Elfiana Ibrahim
N 111 18 014
PEMBIMBING :
dr. Ketut Suarayasa
Nama : Ny. A
Umur : 25 tahun
Alamat : Jln. Bali
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tahun menikah : 2015
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Memberi tablet tambah darah (zat besi elemental 60 mg + asam folat 400 µg) 1x sehari
Memberikan vaksin TT sesuai status imunisasi (diberikan TT1, karena ibu belum
pernah mandapatkan vaksin TT)
6. Memberikan KIE
a. Menginformasikan bahwa setiap ibu hamil wajib memiliki buku KIA, karena
materi konseling dan edukasi yang perlu dicantumkan di buku tersebut
2) Pentingnya peran suami atau pasangan dan keluarga selama kehamilan dan
persalinan.
4) Pemberian makanan bayi, air susu ibu (ASI) eksklusif, dan inisiasi menyusu
dini (IMD).
10) Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dua kali sehari, mengganti
pakaian dalam yang bersih dan kering, dan membasuh vagina
1) Timbang berat badan dan mengukur tinggi badan pasien, didapatkan BB: 64 kg dan
Tinggi badan 160 cm
2) Melakukan Pemeriksaan Tekanan darah pada pasien dan didapatkan TD : 110/70
mmHg.
3) Melakukan pemeriksaan TFU, didapatkan 2 jari di atas simpisis
4) Penentuaan presentasi janin dan denyut jantung janin, akan teteapi presentasi belum
dapat ditentukan dan DJJ 150x/m
5) Kemudian skrining status imunisasi tetanus pasien. Pasien mengatakan belum pernah
diberikan imunisasi tetanus, sehingga diberikan imunisasi TT1 (tetanus toksoid)
6) Memberikan Tablet zat besi kepada ibu sebanyak 30 tablet (Fe-2) untuk diminum
selama trimester kedua.
7) Menentukan status gizi dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Didapatkan
LILA 26 cm, sehingga persentasi LILA yaitu 91,23% (status gizi normal)
8) Test Laboratorium (rutin = Hb 9,8 mg/dL; protein urin (-), gol darah O)
9) Tatalaksana kasus.
10) Konseling
a. Meberikan edukasi pada keluarga untuk lebih memperhatikan pemenuhan nutrisi pada
Ny. A dan janin dalam kandungan selama masa kehamilan sampai pasca persalinan.
dan keluarga juga tetap mendukung dalam pemberian ASI dari bayi lahir sampai
berusia 2 Tahun.
b. Keluarga harus selalu mendampingi dan mengingatkan Ny. A untuk rutin mengonsumsi
tablet tambah darah tiap harinya, karena pasien memliki HB rendah dan termasuk
dalam kategori anemia ringan
c. Keluarga di edukasi untuk memberikan perannya dalam mendampingi semua proses
yang akan dilalui ibu hamil. Jika terdapat gangguan kesehatan yang terlihat pada ibu
hamil, maka keluarga terdekat harus segera untuk membawa ibu hamil tersebut ke
fasilitas kesehatan terdekat.
d. Memberi edukasi pada keluarga untuk memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar
tempat tinggal Ny. A, termasuk dari polusi seperti asap rokok
e. Keluarga harus memberi dukungan dan semangat kepada Ny. A yang sedang hamil,
agar tidak terjadi stress berlebih dan rutin untuk mengontrol kehamilannya sesuai
dengan standar minimal yang disarankan
a. Usia ibu. Bila wanita hamil dengan umur 35 tahun, akan mengalami fungsi faal tubuh
tidak optimal, karena sudah masuk masa awal degeneratif. Oleh karenanya, hamil pada
usia 35 tahun merupakan kehamilan yang berisiko yang dapat menyebabkan anemia
juga dapat berdampak pada keguguran (abortus), bayi lahir dengan berat badan yang
rendah (BBLR), dan persalinan yang tidak lancar (komplikasi persalinan)
b. Frekuensi hamil. Cadangan besi akan berkurang selama kehamilan, semakin tinggi
frekuensi kehamilan maka semakin banyak seorang ibu mengalami kehilangan zat besi.
c. Jarak kehamilan. Jarak kehamilan yang baik minimal 2 tahun menjadi sangat penting
untuk diperhatikan sehingga tubuh ibu siap untuk menerima janin kembali. Jarak
kehamilan yang kurang dari 24 bulan atau 2 tahun memungkinkan kondisi ibu belum
pulih, sehingga zat besi yang ada didalam tubuhnya terbagi untuk pemulihan tubuhnya
dan kebutuhan selama kehamilan berikutnya.
d. KEK. Masa kehamilan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan janin menuju
masa kelahiran sehingga gangguan gizi yang terjadi pada masa kehamilan akan
berdampak besar bagi kesehatan ibu dan janin. Oleh karenanya status KEK pada ibu
hamil dapat berdampak pada kejadian anemia ibu hamil juga pada kejadian BBLR dan
stunting
e. Frekuensi konsumsi tablet besi. Selama kehamilan terjadi peningkatan yang
signifikan terhadap kebutuhan zat besi untuk meningkatkan massa sel darah merah serta
ekspansi volume plasma untuk pertumbuhan janin Selain itu, zat besi juga dibutuhkan
untuk membentuk hemoglobin di dalam sel darah merah ibu dan janin. Selama
kehamilan, kebutuhan zat besi meningkat sebanyak 30% dibanding tidak hamil. Oleh
karena itu, ibu hamil harus mendapatkan tambahan zat besi berupa suplementasi zat
besi.
f. Frekuensi kunjungan ANC. Ibu hamil yang mengalami anemia memungkinkan
terjadinya partus premature, perdarahan pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan
berat badan rendah, serta dapat meningkatkan kematian perinatal. Dengan melakukan
pemeriksaan secara teratur hal seperti ini dapat diketahui dan diatasi sedini mungkin.