Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak tunarungu,
yaitu :
1) Metode oral
Adalah metode berkomunikasi dengan cara yang lazim digunakan oleh orang yang
mendengar, yaitu melalui bahasa lisan.
2) Metode membaca ujaran
Anak tunarungu mengalami kesulitan untuk menyimak pembicaraan melalui
pendengarannya. Oleh karena itu, ia dapat memanfaatkan penglihatnnya untuk memahami
pembicaraan orang lain melalui gerak bibir dan mimik si pembicara.
3) Metode manual ( isyarat )
Metode manual yaitu metode komunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat dan ejaan
jari ( finger spinding). Komponen bahasa isyarat meliputi :
a. Abjad jari ( finger spelling ), adalah jenis isyarat yang dibentuk dengan jari-jari tangan untuk
menggambarkan abjad atau untuk mengeja huruf dan angka.
b. Ungkapan badaniah/bahasa tubuh, meliputi keseluruhan ekspresi tubuh, seperti sikap tubuh,
ekspresi muka ( mimik ), pantomimik, dan gesti atau gerakan yang dilakukan seseorang secara
wajar dan alami.
c. Bahasa isyarat asli, yaitu suatu ungkapan manual dalam bentuk isyarat konvensional yang
berfungsi sebagai pengganti kata, yang disepakati oleh kelompok atau daerah tertentu. Secara
garis besar, bahasa isyarat asli dibedakan menjadi 2, yaitu:
· Bahasa isyarat alamiah
· Bahsa isyarat konseptual
d. Bahasa isyarat formal, yaitu bahasa nasional dalam isyarat yang biasanya menggunakan kosakata
isyarat dengan struktur bahasa yang sama persis dengan bahasa lisan.
4) Komunikasi total
Dengan komunikasi total setiap anak tunarungu memiliki kesempatan mengembangkan
setiap sisa pendengarannya dengan alat bantu dengar dan atau sistem terpercaya untuk
memperbesar kemampuan mendengarnya (high fidality group amplification system)1
1
Wardani, Pengantar Pendidikan Luar Biasa, (Jakarta : Universitas terbuka 2007) hlm 5.36-5.39
Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan unsur gotong royong atau saling membantu
satu sama lain dalam mencapai tujuan pembelajaran.
c. Strategi modifikasi perilaku.
Strategi ini bertujuan untuk mengubah perilku siswa ke arah yang lebih positif
melalui conditioning ( pengondisian ) dan membantunya agar lebih produktif sehingga menjadi
individu yang mandiri.
2) Media pembelajaran
Media yang digunakan dalam pembelajaran bagi anak tunarungu, lebih menekankan pada
media yang bersifat visual. Bagi anak tunarungu yang tergolong kurang dengar, dapat digunakan
pula media audio dan audiovisual, tetapi keterserapan pada unsur audionya terbatas.
Anak Tuna Rungu memiliki keterbatasan dalam berbicara dan mendengar, media
pembelajaran yang cocok untuk Anak Tuna Rungu adalah media visual dan cara
menerangkannya dengan bahasa bibir/gerak bibir. Media pembelajaran yang dapat digunakan
untuk Anak Tuna Rungu dalam sebuah makalah yang berjudul “Media Pembelajaran” Bina
Komunikasi Persepsi Bunyi Dan Irama ( BKPBI) adalah sebagai berikut:
2
Ibid., hlm 5.43-5.44