Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Endoftalmitis merupakan kejadian yang jarang namun merupakan komplikasi yang
membahayakan. Endoftalmitis sering terjadi setelah trauma pada mata termasuk setelah
dilakukannya operasi mata yang merupakan faktor risiko masuknya mikroorganisme ke
dalam mata. Mikroorganisme ini menyebabkan infeksi intraokuler yang disebut endoftalmitis
(Scheidler V, Scott IU, Flun HW. Culture-proven endogenous endoftalmitis: Clinical features
and visual acuity outcomes. Am J Ophtalmol 2004;137:4 )
Diagnosis endoftalmitis selalu berdasarkan kondisi klinis. Ini biasanya ditandai
dengan edema palpebra, kongesti konjungtiva, dan hipopion atau eksudat pada COA. Visus
menurun bahkan dapat menjadi hilang. Prognosis penglihatan menjadi jelek pada pasien-
pasien dengan endoftalmitis
(Scheidler V, Scott IU, Flun HW. Culture-proven endogenous endoftalmitis: Clinical features
and visual acuity outcomes. Am J Ophtalmol 2004;137:4 )
Karena hasil pengobatan akhir sangat tergantung pada diagnosis awal, maka penting
untuk melakukan diagnosis sedini mungkin. Penelitian tentang endoftalmitis pada beberapa
tahun terakhir telah menunjukkan beberapa cara sebagai profilaksis yang terjadinya
endoftalmitis. Berikut akan diuraikan lebih jauh mengenai endoftalmitis
(Scheidler V, Scott IU, Flun HW. Culture-proven endogenous endoftalmitis: Clinical features
and visual acuity outcomes. Am J Ophtalmol 2004;137:4 )

1.2. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan clinical science session ini adalah untuk mengetahui definisi,
epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, diagnosis, diagnosis banding, tatalaksaana, komplikasi, dan
prognosis dari endoftalmitis.

1.3. Batasan Masalah


Makalah ini membahas tentang definisi, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi,
manifestasi klinik, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis, diagnosis banding,
tatalaksaana, komplikasi, dan prognosis dari endoftalmitis.
1.4. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai literatur.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Mata

Gambar 1. Anatomi mata


Sumber: T. Schlote et al. Pocket atlas of ophthalmology, 2006.

Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu1:

a. Sklera, yang merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata,
merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut
cornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata.

b. Jaringan uvea, yang merupakan jaringan vaskular, yang terdiri atas iris, badan siliar
dan koroid. Pada iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur
jumlah sinar masuk ke dalam bola mata, yaitu otot dapat mengatur jumlah sinar
masuk ke dalam bola mata, yaitu otot dilatatur, sfingter iris dan otot siliar. Badan
siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos humor),
yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea
dan sklera.
c. Lapisan ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai
susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang
akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak.

2.2. Definisi Endoftalmitis


Endoftalmitis merupakan peradangan supuratif di bagian dalam bola mata yang meliputi
uvea, vitreus dan retina dengan aliran eksudat ke dalam kamera okuli anterior dan kamera
okuli posterior. Peradangan supuratif ini juga dapat membentuk abses di dalam badan kaca.
(Ilyas S., Ilmu Penyakit Mata, cetakan ke-4, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta 2000, hal 175- 176)

2.3. Epidemiologi
Endoftalmitis endogen jarang terjadi, hanya terjadi pada 2-15% dari semua kasus
endoftalmitis. Kejadian rata-rata tahunan adalah sekitar 5 per 10.000 pasien yang dirawat.
Dalam beberapa kasus, mata kanan dua kali lebih mungkin terinfeksi sebagai mata kiri,
mungkin karena lokasinya yang lebih proksimal untuk mengarahkan aliran darah ke arteri
karotid kanan. Sejak tahun 1980, infeksi Candida dilaporkan pada pengguna narkoba suntik
telah meningkat. Jumlah orang yang beresiko mungkin meningkat karena penyebaran AIDS,
sering

Anda mungkin juga menyukai