MISKIN
LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Praktikum Manajemen Rantai Pasok Agribisnis
pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Jember
Disusun Oleh
Arief Pamungkas Yudhianto (171510601119)
Menurut buku yang saya baca dan review yakni buku “Australian Centre
for International Agricultural Research” yang sudah diterjemahkan ke bahasa
Indonesia tentang “Membuat Rantai Nilai Lebih Berpihak Pada Kaum Miskin”
terdapat beberapa pembahasan yang saya review terkait isi dari makalah ini.
Analisis Rantai Nilai dengan Titik Masuk Pro-Kaum Miskin
Analisa dengan menggunakan rantai nilai tentu saja memberikan kebebasan
guna mengambil sampel yang akan di telaah mengenai rantai nilainya.
Keberadaan rantai nilai juga dapat memberikan dampak dukungan guna mencapai
suatu sistem yang kompetitif dan juga produktif. Upaya dalam menganalisis rantai
nilai yang diarahkan pada kaum miskin tentunya bukan tanpa sebab, hal ini karena
agar dapat meningkatkan baik jumlah maupun nilai produk yang akan dijual oleh
masyarakat miskin agar lebih maksimal dalam suatu rantai nilai. Alasan lain
tentunya mengapa sudut pandang rantai nilai di fokuskan pada masyarakat miskin
hal ini karena agar mempertahankan bagian yang harus diterima oleh kaum miskin
dalam hal ini tentunya dengan adanya peningkatan margin harga akan semakin
memberikan sejumlah pendapatan yang dapat terbilang lebih besar dari pelaku
dalam rantai nilai lainnya. Peningkatan suatu perekonomian nasional secara
langsung akan berdampak pada pendapatan kaum miskin, dengan meningkatnya
perekonomian nasional akan semakin melebarkan lapangan pekerjaan, dengan
demikian hal ini dapat semakin membantu kaum miskin hidup lebih sejahtera.
Teori mengenai analisis rantai nilai tentunya memeiliki alat analisis yang sebagian
besar merupakan bersifat deskriptif. Analisis rantai nilai memberikan keuntungan
dengan mempertimbangan aspek mikro maupun makro dalam kegiatan produksi,
hal ini tentunya dapat menelaah lebih dalam faktor-faktor yang mempengaruhi
efektifitas rantai nilai pada kaum miskin.
Terdapat empat analisis rantai nilai yang dianggap berpengaruh pada sektor
pertanian yang tentunya hal ini akan berimbas pada dampak rantai nilai itu sendiri,
pendekatan ini dilakukan agar juga semakin mempermudah proses analisa melalui
analisis rantai nilai. yakni :
1. Analisis rantai nilai yang memetakan pelaku rantai
Pemetaan pelaku rantai dalam rantai tentunya meliputi siapa saja yang
terlibat pada aliran rantai nilai yakni seperti pelaku yang terlibat dalam proses
produksi, distribusi, pemasaran, serta penjualan. Analisa ini ditujukan agar
dapat mengkaji ciri-ciri berbagai pelaku yang terlibat dalam aliran nilai,
bagaimana analisa laba rugi di setiap pelaku, aliran barang yang terdistribusi
dan lain-lain. Informasi yang dibutuhkan dalam skema ini tentu dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti survey lapang, wawancara lapang, dan
juga melakukan suatu forum group disscusion (FGD).
2. Analisis rantai nilai yang mengidentifikasi distribusi manfaat disetiap pelaku
rantai
Skema ini dapat diperoleh dengan melihat margin harga aliran barang
yang terdistribusi pada setiap pelaku yang terlibat dalam rantai nilai tertentu,
dengan mengetahui margin pada setiap pelaku dapat dengan mudah
mengetahui seberapa besar manfaat yang diperoleh pada suatu rantai nilai
serta siapa saja pelaku yang memperoleh manfaat dari dukungan atau skema
manajemen yang lebih baik diantara pelaku yang lain.
3. Analisis rantai nilai yang mengkaji peran peningkatan dalam rantai
Analisis rantai nilai juga berbicara mengenai bagaimana pelaku-pelaku
yang didalamnya dapat berlanjut dalam segi peningkatan kualitas produk dan
juga skema diversifikasi pada produk yang ada dalam aliran nilai, yang dapat
berdampak pada produsen dapat mendapat perolehan nilai yang lebih banyak
lagi. Pengkajian ini tentunya juga harus dibantu dengan data informasi laba
yang diperoleh serta juga faktor kendala yang dapat menghambat pelaku pada
rantai nilai tidak dapat meningkatkan kinerja guna memperoleh nilai lebih
tinggi.
4. Analisis rantai nilai yang menggaris bawahi peran tata keloladalam rantai
nilai
Peranan tata kelola dalam rantai nilai juga dapat membantu kinerja hal
yang lebih baik. Tata kelola secara terstruktur adalah berbicara mengenai
hubungan dan juga alur koordinasi antar pelaku dalam rantai nilai. Konsep
ini juga secara jelas harus memastikan interaksi yang dilakukan setiap
pelaku dalam rantai nilai telah terkoordinasi dengan baik agar
meminimalisir kesalahpahaman pada suatu pemahaman. Tata kelola dapat
bekerja juga karena pelaku dalam rantai nilai bekerja sesuai dengan aturan
atau kriteria pelaku lainnya, sebagai contoh aturan dalam standart mutu
maupun jumlah yang ditetapkan pada suatu produk.
Alat Analisis pada Rantai Nilai
1. Alat 1 – Menentukan Prioritas Rantai Nilai untuk Analisis
Pentingnya menentukan suatu prioritas produk atau subsektor apa yang
akan kita analisis menjadikan fokus kajian tentunya tidak akan menyimpang
serta dapat menekan keterbatasan sumber daya untuk melakukan analisis.
Berikut merupakan langkah-langkah penentuan prioritas rantai nilai antara
lain :
1. Menentukan kriteria dan memahami prioritas
Pemahaman prioritas dan penentuan kriteria merupakan tahap awal
dimana kita harus benar-benar memahami prioritas apa yang akan kita
tuju, setelah itu semua barulah memulai penentuan kriteria apa saja yang
akan kita ambil agar lebih mempermudah memilih prioritas yang akan kita
pilih.
2. Menetapkan bobot kriteria
Penetapan bobo kriteria dapat dilaksanakan dengan dua cara yakni
dengan melalui metode angka atau scoring dan yang kedua yakni dengan
bobot proporsional yang di tandai dengan perbedaan persentase tiap
kriteria.
3. Mengidentifikasi daftar produk atau kegiatan potensial
Pengidentifikasian daftar produk atau kegiatan potensial dengan cara
menyusun daftar secara partisipasif menurut para pelaku rantai nilai
4. Menetapkan peringkat produk/kegiatan
Penetapan peringkat terhadap suatu produk merupakan tahap akhir
dari serangakaian langkah-langkah guna menetapkan suatu prioritas.
Sejmulah kriteria pun ditetapkan guna membedakan rantai nilai potensial.
Jika kriteria telah disepakati, dapat dilanjutkan dengan penentuan bobot
nilai relatif pada suatu kriteria. Sesudah melalui fase penentuan bobot
dapat dilanjutkan dengan menetapkan suatu matriks guna menetapkan
rantai nilai pada suatu peringkat.
2. Alat 2 – Memetakan Rantai Nilai
Pemetaan rantai nilai tentunya dapat dilakukan setelah kita telah
melakukan sebuah pemilihan rantai nilai mana yang akan kita analisis. Tujuan
kita harus memetakan suatu rantai nilai adalah guna mendapatkan tinjauan
mendasar atas rantai nilai sebagai panduan atas keseluruhan analisis rantai
nilai yang telah kita tentukan, dapat juga untuk mengidentifikasi lokasi dan
posisi kaum miskin pada rantai nilai, dapat juga menunjukkan sikap
ketergantungan antar pelaku dan proses yang terjadi pada suatu rantai nilai.
Berikut merupakan langkah-langkah dalam memetakan rantai nilai :
1. Memetakan proses inti dalam rantai nilai.
2. Mengidentifikasi dan memetakan pelaku utang yang terlibat
3. Memetakan alur produk
4. Memetakan pengetahuan dan alur informasi
5. Memetakan volume produk, jumlah produk, dan jumlah lapangan kerja
6. Memetakan alur geografis produk atau layanan
7. Memetakan nilai pada berbagai tingkatan dalam rantai nilai
8. Memetakan hubungan dan keterkaitan antara para pelaku rantai nilai
9. Memetakan layanan yang digunakan dalam rantai nilai
10. Memetakan hambatan dan potensi solusinya
11. Membuat matriks peta pada rantai nilai
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penggunaan analisis rantai nilai tentunya dapat menjadi hal yang bisa
membantu kaum miskin guna semakin mendapatkan hak dan juga nilai yang
meningkat. Peranan analisis rantai nilai juga harus mendapat perhatian khusus
mengenai alat guna menganalisisnya agar dapat bekerja secara efektif dan efesien.
Terdapat 2 alat yang bisa membantu dalam penganalisisan rantai nilai yang
pertama adalah menentukan prioritas dan yang kedua adalah memetakan rantai
nilai tersebut.
DAFTAR PUSTAKA