Koordinator Mata Kuliah : Eva Nurlina Apriliana, M.Kep., Ns., Kep. Kom
Disusun Oleh :
Kelas 3A
YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam urat disebut sebagai salah satu penyakit yang sering diderita
oleh orang yang usianya lebih tua karena berlebihan dalam mengkonsumsi
makanan yang tinggi protein dan tinggi lemak (Noviyanti, 2015).
Asam urat disebut juga artritis gout termasuk suatu penyakit
degeneratif yang menyerang persendian, dan paling sering dijumpai di
masyarakat terutama dialami oleh lanjut usia (lansia). Namun tak jarang
penyakit ini juga ditemukan pada golongan pralansia (Damayanti, 2012).
Di dunia prevalensi penyakit asam urat mengalami kenaikan
jumlah penderita hingga dua kali lipat antara tahun 1990-2010. Pada orang
dewasa di Amerika Serikat penyakit asam urat mengalami peningkatan
dan mempengaruhi 8.3 juta (4%) orang Amerika. Sedangkan prevalensi
hiperurisemia juga meningkat dan mempengaruhi 43.300.000 (21%) orang
dewasa di Amerika Serikat (Sutanto, 2013).
Meniurut WHO Indonesia merupakan negara terbesar ke empat
sedunia yang penduduknya menderita asam urat. Di Indonesia penyakit
asam urat 65% terjadi pada lansia. Kadar asam urat normal pada pria
berkisar 3,5- 7 mg/ dl dan pada perempuan 2,6- 6 mg/dl. Kadar asam urat
diatas normal disebut hiperurisemia (Setyo, 2014).
Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan
bahwa penyakit sendi di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
(nakes) sebesar 11.9% dan berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar
24.7%, sedangkan berdasarkan daerah diagnosis nakes tertinggi di
Provinsi Bali sebesar 19.3% dan berdasarkan diagnosis dan gejala tertinggi
yaitu di Nusa Tenggara Timur sebesar 31.1%. Prevalensi penyakit sendi di
Jawa Tengah tahun 2013 berdasarkan diagnosis nakes sebesar 11.2%
ataupun berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar 25.5% (Riskesdas,
2013).
Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian di
Dusun karang talun wukirsari imogiri bantul dengan mengusung judul
Asuhan Keperawatan gerontik Dengan Agregat Pada Lansia Dengan Asam
Urat Di Dusun karangtalun.
BABII
DEFINISI LANSIA
Lanjut usia (lansia) adalah populasi manusia yang telah mencapai
usia 65 tahun (Touhy & Jett, 2014). Hal ini serupa dengan yang
diemukakan oleh para ahli gerontology yang mengatakan bahwa seseorang
dapat dikatakan lansia apabila telah mencapai usia 65 tahun (Miller, 2012).
Lansia sendiri terbagi dalam beberapa tingkatan yaitu lansia muda dengan
rentang usia 65-74 tahun, lansia pertengahan dengan rentang usia 75-84
tahun, lansia sangat tua dengan rentang usia 85 tahun ke atas (DeLaune &
Ladner, 2002; Mauk, 2006).
Menurut undang-undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan
lanjut usia di Indonesia menyatakan bahwa yang dimaksud dengan lansia
adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Sehingga
setiap penduduk Indonesia yang telah berusia 60 tahun atau lebih telah
masuk dalam kategori lansia. Lansia di Indonesia diklasifikasikan menjadi
(1) kelompok usia prasenilis yaitu berusia 45-59 tahun (2) kelompok usia
lanjut yaitu berusia 60 tahun ke atas (3) kelompok usia risiko tinggi yaitu
berusia 70 tahun ke atas ataupun berusia 60 tahun ke atas dengan masalah
kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2009).
1. PROSES MENUA
Proses menua adalah peristiwa yang akan terjadi pada laki-laki dan
perempuan, baik muda maupun tua (Miller,2012). Hal tersebut
dikarenakan proses menua merupakan bagian dari peristiwa siklus
kehidupan manusia. Siklus kehidupan manusia dimulai dari janin dan
berakhir pada tahapan lanjut usia dan kematian. Lanjut usia merupakan
tahap akhir perkembangan manusia. Sehingga lansia adalah manusia
dewasa yang telah mengalami proses menua tahap akhir.
2. KLASIFIKASI
Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia.
a. Pralansia (prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia Resiko Tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau
lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan (Depkes RI, 2003).
d. Lansia Potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI,
2003).
e. Lansia Tidak Potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI,
2003).
3. KARAKTERISTIK
menurut Keliat (1999) dan Maryam (2008), lansia memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 Ayat (2) UU No. 13
tentang kesehatan).
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai
sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi
adaftif hingga kondisi maladaptif.
c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi (Maryam, 2008)
4. TIPE LANSIA
Di zaman sekarang (zaman pembangunan), banyak ditemukan bermacam-
macam tipe usia lanjut. Yang menonjol antara lain:
a. Tipe arif bijaksana.
Lanjut usia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri
dengan perubahan zaman, mempunyai diri dengan perubahan zaman,
mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
b. Tipe mandiri
Lanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan
kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan,
serta memenuhi undangan.
c. Tipe tidak puas
Lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang
proses penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan
daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman yang
disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit
dilayani dan pengkritik.
d. Tipe pasrah
Lanjut usia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik,
mempunyai konsep habis (“habis gelap datang terang”), mengikuti
kegiatan beribadat, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
e. Tipe bingung
Lansia yang kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,
merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh (Nugroho, 2008).
ETIOLOGI
Gejala Artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat dari
penyebabnya penyakit ini termasuk dalam golongan kelainan metabolit.
Faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan gout adalah :
Pembedahan
Trauma
Obat-obatan
Alkohol
Stress emosional
Diet tinggi purin
a) Pembentukan Asam urat yang berlebihan
Gout primer metabolik disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebihan
karena penyakit.
Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebihan
karena penyakit.
b) Kurangnya pengeluaran asam urat
Gout primer renal terjadi karena gangguan ekskresi asam urat ditubuli
distal ginjal
Gout sekunder renal disebabkan oleh kerusakan ginjal.
KLASIFIKASI
Gout primer
Gout sekunder
PATOFISIOLOGI
GOUT
- Atritis Gangguan citra tubuh b.d ekskresi asam urat oleh ginjal
akut adanya trofi
- Tofi
Membentuk kristal asam urat - Proteinuria
Gangguan mobilitas fisik - Hipertensi
Destruksi sendi dan jaringan lunak b.d disfungsi persendian ringan
Batu ginjal asam urat
Kurangnya pengetahuan
Disfungsi persendian mengenai penyakit b.d tidak
terpaparnya informasi
Resiko cidera
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Ditemukan kadar asam urat meningkat dalam darah (> 6 mg %)
PENATALAKSANAAN
Penanganan gout biasanya dibagi menjadi penanganan serangan akut dan kronik. Ada 3 tahapan dalam terapi
penyakit ini:
1. Mengatasi serangan akut
2. Mengurangi kadar asam urat untuk mnecegah penimbunan kristal urat pada jaringan, terutama persendian
3. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipouresemik
Terapi non farmakologi
Terapi non farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan gout. Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin,
modifikasi diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan pada pasien yang kelebihan berat badan terbukti efektif.
Terapi farmakologi
Serangan akut
Istirahat dan terapi cepat dnegan pemberian NSAID, misalnya indometasin 200 mg/hari atau diklofenak 159 mg/hari, merupakan terapi lini pertama
dalam menangani serangan akut gout, asalkan tidak ada kontraindikasi terhadap NSAID. Aspirin harus dihindari karena ekskresi aspirin
berkompetesi dengan asam urat dan dapat memperparah serangan gout akut. Obat yang menurunkan kadar asam urat serum (allopurinol dan obat
urikosurik seperti probenesid dan sulfinpirazon) tidak boleh digunakan pada serangan akut.
Penanganan NSAID, inhibitor cyclooxigenase-2 (COX 2), kolkisin dan kortikosteroid untuk serangan akut dibicarakan berikut ini :
1. NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien yang mengalami serangan gout akut. NSAID harus diberikan dengan dosis
sepenuhnya pada 24-48 jam pertama atau sampai rasa nyeri hilang. NSAID yang umum digunakan untuk mengatasi episode gout akut adalah :
Naproxen- awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari
Piroxicam- awal 40 mg, kemudian 10-20 mg/hari
Diclofenac- awal 100 ,g, kemudian 50 mg 3x/hari
2. COX-2 inhibitor; Etoricoxib merupakan satu-satunya COX-2 yang dilisensikan untuk mengatasi serangan akut gout. Obat ini efektif tapi cukup
mahal, dan bermanfaat terutama bagi pasien yang tidak tahan terhadap efek gastrointestinal NSAID non selektif. COX-2 inhibitor mempunyai
resiko efek samping gastrointestinal bagian atas lebih rendah dibanding NSAID non selektif.
3. Colchicine merupaka terapi spesifik dan efektif untuk serangan gout akut. Namun dibanding NSAID kurang populer karena kerjanya lebih lambat
dan efek samping lebih sering dijumpai.
4. Steroid adalah strategi alternatif selain NSAID dan kolkisin. Cara ini dapat meredakan serangan dengan cepat ketika hanya 1 atau 2 sendi yang
terkena. Namun, harus dipertimbangkan dengan cermat diferensial diagnosis antara atrithis sepsis dan gout akut.
Serangan kronik
Kontrol jangka panjang hiperuriesmia merupakan faktor penting untuk mencegah terjadinya serangan akut gout, keterlibatan ginjal dan
pembentukan batu asam urat. Penggunaan allopurinol, urikourik dan feboxsotat untuk terapi gout kronik dijelaskan berikut ini:
1. Allopurinol ; obat hipouresemik pilihan untu gout kronik adalah alluporinol, selain mengontrol gejala, obat ini juga melindungi fungsi ginjal.
Allopurinol menurunkan produksi asam urat dengan cara menghambat enzim xantin oksidase.
2. Obat urikosurik; kebanyakan pasien dengan hiperuresmia yang sedikit mengekskresikan asam urat dapat terapi dengan obat urikosurik.
Urikosurik seperti probenesid (500 mg-1 g 2x/hari).
DAFTAR PUSTAKA
Sylvia a price & Lorraine M Wilson. 1994. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Persatuan Ahli Penyakit dalam Indonesia.1996.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I edisi III. Jakarta: Balai Penerbit.
Doengoes, Marilynn E , dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Fakultas Kedokteran UI.2000. Kapita Selekta Kedokteran. edisi 3, Jilid I. Jakarta: Media Aescul
LAMPIRAN 1
FORMAT PENGKAJIAN ASKEP LANSIA
Nama : Tn A
Tempat & Tanggal Lahir :Gol.Darah : B
Pendidikan Terakhir : SD
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
TB/BB : Cm / Kg 150cm 50kg
Penampilan : Ciri-ciriTubuh : klien memiliki postur tubuh agak bongkok
Alamat : karang talun wukirsari
Telp./
Orang Yang Dekat Di hubungi :
HubungandenganLansia : Ny s
Alamat : karang talun wukirsari
Telp./
B. RIWAYAT KELUARGA
1. SusunananggotaKeluarga
No. NAMA L/P HUBUNGAN PENDIDIKAN PEKERJAAN KETERANGAN
KELUARGA
Ny a P Anak SD wiraswasta
Tn p L Anak Smp buruh
Tn a L Anak Smp buruh
Ny a p Anak Sma buruh
2. Genogram :
3. Tipe / BentukKeluarga :
1. RIWAYAT PEKERJAAN
Hobby / Minat :
KeanggotaanOrganisasi :
LiburanPerjalanan :
4. SISTEM PENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi :
Jarak dari rumah :
Rumah Sakit : 10 Km
Klinik : 3 Km
Pelayanan Kesehatan dirumah :
Makanan yang dihantarkan : tidak ada
Perawatan sehari-hari yang dilakukan :
keluarga
Lain-lain :
5. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
6. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun : ps mengeluhkan nyeri saat pagi hari
yang lalu
Status kesehatan umum selama 5 tahun : ps mengatakan pernah mengalami kecelakaan 2 tahun yg lalu
yang lalu
KELUHAN UTAMA : ps mengatakan nyeri dan pegal pegal saat pagi hari ps sudah merasakan hal tersebut selama 5 tahun
Provokative / paliative :-
Quality / Quantity :-
Region : -
Severity Scale : -
Timming : -
Pemahaman&PenatalaksanaanMasalahKesehatan :
OBAT-OBATAN :
No. NamaObat Dosis Keterangan
Obat warung
Alergi : (Catatanagendanreaksispesifik)
Obat-obatan :-
Makanan :-
Faktor Lingkungan : -
Penyakit yang diderita : ps mengatakan menderita asam urat sejak 5 tahunyg lalu
1. Hipertensi
2. Rheumatoid
3. Asthma
4. Dimensia, dll...........
KeadaanUmum :
Tingkat Kesadaran : Composmentis, Apatis, Somnolens, Suporus, Coma
GCS : Eye 4 Verbal 4 Psikomotor 6
Tanda-tanda Vital : Puls 88
Temp 36,7
SistemKardiovaskuler RR 22
SistemPernafasan Tensi 140/90 mmhg
SistemIntegumen
: kulit keriout kering warna sawomatang
SistemPerkemihan : bias teraba kosong
SistemMuskulo Skeletal : ps dapat melakukan aktifitas sehari hari
SistemEndokrin : ps mengalami penurunan sukmatik
Sistem Gastrointestinal : -
: -
SistemReproduksi
:-
SistemPersarafan : -
SistemPenglihatan : ps mengatakan pengelihatan nya kabur
SistemPendengaran : ps mengalami sedikit penurunan pendengaran
SistemPengecapan : ps dapat merasakan asin dan manis
:
SistemPenciuman : tidak ada masalah penciuman
TactilRespon :
K. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL
L. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium : -
2. radiologi : -
LAMPIRAN 2
INDEKS KATZ
SKORE
+ - No. PERTANYAAN JAWABAN
1. Tanggal berapa hari ini ? 20
2. Hari apa sekarang ini ? senin
3. Apa namat empatini ? Rumah
4. Berapa nomor telpon Anda ?
4.a. Dimana alamat Anda ?
(tanyakan bila tidak memiliki telpon)
5. Berapa umur Anda ? 60
6. Kapan Anda lahir ? 1955
7. Siapa Presiden Indonesia sekarang ? jokowi
8. Siapa Presidensebelumnya ? jokowi
9. Siapa nama kecil ibu Anda ? marsinah
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari 17, 14, 11, 9, 6, 3, 0
setiap angka baru, semua secara menurun ?
JumlahKesalahan Total 0
KETERANGAN :
1. Kesalahan 0 – 2 Fungsiintelektualutuh
2. Kesalahan 3 – 4 KerusakanintelektualRingan
3. Kesalahan 5 – 7 KerusakanintelektualSedang
4. Kesalahan 8 – 10 KerusakanintelektualBerat
LAMPIRAN 4
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Menguji Aspek - Kognitif dari Fungsi Mental
REGISTRASI
Nama 3 Obyek (1 detik untuk mengatakan masing-masing) tanyakan klien ke 3 obyek setelah anda telah
3 mengatakan. Beri 1 point untuk tiap jawaban yang benar, kemudian ulangi sampai ia mempelajari ke 3 nya
jumlahkan percobaan & catat. Percobaan : ……………………
PERHATIAN & KALKULASI
Seri 7's ( 1 point tiap benar, berhenti setelah 5 jawaban, berganti eja kata ke belakang) ( 7 kata dipilih eja dari
5 belakang)
MENGINGAT
3 Mintauntukmengulangike 3 obyekdiatas, beri 1 point untuktiapkebenaran.
BAHASA
Menyebutkan 2 benda (2 point)
9
30 Nilai Total
KETERANGAN :
34
LAMPIRAN 5
INVENTARIS DEPRESI BECK
(Penilaian Tingkat DepresiLansiadari Beck &Decle, 1972)
SKORE U R A I A N
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Sayagalau/sedihsepanjangwaktudantidakdapatkeluardarinya 2
1 Sayamerasasedih/galau
0 Sayatidakmerasasedih
B PESIMISME
3 Merasamasadepanadalahsia-sia&sesuatutidakdapatmembaik
2 Merasatidakpunyaapa-apa&memandangkemasadepan 2
1 Merasakecilhatitentangmasadepan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasatelahgagalmelebihi orang padaumumnya
0 Tidakmerasagagal 0
35
D KETIDAK PUASAN
3 Tidakpuasdengansegalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidakmenyukaicara yang sayagunakan
0 Tidakmerasatidakpuas 0
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat beuruk / tidak berharga
2 Merasasangatbersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah 0
36
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Sayamempunyaibanyakkesulitandalammembuatkeputusan
1 Sayaberusahamengambilkeputusan 1
0 Sayamembuatkeputusan yang baik
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu 1
0 Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu 2
1 Sayamerasalelahdari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya 0
37
KETERANGAN : Nilai depresi ps 7
PENILAIAN
0-4 DepresiTidak Ada / Minimal
5-7 DepresiRingan
8 - 15 DepresiSedang
16 + DepresiBerat
LAMPIRAN 6
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
Alat Skrining Singkat Yang dapat digunakan untuk
38
mengkajiFungsiSosiallansia
1. Sayapuasbahwasayadapatkembalipadakeluarga 2
(teman-teman) ADAPTATION
sayauntukmembantupadawaktusesuatumenyusah
kansaya.
2. Sayapuasdengancarakeluarga (teman-teman) 2
sayamembicarakansesuatudengansaya&mengung PARTNERSHIP
kap- kanmasalahdengansaya
3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 2
saya menerima & mendukung keinginan saya GROWTH
untuk melakukan aktivitas / arah baru
4. Sayapuasdengancarakeluarga (teman-teman) 2
sayamengekspresikanafek&beresponsterhadapem AFFECTION
osi-emosisayasepertimarah, sedih / mencintai.
5. Sayapuasdengancarateman- 1
temansaya&sayamenyediakanwaktubersama- RESOLVE
sama.
PENILAIAN : 9
Pertanyaan-pertanyaan yang di Jawab :
Selalu : Skore 2
Kadang-kadang : Skore 1
HampirTidakPernah : Skore 0
LAMPIRAN 7
PENGKAJIAN EMOSIONAL LANSIA
Identifikasi Masalah Emosional
39
Tanggal :
Nama klien : Tn a
Jenis kelamin : L
Umur : 65
TB/BB :150cm/50kg
Agama : islam
Suku : jawa
Golongan darah : b
Tahun pendidikan : 1976 SD
Alamat : karang talun
Tahap I
1. Apakah klien mengalami susah tidur?
Lanjutkan ke tahap 2 bila minimal ada satu jawaban “ya” pada tahap I
1. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan.
40
√ Ya Tidak
Ya Tidak √
Jika ada minimal satu jawaban “ya” maka masalah emosional (+)
LAMPIRAN 8
41
BERG BALANCE SCALE
Berg balance scale (BBS) merupakan skala untuk mengukur keseimbangan static dan dinamik secara objektif, yang terdiri dari 14 item tugas
keseimbangan (balance task) yang umum dalam kehidupan sehari-hari.
No Item keseimbangan Skor (0-4)
1. Duduk ke berdiri 4 = dapat berdiri tanpa menggunakan tangan dan menstabilkan independen.
3 = mampu berdiri secara independen menggunakan tangan.
2 = mampu berdiri menggunakan tangan setelah mencoba.
1 = perlu bantuan minimal untuk berdiri atau menstabilkan
0 = perlu asisten sedang atau maksimal untuk berdiri.
2. Berdiri tanpa penunjang 4 = dapat berdiri dengan aman selama 2 menit.
3 = mampu berdiri 2 menit dengan pengawasan.
2 = dapat berdiri 30 detik yang tidak dibantu/ditunjang.
1 = membutuhkan beberapa waktu untuk mencoba berdiri 30 detik yang tidak dibantu.
0 = tidak dapat berdiri secara mandiri selama 30 detik
3. Duduk tanpa penunjang 4 = bisa duduk dengan aman dan aman selama 2 menit
3 = bisa duduk 2 menit dengan pengawasan
2 = mampu duduk selama 30 detik
1 = bisa duduk 10 detik
0 = tidak dapat duduk tanpa penunjang
4. Berdiri ke duduk 4 = duduk dengan aman dengan menggunakan minimal tangan
3 = mengontrol posisi turun dengan menggunakan tangan
2 = menggunakan punggung kaki terhadap kursi untuk mengontrol posisi turun
1 = duduk secara independen tetapi memiliki keturunan yang tidak terkendali
0 = kebutuhan membantu untuk duduk.
5. Transfer 4 = dapat mentransfer aman dengan penggunaan ringan tangan
3 = dapat mentransfer kebutuhan yang pasti aman dari tangan
2 = dapat mentransfer dengan pengawasan
1 = membutuhkan satu orang untuk membantu
0 = membutuhkan dua orang untuk membantu atau mengawasi
6. Berdiri dengan mata 4 = dapat berdiri 10 detik dengan aman
tertutup 3 = dapat berdiri 10 detik dengan pengawasan
2 = mampu berdiri 3 detik
42
1 = tidak dapat menjaga mata tertutup 3 detik tapi tetap aman
0 = membutuhkan bantuan agar tidak jatuh
7. Berdiri dengan kaki rapat 4 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara independen dan berdiri 1 menit aman
3 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara independen dan berdiri 1 menit dengan pengawasan
2 = mampu menempatkan kaki bersama-sama secara mandiri tetapi tidak dapat tahan selama 30 detik
1 = memerlukan bantuan untuk mencapai posisi tapi mampu berdiri 15 kaki bersama-sama detik
0 = memerlukan bantuan untuk mencapai posisi dan tidak dapat tahan selama 15 detik
8. Menjangkau ke depan 4 = dapat mencapai ke depan dengan percaya diri 25 cm (10 inci)
dengan tangan 3 = dapat mencapai ke depan 12 cm (5 inci)
2 = dapat mencapai ke depan 5 cm (2 inci)
1 = mencapai ke depan tetapi membutuhkan pengawasan
0 = kehilangan keseimbangan ketika mencoba / memerlukan dukungan eksternal
9. Mengambil barang dari 4 = dapat mengambil sandal aman dan mudah
lantai 3 = dapat mengambil sandal tetapi membutuhkan pengawasan
2 = tidak dapat mengambil tetapi mencapai 2-5 cm (1-2 inci) dari sandal dan menjaga keseimbangan secara bebas
1 = tidak dapat mengambil dan memerlukan pengawasan ketika mencoba
0 = tidak dapat mencoba / membantu kebutuhan untuk menjaga dari kehilangan keseimbangan atau jatuh
10. Menoleh ke belakang 4 = tampak belakang dari kedua sisi dan berat bergeser baik
3 = tampak belakang satu sisi saja sisi lain menunjukkan pergeseran berat badan kurang
2 = hanya menyamping tetapi tetap mempertahankan keseimbangan
1 = perlu pengawasan saat memutar
0 = butuh bantuan untuk menjaga dari kehilangan keseimbangan atau jatuh
11. Berputar 360 derajat 4 = mampu berputar 360 derajat dengan aman dalam 4 detik atau kurang
3 = mampu berputar 360 derajat dengan aman satu sisi hanya 4 detik atau kurang
2 = mampu berputar 360 derajat dengan aman tetapi perlahan-lahan
1 = membutuhkan pengawasan yang ketat atau dengan lisan
0 = membutuhkan bantuan saat memutar
12. Menempatkan kaki 4 = mampu berdiri secara independen dengan aman dan menyelesaikan 8 langkah dalam 20 detik
bergantian di bangku 3 = mampu berdiri secara mandiri dan menyelesaikan 8 langkah dalam> 20 detik
2 = dapat menyelesaikan 4 langkah tanpa bantuan dengan pengawasan
1 = dapat menyelesaikan> 2 langkah perlu assist minimal
0 = membutuhkan bantuan agar tidak jatuh / tidak mampu untuk mencoba
43
13. Berdiri dengan satu kaki 4 = mampu menempatkan tandem kaki secara independen dan tahan 30 detik
didepan 3 = mampu menempatkan kaki depan independen dan tahan 30 detik
2 = dapat mengambil langkah kecil secara mandiri dan tahan 30 detik
1 = kebutuhan membantu untuk melangkah tapi dapat menyimpan 15 detik
0 = kehilangan keseimbangan saat melangkah atau berdiri
14. Berdiri dengan satu kaki 4 = mampu mengangkat kaki secara independen dan tahan> 10 detik
3 = mampu mengangkat kaki secara independen dan tahan 5-10 detik
2 = mampu mengangkat kaki secara independen dan tahan ≥ 3 detik
1 = mencoba untuk angkat kaki tidak bisa tahan 3 detik tetapi tetap berdiri secara independen.
0 = tidak dapat mencoba kebutuhan membantu untuk mencegah jatuhnya.
Total score = 56
Interpretasi
0-20 = harus memakai kursi roda (wheelchair bound)
21-40 = berjalan dengan bantuan
41-56 = mandiri/independen
44
Analisa Data
No Data Masalah
1. DS : Nyeri akut
1. Klien mengatakan kaki kanan dan kirinya
sakit
P : Asam urat
Q : di tusuk
tusuk
R : kaki kiri
S : 6 (0-10)
T: Hilang timbul
DO :
1. Klien meringis kesakitan
2. Hasil tes asam urat 9,5 mg/dL
45
2. DS :
1. Klien mengatakan kaki sulit digerakkan Hambatan Mobilitas
2. Klien mengatakan rasa nyeri di kakinya Fisik
DO :
Kekuatan otot :
5 5
4 4
46
Rencana Keperawatan
47
2. Hambatan Setelah dilakukan tindakan Peningkatan Latihan (0200)
mobilitas fisik keperawatan selam 3x 1. Monitor dari tanda – tanda
bd kekakuan pertemuan diharapkan inflamasi
sendi masalah hambatan mobilitas
2. obsrevasi asam urat
fisik berhubungan dengan
klien
kekakuan sendi dapat diatasi
3. Anjurkan ps untuk berobat
dengan :
ke layanan kesehatan
Pergerakan (0208)
48