Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH TEKNIK RADIOGRAFI 2

“ABDOMINAL CAVITY”

DOSEN PENGAMPU : DWI ROCHMAYANTI, S.ST, M.Eng

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 KELAS 1A

MONYCA DESTIANA (P1337430119002)


ERIK RAHMAWATI (P1337430119005)
RAHMA ANDINI FAUZIAH (P1337430119007)
SALSABILA SITI TANIA P (P1337430119011)
DIMAS TRI ATMOJO (P1337430119014)
RACHMALIA AZZAHRA (P1337430119018)
DENA SURYA PRATAMA (P1337430119021)
DHIYA MAHASINA AULIA T (P1337430119025)
SOBRINA ANNASTASYA (P1337430119028)
LAILA FITRATUNNISA (P1337430119033)
VERNIKA INDAH FAJARSARI (P1337430119037)
FISKA ANISA DIAMAN (P1337430119040)
SHINTA WILDANIYAH (P1337430119044)

D-III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPISEMARANG

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Teknik Radiografi
2 mengenai “Abdominal Cavity” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Radiografi 2 Semester
II, Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Semarang.

Selama penyusunan laporan ini,penulis banyakmendapatkanbimbingan,


bantuansertamotivasidariberbagaipihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada : Ibu Dwi Rochmayanti, S.ST, M.Eng selaku dosen mata kuliah Teknik
Radiografi 2.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam


penyusunanlaporanini, oleh karena itu kami mengharapkankritik dansaran yang bersifat
membangun dari semua pihak untuk memperbaiki laporan ini.
Akhirkatakamiberharapsemogalaporaninidapatmemberikanmanfaat pada khususnya bagi kami
dan pembaca pada umumnya.

Semarang, 20 Januari 2020

Penulis,
DAFTAR ISI

Cover …………………………………………………………………………....……………..

Kata Pengantar ………...………………………………………………………….........……..

Daftar Isi ……..……………………………………………………………..........……..........

I. Pendahuluan ………………………………………………………..…..........…..………….

1.1 Latar Belakang…………………………………………………........……………..

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………........……………………….

1.3 Tujuan Pembahasan ………………………………......…………………………….

II. Pembahasan ………………………………………………………………………………...

2.1 Abdomen…………………………………………………...……………..

2.2 Proyeksi pada Abdomen……………..………………………………..................

III.Penutup ……………………………………………………...…….......…….……………..

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..

3.2 saran ………………………………………………………………........……….

3.3 Daftar Pustaka ………………………………………………………........……………..


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hingga abad 21, pencitraan radiografi telah mengambil bagian yang sangat
penting dalam dunia kedokteran khususnya kedokteran gigi instrumentasi medis sudah
banyak dan sering digunakan dalam pengambilan citra radiografi tersebut antara lain
adalah pesawat radiografi umum. Seiring perkembangan zaman, pesawat radiografi
umum dipakai untuk pemeriksaan organ-organ tubuh yang telah menjadi primadona
seperti pemeriksaan thorax(rongga dada), abdomen (rongga perut), dan lain sebagianya.
Abdomen merupakan bagian dari batang tubuh, dibatasi oleh diafragma pada
bagian atas dan bagian bawah oleh pelvic inlet.Upaya untuk mengetahui bagian-bagian
organ pada abdomen(perut), dilakukan dengan teknik radiografi terhadap organ-
organyang ada didalamnya. Tujuan teknik radiografi ini tentunya akanmempermudah
dokter dalam mendiagnosa patologis pada abdomen.Dokter juga melakukan pembedahan
tidak memerlukan penyayatantubuh luar yang terlalu lebar, tetapi dengan bantuan
teknikradiografi cukup sedikit bagian yang disayat bagian luar danlangsung mencapai
organ yang ada didalamnya, tanpa harusmelukai daerah yang banyak. Sehingga
pengrusakan jaringan luar tidak berlebihan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana anatomi abdomen ?


2. Kerusakan apa saja yang terjadi pada abdomen?
3. Bagaimana cara menangani pasien dengan kasus konstipasi?
4. Apa proyeksi yang digunakan dalam pemeriksaan radiologi?
1.3 Tujuan

1. untuk mengetahui anatomi abdomen


2. untuk mengetahui beberapa kerusakan abdomen yang terjadi
3. untuk mengetahui cara penanganan pasien dengan kasus konstipasi
4. untuk mengetahui proyeksi yang digunakan dalam pemeriksaan radiologi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ABDOMEN

A. Pengertian abdomen

Abdomen merupakan rongga yang terbesar dalam tubuh manusia bentuknya lonjong & meluas
dari diafragma sampai pelvis di bawah. Bagian yang ditutupi atau dilingkupi oleh abdomen
disebut cavitas abdominalis atau rongga perut (abdomen). Rongga abdomen di bagi menjadi dua
bagian yaitu rongga sebelah atas ukurannya lebih besar & rongga sebelah bawah ukuranya lebih
kecil.

B. isi rongga abdomen yaitu :

1.Gaster (Lambung)

2.Intestinum (Usus Halus) ;

 Duodenum (Usus 12 Jari)


 Yeyenum (usus kosong)
 Ileum (usus penyerapan)

3.Colon (Usus Besar) ;

 Caecum (bagian awal dari colon)


 Colon accendens
 Colon transversum
 Colon descendens
 Colon sigmoid (colon yang berhubungan dg rektum)

4.Rectum

5.Anus

Selain itu pada rongga abdomen berisi pula hati, pancreas,

ginjal beserta kelenjar suprarenal, aorta abdominalis, vena

cava inferior, pembuluh dan kelenjar limfe, peritonium dll.


C.Batas-batas abdomen

• Batas atas : diafragma (setinggi processus xypoideus)

• Batas bawah : pintu masuk panggul dari panggul besar

• Batas anterior : tulang-tulang iliaka dan iga-iga sebelah bawah

• Batas posterior : tulang-tulang punggung

D. Kuadran pada Abdomen

Organ – organ pada 4 kuadran abdomen :

• Organ pada RUQ :

hati, gallbladder (kantong empedu), duodenum dan kepala pankreas (di bawah exitnya
lambung), ginjal kanan, kelenjar suprarenal kanan

• Organ pada LUQ :

spleen (limpa) di sblh lambung bagian atas, stomach (lambung), ekor pankreas, ginjal kiri,
kelenjar suprarenal kiri

• Organ pada RLQ :


ascending colon (colon naik), apendik (umbai cacing/usus buntu), 2/3 dari ileum (usus
penyerapan)

• Organ pada LLQ :

descending colon, sigmoid colon (colon yang berhubungan dengan rektum), 2/3 dari
jejunum (usus kosong)

E. Indikasi

• Tumor
• Perforasi (perlubangan) di daerah usus
• Tidak bisa kentut
• Peritonitis yaitu radang pada peritoneum (membran serosa rangkap yang meliputi rongga
abdomen).
• Obstruksi usus yaitu penyumbatan usus karena daya mekanik dan mempengaruhi dinding
usus sehingga menyebabkan penyempitan atau penyumbatan lumen usus.

2.2 Proyeksi pada Abdomen

 AP Erect (Tegak atau setengah duduk)


Pada pasien laki2 harus hati2 dalam memposisikan karena jika pasien ereksi akan tampak
kelihatan pada gambar seperti batu. Tujuan proyeksi : mengetahui cairan di dalam / di
luar usus, udara bebas di bawah diafragma, atau cairan di rongga pelvis / abdomen bawah
 AP Supine (KUB (Kidney, Ureters, Bladder))
Untuk menampakkan adanya gambaran distribusi udara dalam usus dan kemungkinan
adanya distensi (pelebaran) usus
 PA Berdiri
Dilakukan ketika kepentingan utama bukan pada ginjal. Proyeksi ini akan sangat
mengurangi dosis radiasi pada gonad pasien. Tujuan proyeksi : memperlihatkan udara
bebas di dalam rongga abdomen di bawah diafragma
 AP Abdomen, posisi LLD (Left Lateral Decubitus)
Untuk melihat udara di daerah peritorium, untuk mengetahui adanya udara bebas di
bawah diafragma, menampakkan adanya udara bebas di sisi kanan atas abdomen, dan
menunjukkan level/tingkat udara atau cairan pada sisi kanan atas abdomen saat proyeksi
abdomen berdiri tidak didapatkan.
 Lateral, posisi R/L (Lateral Basic)
 Lateral, posisi R / L Dorsal Decubitus
Tujuan proyeksi adalah memperlihatkan udara bebas dalam rongga abdomen, tampak
bagian atas berbatasan dengan diafragma, berupa bayangan radiolusen yang terkumpul di
bagian atas. Digunakan jika pasien tidak dapat memposisikan diri setengah duduk
maupun lateral

PROYEKSI DASAR

1. AP BERDIRI/SETENGAH DUDUK

Ukuran kaset : 30x40 cm melintang untuk pasien bertubuh besar

POSISI PASIEN

 Berdiri atau setengah duduk


 MSP di tengah kaset
 Kedua tangan di atas kepala
POSISI OBJEK
 MSP abdomen tegak lurus dengan pertengahan kaset
 Pusatkan 2 inchi (5 cm) atau lebih di atas krista iliaka di pertengahan IR untuk
memasukkan diafragma
 Ekspirasi tahan nafas sehingga pegerakan involuntary pada isi di dalam perut berhenti
dan agar rongga abdomen meluas
FFD : 100
CR : horizontal tegak lurus kaset
CP : sepertiga bawah antara procesus xyphoideus dan umbilikus (pusar)
AP abdomen, berdiri

Struktur yang di gunakan

 Ukuran dan bentuk hati, limpa, dan ginjal; kalsifikasi (pengerasan) intraabdomen atau
bukti massa tumor

Kriteria Radiograf

 Area simphisis pubis sampai dengan upper abdomen, termasuk diafragma harus masuk
radiograf tanpa distorsi (perubahan bentuk dan ukuran pada citra radiografi) dan rotasi
 Columna vertebra berada di pertengahan kaset
 Ribs (iga), pelvis, dan hip simetris

 Tidak ada rotasi yang ditunjukkan dg prosesus spinosus berada di tengah vertebra
lumbal, spina ischial dari pelvis simetris (jika terlihat), alae atau wings of iliaka simetris

 Densitas dan kontras harus cukup untuk menunjukkan hubungan antarjaringan seperti
batas bawah hati, bayangan ginjal, dll

 Densitas pemeriksaan abdomen berdiri sama dgn yang supine

2. AP SUPINE

Ukuran kaset : 30x40 cm membujur/memanjang + grid

POSISI PASIEN
 Supine di atas meja pemeriksaan MSP di tengah kaset dan tegak lurus dengan meja
pemeriksaan

 Tangan di samping tubuh

 Kaki ekstensi

 Di bawah knee diberi pengganjal

POSISI OBJEK

 Pastikan crista iliaca di tengah IR dan simpisis pubis masuk radiograf

 SIAS berjarak sama dengan permukaan meja

 Batas atas kaset diafragma setinggi processus xiphoideus

 Jika kandung kemih dimasukkan radiograf, maka pusatkan krista iliaka di pertengahan IR

 Ekspirasi tahan nafas sehingga pegerakan involuntary pada isi di dalam perut berhenti
dan agar rongga abdomen meluas

 Dapat menggunakan proteksi radiasi berupa gonad shield

FFD : 100

CR : Vertikal tegak lurus kaset

CP : Setinggi krista iliaka atau L4 (pertengahan antara umbilikus dan SIAS)

AP Abdomen, supine
Struktur yang ditunjukkan

 Proyeksi AP abdomen untuk menunjukkan ukuran dan bentuk hati, limpa, dan ginjal;
kalsifikasi (pengerasan) intraabdomen atau bukti massa tumor

Kriteria radiograf

 Area simphisis pubis sampai dengan upper abdomen, termasuk diafragma harus masuk
radiograf tanpa distorsi (perubahan bentuk dan ukuran pada citra radiografi) dan rotasi

 Columna vertebra berada di pertengahan kaset

 Ribs (iga), pelvis, dan hip simetris

 Tidak ada rotasi yang ditunjukkan dg prosesus spinosus berada di tengah vertebra
lumbal, spina ischial dari pelvis simetris (jika terlihat), alae atau wings of iliaka simetris

 Densitas dan kontras harus cukup untuk menunjukkan hubungan antarjaringan seperti
batas bawah hati, bayangan ginjal, dll

 Densitas pemeriksaan abdomen berdiri sama dgn yang supine

3. PA BERDIRI

Kaset ukuran 30x40 cm membujur

POSISI PASIEN

 Berdiri

 Permukaan anterior abdomen menempel kaset

POSISI OBJEK

 Tempatkan permukaan abdomen depan menyentuh grid vertikal

 Pusatkan garis tengah abdomen ke pertengahan IR

 Pusatkan IR 2 inch (5 cm) di atas krista iliaka untuk memasukkan krista iliaka
FFD :100 cm

CR : horizontal tegak lurus kaset

CP : sepertiga bawah antara procesus xyphoideus dan umbilikus (pusar)

Struktur yang ditunjukkan

 Ukuran dan bentuk hati, limpa, dan ginjal; kalsifikasi (pengerasan) intraabdomen atau
bukti massa tumor

kriteria radiograf

 Area simphisis pubis sampai dengan upper abdomen, termasuk diafragma harus masuk
radiograf tanpa distorsi (perubahan bentuk dan ukuran pada citra radiografi) dan rotasi

 Columna vertebra berada di pertengahan kaset

 Ribs (iga), pelvis, dan hip simetris

 Tidak ada rotasi yang ditunjukkan dg prosesus spinosus berada di tengah vertebra
lumbal, spina ischial dari pelvis simetris (jika terlihat), alae atau wings of iliaka simetris

 Densitas dan kontras harus cukup untuk menunjukkan hubungan antarjaringan seperti
batas bawah hati, bayangan ginjal, dll

 Densitas pemeriksaan abdomen berdiri sama dgn yang supine


4. PROYEKSI AP ABDOMEN, POSISI LLD (left lateral decubitus)

PERSIAPAN

Kaset ukuran 30x40 cm

POSISI PASIEN :

• Jika pasien terlalu sakit untuk berdiri, posisikan recumbent atau tidur

• Miring pada posisi kiri tubuh paralel meja pemeriksaan. Jika memungkinkan, mintalah
pasien berbaring

• Kedua tangan diarahkan ke atas kepala

• Knee joint fleksi untuk fiksasi

POSISI OBJEK :

• MCP tegak lurus dengan garis tengah meja

• Krista iliaka di pertengahan IR

• Kaset dipasang vertikal di belakang abdomen

• Atur abdomen sehingga 5 cm di atas krista iliaca berada di tengah kaset sehingga
diafragma masuk penyinaran

• Pastikan tidak ada rotasi pada pelvis

• Menggunakan gonad shields

• Posisi dipertahankan kira-kira 5 menit sebelum diekspose agar udara naik hingga daerah
permukaan atas rongga peritoneum (selaput perut)

• Respirasi : ekspirasi tahan nafas

• CR : horizontal tegak lurus kaset

• CP : sepertiga mendekati umbilikus (pusar) antara umbilikus dan procesus


xyphoideus, kemudian dari titik tersebut ditarik garis ke arah MCP, lalu dibagi 3,
diambil yang dekat dengan MSP tubuh
AP Abdomen, posisi LLD

Struktur yang ditunjukkan

 Menunjukkan bentuk dan ukuran hati, limpa, dan ginjal

 Sangat penting untuk menunjukkan level cairan/udara ketika proyeksi abdomen berdiri
tidak didapatkan

Kriteria radiograf

 Tidak ada pergerakan diafragma

 Dinding abdomen, struktur panggul dan diafragma terlihat

 Tidak ada rotasi pasien

 Untuk menunjukkan bagian atas dari pasien dapat menggunakan marker

 Menunjukkan sisi atas abdomen dalam radiograf jika ada ada udara bebas

5. PROYEKSI LATERAL, POSISI R / L (BASIC)

Ukuran kaset : 30x40 cm membujur

PP : posisi rekumben lateral pada sisi kanan / kiri


POSISI OBJEK :

 Fleksikan lutut pasien dan MCP di pertengahan grid

 Beri fiksasi antara pergelangan kaki dan lutut

 Fleksikan siku dan tempatkan kedua tangan di bawah kepala

 Letakkan pertengahan IR di krista iliaka atau 2 inches (5 cm) di atas krista iliaka untuk
memasukkan diafragma

 Menggunakan gonad shields

 Respirasi : ekspirasi tahan nafas

CR : vertikal tegak lurus

CP : krista iliaka atau 2 inchi (5 cm) di atas krista iliaka pada MCP untuk memasukkan
diafragma

Right lateral abdomen

Struktur yang digunakan

 Menunjukkan ruang prevertebral yang ditempati oleh aorta abdomen serta kalsifikasi
intraabdominal atau massa tumor
Kriteria radiograf

 Isi abdomen terlihat dengan soft tissue berwarna abu-abu

 Tidak ada rotasi pasien dengan ilia yang superimposisi, pedikel veretebral lumbal yang
superimposisi, dan terbukanya foramen intervertebral

 Abdomen bagian bawah dan diafragma disarankan bisa masuk radiograf

6. PROYEKSI LATERAL,
posisi R / L dorsal decubitus

Ukuran kaset : 30x40 cm

PP :

 Ketika pasien tidak dapat berdiri atau berbaring miring, tempatkan pasien dalam posisi
supine dengan sisi kanan / kiri menempel dengan grid yang dipasang vertikal

 Letakkan lengan pasien di dada bagian atas atau di belakang kepala pasien

 Fleksikan lutut pasien sedikit untuk meringankan ketegangan pada tubuh bagian belakang

 PO : Kaset dan grid dipasang vertikal sesuai kebutuhan

 Posisikan pasien sehingga kurang lebih 2 inches (5 cm) di atas krista iliaka terpusat di IR

 Tidak ada rotasi pasien dari posisi supine

 Menggunakan shield gonads.

 Respirasi : tahan nafas

CR : horizontal tegak lurus IR

CP : 2 inches (5 cm) di atas krista iliaka pada MCP

Struktur yang ditunjukkan


 Menunjukkan ruang prevertebral dan cukup bermanfaat untuk menentukan tingkat
cairan-udara pada abdomen.

Kriteria radiograf

 Menunjukkan diafragma tanpa gerakan

 Isi abdomen yang terlihat dengan warna abu-abu

 Pasien ditinggikan (diberi pengganjal di bawah punggung) sehingga keseluruhan


abdomen terlihat

7. AP BERDIRI/SETENGAH DUDUK

Ukuran kaset : 30x40 cm melintang untuk pasien bertubuh

besar

POSISI PASIEN

 Berdiri atau setengah duduk

 MSP di tengah kaset

 Kedua tangan di atas kepala

POSISI OBJEK

 MSP abdomen tegak lurus dengan pertengahan kaset

 Pusatkan 2 inchi (5 cm) atau lebih di atas krista iliaka di pertengahan IR untuk
memasukkan diafragma
 Ekspirasi tahan nafas sehingga pegerakan involuntary pada isi di dalam perut berhenti
dan agar rongga abdomen meluas

FFD : 100

CR : horizontal tegak lurus kaset

CP : sepertiga bawah antara procesus xyphoideus dan umbilikus (pusar)

Ap abdomen, berdiri

Struktur yang ditunjukkan

 Proyeksi AP abdomen untuk menunjukkan ukuran dan bentuk hati, limpa, dan ginjal;
kalsifikasi (pengerasan) intraabdomen atau bukti massa tumor

Kriteria radiograf

 Area simphisis pubis sampai dengan upper abdomen, termasuk diafragma harus masuk
radiograf tanpa distorsi (perubahan bentuk dan ukuran pada citra radiografi) dan rotasi

 Columna vertebra berada di pertengahan kaset

 Ribs (iga), pelvis, dan hip simetris

 Tidak ada rotasi yang ditunjukkan dg prosesus spinosus berada di tengah vertebra
lumbal, spina ischial dari pelvis simetris (jika terlihat), alae atau wings of iliaka simetris

 Densitas dan kontras harus cukup untuk menunjukkan hubungan antarjaringan seperti
batas bawah hati, bayangan ginjal, dll
 Densitas pemeriksaan abdomen berdiri sama dgn yang supine

AP Abdomen, supine

Kriteria radiograf

 Proyeksi AP abdomen untuk menunjukkan ukuran dan bentuk hati, limpa, dan ginjal;
kalsifikasi (pengerasan) intraabdomen atau bukti massa tumor

 Area simphisis pubis sampai dengan upper abdomen, termasuk diafragma harus masuk
radiograf tanpa distorsi (perubahan bentuk dan ukuran pada citra radiografi) dan rotasi

 Columna vertebra berada di pertengahan kaset

 Ribs (iga), pelvis, dan hip simetris

 Tidak ada rotasi yang ditunjukkan dg prosesus spinosus berada di tengah vertebra
lumbal, spina ischial dari pelvis simetris (jika terlihat), alae atau wings of iliaka simetris

 Densitas dan kontras harus cukup untuk menunjukkan hubungan antarjaringan seperti
batas bawah hati, bayangan ginjal, dll

 Densitas pemeriksaan abdomen berdiri sama dgn yang supine


8. PROYEKSI AP ABDOMEN
Posisi LLD (left lateral decubitus)

PERSIAPAN

Kaset ukuran 30x40 cm

POSISI PASIEN :

• Jika pasien terlalu sakit untuk berdiri, posisikan recumbent atau tidur

• Miring pada posisi kiri tubuh paralel meja pemeriksaan. Jika memungkinkan, mintalah
pasien berbaring

• Kedua tangan diarahkan ke atas kepala

• Knee joint fleksi untuk fiksasi

POSISI OBJEK :

• MCP tegak lurus dengan garis tengah meja

• Krista iliaka di pertengahan IR

• Kaset dipasang vertikal di belakang abdomen

• Atur abdomen sehingga 5 cm di atas krista iliaca berada di tengah kaset sehingga
diafragma masuk penyinaran

• Pastikan tidak ada rotasi pada pelvis

• Menggunakan gonad shields

• Posisi dipertahankan kira-kira 5 menit sebelum diekspose agar udara naik hingga daerah
permukaan atas rongga peritoneum (selaput perut)

• Respirasi : ekspirasi tahan nafas

• CR : horizontal tegak lurus kaset


• CP : sepertiga mendekati umbilikus (pusar) antara umbilikus dan procesus
xyphoideus, kemudian dari titik tersebut ditarik garis ke arah MCP, lalu dibagi 3,
diambil yang dekat dengan MSP tubuh.

AP Abdomen, posisi LLD

Struktur yang ditunjukkan

 Menunjukkan bentuk dan ukuran hati, limpa, dan ginjal

 Sangat penting untuk menunjukkan level cairan/udara ketika proyeksi abdomen berdiri
tidak didapatkan

Kriteria radiograf

 Tidak ada pergerakan diafragma

 Dinding abdomen, struktur panggul dan diafragma terlihat

 Tidak ada rotasi pasien

 Untuk menunjukkan bagian atas dari pasien dapat menggunakan marker

 Menunjukkan sisi atas abdomen dalam radiograf jika ada ada udara bebas
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan Abdomen merupakan rongga terbesar dalam tubuh bentuknya lonjong dan meluas
dari diafragma sampai pelvis. Organ organ dalam rongga abdomen meliputi : Lambung, usus
halus, usus besar, hati, kandung empedu, pankreas, ginjal, dan limpa. Foto abdomen Tujuanya
untuk melihat sistema pada abdomen baik sistem pencernaan / sistem urinari. Foto abdomen
dibagi menjadi dua :

 Plan abdomen
 Akut abdomen

3.2 Saran

Sebaiknya pada posisi Left Lateral Decubitus, waktu yang digunakan untuk memiringkan pasien
sesuai dengan teori yaitu 5-20 menit untuk memberikan waktu agar udara didaerah abdomen
naik keatas mengisi daerah peritoneum sehingga radiografi yang didapatkan sesuai dengan
permintaan pemeriksaan abdomen akut dan dapat membantu dokter menegakka diagnosa.

3.3 Daftar Pustaka

 Ebook Merril’s Atlas of Radiographic Positions and Radiographic Procedures Volume 2 -


10th Edition

 Kenneth L. Bontrager, John P. Lampignano. 2014. Textbook Radiographic Positioning


and Related Anatomy Eighth Edition. Missouri: Elservier

 Power point kelompok 2

Anda mungkin juga menyukai