Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FITOKIMIA

“IDENTIFIKASI JAMBU BIJI SEBAGAI PENANGANAN COVID_19”

OLEH :
FIRDA WANRI SUMARNO
821318070
C D3 FARMASI 2018

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “IDENTIFIKASI JAMBU BIJI SEBAGAI
PENANGANAN COVI_19”
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan baik dari segi penyusun
bahasanya maupun segi lainnya. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenandan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gorontalo, April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHSAN................................................................................. 2
2.1 Dasar Teori....................................................................................... 2
2.2 Klisifikasi Tanaman......................................................................... .4
2.2.1 Morfologi Tanaman...........................................................................4

BAB III PENUTUP........................................................................................5


3.1 Kesimpulan......................................................................................... 6
3.2 Saran................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara tropis memiliki beraneka ragam tumbuhan yang
dapat dimanfaatkan sebanyak-banyaknya untuk kepentingan manusia. Masyarakat
Indonesia sejak zaman dahulu telah mengenal tanaman yang mempunyai khasiat
obat atau menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tanaman yang berkhasiat
obat tersebut dikenal dengan sebutan tanaman obat atau tumbuhan buah-buahan.
Eksplorasi bahan alami yang mempunyai aktivitas biologis menjadi salah satu
target para peneliti, apalagi dijaman sekarang telah tersebar virus covid-19, maka
peneliti mencari tanaman untuk dijadikan vaksin covid-19.
Di tengah hiruk pikuk dunia akibat munculnya virus corona telah membuat
masyarakat diharapkan bisa menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Salah satu
cara paling mendasar agar tidak terjangkit virus yang sangat gampang menular
tersebut adalah dengan sering mencuci tangan menggunakan sabun dan
meminimalisir segala aktivitas di luar rumah.
Sebenarnya, mencanangkan gaya hidup tersebut sudah cukup untuk menangkal
potensi terjangkit virus corona secara signifikan
"Jambu biji" adalah istilah yang biasa dipakai para ibu rumah tanggaatau pada
kalangan anak muda di pedesaan untuk buah yang biasanya yang bisa
dikomsumsi. Hal tersebut tentu dapat menjadi alasan kuat mengapa mengonsumsi
jambu biji perlu digalakkan, terutama di tengah ancaman dari virus corona ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu jambu biji ?
2. Senyawa apa yang terkandung didalam jambu biji?
1.3 Tujuan
Untuk mengidentifikasi jamu empon-empon sebagai Vaksin Covid-19

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Teori
 Jambu biji disebut bisa menangkal virus corona. Dengan mengonsumsi
jambu biji, tubuh akan mendapatkan asupan vitamin C yang bisa menjadi
antioksidan dalam tubuh. Tak hanya di buahnya saja, daun jambu biji juga
memiliki banyak kandungan vitamin C. Bahkan, jambu biji digadang-gadang
mengandung lebih banyak vitamin C dibandingkan dengan jeruk.
Antioksidan memiliki fungsi untuk menjaga tubuh dari radikal bebas yang dapat
merusak sel dalam tubuh. Banyak ahli kesehatan yang percaya jika radikal bebas
adalah pemicu utama munculnya sel kanker dalam tubuh. Dengan tercukupinya
antioksidan, tubuh akan mampu mencegah radikal bebas menimbulkan dan
memicu perkembangan penyakit kanker. Jadi, agar sel kanker tidak muncul,
dapatkan antioksidan dengan menjadikan jambu biji sebagai buah yang rutin
dikonsumsi.
Memperlancar Kinerja Sistem Pencernaa sebagai buah dengan kadar serat
yang tinggi, tidak mengagetkan jika buah ini juga memiliki khasiat untuk
melancarkan pencernaan. Karena kandungan seratnya yang tinggi, jambu biji
dapat mengatasi sembelit dan beragam masalah pencernaan lainnya.
Kandungan seratnya juga menjamin bahwa bakteri baik dalam usus tetap
bekerja. Dengan begitu, organ pencernaan akan senantiasa terjaga kesehatannya
dan dapat bekerja dengan lebih lancar. 
Memperkuat sistem imun tubuh Kandungan vitamin C pada jambu biji
ternyata tidak hanya berkhasiat untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh.
Namun, kemampuan tubuh dalam menangkal bakteri dan virus untuk berkembang
dan menyebabkan penyakit juga akan lebih tinggi saat mendapatkan asupan
vitamin C yang cukup. 
Saat dikonsumsi oleh tubuh, vitamin C akan membuat sistem imun
menjadi lebih bekerja. Dengan semakin kuatnya imunitas tubuh, risiko terjangkit
penyakit akibat infeksi menjadi lebih kecil dan kemampuan untuk sembuh dari
penyakit menjadi lebih baik. Jadi, bagi Anda yang merasa memiliki sistem
kekebalan tubuh yang kurang, coba mulai banyak-banyak mengonsumsi buah
yang mengandung banyak vitamin C seperti jambu biji ini. 
Tidak hanya itu, kesehatan tulang, gusi, gigi, serta pembuluh darah juga
akan terjaga dengan mengonsumsi makanan sumber vitamin C. Proses
penyembuhan luka, fungsi kerja otak, serta kemampuan tubuh dalam mengurai zat
besi menjadi lebih baik.
Mengandung Senyawa yang Mampu Menangkal Virus Corona  Di tengah
ancaman virus Corona atau COVID-19 yang terjadi di seluruh penjuru dunia,
banyak peneliti yang mulai berusaha untuk mendapatkan obat penangkalnya.
Dengan semakin banyaknya masyarakat yang tertular virus mematikan tersebut,
penemuan vaksin Corona semakin gencar dilakukan. 
Dari riset yang dilakukan oleh IPB dan UI, diketahui bahwa jambu biji
memiliki senyawa yang potensial untuk menjadi obat penangkal virus Corona.
Pernyataan tersebut dituturkan oleh Ari Fahrial Syam selaku Dekan FK
Universitas Indonesia, pada Jumat 13 Maret 2020 lalu. 
Melalui hasil penelitian pada ratusan protein serta ribuan senyawa herbal,
ditemukan beberapa kelompok senyawa yang memiliki potensi untuk mencegah
penularan virus Corona. Kelompok atau golongan senyawa tersebut meliputi
rhamnetin, hesperidin, myricetin, kuersetin, dan juga kaempferol.
Kelima senyawa itu ternyata dapat ditemukan pada jambu biji berdaging buah
merah muda. Penemuan pada riset tersebut juga didukung oleh beberapa kajian
ilmiah terdahulu mengenai kandungan yang dimiliki oleh jambu biji yang
memiliki daging buah berwarna merah muda. Akan tetapi, untuk bisa
membuktikan khasiat dari senyawa yang terkandung dalam jambu biji, penelitian
lebih lanjut masih perlu dilakukan. Pasalnya, penemuan tersebut masih bersifat
komputasi dan belum di tingkat seluler karena belum pernah melakukan pengujian
langsung pada manusia yang terjangkit virus Corona. 
Karena virus Corona lebih rentan menyerang manusia yang memiliki daya
tahan tubuh yang lemah, rutin mengonsumsi jambu biji tentu dapat memberikan
dampak yang signifikan. Oleh karena itu, jangan panik dan tetap berusaha
menjalankan gaya hidup sehat serta meningkatkan sistem imun tubuh dengan
mengonsumsi jambu biji. 

Rumus struktur vitamin C


2.2 Klasifikasi Tanaman
Berdasarkan penggolongan dan tata nama tumbuhan, tanaman jambu biji
termasuk ke dalam klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava Linn ( Parimin, 2005).
2.2.1 Morfologi Jambu Biji
Tanaman jambu biji (Psidium guajava Linn) bukan merupakan tanaman
asli Indonesia. Tanaman ini pertama kali ditemukan di Amerika Tengah oleh
Nikolai Ivanovich Vavilov saat melakukan ekspedisi ke beberapa negara di Asia,
Afrika, Eropa, Amerika Selatan, dan Uni Soviet antara tahun 1887-1942. Seiring
dengan berjalannya waktu, jambu biji menyebar di beberapa negara seperti
Thailand, Taiwan, Indonesia, Jepang, Malaysia, dan Australia. Di Thailand dan
Taiwan, jambu biji menjadi tanaman yang dikomersialkan (Parimin, 2005).
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Prof. Chaerul Anwar Nidom Guru Besar Biologi Molekular Unair
dan Ketua Tim Riset CoV & Formulasi Vaksin Professor Nidom
Foundation (PNF) menemukan manfaat “jambu biji” atau buah-buahan
sebagai penangkal virus corona yang saat ini menjangkiti beberapa
negara dunia. Kepada suarasurabaya.net, ia bercerita, awalnya pada
kisaran tahun 2007/2008, ia menemukan khasiat jambu biji untuk
sumber daya tahan tubuh yang saat itu ramai diperbincangkan. Saat
virus corona mulai ramai dibahas sekitar awal bulan Januari 2020 lalu,
ia teringat pada temuannya itu.
Ia menemukan, sitokin yang diserang virus corona hampir sama
dengan kekurangan vitamin. Bahkan, menurut Prof. Nidom, sitokin
yang dihasilkan coronavirus lebih rendah. Virus masuk tubuh, tubuh
akan membuat reaksi penolakan. Penolakan itu bisa dalam bentuk
antibodi, bisa dalam bentuk sitokin. Itu reaksi tubuh. Khusus paru-paru,
itu menyebabkan, gertakan sitokinnya berlebihan, karena disana ada
oksigen. Menjadi racun pada sel berikutnya. Terus begitu. Itu yang bisa
sebabkan pneumonia berat, sesak nafas langsung fatal biasanya,”
jelasnya pada Kamis (27/2/2020).
Ia menegaskan, dirinya tidak melakukan penelitian langsung pada
virus corona. Sebab, di Indonesia belum ada kasus infeksi virus
tersebur. Sehingga, dirinya mempelajari hal itu dari jurnal dan temuan-
temuan peneliti di Wuhan, Tiongkok.
“(Dengan temuan ini, sehingga masyarakat jadi tenang
menghadapi informasi yang begitu gonjang-ganjingnya, saya yakin,
gunakan itu (empon-empon, red) sebaik mungkin. Kalau bisa sehari 3
kali, selain untuk sitogen, juga untuk kesegaran kan.

 
1.2 Saran
Semoga bermanfaat penelitian kepada pembaca berdasarkan hasil
penelitian yang diperoleh kemudian diharapkan agar dilaksanakan atau
diterapkan oleh pembaca. Tujuan atau harapannya adalah agar pembaca
mampu menerapkan atau menggunakan hasil dari penelitian yang telah
dilakukan dalam aplikasinya secara langsung di masyarakat baik secara
teoritis maupun praktis
DAFTAR PUSTAKA
Barus,R.2009. Amidasi Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi Dari Kencur. Thesis
Pasca Sarjana USU. Medan

Leung, A.Y., dan Foster, S. 1996. Encyclopedia of common natural ingredients


used in food, drugs and cosmetic. Ed ke-2. John Wiley & Sons. New York

Ketaren, S., 1985, Pengantar Teknologi Minyak Atsiri, Balai Pustaka, Jakarta, 21,
45-47, 142-143

Oyen, L.P.A., dan Dung, N.X. 1999. Plant Resources of South East Asia: Esential
Oil Plants. Prosea Foundation. Backhuys Publisher. Leiden

Purseglove. J.W., E.G. Brown, C.L. Green and S.R.J. Robbins. 1981. Spice. Vol
II. Longman. London.

Sudarsono, dkk. (2002). Dalam Tumbuhan obat II. Yogyakarta: Universitas


Gajah. Mada Sekip Utara (hal.41)

Ramdja A. F, A. R. M. Army dan P. Mulya. 2009. Ekstraksi kurkumin dari


temulawak dengan menggunakan etanol. Jurnal Teknik Kimia. 3(16) : 52-58

Syamsuhidayat dan Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia,


305-306, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan , Jakarata

Wijayakusuma. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta


.

Anda mungkin juga menyukai