Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA Tn. A DENGAN MASALAH KESEHATAN ASAM URAT DI DUSUN


KARANGTALUN KELURAHAN WUKIRSARI KECAMATAN BANTUL
YOGYAKARTA

Oleh :

Siti Maimunah 2820173085


3B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA Tn. A DENGAN MASALAH KESEHATAN ASAM URAT DI DUSUN
KARANGTALUN KELURAHAN WUKIRSARI KECAMATAN BANTUL
YOGYAKARTA

Oleh :
Nama : Siti Maimunah
NIM : 2820173085

Dengan ini sudah disetujui dan disahkan


sebagai Laporan Kegiatan Praktik Keperawatan Gerontik :
Hari :
Tanggal :

Mahasiswa ( Pembimbing Akademik)

( Siti Maimunah ) (Suyamto, A.Kep.,MPH)


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

TINJAUAN TEORI...............................................................................................1

A. Konsep Lansia.............................................................................................1
B. Konsep Asam Urat ......................................................................................5

TINJAUAN KASUS .........................................................................................12

A. Kasus ..........................................................................................................12
B. Pengkajian ..................................................................................................13
C. Analisa Data ...............................................................................................37
D. Diagnosa Keperawatan...............................................................................39
E. Nursing Care Plan ......................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA

iii
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP LANISA

1. Definisi Lanjut Usia


Lanjut usia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang
untuk memperatahankankeseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis.
Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta
peningkatan kepekaan secara individual, karena faktor tertentu Lansia tidak
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun sosial.
Seseorang dikatakan Lansia ialah apabila berusia 60 tahun atau lebih, Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir
dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan Lansia ini akan terjadi
suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan (Nugroho, 2008).

2. Batasan Lanjut Usia


Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan Lansia
menjadi empat, yaitu usia pertengahan (middle age) adalah 45-59 tahun, lanjut
usia (elderly) adalah 60-74 tahun.lanjut usia tua (old) adalah 75-90, usia sangat
tua (very old) adalah diatas 90 tahun. Sedangkan menurut Undang-Undang
No.13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia, seseorang disebut
Lansia bila telah memasuki atau mencapai usia 60 tahun lebih (Nugroho, 2008).

3. Tipe Lanjut Usia


Menurut Nugroho (2008) lanjut usia dapat pula dikelompokan dalam
beberapa tipe yang bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan,
kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya. Tipe ini antara lain:
a. Tipe Optimis: lanjut usia santai dan periang, penyesuaian cukup
baik, mereka memandang masa lanjut usia dalam bentuk bebas dari
tanggung jawab dan sebagai kesempatan untuk menuruti kebutuhan
pasifnya.
b. Tipe Konstruktif: lanjut usia ini mempunyai integritas baik, dapat
menikmati hidup, memiliki toleransi yang tinggi, humoristik,
fleksibel, dan tahu diri. Biasanya, sifat ini terlihat sejak muda.
Mereka dengan tenang menghadapi proses menua.

1
c. Tipe Ketergantungan: lanjut usia ini masih dapat diterima di tengah
masyarakat, tetapi selalu pasif, tidak berambisi, masih tahu diri,
tidak mempunyai inisiatif dan bila bertindak yang tidak praktis. Ia
senang pensiun, tidak suka bekerja, dan senang berlibur, banyak
makan, dan banyak minum.
d. Tipe Defensif: lanjut usia biasanya sebelumnya mempunyai riwayat
pekerjaan/jabatan yang tidak stabil, bersifat selalu menolak bantuan,
emosi sering tidak terkontrol, memegang teguh kebiasaan, bersifat
konpultif aktif, dan menyenangi masa pensiun.
e. Tipe Militan dan serius: lanjut usia yang tidak mudah menyerah,
serius, senang berjuang, bisa menjadi panutan.
f. Tipe Pemarah: lanjut usia yang pemarah, tidak sabar, mudah
tersinggung, selalu menyalahkan orang lain, menunjukan
penyesuaian yang buruk. Lanjut usia sering mengekspresikan
kepahitan hidupnya.
g. Tipe Bermusuhan: lanjut usia yang selalu menganggap orang lain
yang menyebabkan kegagalan, selalu mengeluh, bersifat agresif,
dan curiga. Biasanya, pekerjaan saat ia muda tidak stabil.
Menganggap menjadi tua itu bukan hal yang baik, takut mati, iri
hati pada orang yang muda, senang mengadu masalah pekerjaan,
dan aktif menghindari masa yang buruk.
h. Tipe Putus asa, membenci dan menyalahkan diri sendiri: lanjut usia
ini bersifat kritis dan menyalahkan diri sendiri, tidak mempunyai
ambisi, mengalami penurunan sosial-ekonomi, tidak dapat
menyesuaiakan diri. Lanjut usia tidak hanya mengalami kemarahan,
tetapi juga depresi, memandang lanjut usia sebagai tidak berguna
karena masa yang tidak menarik. Biasanya perkawinan tidak
bahagia, merasa menjadi korban keadaan, membenci diri sendiri,
dan ingin cepat mati.

4. Proses Penuaan dan Perubahan yang Terjadi pada Lansia

Proses penuaan merupakan proses alamiah setelah tiga tahap kehidupan,


yaitu masa anak, masa dewasa, dan masa tua yang tidak dapat dihindari oleh
setiap individu. Pertambahan usia akan menimbulkan perubahan-perubahan
pada struktur dan fisiologis dari berbagai sel/jaringan/organ dan sistem yang

2
ada pada tubuh manusia. Proses ini menjadi kemunduran fisik maupun psikis.
Kemunduran fisik ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih,
penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, dan
kelaianan berbagai fungsi organ vital. Sedangkan kemunduran psikis terjadi
peningkatan sensitivitas emosional, penurunan gairah, bertambahnya minat
terhadap diri, berkurangnya minat terhadap penampilan, meningkatkan minat
terhadap material, dan minat kegiatan rekreasi tidak berubah (hanya orientasi
dan subyek saja yang berbeda. Adapun dua proses penuaan, yaitu penuaan
secara primer dan penuaan secara sekunder. Penuaan primer akan terjadi bila
terdapat perubahan pada tingkat sel, sedangkan penuaan sekunder merupakan
proses penuaan akibat faktor lingkungan fisik dan sosial, stres fisik/psikis,
serta gaya hidup dan diet dapat mempercepat proses penuaan (Mubarak, 2009).
Namun, hal di atas tidak menimbulkan penyakit. Oleh karena itu, Lansia harus
senantiasa berada dalam kondisi sehat, yang diartikan sebagai kondisi :
1) Bebas dari penyakit fisik, mental, dan sosial.
2) Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3) Mendapatkan dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat.

5. Masalah yang Terjadi pada Lansia

Menurut Mubarak (2009), terdapat beberapa permasalahan yang sering


dialami oleh seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia, antara lain:
a. Perubahan Perilaku, pada Lansia sering dijumpai terjadinya
perubahan perilaku, di antaranya : daya ingat menurun, pelupa,
sering menarik diri, ada kecenderungan penurunan merawat diri,
timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi, dan
Lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang
akhirnya menjadi sumber banyak masalah.
b. Perubahan Psikososial, masalah perubahan psikososial serta reaksi
individu terhadap perubahan ini sangat beragam, bergantung pada
kepribadian individu yang bersangkutan. Lansia yang telah
menjalani dengan bekerja, mendadak dihadapkan untuk
menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Bila Lansia cukup
beruntung dan bijaksana, maka ia akan mempersiapkan diri dengan
menciptakan berbagai bidang minat untuk memanfaatkan waktunya,
masa pensiunya akan memberikan kesempatan untuk menikmati

3
sisa hidupnya. Namun, bagi banyak pekerja, pensiun berarti terputus
dari lingkungan, dan teman-teman yang akrab.
c. Pembatasan Aktivitas Fisik, semakin lanjut usia seseorang, mereka
akan mengalami kemunduran, terutama di bidang kemampuan fisik
yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan-peranan
sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan dalam hal
mencukupi kebutuhan hidupnya, sehingga dapat meningkatkan
ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain.
d. Kesehatan Mental, pada umumnya Lansia mengalami penurunan
fungsi kognitif dan psikomotor, perubahan-perubahan mental ini
erat sekali kaitanya dengan perubahan fisik. Semakin lanjut usia
seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang dan akan
mengakibatkan berkurangnya interaksi dengan lingkunganya.

4
B. KONSEP ASAM URAT
1. Definisi

Gout Arthritis merupakan salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling sering
ditemukan yang ditandai dengan penumpukan Kristal Monosodium Urat di dalam
ataupun di sekitar persendian. Monosodium Urat ini berasal dari metabolisme Purin. Hal
penting yang mempengaruhi penumpukan Kristal Urat adalah Hiperurisemia dan
supersaturasi jaringan tubuh terhadap Asam Urat. Apabila kadar Asam Urat di dalam
darah terus meningkat dan melebihi batas ambang saturasi jaringan tubuh, penyakit Gout
Arthritis ini akan memiliki manifestasi berupa penumpukan Kristal Monosodium Urat
secara Mikroskopis maupun Makroskopis berupa Tofi (Zahara, 2013).

Gout Arthritis adalah penyakit sendi yang diakibatkan oleh tingginya kadar
Asam Urat dalam darah. Kadar Asam Urat yang tinggi dalam darah melebihi batas
normal yang menyebabkan penumpukan Asam Urat di dalam persendian dan organ
lainnya (Susanto, 2013).

Jadi, dari definisi di atas maka Gout Arthritis merupakan penyakit inflamasi
sendi yang diakibatkan oleh tingginya kadar Asam Urat dalam darah, yang ditandai
dengan penumpukan Kristal Monosodium Urat di dalam ataupun di sekitar persendian
berupa Tofi.

2. Etiologi

Secara garis besar penyebab terjadinya Gout Arthritis disebabkan oleh faktor
primer dan faktor sekunder, faktor primer 99% nya belum diketahui (Idiopatik). Namun,
diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan peningkatan produksi
Asam Urat atau bisa juga disebabkan oleh kurangnya pengeluaran Asam Urat dari tubuh.
Faktor sekunder, meliputi peningkatan produksi Asam Urat, terganggunya proses
pembuangan Asam Urat dan kombinasi kedua penyebab tersebut. Umumnya yang
terserang Gout Artritis adalah pria, sedangkan perempuan persentasenya kecil dan baru
muncul setelah Menopause. Gout Artritis lebih umum terjadi pada laki-laki, terutama
yang berusia 40-50 tahun -(Susanto, 2013).

Menurut Fitiana (2015) terdapat faktor resiko yang mempengaruhi Gout Arthritis adalah
:

5
a. Usia

Pada umumnya serangan Gout Arthritis yang terjadi pada laki-laki mulai dari usia
pubertas hingga usia 40-69 tahun, sedangkan pada wanita serangan Gout Arthritis terjadi
pada usia lebih tua dari pada laki-laki, biasanya terjadi pada saat Menopause. Karena
wanita memiliki hormon estrogen, hormon inilah yang dapat membantu proses
pengeluaran Asam Urat melalui urin sehingga Asam Urat didalam darah dapat
terkontrol.

b. Jenis kelamin

Laki-laki memiliki kadar Asam Urat yang lebih tinggi dari pada wanita, sebab
wanita memiliki hormon ektrogen.

c. Konsumsi Purin yang berlebih

Konsumsi Purin yang berlebih dapat meningkatkan kadar Asam Urat di dalam
darah, serta mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi Purin.

d. Konsumsi alkohol
e. Obat-obatan

Serum Asam Urat dapat meningkat pula akibat Salisitas dosis rendah (kurang dari 2-3
g/hari) dan sejumlah obat Diuretik, serta Antihipertensi.

3. Gambaran Klinis

a. Gout Arthritis Akut

Gout Arthritis banyak ditemukan pada laki-laki setelah usia 30 tahun, sedangkan
pada perempuan terjadi setelah Menopaus. Hal ini disebabkan kadar Usam Urat laki-laki
akan meningkat setelah pubertas, sedangkan pada perempuan terdapat hormon estrogen
yang berkurang setelah Menopaus (Asikin, 2016).

Gout Arthritis Akut biasanya bersifat Monoartikular dan ditemukan pada sendi
MTP ibu jari kaki, pergelangan kaki dan jari tangan. Nyeri sendi hebat yang terjadi
mendadak merupakan ciri khas yang ditemukan pada Gout Arthritis Akut. Biasanya,
sendi yang terkena tampak merah, licin, dan bengkak. Klien juga menderita demam dan
jumlah sel darah putih meningkat. Serangan Akut dapat diakibatkan oleh tindakan
pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional serangan Gout Arthritis
Akut biasanya dapat sembuh sendiri. Sebagian besar gejala serangan Akut akan berulang
setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan (Asikin, 2016).

6
Perkembangan serangan Gout Arthritis Akut biasanya merupakan kelanjutan
dari suatu rangkaian kejadian. Pertama, biasanya terdapat Supersaturasi Urat dalam
plasma dan cairan tubuh. Hal ini diikuti dengan pengendapan Kristal Asam Urat.
Serangan Gout Artritis yang berulang juga dapat merupakan kelanjutan trauma lokal
atau ruptur Tofi (endapan natrium urat). Kristalisasi dan endapan Asam Urat
merangsang serangan Gout Arthritis. Kristal Asam Urat ini merangsang respon
fagositosis oleh leukosit dan saat leukosit memakan Kristal Urat tersebut, makarespon
mekanisme peradangan lain akan terangsang. Respon peradangan dipengaruhi oleh letak
dan besar endapan Kristal Asam Urat. Reaksi peradangan yang terjadi merupakan proses
yang berkembang dan memperbesar akibat endapan tambahan Kristal dari serum.
Periode tenang antara serangan Gout Arthritis Akut dikenal dengan nama Gout
Interkritikal (Asikin, 2016).

b. Gout Arthritis Kronis

Serangan Gout Arthritis Akut yang berulang dapat menyebabkan Gout Arthritis
Kronis yang bersifat Poliartikular. Erosi sendi akibat Gout Arthitis Kronis menyebabkan
nyeri kronis, kaku dan Deformitas. Akibat adanya Kristal Urat, maka terjadi peradangan
Kronis. Sendi yang membengkak akibat Gout Arthritis Kronis seringkali membesar dan
membentuk Nodular. Serangan Gout Arthritis Akut dapat terjadi secara simultan disertai
dengan gejala Gout Arthritis Kronis. Pada Gout Arthritis Kronis sering kali ditemukan
Tofi. Tofi merupakan kumpulan Kristal Urat pada jaringan lunak. Tofi dapat ditemukan
di bursa olecranon, tendon achilles, permukaan ekstensor dari lengan bawah, bursa
infrapatella dan helix telinga (Asikin, 2016).

4. Manifestasi Klinis

Terdapat empat stadium perjalanan klinis Gout Arthritis yang tidak diobati
(Nurarif, 2015) diantaranya:

a. Stadium pertama adalah Hiperurisemia Asimtomatik. Pada stadium ini Asam


Urat serum meningkat dan tanpa gejala selain dari peningkatan Asam Urat
serum.
b. Stadium kedua Gout Arthritis Akut terjadi awitan mendadak pembengkakan
dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi
Metatarsofalangeal.
c. Stadium ketiga setelah serangan Gout Arthritis Akut adalah tahap Interkritikal.
Tidak terdapat gejala-gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari

7
beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan Gout
Arthritis berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.
d. Stadium keempat adalah tahap Gout Arthritis Kronis, dengan timbunan Asam
Urat yang terus meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai.
Peradangan Kronis akibat Kristal-kristal Asam Urat mengakibatkan nyeri, sakit,
dan kaku juga pembesaran dan penonjolan sendi.

5. Patofisiologi

Adanya gangguan metabolisme Purin dalam tubuh, intake bahan yang


mengandung Asam Urat tinggi dan sistem ekskresi Asam Urat yang tidak adekuat akan
mengasilkan akumulasi Asam Urat yang berlebihan di dalam plasma darah
(Hiperurisemia), sehingga mengakibatkan Kristal Asam Urat menumpuk dalam tubuh.
Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon Inflamasi (Sudoyo,
dkk, 2009).

Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan Gout Arthritis. Salah
satunya yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi Asam Urat dalam darah.
Mekanisme serangan Gout Arthritis Akut berlangsung melalui beberapa fase secara
berurutan yaitu, terjadinya Presipitasi Kristal Monosodium Urat dapat terjadi di jaringan
bila kosentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan,
sonovium, jaringan para-artikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal Urat
yang bermuatan negatif akan dibungkus oleh berbagai macam protein. Pembungkusan
dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal.
Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon
leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi Fagositosis Kristal oleh leukosit (Nurarif,
2015).

Kristal difagositosis olah leukosit membentuk Fagolisosom dan akhirnya


membran vakuala disekeliling oleh kristal dan membram leukositik lisosom yang dapat
menyebabkan kerusakan lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan
hidrogen antara permukaan Kristal membram lisosom. Peristiwa ini menyebabkan
robekan membran dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma
yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim
lisosom dilepaskan kedalam cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas
inflamasi dan kerusakan jaringan (Nurarif, 2015).

Saat Asam Urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka
Asam Urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat yang akan

8
berakumulasi atau menumpuk di jaringan konektif di seluruh tubuh, penumpukan ini
disebut Tofi. Adanya Kristal akan memicu respon inflamasi akut dan netrofil
melepaskan lisosomnya. Lisosom ini tidak hanya merusak jaringan tetapi juga
menyebabkan inflamasi. Serangan Gout Arthritis Akut awalnya biasanya sangat sakit
dan cepat memuncak. Serangan ini meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama
ini timbul rasa nyeri berat yang menyebabkan tulang sendi terasa panas dan merah.
Tulang sendi Metatarsophalangeal biasanya yang paling pertama terinflamasi, kemudian
mata kaki, tumit, lutut dan tulang sendi pinggang. Kadang-kadang gejala yang dirasakan
disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi cenderung berulang
(Sudoyo, dkk, 2009).

Periode Interkritikal adalah periode dimana tidak ada gejala selama serangan
Gout Arthritis. Kebanyakan penderita mengalami serangan kedua pada bulan ke-6
sampai 2 tahun setelah serangan pertama. Serangan berikutnya disebut dengan
Poliartikular yang tanpa kecuali menyerang tulang sendi kaki maupun lengan yang
biasanya disertai dengan demam. Tahap akhir serangan Gout Arthritis Akut atau Gout
Arthritis Kronik ditandai dengan Polyarthritis yang berlangsung sakit dengan Tofi yang
besar pada kartigo, membrane sinovial, tendon dan jaringan halus. Tofi terbentuk di jari
tangan, kaki, lutut, ulna, helices pada telinga, tendon achiles dan organ internal seperti
ginjal (Sudoyo, dkk, 2009).

6. Penatalaksanaan

Menurut Nurarif (2015) Penanganan Gout Arthritis biasanya dibagi menjadi


penanganan serangan Akut dan penanganan serangan Kronis. Ada 3 tahapan dalam
terapi penyakit ini :

a. Mengatasi serangan Gout Arthtitis Akut.


b. Mengurangi kadar Asam Urat untuk mencegah penimbunan Kristal Urat pada
jaringan, terutama persendian.
c. Terapi mencegah menggunakan terapi Hipourisemik.

1). Terapi Non Farmakologi

Terapi non-farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan Gout


Arthritis, seperti istirahat yang cukup, menggunakan kompres hangat, modifikasi diet,
mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan.

2). Terapi Farmakologi

9
Penanganan Gout Arthritis dibagi menjadi penanganan serangan akut dan
penanganan serangan kronis.

a). Serangan Akut

Istirahat dan terapi cepat dengan pemberian NSAID, misalnya Indometasin 200
mg/hari atau Diklofenak 150 mg/hari, merupakan terapi lini pertama dalam menangani
serangan Gout Arthritis Akut, asalkan tidak ada kontra indikasi terhadap NSAID.
Aspirin harus dihindari karena eksresi Aspirin berkompetisi dengan Asam Urat dan
dapat memperparah serangan Gout Arthritis Akut. Keputusan memilih NSAID atau
Kolkisin tergantung pada keadaan klien, misalnya adanya penyakit penyerta lain atau
Komorbid, obat lain juga diberikan klien pada saat yang sama dan fungsi ginjal. Obat
yang menurunkan kadar Asam Urat serum (Allopurinol dan obat Urikosurik seperti
Probenesid dan Sulfinpirazon) tidak boleh digunakan pada serangan Akut (Nurarif,
2015).

Obat yang diberikan pada serangan Akut antara lain:

(1) NSAID, NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk klien yang
mengalami serangan Gout Arthritis Akut. Hal terpenting yang menentukan
keberhasilan terapi bukanlah pada NSAID yang dipilih melainkan pada seberapa
cepat terapi NSAID mulai diberikan. NSAID harus diberikan dengan dosis
sepenuhnya (full dose) pada 24-48 jam pertama atau sampai rasa nyeri hilang.
Indometasin banyak diresepkan untuk serangan Akut Gout Arthritis, dengan dosis
awal 75-100 mg/hari. Dosis ini kemudian diturunkan setelah 5 hari bersamaan
dengan meredanya gejala serangan Akut. Efek samping Indometasin antara lain
pusing dan gangguan saluran cerna, efek ini akan sembuh pada saat dosis obat
diturunkan. NSAID lain yang umum digunakan untuk mengatasi Gout Arthritis
Akut adalah :

- Naproxen – awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari.

- Piroxicam – awal 40 mg, kemudian 10-20 mg/hari.

-Diclofenac – awal 100 mg, kemudian 50 mg 3 kali/hari selama 48 jam.

Kemudian 50 mg dua kali/ hari selama 8 hari.

(2) COX-2 Inhibitor: Etoricoxib merupakan satu-satunya COX-2 Inhibitor yang


dilisensikan untuk mengatasi serangan Gout Arthritis Akut. Obat ini efektif tapi
cukup mahal, dan bermanfaat terutama untuk klien yang tidak tahan terhadap efek

10
Gastrointestinal NSAID Non-Selektif. COX-2 Inhibitor mempunyai resiko efek
samping Gastrointesinal bagian atas yang lebih rendah dibanding NSAID non
selektif.
(3) Colchicine, Colchicine merupakan terapi spesifik dan efektif untuk serangan Gout
Arthritis Akut. Namun dibanding NSAID kurang populer karena awal kerjanya
(onset) lebih lambat dan efek samping lebih sering dijumpai.
(4) Steroid, strategi alternatif selain NSAID dan Kolkisin adalah pemberian Steroid
Intra-Articular. Cara ini dapat meredakan serangan dengan cepat ketika hanya 1 atau
2 sendi yang terkena namun, harus dipertimbangkan dengan cermat diferensial
diagnosis antara Gout Arthritis Sepsis dan Gout Arthritis Akut karena pemberian
Steroid Intra-Articular akan memperburuk infeksi.

b). Serangan Kronis

Kontrol jangka panjang Hiperurisemia merupakan faktor penting untuk


mencegah terjadinya serangan Gout Arthritis Akut, Gout Tophaceous Kronis,
keterlibatan ginjal dan pembentukan batu Asam Urat. Kapan mulai diberikan obat
penurun kadar Asam Urat masih kontroversi. Penggunaan Allopurinol, Urikourik dan
Feboxostat (sedang dalam pengembangan) untuk terapi Gout Arthritis Kronis akan
dijelaskan berikut ini:

(1) Allopurinol; Obat Hipourisemik, pilihan untuk Gout Arthritis Kronis adalah
Allopurinol. Selain mengontrol gejala, obat ini juga melindungi fungsi ginjal.
Allopurinol menurunkan produksi Asam Urat dengan cara menghambat Enzim Xantin
Oksidase. Dosis pada klien dengan fungsi ginjal normal dosis awal Allopurinol tidak
boleh melebihi 300 mg/24 jam. Respon terhadap Allopurinol dapat terlihat sebagai
penurunan kadar Asam Urat dalam serum pada 2 hari setelah terapi dimulai dan
maksimum setelah 7-10 hari. Kadar Asam Urat dalam serum harus dicek setelah 2-3
minggu penggunaan Allopurinol untuk meyakinkan turunnya kadar Asam Urat.

(2) Obat Urikosurik; kebanyakan klien dengan Hiperurisemia yang sedikit


mengekskresikan Asam Urat dapat diterapi dengan obat Urikosurik. Urikosurik seperti
Probenesid (500mg-1 g 2x/hari) dan Sulfinpirazon (100mg 3-4 kali/hari) merupakan
alternative Allopurinol. Urikosurik harus dihindari pada klien Nefropati Urat yang
memproduksi Asam Urat berlebihan. Obat ini tidak efektif pada klien dengan fungsi
ginjal yang buruk (Klirens Kreatinin <20-30 ml/menit). Sekitar 5% klien yang
menggunakan Probenesid jangka lama mengalami mual, nyeri ulu hati, kembung atau
konstipasi (Nurarif, 2015).

11
TINJAUAN KASUS

A. Kasus
Di sebuah desa tepatnya di dusun karangtalun,
Imogiri, Bantul tinggalah sepasang suami istri paruh baya bernama Tn. A
berusia 85 tahun dan istrinya Ny. S berusia 75 tahun. Tn. A hanya tinggal
berdua bersama istrinya, pekerjaan Tn. A adalah sebagai petani. Pada hari
Kamis, 19 Maret 2020 kediaman Tn. A didatangi oleh mahasiswa KKN
dari Stikes Notokusumo untuk melakukan pemeriksaan masyarakat dusun
Karangtalun. Saat pemeriksaan Tn. A mengeluhkan nyeri di bagian lutut
dan pusing nya dan sejak satu tahun terakhir, aktivitas Tn. A dibantu oleh
istrinya, Tn. A mengaku tidak merasa mual atau muntah. Dilakukan
pemeriksaan tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 84x/menit, Nafas
28x/menit, Suhu 37ºC, BB: 52 kg, TB: 150 cm. Tn. A mengatakan pernah
berobat ke puskesmas dan diberi obat untuk menguatkan tulang. Tn. A
mengatakan tidak mengetahui riwayat kesehatan keluarganya. Saat ini
tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti
Tn. A. Tn. A jarang berolahraga. Makan teratur sehari 3x, keluarga Tn. A
mengatakan tidak menjaga pola makan yang baik dan tidak membatasi
makan dan minum.

12
FORMAT PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal Pengkajian: Kamis, 19/03/2020

A. DATA BIOGRAFI
Nama : Tn. A L / P
Tempat & Tanggal Lahir : Bantul, 10 Oktober 1935
Gol.Darah : O / A / B / AB
Pendidikan Terakhir : TidakSekolah / SD / SLTP / SLTA / DI
DIII / DIV / S1 / S2 / S3
Agama : Islam / Protestan / Katolik / Hindu / Budha
/ Konghucu
Status Perkawinan : Kawin / Belum / Janda / Duda (cerai :
Hidup / Mati)
TB/BB : 165 Cm / 55 Kg
Penampilan : Bersih, Rapi
Alamat : Dusun Karangtalun

Orang terdekat di hubungi : Tn. R L / P


Hubungan dengan Lansia : Anak
Alamat : Dusun Karangtalun

13
B. RIWAYAT KELUARGA

1. Susunan Anggota Keluarga


No. NAMA L/P HUBUNGAN PENDIDIKAN PEKERJAAN KETERANGAN
KELUARGA
1. Ny. S P Is SD Ibu Rumah 75 tahun
tri
Tangga

2. Genogram :

14
3. Tipe / Bentuk Keluarga : Tipe keluarga Tn. A adalah tipe keluarga
eldery couple, yang terdiri dari Tn. A berusia 85 tahun dan Ny. S
berusia 75 tahun yang tinggal dalam satu rumah.

C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat itu : Sopir
Alamat pekerjaan : Giwangan
Berapa jarak dari rumah : 7 Km
Alat transportasi : Motor
Pekerjaan sebelumnya : Buruh Pabrik
Sumber pendapatan & Kecukupan terhadap Kebutuhan : sumber
pendapatan Tn. A berasal dari gaji pekerjaannya, uang yang digunakan
cukup untuk biaya hidup sehari-hari dengan Ny. S

D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Tipe tempat tinggal : rumah sendiri
Jumlah Kamar :3
Jumlah Tongkat di kamar :1
Kondisi tempat tinggal :
1. Penerangan
Penerangan dalam rumah keluarga Tn. A cukup baik, terdapat
ventilasi dan jendela. Tn. A selalu membuka jendela dan pintu setiap
hari dan menutupnya menjelang malam
2. Luas lantai
20x20 cm
3. Ventilasi
Cukup baik, udara dan cahaya dapat masuk
4. Keadaan dapur
Keadaan dapur Tn. A rapi dan tertata. Ny. S mengatakan memasak
menggunakan kompor gas

15
5. Kebersihan
Kebersihan rumah keluarga Tn. A cukup baik, Ny. S mengatakan ada
tampungan sampah sementara di dapur. Ny. S mengatakan selalu
menyapu rumah dan halaman rumah.
Jumlah orang yang tinggal : 2 , Laki-laki 1 Orang / Perempuan 1 Orang
Tetangga terdekat : Tn. K
Alamat : Dusun Karangtalun

E. RIWAYAT REKREASI
Hobby / Minat : Bersepeda
Keanggotaan Organisasi : Ketua RT
Liburan Perjalanan : Luar Kota

F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : Perawat
Jarak dari rumah : 2 Km
Rumah Sakit : 5 Km
Klinik : 2 Km
Pelayanan Kesehatan dirumah : Petugas Puskesmas sebulan sekali
Makanan yang dihantarkan : Vitamin D, Susu dll
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : membantu ADL klien
Lain-lain :-

G. DESKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual : klien sholat 5x/hari
Yang Lainnya : jika ada kegiatan pengajian didekat rumah, klien
menyempatkan diri untuk datang

16
H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : klien mengatakan
sudah kesulitan melakukan aktivitas sejak setahun yang lalu
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : klien mengatakan
masih bisa melakukan aktivitas seperti biasanya 5 tahun yang lalu

KELUHAN UTAMA

Klien mengatakan nyeri di bagian lutut dan pusing

Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan :


Klien hanya meminum obat-obatan warung untuk mengurangi nyerinya

OBAT-OBATAN
No. Nama Obat Dosis Keterangan
1 Diclofenac 100 mg Untuk meredakan nyeri
.
2 Naproxen 750 mg Untuk mengurangi gejala nyeri, bengkak,
. dan kemerahan akibat peradangan
Piroxicam 40 mg Untuk mengobati asam urat dan encok
. 3.
STATUS IMMUNISASI
Tetanus, Difteri : Klien tidak ingat
Influensa : Klien tidak ingat
Pneumothoraks : Klien tidak ingat

ALERGI
Obat-obatan : tidak ada
Makanan : tidak ada
Faktor Lingkungan : tidak ada

17
PENYAKIT YANG DIDERITA
1. Asam Urat
2. Dimensia, dll

I. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


Indeks Katz :A/B/C/D/E
Oksigenasi : tidak terpasang oksigen
Cairan & Elektrolit : klien minum 6-7 gelas / hari
Nutrisi : klien makan 3x/hari (nasi, sayur, lauk)
Eliminasi : klien BAK 5-6x/hari, BAB 2x/hari
Aktivitas : aktivitas klien dibantu istrinya (Ny. S)
Istirahat & Tidur : tidur malam (21.00-04.00), tidur siang (14.00-
16.00)
Personal Hygiene : klien mandi dibantu istrinya
Seksual : klien memiliki 3 orang anak dan sudah berumah
tangga
Rekreasi : klien jarang berekreasi keluar rumah, klien
hanya sering menonton tv dirumah dan berbincang dengan Ny. S
saat waktu senggang
Psikologis :
 Persepsi Klien : klien merasa tidak berguna
 Konsep Diri : klien sudah mengerti tentang penyakit
yang dialaminya
 Emosi : klien tidak pernah marah-marah
 Adaptasi : klien mampu beradaptasi dengan baik
dengan lingkungan sekitar
 Mekanisme Pertahanan Diri : klien sering mengeluhkan
nyeri di punggung
Keadaan Umum : baik
Tingkat Kesadaran : compos mentis

18
GCS : Eye 4 Verbal 5 Psikomotor 6
Tanda-tanda Vital : TD: 120/80 mmHg, S: 37ºC, N: 80x/m, RR: 20x/m
 Sistem Kardiovaskuler : S1 dan S2 terdengar tunggal, suara jantung
Pekak
 Sistem Pernafasan : suara nafas vesikuler, dada simetris
 Sistem Integumen : turgor kulit buruk
 Sistem Perkemihan : kandung kemih teraba kosong
 Sistem Muskulo Skeletal : klien mengalami asam urat di bagian lutut
 Sistem Endokrin : tidak ada gangguan sistem endokrin
 Sistem Gastrointestinal : tidak ada gangguan sistem gastrointestinal
 Sistem Reproduksi : bersih
 Sistem Persarafan : tidak ada gangguan sistem persyarafan
 Sistem Penglihatan : pandangan klien sedikit kabur
 Sistem Pendengaran : klien mampu mendengar dengan baik
 Sistem Pengecapan : klien mampu merasakan manis, asin, asam,
Pahit
 Sistem Penciuman : klien mampu membedakan bau
 Tactil Respon : baik

J. STATUS KOGNITIF / AFEKTIF / SOSIAL


SPMSQ : 3 (Kerusakan Intelektual Ringan)
MMSE : 28 (Normal)
Inventaris Depresi Beck : 14 (Depresi Sedang)
APGAR Keluarga :9

K. DATA PENUNJANG
Laboratorium : -
Radiologi :-

19
LAMPIRAN 2

INDEKS KATZ

Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari

Nama Klien : Tn. A Tanggal : 19-03-2020


Jenis Kelamin : L / P Umur : 85 tahun TB / BB : 165cm / 55kg
Agama : Islam Gol. Darah :O
Pendidikan : SD / SMP / SMA / PT
Alamat : Dusun Karangatalun

SKORE KRITERIA
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
A berpakaian dan mandi

B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali kontinen


C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
E
berpakaian, kekamar kecil
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian,
F
kekamar kecil, berpindah
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut

20
LAMPIRAN 3
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)
Penilaian ini untuk mengetahui fungsi intelektual Lansia.

Nama Klien : Tn. A Tanggal : 19-03-2020


Jenis Kelamin : L / P Umur : 85 tahun TB / BB : 165cm / 55kg
Agama : Islam Gol. Darah :O
Pendidikan : SD / SMP / SMA / PT
Alamat : Dusun Karangtalun

SKORE
No. PERTANYAAN JAWABAN
+ -
+ 1. Tanggal berapa hari ini ? 19 Maret 2020
+ 2. Hari apa sekarang ini ? Kamis
+ 3. Apa nama tempat ini ? Rumah
+ 4. Berapa nomor telpon Anda ? Dusun Krangtalun
4.a. Dimana alamat Anda ?
(tanyakan bila tidak memiliki
telpon)
- 5. Berapa umur Anda ? 80 tahun
- 6. Kapan Anda lahir ? Lupa
+ 7. Siapa Presiden Indonesia Jokowi
sekarang ?
+ 8. Siapa Presiden sebelumnya ? SBY
+ 9. Siapa nama kecil ibu Anda ? Marni
- 10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap 20
pengurangan 3 dari setiap
angka baru, semua secara
menurun ?
Jumlah Kesalahan Total 3

21
KETERANGAN :
1. Kesalahan 0 – 2 Fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3 – 4 Kerusakan intelektual Ringan
3. Kesalahan 5 – 7 Kerusakan intelektual Sedang
4. Kesalahan 8 – 10 Kerusakan intelektual Berat

Nilai : Kerusakan Intelektual Ringan

22
LAMPIRAN 4

MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)


Menguji Aspek - Kognitif dari Fungsi Mental

Nama Klien : Tn. A Tanggal : 19-03-2020


Jenis Kelamin : L / P Umur : 85 tahun TB / BB : 165cm / 55kg
Agama : Islam Gol. Darah :O
Pendidikan : SD / SMP / SMA / PT
Alamat : Dusun Karangtalun

NILAI
PASIEN PERTANYAAN
Maksimum
ORIENTASI
5 5 (Tahun, Musim, Tgl, Hari, Bulan, apa sekarang ? dimana
5 5 kita : (Negara Bagian, Wilayah, Kota) di RS, Lantai ?)
REGISTRASI
Nama 3 Obyek (1 detik untuk mengatakan masing-masing) tanyakan klien
ke 3 obyek setelah anda telah mengatakan. Beri 1 point untuk tiap
3 3
jawaban yang benar, kemudian ulangi sampai ia mempelajari ke 3 nya
jumlahkan percobaan & catat. Percobaan : ……………………
PERHATIAN & KALKULASI
Seri 7's ( 1 point tiap benar, berhenti setelah 5 jawaban, berganti eja kata
5 4
ke belakang) ( 7 kata dipilih eja dari belakang)
MENGINGAT
Minta untuk mengulangi ke 3 obyek diatas, beri 1 point untuk tiap
3 2
kebenaran.
BAHASA
9 9 Menyebutkan 2 benda (2 point)
30 28 Nilai Total

23
KETERANGAN :

Mengkaji Tingkat Kesadaran klien sepanjang Kontinum :


Composmentis, Apatis, Somnolens, Suporus, Coma.

Nilai Maksimum 30 (Nilai 21 / kurang indikasi ada kerusakan


kognitif perlu penyelidikan lanjut)

24
LAMPIRAN 5
INVENTARIS DEPRESI BECK
(Penilaian Tingkat Depresi Lansia dari Beck & Decle, 1972)

Nama Klien : Tn. A Tanggal : 19-03-2020


Jenis Kelamin : L / P Umur : 85 tahun TB / BB : 165cm / 55kg
Agama : Islam Gol. Darah :O
Pendidikan : SD / SMP / SMA / PT
Alamat : Dusun Karangtalun

SKORE URAIAN

A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih / tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau / sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih

B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan

C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami / istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal

25
D KETIDAK PUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas

E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk / tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk / tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah

F TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI


3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri

G MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI


3 Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan
2 Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak punya pikiran tentang membahayakan diri sendiri

26
H MENARIK DIRI DARI SOSIAL
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & tidak perduli pada mereka semuanya
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & mempunyai sedikit perasaan pada
2
Mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain

I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik

J PERUBAHAN GAMBARAN DIRI


3 Merasa bahwa saya jelek / tampak menjijikan
2 Merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan
1 Saya khawatir saya tampak tua / tidak menarik & ini membuat saya tidak menarik
0 Tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya

K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya

27
28
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya

M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya

KETERANGAN :
PENILAIAN
0-4 Depresi Tidak Ada / Minimal
5-7 Depresi Ringan
8 - 15 Depresi Sedang (13)
16 + Depresi Berat

Nilai : 14 ( Depresi Sedang)

29
LAMPIRAN 6
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
Alat Skrining Singkat Yang dapat digunakan untuk mengkaji Fungsi
Sosial lansia

Nama Klien : Tn. A Tanggal : 19-03-2020


Jenis Kelamin : L / P Umur : 85 tahun TB / BB : 165cm / 55kg
Agama : Islam Gol. Darah :O
Pendidikan : SD / SMP / SMA / PT
Alamat : Dusun Karangtalun

NO. URAIAN FUNGSI SKORE


Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman-teman)
1. ADAPTATION 2
saya untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya.
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya membicarakan
2. PARTNERSHIP 2
sesuatu dengan saya & mengungkap- kan masalah dengan saya
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya menerima &
3. GROWTH 2
mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas / arah baru
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
4. mengekspresikan afek & berespons terhadap emosi-emosi saya AFFECTION 2
seperti marah, sedih / mencintai.
Saya puas dengan cara teman-teman saya & saya menyediakan waktu
5. RESOLVE 1
bersama-sama.
PENILAIAN : Pertanyaan-pertanyaan yang di Jawab
Selalu : Skore 2
Kadang-kadang : Skore 1 9

Hampir Tidak Pernah : Skore 0

30
LAMPIRAN 7
PENGKAJIAN EMOSIONAL LANSIA
Identifikasi Masalah Emosional

Nama Klien : Tn. A Tanggal : 19-03-2020


Jenis Kelamin : L / P Umur : 85 tahun TB / BB : 165cm / 55kg
Agama : Islam Gol. Darah :O
Pendidikan : SD / SMP / SMA / PT
Alamat : Dusun Karangatalun

Tahap I
1. Apakah klien mengalami susah tidur?

Ya Tidak

2. Apakah klien sering merasa gelisah?

Ya Tidak

3. Apakah klien sering murung atau menangis sendiri?

Ya Tidak

4. Apakah klien sering merasa was-was atau khawatir?

Ya Tidak

31
Lanjutkan ke tahap 2 bila minimal ada satu jawaban “ya” pada tahap I

1. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan.

Ya Tidak

2. Ada masalah atau banyak pikiran.

Ya Tidak

3. Ada gangguan atau masalah dengan keluarga lain?

Ya Tidak

4. Menggunakan obat tidur / penenang atas anjuran dokter?

Ya Tidak

5. Cenderung mengurung diri?

Ya Tidak

Jika ada minimal satu jawaban “ya” maka masalah emosional (+)

Nilai : Masalah emosional (+)

32
LAMPIRAN 8
BERG BALANCE SCALE
Berg balance scale (BBS) merupakan skala untuk mengukur keseimbangan
static dan dinamik secara objektif, yang terdiri dari 14 item tugas
keseimbangan (balance task) yang umum dalam kehidupan sehari-hari.

Nama Klien : Tn. A Tanggal : 19-03-2020


Jenis Kelamin : L / P Umur : 85 tahun TB / BB : 165cm / 55kg
Agama : Islam Gol. Darah :O
Pendidikan : SD / SMP / SMA / PT
Alamat : Dusun Karangtalun

Item
No. Skor (0-4)
Keseimbangan
1. Duduk ke berdiri 4 = berdiri tanpa menggunakan tangan dan menstabilkan independen
3 = mampu berdiri secara independen menggunakan tangan
2 = mampu berdiri menggunakan tangan setelah mencoba
1 = perlu bantuan minimal untuk berdiri atau menstabilkan
0 = perlu asisten sedang atau maksimal untuk berdiri
2. Berdiri tanpa 4 = dapat berdiri dengan aman selama 2 menit
Penunjang 3 = mampu berdiri 2 menit dengan pengawasan
2 = dapat berdiri 30 detik yang tidak dibantu / ditunjang
1 = membutuhkan beberapa waktu untuk mencoba berdiri 30 detik yang
tidak dibantu
0 = tidak dapat berdiri secara mandiri selama 30 detik
3. Duduk tanpa 4 = bisa duduk dengan aman dan aman selama 2 menit
Penunjang 3 = bisa duduk 2 menit dengan pengawasan
2 = mampu duduk selama 30 detik
1 = bisa duduk 10 detik
0 = tidak dapat duduk tanpa penunjang

33
4. Berdiri ke duduk 4 = duduk dengan aman dengan menggunakan minimal tangan
3 = mengontrol posisi turun dengan menggunakan tangan
2 = menggunakan punggung kaki terhadap kursi untuk mengontrol
posisi turun
1 = duduk secara independen tetapi memiliki keturunan yang tidak
terkendali
0 = kebutuhan membantu untuk duduk
5. Transfer 4 = dapat mentransfer aman dengan penggunaan ringan tangan
3 = dapat mentransfer kebutuhan yang pasti aman dari tangan
2 = dapat mentransfer dengan pengawasan
1 = membutuhkan satu orang untuk membantu
0 = membutuhkan dua orang untuk membantu atau mengawasi
6. Berdiri dengan 4 = dapat berdiri 10 detik dengan aman
mata tertutup 3 = dapat berdiri 10 detik dengan pengawasan
2 = mampu berdiri 3 detik
1 = tidak dapat menjaga mata tertutup 3 detik tapi tetap aman
0 = membutuhkan bantuan agar tidak jatuh
7. Berdiri dengan 4 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara independen dan
kaki rapat berdiri 1 menit aman
3 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara independen dan
berdiri 1 menit dengan pengawasan
2 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara mandiri tetapi
tidak dapat tahan selama 30 detik
1 = memerlukan bantuan untuk mencapai posisi tapi mampu berdiri
15 kaki bersama-sama detik
0 = memerlukan bantuan untuk mencapai posisi dan tidak dapat tahan
selama 15 detik
8. Menjangkau ke 4 = dapat mencapai ke depan dengan percaya diri 25 cm (10 inci)
depan dengan 3 = dapat mencapai ke depan 12 cm (5 inci)
Tangan 2 = dapat mencapai ke depan 5 cm (2 inci)

34
1 = mencapai ke depan tetapi membutuhkan pengawasan
0 = kehilangan keseimbangan ketika mencoba / memerlukan dukungan
eksternal
9. Mengambil 4 = dapat mengambil sandal aman dan mudah
barang dari lantai 3 = dapat mengambil sandal tetapi membutuhkan pengawasan
2 = tidak dapat mengambil tetapi mencapai 2-5 cm (1-2 inci) dari sandal
dan menjaga keseimbangan secara bebas
1 = tidak dapat mengambil dan memerlukan pengawasan ketika
mencoba
0 = tidak dapat mencoba / membantu kebutuhan untuk menjaga dari
kehilangan keseimbangan atau jatuh
10. Menoleh ke 4 = tampak belakang dari kedua sisi dan berat bergeser baik
Belakang 3 = tampak belakang satu sisi saja sisi lain menunjukkan pergeseran
berat badan kurang
2 = hanya menyamping tetapi tetap mempertahankan keseimbangan
1 = perlu pengawasan saat memutar
0 = butuh bantuan untuk menjaga dari kehilangan keseimbangan atau
jatuh
11. Berputar 360 4 = mampu berputar 360 derajat dengan aman dalam 4 detik atau kurang
Derajat 3 = mampu berputar 360 derajat dengan aman satu sisi hanya 4 detik
atau kurang
2 = mampu berputar 360 derajat dengan aman tetapi perlahan-lahan
1 = membutuhkan pengawasan yang ketat atau dengan lisan
0 = membutuhkan bantuan saat memutar
12. Menempatkan 4 = mampu berdiri secara independen dengan aman dan menyelesaikan
kaki bergantian di 8 langkah dalam 20 detik
bangku 3 = mampu berdiri secara mandiri dan menyelesaikan 8 langkah dalam>
20 detik
2 = dapat menyelesaikan 4 langkah tanpa bantuan dengan pengawasan
1 = dapat menyelesaikan> 2 langkah perlu assist minimal
0 = membutuhkan bantuan agar tidak jatuh / tidak mampu untuk
Mencoba

35
13. Berdiri dengan 4 = mampu menempatkan tandem kaki secara independen dan tahan 30
satu kaki didepan detik
3 = mampu menempatkan kaki depan independen dan tahan 30 detik
2 = dapat mengambil langkah kecil secara mandiri dan tahan 30 detik
1 = kebutuhan membantu untuk melangkah tapi dapat menyimpan 15
detik
0 = kehilangan keseimbangan saat melangkah atau berdiri
14. Berdiri dengan 4 = mampu mengangkat kaki secara independen dan tahan> 10 detik
satu kaki 3 = mampu mengangkat kaki secara independen dan tahan 5-10 detik
2 = mampu mengangkat kaki secara independen dan tahan ≥ 3 detik
1 = mencoba untuk angkat kaki tidak bisa tahan 3 detik tetapi tetap
berdiri secara independen.
0 = tidak dapat mencoba kebutuhan membantu untuk mencegah
jatuhnya.

Interpretasi
0-20 = harus memakai kursi roda (wheelchair bound)
21-40 = berjalan dengan bantuan
41-56 = mandiri/independen

Nilai = 21 (Berjalan dengan Bantuan)

36
ANALISA DATA

No. Data Etiologi Problem


1. Ds :
- Klien mengatakan
P : agen cidera biologis
Q : cenut-cenut
R : bagian lutut
S:3 Agen Cidera Biologis Nyeri Akut
T : hilang timbul, terutama setelah
beraktivitas
Do:
- Klien tampak menunjukkan ekspresi
wajah nyeri
2. Ds :
- Klien mengatakan sulit berjalan jika tidak
menggunkan tongkat/alat bantu Gangguan
Resiko Jatuh
Keseimbangan
Do :
- Aktivitas klien dibantu oleh istrinya
3. Ds:
- Klien mengatakan kesulitan membolak-
balik posisi
- Klien mengatakan tidak nyaman
- Klien mengatakan tidak bisa berdiri Penurunan Kekuatan Hambatan Mobilitas
terlalu lama Otot Fisik
Do :
- Gangguan sikap berjalan
- Klien tampak mengalami penurunan
rentang gerak
4. Ds:
- Klien mengatakan tidak mampu Defisit Perawatan Diri:
Nyeri (Lutut)
membasuh tubuh Mandi
- Klien mengatakan tidak mampu

37
mengeringkan tubuh
- Klien mengatakan tidak mampu
menjangkau sumber air
Do:
- Kuku tampak panjang dan kotor
- Klien kesulitan mengakses kamar mandi
- Klien kesulitan mengatur air mandi
- Klien tidak mampu mengambil keperluan
mandi
5. Ds:
- Klien mengatakan kesulitan
mengancingkan pakaian
- Klien mengatakan kesulitan mengenakan Defisit Perawatan Diri:
Nyeri (Lutut)
pakaian pada tubuh atas Berpakaian
Do:
- Klien kesulitan mengambil pakaian
- Klien kesulitan melepaskan pakaian
6. Ds:
- Klien mengatakan kesulitan mengakses
toilet
- Klien mengatakan kesulitan untuk
jongkok Defisit Perawatan Diri:
Nyeri (Lutut)
Do: Eliminasi
- Klien kesulitan melakukan higiene
eliminasi secara komplit
- Klien kesulitan memanipulasi pakaian
untuk eliminasi

38
DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS

1. Nyeri Akut b.d. Agen Cidera Biologis


2. Resiko Jatuh b.d. Gangguan Keseimbangan
3. Hambatan Mobilitas Fisik b.d. Penurunan Kekuatan Otot
4. Defisit Perawatan Diri: Mandi b.d. Nyeri (Lutut)
5. Defisit Perawatan Diri: Eliminasi b.d. Nyeri (Lutut)
6. Defisit Perawatan Diri: Berpakaian b.d. Nyeri (Lutut

39
NURSING CARE PLAN

Diagnosa Perencanaan
No.
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri Akut b.d. Agen Setelah dilakukan tindakan asuhan Manajemen Nyeri (1400) Manajemen Nyeri (1400)
Cidera Biologis keperawatan selama ...... diharapkan nyeri 4. Monitor nyeri secara 4. Untuk mengetahui
Ds : akut b.d. agen cidera biologis dapat komprehensif perkembangan nyeri
- Klien mengatakan berkurang dengan kriteria hasil : 5. Ajarkan teknik relaksasi napas 5. Untuk mengurangi nyeri
P : agen cidera Tingkat Nyeri (2102) Dalam dengan non farmakologi
biologis 3. Ekspresi wajah nyeri berkurang 6. Kolaborasikan dengan keluarga 6. Memodifikasi keluarga untuk
Q : cenut-cenut 4. Nyeri berkurang dari skala 3 ke 2 untuk teknik distraksi menurunkan nyeri
R : punggung Kontrol Nyeri (1605) Terapi Relaksasi (6040) Terapi Relaksasi (6040)
S:3 2. Mampu melakukan teknik relaksasi 3. Posisikan klien nyaman 3. Untuk mengurangi nyeri
T : hilang timbul, napas dalam 4. Edukasikan mengenai manfaat 4. Agar klien dapat mengetahui
terutama setelah relaksasi manfaat relaksasi
beraktivitas

40
Do:
Klien tampak
menunjukkan ekspresi
wajah nyeri
2. Resiko Jatuh b.d. Setelah dilakukan tindakan asuhan Pencegahan Jatuh (6490) Pencegahan Jatuh (6490)
Gangguan keperawatan selama ..... diharapkan 5. Monitor kemampuan untuk 5. Untuk mengetahui
Keseimbangan resiko jatuh b.d. gangguan keseimbangan berpindah dari tempat tidur ke perkembangan ambulasi klien
Ds : dapat berkurang dengan kriteria hasil : kursi dan sebaliknya 6. Untuk mencegah klien meraih
Klien mengatakan Kontrol Resiko (1902) 6. Dekatkan barang-barang milik sesuatu terlalu jauh lalu jatuh
sulit berjalan jika 4. Mengetahui faktor resiko jatuh Klien 7. Untuk mengurangi resiko jatuh
tidak menggunkan 5. Resiko jatuh berkurang 7. Ajarkan klien dan keluarga 8. Untuk mencegah resiko jatuh
tongkat/alat bantu 6. Menjalankan strategi kontrol resiko mengenai faktor resiko jatuh yang berkelanjutan
Do : Jatuh 8. Kolaborasi dengan keluarga
Aktivitas klien dibantu untuk selalu mengawasi klien
3 oleh istrinya
Hambatan Mobilitas Setelah dilakukan tindakan asuhan Terapi Latihan: Kontrol Otot Terapi Latihan: Kontrol Otot
Fisik b.d. Penurunan keperawatan selama ..... diharapkan (0226) (0226)
Kekuatan Otot hambatan mobilitas fisik b.d. penurunan 1. Monitor tanda-tanda vital 1. Mengetahui keadaan umum
Ds: kekuatan otot dapat berkurang dengan 2. Monitor kekuatan otot pasien
- Klien mengatakan kriteria hasil : 2. Memantau kekuatan otot
Kesulitan

41
membolak-balik Pergerakan (0226) Pengaturan Posisi (0840) Pengaturan Posisi (0840)
Posisi 1. Kekuatan otot meningkat menjadi 3 1. Lakukan untuk memiringkan 1. Agar tidak terjadi dekubitus
- Klien mengatakan 2. Tekanan darah pasien dalam rentang pasien ke kanan dan ke kiri 2. Agar tidak terjadi kekakuan
tidak nyaman Normal setiap 5 jam sekali sendi
- Klien mengatakan 3. Keseimbangan pasien dari banyak 2. Lakukan ROM pasif terhadap Peningkatan Latihan: Latihan
tidak bisa berdiri terganggu menjadi sedikit terganggu klien Kekuatan (0201)
terlalu lama Peningkatan Latihan: Latihan 1. Agar keluarga juga dapat
Do : Kekuatan (0201) memahami
- Gangguan sikap 1. Edukasi kepada keluarga 2. Untuk melakukan secara
Berjalan tentang pentingnya latihan mandiri
- Klien tampak kekuatan otot pada klien
Mengalami 2. Kolaborasi dengan keluarga
penurunan rentang untuk melakukan latihan secara
Gerak mandiri
4. Defisit Perawatan Diri: Setelah dilakukan tindakan asuhan Bantuan Perawatan Diri: Mandi / Bantuan Perawatan Diri: Mandi /
Mandi b.d. Nyeri keperawatan selama ..... diharapkan Kebersihan (1801) Kebersihan (1801)
(Lutut) defisit perawatan diri: mandi b.d. nyeri 1. Kaji kemampuan klien untuk 1. Mengkaji kemampuan klien
Ds: (punggung) dapat berkurang dengan melakukan perawatan diri untuk melakukan perawatan
- Klien mengatakan kriteria hasil : 2. Kaji kebersihan kuku klien diri memudahkan intervensi
tidak mampu 3. Ganti pakaian yang kotor selanjutnya

42
membasuh tubuh Perawatan Diri: Mandi (0301) dengan yang bersih 2. Agar kuku klien bersih dan rapi
Klien- mengatakan 1. Klien terlihat segar dan bersih 4. Edukasi keluarga untuk 3. Mengganti pakaian melindungi
tidak mampu 2. Kuku terlihat bersih dan pendek menjaga kebersihan kuku klien klien dari kuman dan
mengeringkan 5. Kolaborasi dengan keluarga meningkatkan rasa nyaman
tubuh untuk memandikan / mengelap 4. Kebersihan kuku dapat
Klien- mengatakan klien menghindari kuman
tidak mampu 5. Keluarga merupakan orang
menjangkau sumber terdekat klien dan berhak
air memandikan klien
Do:
Kuku- tampak
panjang dan kotor
Klien- kesulitan
mengakses kamar
mandi
Klien- kesulitan
mengatur air mandi
Klien- tidak mampu
mengambil
keperluan mandi

43
44
5. Defisit Perawatan Diri: Setelah dilakukan tindakan asuhan Bantuan Perawatan Diri: Bantuan Perawatan Diri:
Berpakaian b.d. Nyeri keperawatan selama ..... diharapkan Berpakaian / Berdandan (1802) Berpakaian / Berdandan (1802)
(Lutut) defisit perawatan diri: berpakaian b.d. 1. Pantau tingkat kekuatan dan 1. Menentukan tindakan
Ds: nyeri (punggung) dapat berkurang dengan toleransi aktivitas untuk keperawatan selanjutnya
- Klien mengatakan kriteria hasil : berpakaian 2. Memudahkan dalam
kesulitan Perawatan Diri: Berpakaian (0302) 2. Bantu klien memilih pakaian berpakaian
mengancingkan 1. Mampu melepas pakaian secara yang mudah dipakai dan 3. Memberi keamanan dan
pakaian Mandiri dilepas kenyamanan klien
- Klien mengatakan 2. Mampu berpakaian secara mandiri 3. Jaga privasi klien saat 4. Agar rambut terlihat rapi
kesulitan 3. Menunjukkan rambut yang rapi dan berpakaian
mengenakan Bersih 4. Fasilitasi klien untuk menyisir
pakaian pada tubuh rambut
atas
Do:
- Klien kesulitan
mengambil pakaian
- Klien kesulitan
melepaskan pakaian

45
46
6. Defisit Perawatan Diri: Setelah dilakukan tindakan asuhan Bantuan Perawatan Diri: Eliminasi Bantuan Perawatan Diri: Eliminasi
Eliminasi b.d. Nyeri keperawatan selama ..... diharapkan (1804) (1804)
(Lutut) defisit perawatan diri: eliminasi b.d. nyeri 1. Kaji integritas kulit klien 1. Mengetahui keadaan kulit klien
Ds: (punggung) dapat berkurang dengan 2. Beri privasi selama eliminasi 2. Memberi keamanan dan
- Klien mengatakan kriteria hasil : 3. Edukasi keluarga untuk kenyamanan klien
kesulitan Perawatan Diri: Eliminasi (0303) menjaga kebersihan klien 3. Menambah pengetahuan
mengakses toilet 1. Masuk dan keluar kamar mandi setelah eliminasi keluarga mengenai pentingnya
- Klien mengatakan ditingkatkan dari banyak terganggu 4. Kolaborasi dengan keluarga kebersihan klien
kesulitan untuk menjadi sedikit terganggu untuk membantu klien selama 4. Keluarga dapat memberikan
jongkok eliminasi bantuan pada klien
Do:
- Klien kesulitan
melakukan higiene
eliminasi secara
komplit
- Klien kesulitan
memanipulasi
pakaian untuk
eliminasi

47
DAFTAR PUSTAKA

Asikin M, dkk. (2016). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Fitriana, Rahmatul. (2015). Cara Cepat Usir Asam Urat. Yogyakarta: Medika.

Mubarak, dkk. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: AGC.

Nurarif, Amin Huda, Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA Nic-Noc. Jilid 2. Yogyakarta: Mediaction.

Sudoyo, Samudra A.W, dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke 5. Jakarta: Interna
Publishing.

Susanto, Teguh. (2013). Asam Urat Deteksi, Pencegahan, Pengobatan. Yogyakarta: Buku Pintar.

Zahara, R. (2013). Artritis Gout Metakarpal dengan Perilaku Makan Tinggi Purin Diperberat oleh
Aktifitas Mekanik Pada Kepala Keluarga dengan Posisi Menggenggam Statis. Volume 1 nomor 3.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/viewFile/115/11 3. Diakses pada
tanggal 24 November 2018.

48

Anda mungkin juga menyukai