Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ONLINE INDIVIDU

KESEHATAN IBU DAN ANAK

Elfiana Ibrahim
N 111 18 014

PEMBIMBING :
dr. Ketut Suarayasa

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
TUGAS KESEHATAN IBU DAN ANAK
Skenario Kasus

Nama : Ny. A
Umur : 25 tahun
Alamat : Jln. Bali
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tahun menikah : 2015
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA

Sorang wanita berusia 25 tahun, G1P0A0 datang ke Puskesmas Kamonji untuk


memeriksakan kehamilannya. Pasien mengatakan baru pertama kali mengontrol
kehamilannya ke tenaga kesehatan, karena selama hamill pasien tidak memiliki keluhan.
Akan tetapi, pasien mengatakan keluhannya saat ini yaitu sering merasa cepat lelah.
Pasien juga mengatakan selama kehamilannya hanya mengonsumsi makanan seperti
biasanya dan tidak pernah disertai mengonsumsi obat atau suplemen apapun. HPHT 18-
01-2020. Riwayat penyakit sebelumnya tidak ada.
MANAGEMENT KASUS PADA PASIEN INI ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
1. Melengkapi Identitas dan Riwayat Medis pada buku KIA
2. Melengkapi Pemeriksaan Fisik Umum
KU : Sedang
Kesadaran : Apatis (GCS =E3V4M6)
TTV : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 90x/menit, kuat angkat
Pernapasan : 22x/menit
Suhu : 36,8oC
BB : 64 kg
TB : 160 cm
LILA : 26 cm
Status Generalis : DBN
3. Melengkapi Pemeriksaan Fisik Obstetri
TFU : 2 jari di atas simpisis (menggunakan pita ukur bila UK >20 minggu)
Vulva/perineum : DBN
4. Melakukan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lab rutin
HB : 9,8 mg/dL
Gol. Darah :O
Protein urin :-
Pemeriksaan lab spesifik (tidak dilakukan)
Menyarankan untuk melakukan pemeriksaan USG
5. Memberiksan Suplemen dan Pencegahan Penyakit

Memberi tablet tambah darah (zat besi elemental 60 mg + asam folat 400 µg) 1x sehari

Memberikan vaksin TT sesuai status imunisasi (diberikan TT1, karena ibu belum
pernah mandapatkan vaksin TT)

6. Memberikan KIE

a. Menginformasikan bahwa setiap ibu hamil wajib memiliki buku KIA, karena
materi konseling dan edukasi yang perlu dicantumkan di buku tersebut

b. Memastikan bahwa ibu memahami hal-hal berikut :

1) Persiapan persalinan, termasuk:

a) Siapa yang akan menolong persalinan


b) Dimana akan melahirkan
c) Siapa yang akan membantu dan menemani dalam persalinan
d) Kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul permasalahan
e) Metode transportasi bila diperlukan rujukan
f) Dukungan biaya

2) Pentingnya peran suami atau pasangan dan keluarga selama kehamilan dan
persalinan.

3) Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai:

a) Sakit kepala lebih dari biasa


b) Perdarahan per vaginam
c) Gangguan penglihatan
d) Pembengkakan pada wajah/tangan
e) Nyeri abdomen (epigastrium)
f) Mual dan muntah berlebihan
g) Demam
h) Janin tidak bergerak sebanyak biasanya

4) Pemberian makanan bayi, air susu ibu (ASI) eksklusif, dan inisiasi menyusu
dini (IMD).

Catatan: Konseling pemberian makanan bayi sebaiknya dimulai sejak usia


kehamilan 12 minggu dan dimantapkan sebelum kehamilan 34 minggu.
5) Penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin misalnya
hipertensi, TBC, HIV, serta infeksi menular seksual lainnya.

6) Perlunya menghentikan kebiasaan yang berisiko bagi kesehatan, seperti


merokok dan minum alkohol.

7) Program KB terutama penggunaan kontrasepsi pascasalin

8) Informasi terkait kekerasan terhadap perempuan

9) Kesehatan ibu termasuk kebersihan, aktivitas, dan nutrisi

10) Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dua kali sehari, mengganti
pakaian dalam yang bersih dan kering, dan membasuh vagina

a) Minum cukup cairan


b) Peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori/hari dari menu
seimbang. Contoh: nasi tim dari 4 sendok makan beras, ½ pasang hati
ayam, 1 potong tahu, wortel parut, bayam, 1 sendok teh minyak
goreng, dan 400 ml air.
c) Latihan fisik normal tidak berlebihan, istirahat jika lelah.
d) Hubungan suami-istri boleh dilanjutkan selama kehamilan
(dianjurkan memakai kondom)

Berdasarkan 10 Standar ANC

1) Timbang berat badan dan mengukur tinggi badan pasien, didapatkan BB: 64 kg dan
Tinggi badan 160 cm
2) Melakukan Pemeriksaan Tekanan darah pada pasien dan didapatkan TD : 110/70
mmHg.
3) Melakukan pemeriksaan TFU, didapatkan 2 jari di atas simpisis
4) Penentuaan presentasi janin dan denyut jantung janin, akan teteapi presentasi belum
dapat ditentukan dan DJJ 150x/m
5) Kemudian skrining status imunisasi tetanus pasien. Pasien mengatakan belum pernah
diberikan imunisasi tetanus, sehingga diberikan imunisasi TT1 (tetanus toksoid)
6) Memberikan Tablet zat besi kepada ibu sebanyak 30 tablet (Fe-2) untuk diminum
selama trimester kedua.
7) Menentukan status gizi dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Didapatkan
LILA 26 cm, sehingga persentasi LILA yaitu 91,23% (status gizi normal)

8) Test Laboratorium (rutin = Hb 9,8 mg/dL; protein urin (-), gol darah O)
9) Tatalaksana kasus.
10) Konseling

KARTU SKOR POEDJI ROCHJATI


I II III IV
Triwulan
KEL Masalah / Faktor Resiko Skor
NO I II III.1 III.2
F.R
Skor Awal Ibu Hamil 2 2 2
I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4 0
2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4 0
Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 4
4
Tahun
Terlalu lama hamil lagi ≥10 0
3 4
Tahun
Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 0
4 4
Tahun
Terlalu banyak anak, 4 atau 0
5 4
lebih
6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4 0
7 Terlalu pendek ≥145 cm 4 0
8 Pernah gagal kehamilan 4 0
Pernah melahirkan dengan 0
4
a.terikan tang/vakum
9 b. uri dirogoh 0
4
c. diberi infus/transfuse 4 0
10 Pernah operasi sesar 8 0
II Penyakit pada ibu hamil 4
4
         Kurang Darah      b. Malaria,
         TBC Paru            d. Payah 0
11 4
Jantung
         Kencing Manis (Diabetes) 4 0
         Penyakit Menular Seksual 4 0
Bengkak pada muka / tungkai 0
12 4
dan tekanan darah tinggi.
13 Hamil kembar 4 0
14 Hydramnion 4 0
15 Bayi mati dalam kandungan 4 0
16 Kehamilan lebih bulan 4 0
17 Letak sungsang 8 0
18 Letak Lintang 8 0
III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8 0
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8 0
JUMLAH SKOR 10

APA YANG DILAKUKAN KEPADA KELUARGANYA?


Memberikan edukasi :

a. Meberikan edukasi pada keluarga untuk lebih memperhatikan pemenuhan nutrisi pada
Ny. A dan janin dalam kandungan selama masa kehamilan sampai pasca persalinan.
dan keluarga juga tetap mendukung dalam pemberian ASI dari bayi lahir sampai
berusia 2 Tahun.
b. Keluarga harus selalu mendampingi dan mengingatkan Ny. A untuk rutin mengonsumsi
tablet tambah darah tiap harinya, karena pasien memliki HB rendah dan termasuk
dalam kategori anemia ringan
c. Keluarga di edukasi untuk memberikan perannya dalam mendampingi semua proses
yang akan dilalui ibu hamil. Jika terdapat gangguan kesehatan yang terlihat pada ibu
hamil, maka keluarga terdekat harus segera untuk membawa ibu hamil tersebut ke
fasilitas kesehatan terdekat.
d. Memberi edukasi pada keluarga untuk memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar
tempat tinggal Ny. A, termasuk dari polusi seperti asap rokok
e. Keluarga harus memberi dukungan dan semangat kepada Ny. A yang sedang hamil,
agar tidak terjadi stress berlebih dan rutin untuk mengontrol kehamilannya sesuai
dengan standar minimal yang disarankan

APA YANG BISA DISAMPAIKAN KEPADA MASYARAKAT


Yang perlu dijelaskan pada masyarakat yaitu tentang faktor resiko yang sering tejadi pada ibu
hamil sehingga masyarakat memperoleh pengetahuan, berikut faktor resikonya:

a. Usia ibu. Bila wanita hamil dengan umur 35 tahun, akan mengalami fungsi faal tubuh
tidak optimal, karena sudah masuk masa awal degeneratif. Oleh karenanya, hamil pada
usia 35 tahun merupakan kehamilan yang berisiko yang dapat menyebabkan anemia
juga dapat berdampak pada keguguran (abortus), bayi lahir dengan berat badan yang
rendah (BBLR), dan persalinan yang tidak lancar (komplikasi persalinan)
b. Frekuensi hamil. Cadangan besi akan berkurang selama kehamilan, semakin tinggi
frekuensi kehamilan maka semakin banyak seorang ibu mengalami kehilangan zat besi.
c. Jarak kehamilan. Jarak kehamilan yang baik minimal 2 tahun menjadi sangat penting
untuk diperhatikan sehingga tubuh ibu siap untuk menerima janin kembali. Jarak
kehamilan yang kurang dari 24 bulan atau 2 tahun memungkinkan kondisi ibu belum
pulih, sehingga zat besi yang ada didalam tubuhnya terbagi untuk pemulihan tubuhnya
dan kebutuhan selama kehamilan berikutnya.
d. KEK. Masa kehamilan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan janin menuju
masa kelahiran sehingga gangguan gizi yang terjadi pada masa kehamilan akan
berdampak besar bagi kesehatan ibu dan janin. Oleh karenanya status KEK pada ibu
hamil dapat berdampak pada kejadian anemia ibu hamil juga pada kejadian BBLR dan
stunting
e. Frekuensi konsumsi tablet besi. Selama kehamilan terjadi peningkatan yang
signifikan terhadap kebutuhan zat besi untuk meningkatkan massa sel darah merah serta
ekspansi volume plasma untuk pertumbuhan janin Selain itu, zat besi juga dibutuhkan
untuk membentuk hemoglobin di dalam sel darah merah ibu dan janin. Selama
kehamilan, kebutuhan zat besi meningkat sebanyak 30% dibanding tidak hamil. Oleh
karena itu, ibu hamil harus mendapatkan tambahan zat besi berupa suplementasi zat
besi.
f. Frekuensi kunjungan ANC. Ibu hamil yang mengalami anemia memungkinkan
terjadinya partus premature, perdarahan pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan
berat badan rendah, serta dapat meningkatkan kematian perinatal. Dengan melakukan
pemeriksaan secara teratur hal seperti ini dapat diketahui dan diatasi sedini mungkin.

Anda mungkin juga menyukai