Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Muatan berbahaya merupakan jenis muatan yang memerlukan

penanganan khusus, karena memiliki sifat, ciri khas dan keadaannya yang

berbahaya terhadap keselamatan dan kesehatan manusia atau makhluk

hidup lainnya. Proses pengangkutan peti kemas muatan berbahaya

membutuhkan penanganan yang berbeda dengan peti kemas biasa.

Peti kemas muatan berbahaya lebih memiliki resiko yang lebih

tinggi jika salah dalam penanganannya. Oleh karena itu, setiap muatan

yang dikemas dan memiliki sifat sensitif, seperti muatan yang bersifat

korosif , mudah terbakar , sumber radioaktif, beracun dan mudah meledak,

sangat memerlukan perhatian khusus. Mulai dari pengemasan, pemuatan

di kapal, pemisahan dengan muatan-muatan lainnya, serta bagaimana

menangani muatan pada saat di kapal. Dalam hal ini jangan sampai ada

kesalahan dalam penanganan apalagi sampai terjadi kebocoran atau

kerusakan yang akhirnya terjadi kontaminasi dengan muatan lainnya

hingga mengakibatkan banyak kerugian dari beberapa pihak.

Apabila ada kebocoran yang terjadi pada muatan berbahaya, maka

akan banyak hal yang bisa terjadi, seperti ledakan atau kebakaran hingga

mengakibatkan kerugian besar yang tidak dapat dihindari. Kerugian


tersebut dapat berpengaruh pada materi, lingkungan bahkan hingga

menyebabkan korban jiwa. Dalam hal ini umumnya disebabkan oleh

human error atau kesalahan manusia.

Dalam SOLAS CoNsolidation 2009, Chapter VII Carriage of

Dangerous Goods, Part A Carriage of Dangerous Goods in Packaged Form

in Solid Form in Bulk. Bahwa bagian ini berlaku untuk semua barang

berbahaya yang diklasifikasikan menurut ketentuan, baik dalam bentuk

kemasan atau bentuk padat dalam jumlah besar, yang disebut sebagai

barang berbahaya. Peraturan ini berlaku di semua kapal dan kapal kargo

kurang dari 500 Gross Ton. Selain itu juga disebutkan dalam kelas-kelas

muatan berbahaya, cara pengemasannya, pemberian tanda, label, serta

pada bab VII Chapter A 7-1 diatur mengenai tindakan yang diambil jika

terjadi kehilangan atau kerusakan pada muatan yang diangkut di atas

kapal.

Namun dalam penanganan muatan berbahaya sering kali terjadi

kesalahan dalam memuat atau membongkar muatan. Seperti hal nya yang

penulis ketahui saat menjalankan PRADA di MV. SPIL CAYA pelabuhan

Tanjung Priok masih terdapat kesalahan dalam penempatan muatan

berbahaya di dalam kapal, dokumen dan barang yang dimuat tidak sesuai,

dan masih terjadi ketidakpahaman pemilik barang terhadap perizinan

muatan berbahaya. Sehingga pertanggung jawaban atas terjadinya

kerusakan muatan oleh Terminal Peti Kemas sebagai operator pelabuhan

perlu dilakukannya penanangan yang efektif dan efisien. Penanganan


tersebut dilakukan untuk mengetahui sebab terjadinya kerusakan muatan

dan cara mengatasi ada tidaknya kesalahan dalam menerapkan penanganan

standar keselamatan yang dilakukan oleh pihak Terminal Peti Kemas atau

Awak Kapal.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik menuangkan dalam KTI

yang berjudul “PENANGANAN BONGKAR MUAT MUATAN

BERBAHAYA MV. SPIL CAYA OLEH TPK 08 DI PELABUHAN

TANJUNG PRIOK ”. Dalam hal ini, peningkatan penanganan muatan

yang tinggi akan memberikan keuntungan tersendiri dan meminimalisir

kerusakan muatan terhadap seluruh pihak yang bersangkutan, baik

perusahaan pelayaran atau pemilik barang, dan kemajuan di Pelabuhan

Tanjung Priok Jakarta.

B. Perumusan masalah

Melihat latar belakang masalah di atas, yang mana masih sering

terjadi kesalahan dalam melakukan penanganan muatan berbahaya, maka

penulis merumuskan beberapa permasalahan, yaitu:

1. Kurangnya ketepatan dalam penempatan muatan berbahaya yang ada

di kapal.

2. Adanya kesalahan dokumen dengan kesesuaian barang yang di muat

oleh TPK 08 di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.

3. Kurangnya pemahaman pemilik barang terhadap perizinan muatan

berbahaya.
C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kesalahan penempatan muatan berbahaya yang ada

di kapal.

2. Untuk mengetahui apa yang membuat tidak sesuainya dokumen

dengan barang yang di muat oleh TPK 08 di Pelabuhan Tanjung Priok

Jakarta.

3. Untuk mengetahui apa saja yang membuat kurang pahamnya pemilik

barang terhadap perizinan muatan berbahaya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi para pembaca,

termasuk instansi terkait dan diharapkan penelitian ini dapat

memberikan masukan yang dapat berguna untuk peningkatan

keselamatan berlayar terhadap kasus kecelakaan kapal yang terjadi dan

menjadikannya sebagai perbaikan.

2. Manfaat Praktis

Sebagai manfaat teori praktis untuk melakukan perbaikan dan

koreksi di dalam mengatasi penanganan muatan berbahaya di TPK 08

di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.


E. Metode Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan penyusunan karya tulis ini, menggunakan

beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah metode yang dilakukan dengan

mewancarai langsung pihak-pihak yang terkait.

2. Metode Studi Pustaka

Metode studi pustaka adalah metode yang diperoleh dengan

membaca buku-buku yang berkaitan mengenai persoalan yang akan

dibahas. Dalam suatu penulisan dan merupakan tambahan yang

menyediakan informasi untuk melengkapi penulisan.

3. Metode Pengamatan

Metode pengamatan adalah metode yang dilaksanakan dengan

melihat secara langsung bahan yang akan diteliti. Penulis mempelajari

dan mencari penyesuaian antara keterangan yang diperoleh dengan

keadaan lapangan yang sebenarnya. Dalam hal ini pengamatan

dilakukan pada perusahaan MV. SPIL CAYA, terminal peti kemas dan

instansi-instansi lainnya.

F. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini dicantumkan pokok-pokok pikiran

yang dituangkan dalam masing-masing bagian KTI. Adapun sistematika

penulisan KTI ini dibagi dalam empat bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN
Berisi pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah

yang akan dibahas di karya tulis ini. Identifikasi masalah bagian ini

menguraikan permasalahan yang berkenaan dengan latar belakang

masalah. Ruang lingkup masalah untuk membatasi masalah yang terjadi

dan tetap terkait dengan judul. Tujuan dan manfaat menguraikan maksud

dari penulisan. Metode pengumpulan data yaitu metode yang digunakan

untuk pengumpulan data dan menganalisisnya. Bagian ini juga

menguraikan sistematika/urutan karya tulis yang akan dibuat.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisikan tentang landasan teori, mengenai pengertian

penanganan muatan, muatan berbahaya, kegiatan bongkar muat, proses

meminimalisir masalah pemuatan, serta kerangka berfikir.

BAB III PEMBAHASAN

Dalam bab ini menerangkan tentang deskripsi data, peran dan usaha

perusahaan agen pelayaran MV. SPIL CAYA dalam kelancaran proses

penanganan bongkar muat muatan berbahaya.

BAB IV PENUTUP

Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan

pembahasan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai