Anda di halaman 1dari 21

i

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................................i

DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2. Tujuan dan Sasaran...........................................................................................................2

1.3. Sistematika Penulisan.......................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3

2.1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota....................................................3

2.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/Kota...................4

2.3. Keterkaitan RTRW dan RPJMD..........................................................................................6

2.4. Evaluasi Kebijakan...............................................................................................................8

BAB III GAMBARAN UMUM....................................................................................................10

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Bangkalan.......................................................................10

3.2 Isu Strategis.....................................................................................................................10

BAB IV ANALISIS.......................................................................................................................12

BAB V PENUTUP........................................................................................................................19

5.1. Kesimpulan.........................................................................................................................19

5.2. Lesson Learned...................................................................................................................19

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Hierarki Rencana Tata Ruang di Indonesia.....................................................4


Gambar 2 Diagram Hubungan Dokumen Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan.........8
Gambar 3 Tujuan Integrasi Rencana Sektoral, Rencana Pembangunan, dan Rencana Tata Ruang9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga perlu
diselenggarakan secara seimbang dan serasi untuk menjamin keselarasan pembangunan antar
daerah tanpa mengurangi kewenangan daerah sesuai semangat desentralisasi. Oleh karena itu,
konsistensi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan sinergitas pembangunan
antar daerah untuk 5 (lima) tahun ke depan perlu dilakukan secara efektif, efisien, berkeadilan
dan berkelanjutan.
Pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan yang dilaksanakan dalam kurun waktu
Tahun 2008 – 2013 telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan
masyarakat. Namun demikian, berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, masih terdapat
berbagai masalah penting yang harus segera diatasi. Permasalahan mendasar tersebut adalah
penduduk miskin dan pengangguran yang relatif masih banyak, serta masih rendahnya daya
beli masyarakat. Dengan demikian, tantangan dalam kurun waktu lima tahun ke depan,
tidak hanya berorientasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi tetapi perlu didukung
dengan pemerataan pembangunan, yang diiringi dengan penanggulangan kemiskinan dan
penciptaan lapangan kerja.
Upaya penanganannya dilaksanakan dengan mempertimbangkan pendekatan sektoral dan
kewilayahan serta melibatkan partisipasi aktif dari pemangku kepentingan di Kabupaten
Bangkalan. Dalam rangka meningkatkan sinergitas, sinkronisasi dan integrasi segenap
potensi di Kabupaten Bangkalan tersebut, dibutuhkan sebuah rencana pembangunan yang
dapat menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam memberikan kontribusi bagi
pembangunan daerah di Kabupaten Bangkalan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Rencana pembangunan tersebut diwujudkan dalam Rencana Jangka Menengah Daerah
(RPJMD).
Penyusunan Rancangan RPJMD Kabupaten Bangkalan Tahun 2013-2018 adalah sebagai
pedoman penetapan Renstra SKPD bagi seluruh pihak baik pemerintah, masyarakat, dunia usaha
dan pihak-pihak terkait lainnya untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah
Kabupaten Bangkalan secara sinergis. RPJMD digunakan sebagai instrumen evaluasi
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan memberikan arah kebijakan perencanaan

1
pembangunan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang dijabarkan ke dalam perencanaan
program-program pembangunan.
1.2. Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja misi jangka
menengah Kabupaten Bangkalan 2013-2018. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah :
1) Mengidentifikasi rencana tata ruang dan rencana pembangunan Kabupaten Bangkalan
2) Mengevaluasi kesesuaian dan keterkaitan RTRW Kabupaten Bangkalan dan RPJMD
Kabupaten Bangkalan 2013-2018.
1.3. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi Latar Belakang, Tujuan Penelitian dan Sistematika Penelitian.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tinjauan pustaka tentang RPJMD, RTRW, keterkaitan RTRW dan
RPJMD, serta evaluasi kebijakan
BAB III Gambaran Umum
Bab ini berisi Gambaran Umum Kabupaten Bangkalan dan Isu Strategis
Kabupaten Bangkalan
BAB IV Analisa
Bab ini berisi analisis kesesuaian dan keterkaitan RTRW dan RPJMD Kabupaten
Bangkalan
BAB V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan lesson learned yang didapatkan dari keseluruhan
pembahasan laporan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota
Berdasarkan Undang-Undang no. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, disebutkan
bahwa pengaturan penataan ruang dilakukan melalui penetapan ketentuan peraturan perundang-
undangan bidang penataan ruang termasuk pedoman bidang penataan ruang. Pelaksanaan
penataan ruang dibagi menjadi beberapa tahap, dengan tahap pertama berupa perencanaan tata
ruang.

Gambar 1 Diagram Hierarki Rencana Tata Ruang di Indonesia


Sumber: UU no. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten harus mengacu pada Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Nasional dan RTRW Provinsi, pedoman dan petunjuk pelaksanaan
bidang penataan ruang, serta rencana pembangunan jangka panjang daerah. Penyusunan rencana
tata ruang wilayah kabupaten harus memperhatikan perkembangan permasalahan provinsi,
keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten, daya dukung serta daya tampung linngkungan
hidup, rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten, serta RTRW kabupaten yang berbatasan
dengan kabupaten tersebut. RTRW Kabupaten menjadi pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah

3
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten
d. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antarsektor
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi
f. Penataan ruang kawasan strategis kabupaten.
Jangka waktu RTRW Kabupaten adalah dua puluh (20) tahun dan dapat ditinjau kembali
satu (1) kali dalam lima (5) tahun. Apabila dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang
berkaitan dengan bencana alam berskala besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-
undangan dan/atau perubahan batas teritorial negara, wilayah provinsi, dan/atau wilayah
kabupaten yang ditetapkan dengan undang-undang, rencana tata ruang wilayah kabupaten
ditinjau kembali lebih dari satu (1) kali dalam lima (5) tahun.
2.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/Kota
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, perencanaan pembangunan di Indonesia dibagi menjadi rencana pembangunan jangka
panjang, rencana pembangunan jangka menengah dan rencana kerja pemerintah. Implikasi dari
peraturan tersebut, di setiap Kabupaten/Kota wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, mengatur bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten disusun dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Provinsi dengan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN).
Kepala Daerah menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas perencanaan
pembangunan daerah di daerahnya. Dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah
tersebut, Kepala Daerah dibantu oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda). Selanjutnya, pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyelenggarakan
perencanaan pembangunan daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Gubernur
menyelenggarakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergi perencanaan pembangunan
antar Kabupaten/Kota di wilayahnya masing-masing. Seperti halnya dalam perencanaan
pembangunan nasional, perencanaan pembangunan di tingkat daerah meliputi:

4
a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah.
Penyusunan RPJP Daerah dilakukan melalui urutan sebagai berikut:
1) Penyiapan rancangan awal RPJP Daerah
2) Musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) Jangka Panjang Daerah
3) Penyusunan rancangan akhir RPJP Daerah
b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah.
RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah yang
merupakanpenjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya
berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional. RPJM Daerah
merupakan dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang
penyusunannya dilakukan melalui urutan:
1) Penyiapan rancangan awal RPJM Daerah
2) Penyiapan rancangan rencana kerja
3) Musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) Jangka Menengah Daerah
4) Penyusunan rancangan akhir RPJM Daerah
Dalam menyusun RPJM ini, acuan utama yang digunakan adalah rumusan visi,
misi, arah kebijakan dan rencana program indikatif Bupati dan Wakil Bupati yang telah
disampaikan kepada masyarakat pemilih melalui Sidang Paripurna DPRD dalam tahapan
kampanye pemilihan pasangan Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah secara
langsung.
Di samping itu penyusunan RPJM Daerah ini juga mengacu kepada dokumen
perencanaan nasional dan Provinsi Jawa Timur dan berbagai kebijakan dan prioritas
program Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi. Hal ini dimaksudkan untuk
menjamin terciptanya sinergi kebijakan dan sinkronisasi program secara vertikal
antartingkat pemerintahan yang berbeda. Selanjutnya, karena berfungsi sebagai dokumen
publik yang merangkum daftar rencana kegiatan lima tahunan di bidang pelayanan umum
pemerintahan, maka proses penyusunan RPJM Daerah ini juga dilakukan melalui
serangkaian forum musyawarah perencanaan partisipatif, dengan melibatkan seluruh
unsur pelaku pembangunan setempat seperti Musrenbang. Berdasarkan pertimbangan itu,
walaupun RPJM ini bermula dari rumusan visi, misi, arah kebijakan dan rencana indikatif
program kerja Bupati, maka matriks rencana program dan kegiatan lima tahunan yang

5
diuraikan di dalam dokumen ini adalah hasil kesepakatan seluruh unsur pelaku
pembangunan daerah ini, dengan tetap memperhatikan kebijakan dan program strategis
nasional dan provinsi.
RPJM Daerah Kabupaten Bangkalan periode 2013-2018 disusun dengan maksud
menyediakan acuan resmi bagi Pemerintah Daerah (berupa RKPD) dan DPRD dalam menyusun
Renstra SKPD, Renja SKPD sekaligus merupakan acuan pilihan-pilihan program kegiatan
tahunan daerah yang akan dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) Daerah secara berjenjang, yaitu mulai dari desa, kecamatan sampai
tingkat kabupaten. Oleh karena itu isi dan substansinya mencakup indikasi rencana program dan
kegiatan secara lintas sumber pembiayaan dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten.
2.3. Keterkaitan RTRW dan RPJMD
Penyusunan rencana pembangunan daerah dapat berupa RPJPD untuk jangka waktu 20
(dua puluh) tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu kepada
RPJP nasional dan RPJPD Provinsi, berpedoman pada RTRW kabupaten/kota serta
memperhatikan RPJPD dan RTRW kabupaten/kota lainnya. Hal ini sesuai dengan amanat Pasal
23 ayat (2) Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan RPJMD untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah dan memuat arah kebijakan
keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja
perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan
rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif dari
kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang penyusunannya berpedoman kepada RPJP
daerah dan RTRW daerah dengan memperhatikan RPJM Nasional, RPJMD Provinsi Jawa
Timur, RPJMD Kabupaten Bangkalan Tahun 2013-2018, serta RPJMD dan RTRW Kabupaten
Bangkalan.

6
Gambar 2 Diagram Hubungan Dokumen Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan

Penyusunan RPJMD memperhatikan dan mempertimbangkan struktur dan pola penataan


ruang yang sesuai dengan RTRW Kota sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program
pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang dalam suatu daerah, Secara substansi,
hubungan RPJMD kota dengan RTRW Propinsi dan Kota, RPJMD kota berpedoman pada
subtansi tujuan penataan ruang wilayah dan rencana penetapan struktur ruang wilayah yang
didalamnya memuat rencana pengembangan perwilayahan dan pembangunan jaringan
infrastruktur kota, serta rencana pola ruang wilayah yang memuat penetapan kawasan lindung
dan kawasan budidaya serta pelibatan masyarakat dalam penataan ruang kota.
Dalam menyusun RPJMD, selain berpedoman pada RTRW daerah sendiri, juga perlu
memperhatikan RTRW daerah lain agar tercipta sinkronisasi dan sinergi pembangunan jangka
menengah daerah antarprovinsi/antarkabupaten/kota serta keterpaduan struktur dan pola ruang
dengan provinsi dan kabupaten/kota lainnya, terutama yang berdekatan atau yang ditetapkan
sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan provinsi dan kabupaten/kota dan atau yang
memiliki hubungan keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan pembangunan daerah.

7
Gambar 3 Tujuan Integrasi Rencana Sektoral, Rencana Pembangunan, dan Rencana Tata Ruang

2.4. Evaluasi Kebijakan


Evaluasi kebijakan merupakan salah satu tahapan penting dalam proses kebijakan publik,
namun seringkali tahapan ini diabaikan dan hanya berakhir pada tahap implementasi. Evaluasi
adalah kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu kebijakan. Evaluasi kebijakan digunakan
untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan suatu kebijakan publik. Muhadjir
dalam Widodo mengemukakan bahwa evaluasi kebijakan publik merupakan suatu proses untuk
menilai seberapa jauh suatu kebijakan publik dapat membuahkan hasil, yaitu dengan
membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan tujuan dan/atau target kebijakan publik yang
ditentukan.
Dalam bahasa yang lebih singkat Jones dalam Winarno mengartikan evaluasi adalah
kegiatan yang bertujuan untuk menilai manfaat suatu kebijakan. Serta secara umum evaluasi
kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan
yang menyangkut substansi, implementasi, dan dampak. Hal ini berarti bahwa proses evaluasi
tidah hanya dapat dilakukan pada tahapan akhir saja, melainkan keseluruhan dari proses
kebijakan dapat dievaluasi.
Sebagai salah satu tahapan dalam proses kebijakan, evaluasi memiliki fungsi dan tujuan.
Menurut Wibawa dalam Nugroho, evaluasi kebijakan publik memilik empat fungsi, yaitu:

8
a. Eksplanasi. Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program dan
dapat dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola hungungan antar berbagai
dimensi realitas yang diamatinya. Dari evaluasi ini evaluator dapat
mengidentifikasi masalah ,kondisi, dan aktor yang mendukung keberhasilan atau
kegagalan kebijakan.
b. Kepatuhan. Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan
oleh para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya, sesuai dengan standar
dan prosedur yang ditetapkan oleh kebijakan.
c. Audit. Melalui evaluasi dapat diketahui, apakah output benar-benar sampai ke
tangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru ada kebocoran atau
penyimpangan.
d. Akunting. Dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosial-ekonomi dari
kebijakan tersebut.
Beberapa ahli juga mengemukakan tentang tujuan-tujuan dari evaluasi, Subarsono
merinci beberapa tujuan dari evaluasi antara lain sebagai berikut :
a. Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan. Melalui evaluasi maka dapat
diketahui derajat pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan.
b. Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. Dengan evaluasi juga dapat diketahui
derajad diketahui berapa biaya dan manfaat suatu kebijakan.
c. Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan. Salah satu tujuan evaluasi
adalah mengukur berapa besar dan kualitas pengeluaran atau output dari suatu
kebijakan.
d. Mengukur dampak suatu kebijakan. Pada tahap lebih lanjut, evaluasi ditujukan
untuk melihat dampak dari suatu kebijakan, baik dampak positif maupun negatif.
e. Untuk mengetahui apabila ada penyimpangan. Evaluasi juga bertujuan untuk
mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi, dengan
cara membandingkan antara tujuan dan sasaran dengan pencapaian target.
f. Sebagai bahan masukan (input) unutk kebijakan yang akan datang. Tujuan akhir
evaluasi adalah untuk memberikan masukan bagi proses kebijakan ke depan agar
dihasilkan kebijakan yang lebih baik.

9
Oleh karena itu evaluasi kebijakan, pada prinsipnya digunakan untuk mengevaluasi
empat asek dalam proses kebijakan publik, yaitu proses pembuatan kebijakan, proses
implementasi, konsekuensi kebijakan, efektifitas dampak kebijakan.

10
BAB III
GAMBARAN UMUM

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Bangkalan


Secara geografis Kabupaten Bangkalan memiliki nilai strategis, karena paling
dekat dengan Pulau Jawa. Dengan letak paling barat Pulau Madura, Bangkalan menjadi
pintu gerbang lalu - lintas barang dan jasa yang menghubungkan Jawa dan Madura.
Bahkan Bangkalan termasuk dalam pengembangan Area Metropolitan Surabaya
(Surabaya Metropolitan Area/SMA), dimana diharapkan menjadi kutub pertumbuhan
ekonomi di Propinsi Jawa Timur. Wilayah Kabupaten Bangkalan dengan luas 1.260.16
Km2, berbatasan dengan laut Jawa disebelah utara, Kabupaten Sampang di sebelah timur,
serta Selat Madura di sebelah selatan dan barat.
Dengan telah selesai dibangun dan dioperasikannya Jembatan Suramadu,
Kabupaten Bangkalan saat ini sangat diuntungkan dengan kondisi geografis yang
terletak di Provinsi Jawa Timur karena merupakan pintu gerbang perdagangan dan jalur
lalu lintas dari Pulau Madura ke Surabaya dan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur
lainnya.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan terutama didukung oleh kinerja
pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, industri pengolahan, pengangkutan dan
komunikasi, bangunan, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, pertambangan dan
penggalian sektor listrik, gas dan air bersih. Sementara itu kontribusi tertinggi masih
didominasi oleh tiga sektor andalan yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan,
hotel dan restoran, sektor jasa-jasa. Selama tahun 2008-2011 perekonomian Kabupaten
Bangkalan mengalami perkembangan yang cukup signifikan.
Sebagai daerah penyangga kota Surabaya yang mendukung sektor industri,
Kabupaten Bangkalan dapat terus mengoptimalkan kinerja ekonomi wilayah yang telah
berkembang. Untuk itu perlu pengembangan sarana dan prasarana infrastruktur
transportasi perkotaan yaitu peningkatan fungsi terminal angkutan kota, pengembangan
pelabuhan di pantai utara Bangkalan, serta mendukung pembangunan kawasan suramadu
dan jalan tol yang mengaksesnya.

11
3.2 Isu Strategis
Kondisi pembangunan dan pengembangan yang akan dihadapi Kabupaten
Bangkalan pada tahun 2013-2018, maka dibutuhkan solusi-solusi strategis untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan yang akan muncul selama lima tahun mendatang.
Isu-isu strategis yang mengemuka menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan
kebijakan utama pembangunan 5 (lima) tahun kedepan yang sesuai dengan Visi dan Misi
Kepala Daerah terpilih.
Berikut Rumusan Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Bangkalan 2013-2018
diantaranya :
1. Perlunya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
2. Kekhawatiran terhadap pengikisan budaya agamis
3. Laju pertumbuhan ekonomi relatif lambat
4. Perlunya perluasan penyediaan lapangan kerja
5. Perlunya penanaman investasi berskala besar
6. Perlunya menekan angka kemiskinan

12
BAB IV
ANALISIS
Dalam menentukan kesesuaian dan keterkaitan antara RTRW dan RPJMD Kabupaten
Bangkalan, dapat dipergunakan sebuah alat bantu tabel yang dapat dilihat di bawah ini:
No. Substansi RTRW (2009-2029) RPJMD (2013-2018)
1 Visi Terwujudnya penataan ruang Terwujudnya Bangkalan yang
Kabupaten Bangkalan sebagai makmur, mandiri dan
Pintu Gerbang Madura menuju agamis.
Kota Industri, Pariwisata, dan
Jasa
2 Misi 1. Mewujudkan keseimbangan 1. Mengembangkan infrastruktur
struktur ruang guna bernilai tambah tinggi
mendorong pertumbuhan 2. Mengelola SDA berwawasan
wilayah lingkungan
2. Mewujudkan pola ruang yang 3. Mempercepat peningkatan
selaras dan berkelanjutan perekonomian berbasis potensi
lokal
3. Mewujudkan terciptanya 4. Mengembangkan peran dunia
kepastian hukum dalam usaha dan investasi
kegiatan usaha sesuai rencana
tata ruang serta mendorong
peluang investasi produktif
4. Mewujudkan penyediaan 5. Mewujudkan sumber daya
sarana dan prasarana wilayah manusia Bangkalan yang agamis,
secara berkeadilan dan produktif, berkualitas, dan
proporsional untuk berdaya saing
peningkatan sumber daya
manusia yang lebih produktif,
mandiri, dan berdaya saing
tinggi
5. Mengintegrasikan program 6. Mewujudkan pemerintahan
pembangunan yang didukung daerah yang bersih, efektif, dan
seluruh pemangku kepentingan efisien serta berorientasi pada
pelayanan publik
3 Kebijakan bidang ekonomi
a. Pertanian Mengembangkan areal produksi Penguatan ekonomi kerakyatan dan
perkebunan terutama untuk peningkatan tumbuh kembangnya
komoditas utama dengan usaha berbasis pertanian
memanfaatkan potensi/kesesuaian Peningkatan kompetensi tenaga
lahan, serta mengembangkan penyuluh pertanian
kawasan pertanian tanaman Pemanfaatan teknologi dalam
pangan lahan kering. rangka peningkatan produksi
pertanian
b. Peternakan Mengembangkan produksi usaha Pemanfaatan teknologi dalam

13
No. Substansi RTRW (2009-2029) RPJMD (2013-2018)
ternak terutama untuk komoditas rangka peningkatan produksi
utama dengan mengambangkan pertanian
ternak unggas dan hewan yang Penigkatan penigkatan budidaya
menjadi sektor basis masyarakat perikanan tangkap
Bangkalan . Penigkatan hasil olahan bahan
pangan.
c Perhutanan Memanfaatkan hasil hutan, yang Pengembangan dan pelestarian
eksploitasinya dilakukan baik hutan rakyat atau kota.
dengan cara tebang pilih maupun
tebang habis serta Memanfaatkan
potensi hutan pada kawasan yang
pemanfaatannya dapat dialihkan
untuk kegiatan lain
d Industri Pengembangan kawasan Penigkatan kapasitas industri yang
perindustrian di wilayah tersedia
perkotaan dan perdesaan dalam
bentuk peruntukan industri besar, Pengembangan sentra industri
menengah, dan sentra industri potensial
kecil
e Perdagangan Memfasilitasi kegiatan transaksi Pengembangan dan penataan sarana
dan Jasa perdagangan dan jasa antar dan prasarana perdagangan
masyarakat yang membutuhkan Pengawasan distribusi dan
(sisi permintaan) dan masyarakat ketersediaan barang.
yang menjual jasa (sisi Peningkatan perlindungan
penawaran); serta Menyerap konsumen
tenaga kerja di perkotaan dan
memberikan kontribusi yang
dominan terhadap PDRB
Kebijakan Bidang Ekologi
a Sempadan Melindungi mata air dari kegiatan Meningkatkan kualitas dan
mata air dan manusia yang dapat menggangu kuantitas pengelolaan konservasi
waduk kelestarian fungsi mata air,
Melindungi sungai dari kegiatan
manusia yang dapat mengganggu
dan merusak kualitas air sungai,
kondisi fisik dasar sungai serta
mengamankan aliran sungai
b Sempadan Melindungi sungai dari kegiatan
Sungai manusia yang dapat mengganggu
dan merusak kualitas air sungai,
kondisi fisik dasar sungai serta
mengamankan aliran sungai
c Sempadan melindungi wilayah pantai dari
pantai kegiatan yang dapat mengganggu
kelestarian fungsi pantai.

14
No. Substansi RTRW (2009-2029) RPJMD (2013-2018)
d Sempadan Kawasan perlindungan mangrove
Hutan Bakau adalah kawasan tempat
tumbuhnya tanaman mangrove di
wilayah pesisir/laut yang
berfungsi untuk melindungi
habitat, ekosistem, dan aneka
biota laut, melindungi pantai dari
sedimentasi, abrasi dan proses
akresi (pertambahan pantai) dan
mencegah terjadinya pencemaran
pantai
e Kawasan Pengembangan pendidikan,
Pelestarian rekreasi dan pariwisata, serta
Alam dan peningkatan kualitas lingkungan
Cagar sekitarnya dan perlindungan dari
Budaya pencemaran.
f Kawasan Perlindungan pada kawasan
rawan rawan bencana alam untuk
bencana alam mengeliminasi dampak yang
ditimbulkan oleh peristiwa
bencana alam.
Kebijakan Bidang Permukiman dan Infrastruktur

a. Permukiman Perlindungan pada kawasan Meningkatkan sarana dan prasarana


rawan bencana alam untuk permukiman perkotaan dan
mengeliminasi dampak yang pedesaan
ditimbulkan oleh peristiwa Meningkatkan lingkungan sehat
bencana alam. pada permukiman kota dan desa
b. Sarana dan Melakukan penataan jalur Pemenuhan fasilitas kelengkapan
Prasarana transportasi mulai dari jalan
Transportasi transportasi darat dan laut Meningkatkan sarana dan prasarana
pelayanan angkutan umum
c. Strategi Mengembangkan fasilitas
Pengembang telekomunikasi perdesaan sebagai
an tanggung jawab pemerintah dalam
Telematika memberikan pelayanan
telekomunikasi kepada seluruh
lapisan masyarakat.
Mengembangkan teknologi
modern (mengembangkan
sambungan tanpa kabel) untuk
meningkatkan luas daerah
pelayanan, khususnya wilayah
yang secara geografis memilki
lokasi yang sulit

15
No. Substansi RTRW (2009-2029) RPJMD (2013-2018)
d. Strategi Pembangunan dan meningkatkan Meningkatkan kualitas infrastruktur
Pengembang volume waduk dan tandon untuk irigasi serta pengelolaan dan
an Sumber menyediakan air baku, dengan konservasi pengembangan sumber
Daya Air tujuan penyehatan lingkungan daya air
akan meningkatkan derajat Meningkatkan kualitas dan
kesehatan masyarakat yang lebih kuantitas sistem drainase dan
tinggi. saluran pembuangan
Meningkatkan kerjasama dengan
instansi terkait dalam upaya
melestarikan kawasan konservasi
untuk menjaga ketersediaan air
tanah yang berpengaruh terhadap
volume prasarana penampungan
air.
e. Strategi Meningkatkan upaya eksplorasi
pengembanga sebagai kegiatan yang bertujuan
n Prasarana memperoleh informasi mengenai
Energi kondisi geologi untuk
menemukan dan memperoleh
cadangan migas;
Peningkatan pengelolaan
lingkungan akibat penambangan
termasuk pencegahan,
penanggulangan pencemaran atas
terjadinya kerusakan lingkungan
hidup.
f. Strategi Pembangunan tempat
Pengembang pembuangan akhir terpadu antar
an Prasarana wilayah yang dikelola bersama,
Lingkungan secara umum pembuangan
sampah yang tidak memenuhi
syarat kesehatan lingkungan maka
diperlukan tempat yang jauh dari
permukiman.
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa sebagian besar dari RPJMD Kabupaten
Bangkalan sudah dibuat berpedoman dari RTRW Kabupaten Bangkalan. Hal ini dapat dilihat
dari pembuatan visi dan misi kepala daerah yang sudah mengacu pada penataan ruang kawasan
Kabupaten Bangkalan, yakni berpusat pada keseimbangan ekologis serta peningkatan industri
serta UMKM. Sayangnya, baik RTRW maupun RPJMD Kabupaten Bangkalan tidak memiliki
indikasi program sehingga prioritas pelaksanaan pembangunan tidak dapat diidentifikasi.
Selain itu, perencanaan pengembangan dan pemeliharaan kawasan lindung di RPJMD
masih kurang komprehensif karena masih ada kawasan lindung yang tercantum di RTRW namun

16
belum direncanakan pengembangannya di RPJMD. Masih terdapat rencana pengembangan di
bidang pertanian melalui ekstensifikasi, dan di RPJMD sangat berorientasi kepada intensifikasi
lahan pertanian.Sebagai hasil akhirnya, diperlukan sinkonisasi yang lebih dalam lagi mengenai
RTRW dan RPJMD Kabupaten Bangkalan.

17
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan dan juga analisa yang telah dilakukan diatas maka didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :

a. RTRW Kabupaten Bangkalan tahun 2009-2029 dan juga RPJMD Bangkalan tahun 2013-
2018 memiliki beberapa kebijakan terkait tata ruang meliputi;
1. kebijakan ekonomi meliputi Pertanian, Peternakan, Perhutanan, Industri, Perdagangan
dan Jasa
2. kebijakan ekologi meliputi Sempadan mata air dan waduk, Sempadan Sungai, Sempadan
pantai, Sempadan Hutan Bakau, Kawasan Pelestarian Alam dan Cagar Budaya, Kawasan
rawan bencana alam
3. kebijakan bidang permukiman dan infrastruktur meliputi Permukiman, Sarana dan
Prasarana Transportasi, Strategi Pengembangan Telematika, Strategi Pengembangan
Sumber Daya Air, Strategi pengembangan Prasarana Energi, Strategi Pengembangan
Prasarana Lingkungan
b. Jika dilihat dari visi misi yang terdapat pada RTRW Bangkalan tahun 2009-2029 dan
RPJMD Bangkalan tahun 2013-2018, terlihat adanya keterkaitan antara 2 dokumen ini
dimana RPJMD Bangkalan telah mengacu pada RTRW Bangkalan. Pembuatan visi dan misi
kepala daerah yang sudah mengacu pada penataan ruang kawasan Kabupaten Bangkalan,
yakni berpusat pada keseimbangan ekologis serta peningkatan industri serta UMKM.
Sayangnya, baik RTRW maupun RPJMD Kabupaten Bangkalan tidak memiliki indikasi
program sehingga prioritas pelaksanaan pembangunan tidak dapat diidentifikasi.

5.2. Lesson Learned


Dalam perencanaan suatu wilayah, keterkaitan antar dokumen perencanaan sangatlah
penting agar tercipta sinkronisasi dan sinergi pembangunan daerah antara dokumen rencana
serta keterpaduan struktur dan pola ruang dengan dokumen satu dengan dokumen yang
lainnya. Seperti pada Penyusunan RPJMD yang harus memperhatikan dan
mempertimbangkan struktur dan pola penataan ruang yang sesuai dengan RTRW Kota
sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan dengan

18
pemanfaatan ruang dalam suatu daerah, Secara substansi, hubungan RPJMD kota dengan
RTRW Propinsi dan Kota, RPJMD kota berpedoman pada subtansi tujuan penataan ruang
wilayah dan rencana penetapan struktur ruang wilayah yang didalamnya memuat rencana
pengembangan perwilayahan dan pembangunan jaringan infrastruktur kota, serta rencana
pola ruang wilayah yang memuat penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya serta
pelibatan masyarakat dalam penataan ruang kota.

19

Anda mungkin juga menyukai