Anda di halaman 1dari 4

Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) telah

mengeluarkan dan membebaskan 18.062 tahanan dan narapidana anak melalui


program asimilasi dan integrasi. Data tersebut dirilis per Kamis (2/4) pukul 15.00 WIB.

"Hingga pukul 15.00 WIB yang keluar 18.062. Yang keluar dengan asimilasi 11.700 dan yang
keluar dengan program integrasi sejumlah 6.362," ujar Kepala Bagian Humas dan Protokol
Ditjen PAS, Rika Aprianti melalui keterangan tertulis, Kamis (2/4).

Lihat juga:
 Ingin Bebaskan Koruptor, YLBHI Kritik Tajam Yasonna

Program asimilasi dan integrasi ini merupakan upaya tindak lanjut dari Kemenkumham untuk
mengantisipasi penularan virus corona (Covid-19) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan
Rumah Tahanan (Rutan) yang melebihi kapasitas.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nugroho menyatakan pihaknya bakal


mengeluarkan dan membebaskan warga binaan sebanyak 30.000 melalui program asimilasi
dan integrasi tersebut.

Dia mengatakan tindakan itu ditargetkan selesai dalam kurun waktu 7 hari sebagaimana arahan
Menkumham Yasonna H. Laoly.

"Harapan kami bahwa perkiraan kurang lebih 30 ribu itu bisa tercapai. Pesan dari pak Menteri
sedapat-dapatnya pelaksanaan Permenkumham Nomor 10 ini dalam 7 hari bisa dilaksanakan,"
ucap dia.

Lihat juga:
 KPK Minta Yasonna Kaji Lagi Pembebasan Napi Korupsi
Dalam perkembangannya, Yasonna sendiri berencana merevisi Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 99 Tahun 2012 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan
Pemasyarakatan.

Yasonna merinci setidaknya terdapat empat kriteria narapidana yang bisa dibebaskan melalui
proses asimilasi dan integrasi melalui mekanisme revisi PP tersebut.

Kriteria pertama, kata dia, adalah narapidana kasus narkotika dengan syarat memiliki masa
pidana 5 sampai 10 tahun yang sudah menjalani 2/3 masa tahanan.

"Akan kami berikan asimilasi di rumah. Kami perkirakan 15.442 [terpidana narkotika] per hari ini
datanya. Mungkin akan bertambah per hari," kata Yasonna dalam rapat dengan DPR, Rabu
(1/4).

Kriteria kedua, lanjut dia, usulan pembebasan itu berlaku bagi narapidana kasus tindak pidana
korupsi yang berusia 60 tahun ke atas dan sudah menjalani 2/3 masa tahanan. "Ini sebanyak
300 orang," lanjut dia.

Kriteria ketiga yakni bagi narapidana tindak pidana khusus yang mengidap sakit kronis dan
telah menjalani 2/3 masa tahanan. "Itu harus dinyatakan oleh rumah sakit pemerintah,"
terangnya.

Sedangkan kriteria terakhir berlaku bagi narapidana WNA asing sebanyak 53 orang.

Lihat juga:
 Yasonna Klaim Belum Ada Napi Terpapar Virus Corona

(ryn/pmg)

Kenali seluk-beluk virus corona, cara mencegah, serta gejala dan


pengobatannya lewat laporan interaktif CNNIndonesia.com. Cek  di sini.
FOKUS

Ledakan Pasien Corona

RSHS Bandung Bantah Ada Penumpukan Jenazah Pasien


Corona
PNS Paksa Bawa Pulang Pasien Positif Corona dari RSUD
Cianjur
Pelajar di Banda Aceh Ciptakan APD untuk Tenaga Medis
Update Corona Jabar 2 April: 220 Positif dan 21 Meninggal
Bagikan :

yasonna laoly   kemenkumham   narapidana   virus corona

Anda mungkin juga menyukai