Anda di halaman 1dari 15

STANDAR PROFESI KEBIDANAN

Dosen Pembimbing :
Dr. Maryati, SST, SPd, MARS

Disusun Oleh Kelompok 4 :


Dwi Supriyatna
Eka Purnawati
Fitri Milania Salisa
Jalvina Hastia
Ria Madona Safitri
Tria Agustina

Program Studi Diploma III Kebidanan


STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Standar
Praktik Bidan & Standar Profesi Bidan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai bagaimana cara asuhan bagi ibu yang mengalami gangguan
kesehatan reproduksi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Jakarta, Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar .................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. iii
A. Latar Belakang....................................................................................................... iii
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. iii
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................... iii
D. Manfaat Penulisan.................................................................................................. iii

BAB II ISI ......................................................................................................................... 1


A. Standar Profesi Kebidanan .................................................................................... 1
1. Standar Pendidikan .......................................................................................... 1
2. Standar Pendidikan Berkelanjutan Bidan ........................................................ 2
3. Standar Pelayanan Kebidanan ......................................................................... 7
4. Standar Parktik Kebidanan .............................................................................. 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 13


A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
B. Saran ...................................................................................................................... 13

Daftar Pustaka ................................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada Undang-undang No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan dan Permenkes No. 28
tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Merupakan suatu acuan
atau pedoman bagi seorang bidan dalam melakukan sebuah tindakan. Namun, masih saja
ada bidan yang tidak memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar praktik
kebidanan yang telah ditetapkan. Hal ini menimbulkan penurunan kualitas suatu
pelayanan yang diberikan oleh bidan.

Standar adalah ukuran atau parameter yang digunakan sebagai dasar untuk menilai
tingkat kualitas yang telah disepakati dan mampu dicapai dengan ukuran yang telah
ditetapkan. Penentuan standar profesi selalu berkaitan erat dengan situasi dan kondisi dari
tempat standar profesi itu berlaku.

Organisasi profesi bidan (IBI) berdasarkan kompetensi inti bidan, dimana


kompetensi ini lahir sebagai bukti bahwa bidan telah menguasai pengetahuan,
keterampilan, dan sikap minimal yang harus dimilki bidan sebagai hasil belajar dalam
pendidikanya.
B. Rumusan Masalah
 Apa saja Standar profesi kebidanan?
 Mengapa bidan harus mengetahui standar profesi kebidanan?
C. Tujuan Penulisan
 Untuk mengetahui apa saja standar profesi dalam kebidanan?
D. Manfaat Penulisan
 Memahami dan menjalankan tugas seorang bidan sesuai standar profesi kebidanan

iii
BAB II
ISI

A. STANDAR PROFESI KEBIDANAN


Standar adalah ukuran atau parameter yang digunakan sebagai dasar untuk menilai
tingkat kualitas yang telah disepakati dan mampu dicapai dengan ukuran yang telah
ditetapkan.Kebidanan merupakan ilmu terapan yang terkait dengan ilmu kedokteran,ilmu
keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu perilaku dan ilmu sosial budaya. Praktek
kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan kebidanan
kepada klien dengan pendekatan manajemen kebidanan. Hal tercancum dalam Peraturan
Menkes RI Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010.
Jenis standar profesi kebidanan
1) Standar pendidikan
2) Standar pendidikan berkelanjutan
3) Standar pelayanan
4) Standar praktek

1. STANDAR PENDIDIKAN
Standar pendidikan bidan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan
bidan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar
pendidikan bidan tersebut dibagi atas beberapa standar, antara lain sebagai berikut :
 Standar I : Lembaga Pendidikan 
Lembaga pendidikan kebidanan berada pada suatu institusi pendidikan tinggi.
Definisi Operasional :
Penyelenggara pendidikan kebidanan adalah institusi pendidikan tinggi baik
pemerintah maupun swasta sesuai dengan kaidah – kaidah yang tercantum pada
sistim pendidikan nasional.

 Standar II : Falsafah
Lembaga pendidikan kebidanan mempunyai falsafah yang mencerminkan visi
misi dari institusi yang tercermin pada kurikulum.

4
Defnisi Operasional :
1. Falsafah mencakup kerangka keyakinan dan nilai – nilai mengenai pendidikan
Kebidanan dan pelayanan kebidanan.
2. Penyelenggaraan pendidikan mengacu pada sistim pendidikan nasional
Indonesia.

 Standar III : Organisasi          


Organisasi lembaga pendidikan kebidanan konsisten dengan struktur administrasi
dari pendidikan tinggi dan secara jelas menggambarkan jalur – jalur hubungan
keorganisasian, tanggung jawab dan garis kerjasama.
Devinisi Operasional :
a. Struktur organisasi pendidikan kebidanan mengacu pada sistim pendidikan
nasional.
b. Ada kejelasan tentang tata hubungan kerja.
c. Ada uraian tugas untuk masing – masing komponen pada organisasi.

 Standar IV : Sumber Daya Pendidikan


Sumber daya manusia, finansial dan material dari lembaga pendidikan kebidanan
memenuhi persyaratan dalam kualitas maupun kuantitas untuk memperlancar
proses pendidikan.
Definisi operasional :
1. Dukungan administtrasi tercermin pada anggaran dan sumber-sumber untuk
program.
2. Sumber daya teknologi dan lahan praktik cukup dan memenuhi persyaratan
untuk mencapai tujuan program.
3. Persiapan tenaga pendidik dan kependidikan mengacu pada undang-undang
dan peraturan yang berlaku.
4. Peran dan tanggung jawab tenaga pendidik dan kependidikan mengacu pada
undang – undang dan peraturan yang berlaku.

 Standar V : Pola Pendidikan Kebidanan


Pola pendidikan kebidanan mengacu kepada undang – undang sistim pendidikan
nasional, yang terdiri dari :

5
1. Jalur pendidikan vokasi
2. Jalur pendidikan akademik
3. Jalur pendidikan profesi
Definisi Operasional :
Pendidikan kebidanan terdiri dari pendidikan diploma, pendidikan sarjana,
pendidikan profesi, dan pendidikan pasca sarjana.

 Standar VI : Kurikulum
Penyelenggaraan pendidikan menggunakan kurikulum nasional yang di keluarkan
oleh lembaga yang berwenang dan organisasi profesi serta dikembangkan sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan mengacu pada falsafah dan misi
dari lembaga pendidikan kebdanan.
Definisi Operasional :
1. Penyelenggaraan pendidikan berdasarkan pada kurikulum nasional yang di
keluarkan oleh Diktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen pendidikan
nasional dan organisasi profesi serta
2. Dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan mengacu
pada falsafah dan misi dari lembaga pendidikan kebidanan. Dalam
pelaksanaan pendidikan kurikulum dikembangkan sesuai dengan falsafah dan
visi institusi pendidikan kebidanan.

 Standar  VII : Tujuan Pendidikan


Tujuan dan desain kurikulum pendidikan mencerminkan falsafah pendidikan
kebidanan dan mempersiapkan  perkembangan setiap mahasiswa yang berpotensi
khusus.
Definisi Operasional :
1. Tujuan pendidikan merupakan dasar bagi pengembangan kurikulum
pendidikan, pengalaman  belajar dan evaluasi.
2. tujuan pendidikan selaras dengan perilaku akhir yang di tetapkan.
3. Kurikulum meliputi kelompok ilmu dasar (alam, sosial, perilaku, humaniora),
ilmu biomedik, ilmu kesehatan, dan ilmu kebidanan.
4. Kurikulum mencerminkan kebutuhan pelayanan kebidanan dan kesehatan
masyarakat.

6
5. Kurikulum direncanakan sesuai dengan standar praktik kebidanan.
6. Kurikulum kebidanan menumbuhkan profesinalisme sikap etis,
kepemimpinan dan manajemen.
7. Isi kurikulum dikembangkan sesuai perkembangan teknologi muakhir.

 Standar  VIII : Lulusan
Lulusan pendidikan bidan mengemban tanggung jawab profesional sesuai dengan
tingkat pendidikan.
Definisi Operasional :
1. Lulusan pendidikan bidan sebelum tahun 2000 dan Diploma III kebidanan,
merupakan bidan pelaksana, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan
praktiknya baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan.
2. Lulusan pendidikan bidan setingkat Diploma IV / S1 merupakan bidan
profesiona;, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya baik
di institusi pelayanan maupun praktik perorangan. Mereka dapat berperan
sebagai pemberi layanan, pengelola, dan pendidik.
3. Lulusan pendidikan bidan setingkat S2 dan S3, merupakan bidan profesional,
yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya baik di institusi
pelayanan maupun praktik perorangan. Mereka dapat berperan sebagai
pemberi layanan, pengelola, pendidik, peneliti, pengembang dan konsultan
dalam pendidikan bidan maupun system /  ketata-laksanaan pelayanan
kesehatan secara universal.
4. Lulusan program kebidanan, tingkat master dan doktor melakukan praktik
kebidanan lanjut, penelitian, pengembangan, konsultan pendidikan dan
ketatalaksanaan pelayanan.
5. Lulusan wajib berperan aktif dan ikut serta dalam penentuan kebijakan dalam
bidang kesehatan.
6. Lulusan berperan aktif dalam merancang dan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan sebagai tanggapan terhadap perkembangan masyarakat.

2. STANDAR PENDIDIKAN BERKELANJUTAN BIDAN


Standar pendidikan bidan tersebut dibagi atas beberapa standar, antara lain sebagai
berikut :

7
 STANDAR I: ORGANISASI
Peyelenggaraan Pendidikan Berkelanjutan Bidan berada di bawah organisasi
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) pada tingkat Pengurus Pusat (PP-IBI), Pengurus
Daerah (PD-IBI)dan Pengurus Cabang (PC -IBI)
Definisi Operasional :
- Pendidikan berkelanjutan untuk bidan, terdapat dalam organisasi profesi IBI.
-  Keberadaan pendidikan berkelanjutan bidan dalam organisasi profesi IBI,
disahkan oleh PP-IBI/PD-IBI/PC-IBI.

 STANDAR II : FALSAFAH
Pendidikan berkelanjutan untuk bidan mempunyai falsafah yang selaras dengan
falsafah organisasi profesi IBI yang terermin visi, misi dan tujuan.
Definisi Operasional :
- Bidan harus mengembangkan diri dan belajar sepanjang hidupnya.
- Pendidikan berkelanjutan merupakan kebutuhan untuk meningkatkan
kemampuan bidan .
- Melalui penelitian dalam Pendidikan Berkelanjutan akan memperkaya Body
of Knowledge ilmu kebidanan.

 STANDAR III : ORGANISASI


Bidang pendidikan berkelanjutan mempunyai organisasi yang konsisten
Definisi operasional :
-  Ada struktur organisasi pendidikan berkelanjutan. Baik di tingkat PP/PD/PC
- Ada kejelasan tanggung jawab dan garis kerja sama
- Ada uraian tugas masing-masing komponen

 STANDAR IV : SUMBER DAYA PENDIDIKAN


Pendidikan berkelanjutan untuk bidan mempunyai sumber daya manusia, finansial
dan material untuk memperlancar proses pendidikan berkelanjutan.
Definisi Operasional :
- Memiliki sumber daya manusia yang  memenuhi kualifikasi dan mampu
melaksanakan / mengelola pendidikan berkelanjutan.

8
- Ada sumber finansial yang menjamin terselenggaranya program.
 STANDAR V : PROGRAM PENDIDIKAN dan PELATIHAN
Pendidikan berkelanjutan bidan memiliki program pendidikan dan pelatihan yang
berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan.
Definisi Operasional :
- Program Pendidikan Berkelanjutan bidan berdasarkan hasil pengkajian
kelayakan.
- Ada program yang sesuai dengan hasil pengkajian kelayakan.
- Program tersebut disahkan/ terakreditasi organisasi IBI (PP/PD/PC), yang di
buktikan dengan adanya sertifikat.

 STANDAR VI : FASILITAS
Pendidikan berkelanjutan bidan memiliki fasilitas pembelajaran yang sesuai
dengan standar.
Definisi Operasional :
- Tersedia fasilitas pembelajaran yang terakreditasi
- Tersedia fasilitas pembelajaran sesuai perkembangan ilmu dan tehnologi.

 STANDAR VII : DOKUMEN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN


BERKELANJUTAN
Pendidikan berkelanjutan dan pengembangan bidan perlu pendokumentasian
Definisi Operasional :
- Ada dokumentasi pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan pengembangan.
- Ada laporan pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan pengembangan.
- Ada laporan evaluasi pendidikan, pelatihan dan pengembangan.

 STANDAR VII : PENGENDALIAN MUTU


Pendidikan berkelanjutan bidan melaksanakan pengendalian mutu pendidikan,
pelatihan dan pengembangan.
Definisi Operasional :
- Ada program peningkatan mutu pendidikan, pelatihan dan pengembangan.
- Ada penilaian mutu proses pendidikan, pelatihan dan pengembangan
- Ada penilaian mutu pendidikan, pelatihan dan pengembangan.

9
- Ada umpan balik tentang penilaian mutu.
- Ada tindak lanjut dari penilaian mutu.

3. STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN


1. Standar I : Falsafah dan Tujuan
2. Standar II : Administrasi dan Pengelolaan
3. Standar III : Staf dan Pimpinan
4. Standar IV : Fasilitas dan Peralatan
5. Standar V : Kebijakan dan Prosedur
6. Standar VI : Pengembangan Staf dan Program Pendidikan
7. Standar VII : Standar Asuhan
8. Standar VIII : Evaluasi dan Pengendalian Mutu

4. STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN


a) Standar I : Metode Asuhan
Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan
melalui pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.
Difinisi Operasional :
1. Ada format manajemen kebidanan yang sudah terdaftar pada catatan medis.
2. Format manajemen kebidanan terdiri dari : format pengumpulan data, rencana
format pengawasan resume dan tindak lanjut catatan kegiatan dan evaluasi.

b) Standar II : Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.
Difinisi Operasional :
1. Ada format manajemen kebidanan yang sudah terdaftar pada catatan medis.
2. Format manajemen kebidanan terdiri dari : format pengumpulan data, rencana
format pengawasan resume dan tindak lanjut catatan kegiatan dan evaluasi.

c) Standar III : Diagnosis Kebidanan


Diagnosis kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah dikumpulkan.
Difinisi Operasional :

10
1. Diagnosa kebidanan dibuat sesuai dengan kesenjangan yang dihadapi oleh klien /
suatu keadaan psikologis yang ada pada tindakan kebidanan sesuai dengan
wewenang bidan dan kebutuhan klien
2. Diagnosa kebidanan dirumuskan dengan padat, jelas sistematis mengarah pada
asuhan kebidanan yang diperlukan oleh klien.

d) Standar IV : Rencana Asuhan


Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosis kebidanan.
Difinisi Operasional :
1. Ada format rencana asuhan kebidanan
2. Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari diagnosa, rencana tindakan dan
evaluasi

e) Standar V : Tindakan
Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan
keadaan klien. Tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi kepada klien
Difinisi Operasional :
1. Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi
2. Format tindakan kebidanan terdiri dari tindakan dan evaluasi
3. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perkembangan klien
4. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang
bidan atau tugas kolaborasi
5. Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik kebidanan etika
kebidanan serta mempertimbangkan hak klien aman dan nyaman
6. Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia

f) Standar VI : Partisipasi Klien


Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama klien dan keluarga dalam upaya
peningkatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan.
Difinisi Operasional :
Klien/keluarga mendapatkan informasi tentang :
- Status kesehatan saat ini
- Rencana tindakan yang akan dilaksanakan
- Peranana klien/keluarga dalam tindakan kebidanan

11
- Peranan petugas kesehatan dalam tindakan kebidanan
- Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan
- Klien dan keluarga bersama-sama dengan petugas melaksanakan tindakan
kegiatan

g) Standar VII : Pengawasan


Pemantauan atau pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus-menerus
dengan tujuan mengetahui perkembangan klien.
Difinisi Operasional :
1. Adanya format pengawasan klien
2. Pengawasan dilaksanakan secara terus menerus sitematis untuk mengetahui
keadaan perkembangan klie
3. Pengawasan yang dilaksanakan selalu dicatat pada catatan yang telah disediakan

h) Standar VIII : Evaluasi


Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan secara terus menerus seiring tindakan
kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan.
Difinisi Operasional :
1. Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakan tindakan kebidanan.Klien sesuai
dengan standar ukuran yang telah ditetapkan
2. Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah dirumuskan
3. Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan

i) Standar IX : Dokumentasi
Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi asuhan
kebidanan yang diberikan.
Difinisi Operasional :
1. Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakan tindakan kebidanan.Klien sesuai
dengan standar ukuran yang telah ditetapkan
2. Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah dirumuskan
3. Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk menjadi seorang bidan profesional, harus memenuhi standar profesi bidan
diantarnya standar kompetensi bidan, standar pendidikan, standar pendidikan
berkelanjutan, standar pelayanan kebidanan,dan standar praktik kebidanan.

Standar kompetensi tersebut harus dipenuhi karena itu merupakan keadaan ideal atau
tingkat pencapain tertinggi dan sempurna sebagai batas penerimaan minimal yang
dilakukan oleh seorang bidan. Yang bertujuan untuk menjamin pelayanan yang aman dan
berkualitas dan sebagai landasan untuk standarisasi dan perkembangan profesi bidan.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca/pelajar.
Apabila ada saran dan kritik yang membangun, mohon sampaikan lah pada kami untuk
pembekalan dan pembelajaran di masa yang akan datang atau tugas.

Dan untuk para pelajar diharapkan untuk senantiasa memperbaiki, apa yang salah
pada makalah ini. Mengritik sesuatu yang dipelajari jauh lebih berguna untuk
pembelajaran selanjutnya.

Jika terdapat banyak kesalahan, kami mohon maaf. Karna kami hanyalah manusia
biasa yang sering berbuat kesalahan.

13
DAFTAR PUSTAKA

 Evi Sri Suryani., STT, 2011. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Muha Medika
 hpeq.dikti.go.id/.../19.4.3-DRAF-STANDAR-PENDIDIKAN-BIDAN.id
 http://aby-bidanjitu.blogspot.com/2011/11/standar-pendidikan-berkelanjutan-bidan.html?
m=1

14

Anda mungkin juga menyukai