ASI
d. Pemberian Vit K
e. Mencegah infeksi
10. Faktor ibu dan faktor bayi adalah kontra indikasi dari…
a. Rawat inap
b. Rawat gabung
c. Breast care
d. Sectio caesaria
e. Melahirkan normal
Essai
1. Hal pertama yang dilakukan begitu bayi lahir adalah melakukan penilaian
awal yang berupa….
Jawaban : Nilai bayi baru lahir secara cepat dan tepat (0-30 detik), nilai
kondisi bayi baru lahir secara cepat
ASUHAN BAYI DAN BALITA
A. Pelayanan Kesehatan bayi
Pelayanan Kesehatan bayi adalah pelayanan Kesehatan sesuai standar yang diberikan
oleh tenaga Kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai
dengan 11 bulan setelah lahir.

Pelaksanaan pelayanan Kesehatan bayi :


1) Kunjungan bayi 1 kali pada umur 29 hari – 2 bulan
2) Kunjungan bayi 1 kali pada umur 3-5 bulan
3) Kunjungan bayi 1 kali pada umur 6-8 bulan
4) Kunjungan bayi 1 kali pada umur 9-11 bulan
Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan
Kesehatan dasar,mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi
sehingga cepat mendapat pertolongan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan,
imunisasi serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi tumbuh
kembang. Dengan demikian hak anak mendapatkan pelayanan Kesehatan dapat
terpenuhi.
B. Hak-hak bayi dan anak
Pelayanan Kesehatan yang diberikan di puskesmas dan jajarannya merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari upaya perlindungan anak di bidang Kesehatan.
Dalam hal pelayanan Kesehatan tidak terlepas dari hak-hak anak secara keseluruhan.
Mengacu pada Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak,
dimana orangtua,keluarga,masyarakat,pemerintah dan negara bertanggung jawab
untuk memenuhi hak-hak anak agar dapat hidup,tumbuh dan berkembang secara
optimal terjamin kelangsungan hidupnya dan terlindung dari diskriminasi dan
kekerasan termasuk perlindungan terhadap terjadinya penculikan dan perdagangan
bayi.
Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik,sedangkan perkembangan
berkaitan dengan pada proses kematangan intelektual dan emosional yang
berlangsung sejak pertumbuhan janin dalam kandungan sampai dengan usia remaja.
Tumbuh kembang anaj dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu :
- Factor genetic
- Factor lingkungan
Untuk meningkatkan Kesehatan dan kualitas hidup anak diperlukan juga upaya
pelayanan Kesehatan yang komprehensif.
Pelayanan Kesehatan pada bayi juga meliputi :
1) Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG,Polio 1,2,3,4, DPT/HB 1,2,3,
Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun
2) Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK)
3) Pemberian vitamin A 100.000 iu (6-11 bulan)
4) Konseling ASI ekslusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda-tanda
sakit dan perawatan Kesehatan bayi di rumah menggunakan buku KIA
5) Penanganan dan rujukan kasus bila digunakan

a. Imunisasi Dasar
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
menusukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu, dengan harapan anak menjadi kebal terhadap penyakit
sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.
Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah (imunisasi
dasar) dan ada juga yang dianjurkan. Imunisasi wajib di Indonesia telah
diwajibkan oleh WHO ditambah dengan Hepatitis B.
 BCG (Basillus Calmette Guerin)
Fungsi dari imunisasi ini adalah untuk menghindari penyakit TBC.
 POLIO
Fungsi dari imunisasi ini adalah untuk menghindari penyakit polio. Polio
adalah sejenis penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya kelumpuhan.
 DPT
Fungsi dari imunisasi ini adalah untuk melindungi anak dari 3 penyakit
sekaligus yaitu diffteri, pertussis dan tetanus.
 HEPATITIS B
Fungsi dari imunisasi ini adalah untuk menghindari penyakit yang
mengakibatkan kerusakan pada hati.
 CAMPAK
Adalah sejenis penyakit yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini sangat
menular yang ditandai dengan munculnya bitnik-bintik merah pada seluruh
tubuh. Pemberian vaksin ini saat bai berusia 9 bulan.

b. Stimulasi
Stimulasi dini pada tumbuh kembang bayi merupakan hal yang harus diperhatikan mulai dari
tingkat keluarga
c. Pemberian vitamin A 100.000 iu (6-11 bulan)
Vitamin A merupakan zat gizi yang penting (essensial) bagi manusia, karena zat gizi ini tidak
dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar.
Sumber Vitamin A :
 Bahan makanan seperti : bayam,daun singkong, papaya matang, hati, kuning
telur dan ASI
 Bahan makanan yang diperkaya dengan vitamin A
 Kapsul vitamin A dosis tinggi

Vitamin A penting untuk Kesehatan mata dan mencegah kebutaan, dan lebih
penting lagi ialah dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang cukup
mendapat vitamin A, bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lain, maka
penyakit-penyakit tersebut tidak mudah menjadi parah, sehingga tidak
membahayakan jiwa anak. Dengan adanya bukti-bukti yang menunjukkan peranan
vitamin A dalam menurunkan angka kematian yaitu sekitar 30%-54% maka selain
untuk mencegah kebutaan, pentingnya vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan
kelangsungan hidup anak, Kesehatan dan pertumbuhan anak.

Cara pemberian :

1) Bayi
Kapsul vitamin A 100.000 SI diberikan kepada semua anak bayi umur 6-11 bulan baik sehat
maupun sakit. Diberikan tiap 6 bulan, diberikan secara serentak pada bulan Februari dan
Agustus.
2) Anak balita
Kapsul vitamin A 200.000 SI diberikan kepada semua anak balita umur 1-5 tahun baik sehat
maupun sakit. Diberikan tiap 6 bulan, diberikan secara serentak pada bulan Februari atau
Agustus.
3) Ibu Nifas
Kapsul vitamin A 200.000 SI diberikan kepada ibu yang baru melahirkan (nifas) sehingga
bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Diberikan paling lambat 30 hari
setelah melahirkan.

Ciri-ciri dan prinsip tumbuh kembang anak balita


Ciri-ciri tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut :
1) Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai
dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan
menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati
tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa
berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lainnya
yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini
merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Sebagaimana
pertumbuhan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda baik dalam
pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-
masing anak.

Pemantauan Tumbuh Kembang Pada Bayi dan Balita/Deteksi dini

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,jumlah,ukuran


atau dimensi tingkat sel,organ maupun individu yang biasa diukur dengan ukuran berat, ukuran
Panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolic.

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

Deteksi dini tumbuh kembang bayi dan balita adalah kegiatan pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada bayi dan balita. Dengan ditemukannya
secara dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang bayi dan balita, maka intervensi akan lebih
mudah dilakukan, tenaga Kesehatan juga mempunyai waktu dalam membuat rencana
Tindakan/intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu dan keluarga. Bila
penyimpingan terlambat diketahui, maka intervensinya akan sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
tumbuh kembang bayi dan balita tersebut.
Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga Kesehatan ditingkat
puskesmas dan jaringannya, berupa :

1) Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan status gizi


kurang/buruk dan mikro/makrosefall.
2) Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan bayi dan balita (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
3) Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah
mental emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.
Anamnesis tumbuh kembang anak ;
1) Anamnetis factor prenatal dan perinatal
2) Kelahiran premature
3) Anamnesis factor lingkungan
4) Penyakit-penyakit yang mempengaruhi tumbuh kembang dan malnutrisi
5) Anamnesis kecepatan pertumbuhan anak
6) Pola perkembangan anak dan keluarga

Tahapan perkembangan anak menurut umur


Perkembangan anak akan bertambah seiring dengan semakin bertambahnya usia anak. Peningkatan
harus terjadi baik dalam segi motoric kasar, motoric halus, kemampuan dalam berbicara dan
kemampuan dalam bersosialisasi dalam lingkungan sekitar.

Berikut perkembangan anak yang normal sesuai usianya ;


Soal

2. Apakah yang dimaksud dengan imunisasi ?


a. Suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif
b. Suatu cara untuk menimbulkan penyakit pada seseorang
c. Suatu cara untuk mengobati penyakit
d. Suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar
dengan penyakit tersebut ia akan sakit
e. Suatu cara untuk memberikan efek samping dari pemberian obat yang
dikonsumsi
3. Efek samping dari imunisasi adalah..
a. Syok, gatal, diseluruh badan, pucat, syanosis, serum sickness terjadi 3-
7 hari
b. Pucat, syanosis, kejanh-kejang, serum sickness terjadi 6-24 hari
c. Syok, pucat, syanosis, kejang, serum sickness terjadi 6-24 jam
d. Pucat, syanosis, kejang, panas, urtikaria pada daerah abdomen
e. Urtikaria pada daerah glottis, pucat syanosis, kejang serum sickness
terjadi 3-7 jam
4. Kapan dimulainya pemberian imunisasi polio ?
a. 0 bulan
b. 6 bulan
c. 2 bulan
d. 4 bulan
e. 8 bulan
5. Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh Tenaga Kesehatan dan ditujukan
untuk bayi meliputi…
a. Pemberian susu formula secara gratis kepada masyarakat
b. Konseling ASI ekslusif, pemberian makanan pendamping ASI,
tanda-tanda sakit dan perawatan Kesehatan bayi di rumah
menggunakan buku KIA
c. Memberikan sosialisasi perihal menjaga Kesehatan sejak dini ke
sekolah-sekolah
d. Menjaga bayi tetap hangat dengan membungkus bayi menggunakan
kain serta pakaian yang lengkap
e. Konseling kepada orangtua untuk meningkatkan pertumbuhan bayi
dengan mengkonsumsi makanan yang sama dengan orangtua dan
keluarga di rumah
6. Kontra indikasi pada pemberian imunisasi polio adalah…
a. Anak kejang epilepsy
b. Demam tinggi 38 derajat celcius
c. Sakit otot
d. Hipersensitif terhadap komponen vaksin
e. Berpenyakit TB
7. Dimana sajakah imunisasi dapat diperoleh?
a. Rumah sakit, puskesmas, posyandu, rumah sunat
b. Rumah sakit, puskesmas, posyandu, rumah bersalin, praktek
dokter
c. Praktek dokter, posyandu, kelurahan, pasar
d. Puskesmas, posyandu, apotek
e. Apotek,puskesmas, posyandu, rumah bersalin
8. Penyakit apa yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi ?
a. Diffteri, pertussis, tetanus
b. Polio
c. Campak
d. Hepatitis B
e. Semua benar
9. Seorang anak usia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas karena tidak
dapat berbicara lebih dari satu kata. Pemeriksaan yang akan dilakukan oleh
petugas Kesehatan tersebut adalah…
a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan
c. Deteksi dini penyimpangan mental
d. Deteksi dini penyimpangan psikososial
e. Deteksi dini penyimpangan emosional
10. Tujuan dilakukannya kunjungan bayi adalah…
a. Pencapaian target cakupan program
b. Deteksi dini
c. Pengobatan penyakit
d. Mengetahui jumlah bayi dengan akurat
e. Memenuhi kewajiban anak
11. Seorang anak perempuan berusia 2 tahun mengalami kekeringan pada
konjungtiva dan kornea pada mata. Gejala mulai dirasakan sejak 1 minggu
yang lalu. Anak tersebut mengalami…
a. kurang vitamin K (KVK)
b. kurang vitamin A (KVA)
c. kurang vitamin B (KVB)
d. kurang vitamin C (KVC)
e. kurang vitamin D (KVD)

Essai
1. Vitamin A merupakan zat gizi yang penting (essensial) bagi manusia, karena zat gizi ini tidak
dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar. Vitamin A dapat diperoleh pula
dari beberapa sumber lainnya. Sebutkan!
Jawaban : Bahan makanan seperti : bayam,daun singkong, papaya matang, hati, kuning telur
dan ASI, bahan makanan yang diperkaya dengan vitamin A, kapsul vitamin A dosis tinggi
DAFTAR PUSTAKA
1. Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan
Neonatal Essensial. 2008
2. Depkes RI. (2006). Manajemen BBLR untuk Bidan. Depkes. Jakarta.
3. Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan
Neonatal Essensial. 2008.
4. Widyastuti, Endang. (2007). Modul Konseptual Frame work PWS-KIA Pemantauan
dan Penelusuran Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Neonatal. Unicef.
5. http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/02/askeb-di-komunitas-baik-di-
rumah.html
6. http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com
7. http://umambakry.blogspot.com/2013/10/makalah-askeb.html
PENUTUP

Kesimpulan
Pelayanan Kesehatan bayi baru lahir dan anak balita adalah program pemerintah untuk
menurunkan angka kematian pada bayi dan anak balita. Untuk itu Bidan sebagai tenaga Kesehatan
hendaknya mempedomani yang sudah ditetapkan pemerintah yaitu melakukan pelayanan sesuai
standar seperti yang sudah kita bahas diatas.

Anda mungkin juga menyukai