Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI

Disususn Oleh :
Rafiqa Rahmaniar
NPM : 1814901210140

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. Definisi
Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling vital. Oksigen
dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga kelangsungan metabolisme sel sehingga
dapat mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai sel, jaringan, atau organ
(Saputra, 2013).

B. Mekanisme Fisiologi
Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi, yakni : ventilasi, perfusi dan difusi
(Potter &Perry, (2006) dalam Kuniawati (2011).
1. Ventilasi
Ventilasi merupakan proses untuk menggerakan gas kedalam dan keluar
paru-paru.Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan throak yang
elastic dan persarafanyang utuh. Otot pernapasan yang utama adalah
diagfragma (Potter & Perry, 2006). Ventilasi adalah proses keluar
masuknya udara dari dan ke paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Udara
yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara
intrapleural lebih negative (752 mmHg) dari pada tekanan atmofer
(760mmHg) sehingga udara akan masuk ke alveoli.
a. Kerja Pernapasan
Pernafasan adalah upaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan
membuat paru berkontraksi. Ketika bernapas terjadi proses inspirasi
dan ekspirasi. Inspirasi yaitu masuknya udara ke paru-paru. Otot
inspirasi akan mengembangkan paru-paru dan menyebabkan tekanan
negatif di alveolus sehingga udara dapat masuk ke dalam paru-paru
[ CITATION Mar15 \l 1057 ]. Ekspirasi yaitu proses pengeluaran udara
dari paru-paru. Selama ekspirasi otot yang bekerja adalah interkostal
internal, rektus abdominus, abliqus abdominus, dan diafragma
[ CITATION Mar15 \l 1057 ].
b. Tekanan
Gas bergerak ke dalam dan keluar paru karena ada perubahan tekanan.
Tekanan intrapleura bersifat negative atau kurang dari tekanan
atmosfer yakni 760 mmHg pada permukaan laut. Supaya udara
mengalir ke dalam paru-paru, maka tekanan intrapleura harus lebih
negative dengan gradient tekanan antara atmosfer dan alveoli
2. Perfusi
Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk
dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah dioksigenasi yang
mengalir dalam arteri pulmonaris dri ventrikel kanan jantung. Darah ini
memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaran
oksigen dan karbon dioksida di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru
merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan
dapat mengakodasi variasi volume darah yang besar sehingga dapat
dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan volume atau tekanan
darah sistemik.
3. Difusi
Difusi merupakan gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi
yang lebih tinggi ke daerah dengan konsentrasi yang lebih rendah. Difusi
gas pernafasan terjadi dimembrane kapiler alveolar dan kecepatan difusi
dapat dipegaruhi oleh ketebalan membrane (Potter & Perry, 2006).
C. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
No Diagnosa Faktor yang NOC NIC Rasional
Keperawatan Berhubungan
11. Ketidak 1) Ansietas Pola napas: Manajement
efektifan pola 2) Posisi tubuh ketidak jalan napas
napas (00032 3) Deformitas efektifan (NIC 3140
NANDA 2015- tulang (NOC hal 657) hal186)
2017 Edisi 10 4) Deformitas Respon
hal 243) dinding dada penyapihan 1) Buka jalan 1) Jalan napas
2. Batasan 5) Keletihan ventilasi napas pasien
karakteristik: 6) Hiperventila mekanik:dewasa dengan kembali
1) Perubahan si Status tehnik chin lancar
kedalaman 7) Sindrom pernapasan, lift atau jaw
pernapasan hipoventilasi status thrust
2) Perubahan 8) Gangguan pernapasan 2) Posisikan 2) Untuk
ekskursi musculos ventilasi, pasien melancarkan
dada keletal respon alergi: untuk jalan napas
3) Mengambil 9) Kerusakan sistemik, memaksim pasien.
posisi tiga neurologis status alkan
titik 10) Imaturitas pernapasan: ventilasi
4) Bradipneu neurologis kepatenan 3) Motivasi 3) Membantu
5) Penurunan 11) Disfungsi jalan napas, pasien pernapasan
tekanan neuromusc status untuk dalam dan
ekspirasi ular pernapasan bernapas melihat
6) Penurunan 12) Obesitas pertukaran pelan,dala kedalaman
ventilasi 13) Nyeri gas, keparahan m,berputar pernapasan
semenit Keletihan syok: dan batuk
7) Penurunan otot anapilaksis, 4) Lakukan 4) Dapat
kapasitas pernapasan keparahan fisiotherapi memudahkan
vital cedera respirasi dada pasien
8) Dispneu medulla asidosis akur, dalam
9) Peningkatan spinalis keparahan mengeluar
diameter respiratori kan sekret
anterior- alkalosis akut, 5) Anjurkan 5) Meningkat
posterior tingkat pasien kan
10) Pernapasan kecemasan, untuk kemampuan
cuping kognisi, melakukan batuk
hidung konservasi batuk pasien
11) Fase energi, efektif sehingga
ekspirasi kelelahan: efek sekret
memanjang yang mampu di
12) Pernapasan mengganggu 6) Posisikan keluarkan
bibir untuk 6) Memungkin
13) Takipneu meringankan kan
14) Penggunaan sesak ekspansi
otot napasnya paru lebih
aksesorius maksimal
untuk
bernapas

23. Ketidakefektifan 1) Lingkungan Bersihan jalan Monitor


bersihan jalan  Perokok napas:ketidak pernapasan
napas  Perokok efektifan (NIC 3350
(00032 pasif (NOC hal 599) hal 236)
NANDA 2015-  Terpajan 1) Monitor 1) Mengetahui
2017 Edisi 10 asap Status kecepatan,i tingkat
hal 406) pernapasan: rama dan gangguan
2) Obstruksi kepatenan kedalaman yang terjadi
4. Batasan jalan napas jalan napas, pernapasan dan
karakteristik:  Adanya tingkat agitasi, membantu
jalan napas tingkat dalam
1) Batuk yang buatan kecemasan, menentukan
tidak efektif  Benda pencegahan intervensi
2) Dispnea asing aspirasi, yang akan
3) Gelisah dalam jalan responventilasi diberikan
4) Kesulitan napas mekanik 2) Bberikan 2) Jalan napas
verbalisasi  Eksudat deviasi, status therapy lancar
5) Mata terbuka dalam pernapasan, bantuan
lebar alveoli status napas
6) Orthipnea  Hiperplasia pernapasan: 3) Auskultai 3) Mengetahui
7) Penurunan pada pertukaran bunyi bagian mana
bunyi napas dinding gas, status napas, yang
8) Perubahan bronkhus pernapasan catat area mengalami
frekuensi  Mukus ventilasi, yang masaah
napas berlebihan kontrol gejala, ventilasinya secara tepat
9) Perubahan  Penyakit tanda-tanda menurun
pola napas paru vital. atau tidak
10) Sianosis obstruktif keparahan ada dan
11) Sputum kronis infeksi, adanya
dalam  Spasme manajemen suara
jumlah jalan napas diri asma,p tambahan
berlebih 3) Fisiologis rilaku berhenti 4) Lakukan 4) Fisioterapi
12) Suara napas  Asma merokok,p fisioterapi dada akan
tambahan  Disfungsi engetahuan dada membantu
13) Tidak ada neoromusk manajemen pergerakan
batuk ular pneomonia mucus untuk
5.  Infeksi keluar dari
6.  Jalan napas jalan
7. alergik pernapasan
1.

3 Gangguan 1) Ketidakseim Pertukaran Terapi


pertukaran gas bangan gas,gangguan oksigen
(00030 NANDA ventilasi (NOC hal 656) (NOC 3320
2015-2017 Edisi perfusi hal444)
10 hal 220) 2) Perubahan Respon 1) Bersihkan 1) Melancarkan
Batasan membran ventilasi mulut dan jalan napas
karakteristi: alveolar- mekanik hidung pasien
1) pH darah kapiler dewasa, status dengan
arteri pernapasan: tepat
abnormal pertukaran 2) Pertahan 2) Jalan napas
2) Pernapasan gas, kognisi, kan pasien stabil
abnormal orientasi kepatenan
(mis., kognitif, jalan napas
kecepatan, tingkat 3) Monitor 3) Mengetahui
irama, delirium, kecepatan,i tingkat
kedalaman) keseimbangan rama dan gangguan
3) Warna kulit elektrolit dan kedalaman yang terjadi
abnormal asam basa, pernapasan dan
(mis., pucat, konservasi 4) Auskultai membantu
kehitaman) energi, fungsi bunyi dalam
4) Konfusi sensorik napas, menentukan
5) Sianosis pandangan, catat area intervensi
(pada keparahan yang yang akan
neonatus gejala, perfusi ventilasinya diberikan
saja) jaringan, menurun 4) Mengetahui
6) Penurunan perfusi atau tidak bagian mana
karbondioks jaringan organ ada dan yang
ida abdominal, adanya mengalami
7) Diaforesis kardiac, suara masalah
8) Dispnea selular, perifer, tambahan secara tepat
9) Sakit kepala pulmonal, 5) Monitor 5) Pemberian
saat bangun tanda-tanda efektifitas oksigen
10) Hiperkapnia vital terapi swcara
11) Hipoksemia oksigen adekuat
12) Hipoksia yang benar
13) Napas dan aman
cuping bagi klien
hidung
14) Gelisah
15) Takikardi
16) Gangguan
penglihatan

D. Daftar Pustaka

Hidayat, A.A.A dan Uliya, M. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.


Jakarta : Salemba Medika.

Maryunani, A. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia. Bogor: In Media.

Potter, A dan Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:


Konsep Dasar, dan Praktik. Edisi 4, Jakarta: EGC.

Saputra, L (2013). Catatan Ringkas Kebutuhan Dasar Manusia. Tanggerang:


Binarupa Aksara.

Setyohadi, B. (2015). Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in


Intenal Medicine). Jakarta: Interna Publishing.

https://www.scribd.com/doc/138230453/Laporan-Pendahuluan-Asuhan-
Keperawatan-Gangguan-Oksigen-2 diakses tanggal 06 April 2020

Banjarmasin, 08 April 2020


Preseptor Akademik/ Klinik Mahasiswa
( ...................................................... ) ( Rafiqa Rahmaniar )

Anda mungkin juga menyukai