Anda di halaman 1dari 63

Buku Pedoman Praktikum II

Pelayanan KB
2019

TIM PENYUSUN
1. Dwi Purwanti
2. K. Kasiati
3. Siti Alfiah

Untuk Mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan Soetomo


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
`
BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM II
PELAYANAN KELUARGA BERENCANA

1. Konseling Dalam Pelayanan KB


2. Perencanaan Keluarga dan Penapisan Klien
3. Pencegahan Infeksi
4. Pemasangan dan Pencabutan AKDR
5. Pemasangan dan Pencabutan Implan
6. Pemasangan dan Pencabutan Kondom
7. Pelayanan Kontrasepsi suntikan
8. Pelayanan Kontrasepsi Pil
9. Konseling Tubektomi dan Vasektomi

Untuk Mahasiswa Kebidanan Kampus Sutomo


Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Surabaya

Tim Penyusun:
1. Dwi Purwanti,S.Kp.,SST.,M.Kes
2. K.Kasiati,S.Pd.,M.Kes.
3. Siti Alfiah, S.Kep.Ns.,M.Kes.

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 1


`

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayahnya sehingga tersusun Buku Pedoman Praktikum II untuk mata
kuliah Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana (KRKB). Buku
Pedoman Praktikum II ini merupakan Pedoman belajar dalam pelayanan
Keluarga Berencana yang di peruntuk bagi mahasiswa Prodi DIII Kebidanan
Kampus Sutomo Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Surabaya, khususnya mahasiswa semester IV.
Materi dalam Buku Pedoman Praktikum ini merupakan prosedur
ketrampilan dari pokok bahasan Pelayanan KB yang terdapat dalam Mata
Kuliah KRKB. Dengan Buku Pedoman Praktikum ini, kami berharap
mahasiswa lebih mudah memahami dan melaksanakan langkah-langkah
suatu prosedur tindakan. Terselesainya Buku Pedoman Praktikum ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada semua pihak khususnya Tim dosen Mata Kuliah
KRKB Prodi Kebidanan Sutomo Surabaya.
Sebagai manusia yang tidak luput dari kekurangan, Buku Pedoman
Praktikum ini tentunya masih ada kekurangan. Oleh karena itu kami berharap
ada masukan dan saran terhadap Buku Pedoman Praktikum agar dapat di
perbaiki dan direvisi untuk yang akan datang.
Kami berharap Buku Pedoman Praktikum ini dapat memberikan
kontribusi dan manfaat bagi mahasiswa DIII Kebidanan Jurusan Kebidanan
Poltekkes Surabaya, khususnya mahasiswa semester IV.

Surabaya, 30 Januari 2019

Tim Penyusun

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 2


`

LEMBAR PENGESAHAN

Buku Pedoman Praktikum II Pelayanan Keluarga Berencana untuk mata


kuliah Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana (KRKB) disusun
berdasarkan pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam pelayanan KB yang
diperuntukkan bagi mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Kampus Sutomo
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya, khususnya
mahasiswa semester IV.

Surabaya, 24 Juli 2019

Mengetahui,

Ketua Program Studi D3 Penanggung Jawab


Kebidanan Sutomo Mata Kuliah

Dwi Wahyu Wulan S,SST.,M.Keb Siti Alfiah,S.Kep.Ns.,M.Kes


NIP.197910302005012001 NIP.196905011989032002

Direktur Politeknik Kesehatan Ketua Jurusan Kebidanan


Kemenkes Surabaya

DR.Ir.H.Bambang Guruh I.AIM,MM Astuti Setiyani, SST.,M.Kes


NIP.195801091980101001 NIP.196810201988032003

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 3


`

Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................... 5
BAB II
RINGKASAN MATERI ................................................................................. 6
2.1 KONSELING DALAM PELAYANAN KB ............................................ 6
2.2 PERENCANAAN KELUARGA DAN PENAPISAN KLIEN ............... 7
2.3 PENCEGAHAN INFEKSI ..................................................................... 9
2.3.1 PERLINDUNGAN DARI INFEKSI DIKALANGAN PETUGAS .. 10
2.3.2 UPAYA KEWASPADAAN STANDAR .......................................... 11
2.3.3 MENCUCI TANGAN ...................................................................... 13
2.3.4 TINDAKAN YANG MEMERLUKAN PENGGUNAAN SARUNG
TANGAN ....................................................................................... 13
2.3.5 PEMROSESAN ALAT ..................................................................... 16
2.4 PELAYANAN AKDR ............................................................................... 20
2.5 PELAYANAN IMPLAN ........................................................................... 21
2.6 PELAYANAN KB KONDOM .................................................................. 21
2.7 PELAYANAN KB SUNTIK ..................................................................... 22
2.8 PELAYANAN KB PIL .............................................................................. 23
2.8.1 PIL KOMBINASI ............................................................................. 23
2.8.2 PIL PROGESTIN .............................................................................. 23
2.9 KONSELING PELAANAN KB TUBEKTOMI ....................................... 24
BAB III
PENAPISAN KLIEN DAN PEDOMAN PRAKTIKUM ................................ 25
3.1 PENAPISAN KLIEN
1. DAFTAR TILIK PENAMPILAN KLIEN METODE NON OPORATIF. 25
2. DAFTAR TILIK PENAPISAN KLIEN METODE OPERASI WANITA
(TUBEKTOMI) .......................................................................................27
3. DAFTAR TILIK PENAPISAN KLIEN METODE OPERASI PRIA
(VASEKTOMI) ....................................................................................... 27
4. PROSEDUR PENAPISAN KLIEN ........................................................ 28
3.2 PEDOMAN PRAKTIKUM ........................................................................ 29
1. PEMASANGAN AKDR .........................................................................
29
2. PEDOMAN PRAKTIKUM PENCABUTAN AKDR .............................
33
3. PEDOMAN PRAKTIKUM PEMASANGAN KB IMPLAN .................
35
4. PEDOMAN PRAKTIKUM PENCABUTAN KB IMPLAN ..................
40
5. PEDOMAN PRAKTIKUM PENGGUNAAN KB KONDOM ..............
45
6. PEDOMAN PRAKTIKUM PELAYANAN KB SUNTIK .....................
48
7. PEDOMAN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN PIL KB ......................
51

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 4


`
8. PEDOMAN PRAKTIKUM KONSELING KB TUBEKTOMI .............
54
9. PEDOMAN PRAKTIKUM KONSELING KB VASEKTOMI ..............
57
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 60

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 5


`
BAB I
PENDAHULUAN

Pedoman pratikum ini disusun sebagai realisasi dari pembelajaran


pratikum . Berdasarkan kurikulum inti. SKS untuk pratikum mata kuliah
KRKB sejumlah 2 sks . Pedoman pratikum ada 2 yaitu pratikum I dan II .
Pedoman pratikum I berisi tentang tindakan-tindakan yang
berhubungan dengan kesehatan reproduksi . Sedangkan pedoman pratikum II
tentang tindakan-tindakan yang berhubungan dengan pelayanan KB .
Pedoman pratikum II tentang Pelayanan KB meliputi :
1. Konseling dalam pelayanan KB
2. Perencanaan Keluarga dan Penapisan Klien
3. Pencegahan Infeksi
4. Pemasangan dan Pencabutan AKDR
5. Pemasangan dan Pencabutan Implan
6. Pemasangan dan Pencabutan Kondom
7. Pelayanan Kontrasepsi Suntikan
8. Pelayanan Kontrasepsi Pil
9. Konseling Tubektomi dan vasektomi

Pedoman pratikum II ini disusun untuk memudahkan mahasiswa


mempelajari prosedur tindakan mulai persiapan, langkah - langkah
pelaksanaan dam evaluasinya .

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 6


`

BAB II
RINGKASAN MATERI

2.1 KONSELING DALAM PELAYANAN KB


Konseling merupakan aspek penting dalam pelayanan Keluarga
Berencana . Dengan melakukan konseling berarti petugas membaantu
klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan
digunakan sesuai dengan pilihannya . Disamping itu dapat membuat klien
merasa lebih puas . Kemampuan konseling pada petugas kesehatan dalam
pelayanan KB sangatlah diperlukan , untuk itu sebagai mahasiswa Bidan
calon petugas pelayanan KB harus bisa memahami dan mempratikkan
konseling.
Sikap yang dalam melakukan konseling yang baik terutama
ditujukan bagi calon klien baru adalah.
1) Memperlakukan klien dengan baik
2) Interaksi antara petugas dan klien
3) Memberikan informasi yang baik dan benar kepada klien
4) Menghindari pemberian informasi secara berlebihan
5) Membahas metode yang diinginkan klien
6) Membantu Klien untuk mengerti dan mengingat

Langkah-langkah konseling KB (SATU TUJU)


Langkah SATU TUJU adalah enam langkah yaang sudah dikenal
dan mudah diterapkan . Penerapannya tidak perlu dilakukan secara
berurutan karena petugas harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan
klien .

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 7


`
SA : SApa dan Salam kepada klien secara terbuka
T : Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya
U : Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu
apapilihanreproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan
beberapa kontrasepsi
TU : BanTUlah klien menentukan pilihannya.
J : Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi
pilihannya.
U : Perlunya dilakukan kunjungan Ulang
Untuk bisa menerapkan konseling dalam pelayanan KB dengan baik,
mahasiswa harus mempelajari konsep konseling pada materi ajar yang
sudah di pelajari sebelumnya

2.2 PERENCANAAN KELUARGA DAN PENAPISAN KLIEN


2.2.1 Perencanaan Keluarga
Dalam kehidupan berkeluarga jumlah anak dan kondisi kesehatan
reproduksi perempuan haruslah diperhatikan yaitu dengan merencanakan
keluarganya itu sendiri. Pemahaman yang baik tentang pentingnya
perencanaan keluarga berencana, bahwa :
1. Seorang perempuan telah dapat melahirkan, segera setelah ia
mendapat haid yang pertama (menarche)
2. Kesuburan seseorang perempuan akan terus berlangsung sampai
mati haid (menopause)
3. Kehamilan dan kelahiran terbaik, artinya risiko paling rendah
untuk ibu dan anak adalah antara 20-35 tahun
4. Persalinan pertama dan kedua paling rendah risikonya
5. Jarak antara dua kelahiran sebaiknya 2-4 tahun

Sehingga,sebagai keluarga dapat merencanakan keluarganya dengan


memperhatikan umur pasangannya (istri) :
1. Fase menunda kehamilan (umur kurang dari 20 tahun)
Urutan pemilihan kontrasepsi yang rasional adalah pil, IUD,
sederhana, implant, suntikan.
Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 8
`
2. Fase menjarangkan kehamilan (umur 20-35 tahun)
Dibagi dua :
Umur 20-25 tahun
Urutan pemilihan kontrasepsi yang rasional adalah IUD, suntikan,
minipil, pil, implant, sederhana
Umur 25-35 tahun
Urutan pemilihan kontrasepsi yang rasional adalah IUD, suntikan,
minipil, pil, implant, steril.
3. Fase tidak hamil lagi (umur diatas 35 tahun)
Urutan pemilihan kontrasepsi yang rasional adalah steril, IUD,
sederhana, pil.
2.2.2 Penapisan Klien
Tujuan utama penampisan klien sebelum pemberian suatu metode
kontrasepsi adalah untuk menentukan apakah ada:
1. Kehamilan
2. Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus
3. Masalah (misalnya ada diabetes mellitus, tekanan darah) yang
membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut.
Untuk sebagian besar klien keadaan ini bisa diselesaikan dengan
cara anamnesis terarah, sehingga masalah utama dapat dikenali atau
kemungkinan hamil dapat disingkirkan. Sebagian besar cara
kontrasepsi kecuali AKDR dan kontrasepsi mantap tidak
membutuhkan pemeriksaan fisik maupun panggul. Pemeriksaan
laboratorium untuk klien Keluarga Berencana (KB) atau klien baru
umumnya tidak diperlukan karena :
1. Sebagian besar klien KB berusia muda 16-35 tahun dan
umumnya sehat.

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 9


`
2. Masalah kesehatan reproduksi perempuan yang membutuhkan
perhatian (misal kanker genitalia dan payudara, fibroma uterus)
jarang didapat pada umur sebelum 35 tahun.
3. Pil kombinasi dosis rendah yang sekarang tersedia (berisi
estrogen dan progesteron) lebih baik daripada produk
sebelumnya, karena efek samping lebih sedikit dan jarang
menimbulkan masalah medis.
4. Pil progestin, suntikan dan susuk bebas dari efek yang
berhubungan dengan esterogen dan dosis progestin yang
dikeluarkan perhari bahkan lebih rendah dari pil kombinasi.
Ada beberapa daftar tilik penampisan klien untuk beberapa
metode kontrasepsi yang harus dipraktikan oleh mahasiswa, dimana
mahasiswa terlebih dahulu harus membaca materi secara lengkap
tentang perencanaan keluarga dan penampisan klien.
Meyakini bahwa klien tidak hamil adalah :
1. Tidak senggama sejak haid terakhir
2. Sedang memakai metode efektif secara baik dan benar
3. Sekarang didalam 7 hari pertama haid terakhir
4. Didalam 4 minggu pasca persalinan
5. Didalam 7 hari pasca keguguran
6. Menyusui dan tidak haid

2.3 PENCEGAHAN INFEKSI


Pencegahan infeksi bertujuan :
1. Melindungi klien dan petugas pelayanan KB dari akibat tertularnya
penyakit infeksi
2. Mencegah infeksi saling dalam prosedur KB, terutama pada
pelayanan kontrasepsi metode AKDR suntik,susuk dan kontrasepsi
mantap
3. Menurunkan risiko transmisi penyakit menular seperti hepatitis B dan
HIV/AIDS baik bagi klien maupun bagi petugas fasilitas kesehatan

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 10


`
2.3.1 PERLINDUNGAN DARI INFEKSI DI KALANGAN PETUGAS
Pelayanan KB membutuhkan kepatuhan melaksanakan tindakan
sesuai dengan kewaspadaan standar (standart precantion) diruang
pemeriksaan dan laboratorium. petugas harus memperlakukan semua
spesimen darah darah, jaringan,dan di tubuh sebagai pembawa infeksi.
Unsur-unsur penting kewaspadaan standar dan penggunaannya
dijelaskan pada tabel dibawah ini. Menggunakan pelindung (barrier)
fisik, mekanik maupun kimia antara mikroorganisme dan petugas
kesehatan merupakan cara yang sangat efektif untuk mencegah
penularan infeksi (misalnya, pelindung diri berfungsi memutuskan siklus
penularan penyakit).
Beberapa hal berikut merupakan cara pelaksanaan kewaspadaan
standar :
a. Anggap setiap orang (klien maupun staf) dapat menularkan infeksi.
b. Cuci tangan – upaya yang paling penting untuk mencegah
kontaminasi silang.
c. Gunakan (sepasang) sarung tangan sebelum menyentuh apapun
yang basah seperti kulit terkelupas , membran mukosa darah atau di
tubuh lain. Serta alat-alat yang telah dipakai dan bahan-bahan lain
yang terkontaminasi, atau sebelum melakukan tindakan invasif.
d. Gunakan pelindung fisik (misalnya kaca mata pelindung (goggles),
masker, dan celemek) untuk mengantisipasi percikan di tubuh
(sekresi maupun ekskresi), contohnya ketika membersihkan alat-alat
maupun bahan lainnya.
e. Gunakan bahan antiseptik untuk membersihkan kulit maupun
membran mukosa sebelum melakukan operasi, membersihkan luka,
atau menggosok tangan sebelum operasi dengan bahan antiseptik
berbahan dasar alkohol.

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 11


`
f. Lakukan upaya kerja yang aman, seperti tidak memasang tutup
jarum suntik (reccaping), memberikan alat-alat tajam dengan cara
yang aman, bila mungkin gunakan jarum tumpul untuk menjahit
luka.
g. buang bahan-bahan terinfeksi setelah terpakai dengan aman untuk
melindungi petugas pembuangan dan untuk mencegah cedera
maupun penularan infeksi kepada masyarakat.
Terakhir, lakukan pemrosesan terhadap instrument, sarung tangan
dan bahan lain setelah dipakai dengan cara mendekontaminasi dalam
larutan klorin 0,5% dan dicuci bersih, kemudian disterilisasi atau
didisinfeksi tingkat tinggi (DTT) dengan cara-cara yang dianjurkan.

2.3.2 UPAYA KEWASPADAAN STANDAR


a. Mencuci tangan
 Setelah menyentuh darah, duh tubuh, sekresi, ekskresi dan benda-
benda yang terkontaminasi
 Segera melepas sarung tangan.
 Sebelum dan sesudah memeriksa pasien lain, segera melepas sarung
tangan
 Untuk kontak dengan membram mukosa dan kulit yang tak utuh
(non-intact skin) : koyak, terkelupas, dan lain-lain.
b. Masker, kacamata, pelindung wajah
 Melindungi membrane mukosa mata, hidung, dan mulut ketika
terjadi kontak dengan darah dan duh tubuh.
c. Gaun operasi
 Melindungi kulit dari percikan darah maupun duh tubuh lain.
 Mencegah agar pakaian tidak terkontaminasi darah maupun duh tubuh
selama melakukan tindakan

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 12


`
d. Kain linen
 Tangani linen yang telah terkontaminasi sedemikian rupa sehingga
tidak menyentuh kulit atau membrane mukosa dan
untukmencegah agar baju maupun lingkungan tidak
terkontaminasi.
 Jangan lakukan pembilasan awal untuk linen yang telah
terkontaminasi.
e. Peralatan untuk perawatan pasien
 Tangani alat yan telah terkontaminasi sedemikian rupa sehingga
tidak menyentuh kulit atau membrane mukosa dan untuk
mencegah agar baju maupun lingkungan tidak terkontaminasi.
 Bersihkan peralatan pakai ulang (reusable) sebelum digunakan
kembali.
f. Membersihkan lingkungan
 Perawatan rutin, membersihkan dan disinfeksi perlengkapan dan
perabotan di ruang asuhan pasien
g. Benda-benda tajam
 Hendaknya selalu memakai autodisable syringe
 Jangan memasang kembali tutup jarum suntik yang telah digunakan
 Jangan melepas jarum dari alat suntuk/semprit sekali pakai
(disposable)
 Jangan membengkokkan atau mematahkan jarum bekas pakai
dengan tangan.
 Letakkan benda-benda tajam yang telah dogunakan ke dalam wadah
anti tusukan
h. Resusitasi Pasien
 gunakan pelindung mulut, kantung resusitasi, atau alat
pernapasan lainnya untuk menghindari pemberian resusitasi dari
mulut ke mulut.
Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 13
`
i. Penempatan Pasien
 Tempatkan pasien yang dapat mengkontaminasi lingkungan
maupun yang tidakterjamin kebersihannya pada ruang
khusus/terpisah.

2.3.3 MENCUCI TANGAN


a. Sebelum dan setelah memerisa klien.
b. Sebelum memakai dan setelah melepas sarung tangan
c. Setelah terpapar oleh darah atau duh tubuh lain.
d. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir selama 10-15
detik, lalu keringkan dengan handuk pribadi atau dianginkan.
e. Sebagagai pengganti cuci tangan dengan air, gunakan larutan alcohol
(100ml alcohol 60-90% + 2 ml gliserin) untuk mencuci tangan.

Gambar: Cuci Tangan yang Efektif

2.3.4 Tindakan yang memerlukan penggunaan sarung tangan


a. Tindakan di klinik/OK, misalnya ketika memeriksa panggul.
b. Menangani alat-alat/bahan linen yang terkontaminasi
c. Membuang bahan-bahan/limbah yang terkontaminasi.
 Ganti sarung tangan setiap kali memeriksa pasien yang berbeda

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 14


`
 Sarung tangan bedah dapat dipakai ulang apabila telah
didekontaminasi dalam larutan klorin 0,5% ; kemudian :
 Dicuci dan dibilas,
 Disterilisasi atau di Disinfeksi Tingkat Tinggi.

PERSYARATAN SARUNG TANGAN (ST) UNTUK PROSEDUR BEDAH


DAN MEDIS UMUM
PERLUKAH SARUNG
SARUNG
TUGAS ATAU MEMAKAI TANGAN YANG
TANGAN YANG
AKTIVITAS SARUNG BOLEH
DIANJURKAN
TANGAN ? DIPAKAI
Memeriksa tekanan Tidak perlu
darah
Memeriksa suhu Tidak perlu
tubuh
Memberikan Tidak perlu
suntikan
Mengambil darah Perlu Periksab Bedah DTT
Memeriksa panggul Perlu Periksa Bedah DTT
Memasang AKDR Perlu Periksa Bedah DTT
(dalam paket steril
dan dimasukkan
dengan teknik “tanpa
sentuh”)
Melepas AKDR Perlu Periksa Bedah DTT
(menggunakan
teknik “tanpa
sentuh”)
Memasang dan Perlu Bedah Sterilc Bedah DTT
mencabut
susuk/implan
Tindakan vaginal Perlu Bedah Sterilc Bedah DTTd
Operasi sesar atau Perlu Bedah Sterilc Bedah DTTd
laparotomi
Vasektomi atau Perlu Bedah Sterilc Bedah DTTd
laparoskopi
Menangani dan Perlu Rumah Tangga Periksa atau Bedahd
membersihkan
peralatan
Menangani limbah Perlu Rumah Tangga Periksa atau Bedahd
yang terkontaminasi
Membersihkan Perlu Rumah Tangga Periksa atau Bedahd
percikan darah
maupun duh tubuh

a
Meskipun sarung tangan steril dapat digunakan untuk semua tindakan operasi, namun tidak selalu
diperlukan. Dalam beberapakasus sarung tangan pemeriksaan atau sarung tangan bedah yang telah

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 15


`
diDTT cukup aman dan tidak mahal.
b
Termasuk sarung tangan baru “belum pernah” dipakai baik satuan maupun dalam kotak kemasan
(selama kotak disimpan dengan benar).
c
Apabila alat sterilisasi (otoklaf) tidak tersedia, alternatif yang diperbolehkan hanya Disinfeksi
Tingkat Tinggi.
d
Sarung tangan bedah yang diproses ulang.

Mencegah Luka Tusuk Jarum


 Di Kamar Operasi (OK)
- Gunakan wadah “zona aman” (seperti “kidney basin”) untuk
membawa atau memberikan alat-alat tajam, seperti skalpel, jarum
dll.
- Jangan memberikan alat-alat tajam selain menggunakan wadah
“zona nyaman”.
- Beri tahu provider atau petugas lain sebelum memberikan alat-alat
tajam dalam wadah “zona aman”.
 Menggunakan jarum dan alat suntik dengan benar
- Gunakan jarum dan suntik sekali pakai.
- Jangan melepaskan jarum dari alat suntik setelah digunakan.
- Jangan memasang tutup jarum, membengkokkan, atau mematahkan
jarum sebelum dibuang.
- Lakukan dekontaminasi terhadap jarum dan alat suntik sebelum
dibuang (untuk alat suntik disposable) atau sebelum diproses (untuk
alat suntik pakai ulang –reusable).
- Buang jarum dan alat suntik ke dalam wadah tahan tusuk.
- Hancurkan jarum dan alat suntik dengan dibakar (incinerated).

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 16


`
Prosedur Antisepsis
 Prosedur ini mencegah infeksi dengan mematikan atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lain.
 Persiapan kulit dan serviks merupakan langkah penting dalam
melakukan tindakan untuk metode keluarga berencana seperti suntik,
pemasangan atau pencabutan AKDR dan implan.

2.3.5 PEMROSESAN ALAT


a. Dekontaminasi
1) Masih memakai sarung tangan
2) Rendam alat-alat selama 10 menit dalam larutan klorin 0,5%
(didapatkan dengan mencampur 1 bagian pemutih deterjen dengan 9
bagian air)
3) Permukaan (terutama meja tindakan) yang mungkin terkena tubuh
harus didekontaminasi. Lap dengan disinfektan misalnya dengan
klorin 0,5% sebelum dipakai kembali, atau jika tampak
terkontaminasi, atau sekurang-kurangnya setiap hari merupakan cara
dekontaminasi yang tidak mahal.

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 17


`

DEKONTAMINASI
Rendam 10 menit dalam larutan klorin 0,5%

CUCI dan BILAS


Pakai sarung tangan
Hati-hati tertusuk instrumen tajam

Metode terbaik Metode alternatif


STERILISASI DISINFEKSI TINGKAT TINGGI

Otoklaf* tanpa Oven 130oC (3-40oF) Rebus selama Kimiawi


bungkus 20 menit selama 60 menit 20 menit terendam selama
jika berbungkus 160oC (3-20oF) 20 menit
30 menit selama 120 menit

DINGINKAN
Siap pakai**

* Otoklaf 106 kPa (15 lbs/in) 1210C (2500F)


**Instrumen yang terbungkus dalam steril dapat disimpan dalam wadah steril atau DTT dengan tutup
rapat atau segera dipakai

Petunjuk Pembuatan Larutan Klorin


 Rumus untuk membuat Larutan yang diencerkan dari larutan
konsentrat :

Bagian Air = -1

- Contoh untuk membuat larutan 0,1 % dari konsentrat 5%

Bagian Air = -1 = 50 – 1 = 49

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 18


`
- Pada 1 bagian larutan konsentrat tambahkan 49 bagian air matang
(jika perlu yang difiltrasi).
 Rumus untuk membuat larutan yang mengandung klorin dari bubuk
kering

Bubuk (Gram/liter) = x 1000

- Contoh untuk membuat larutan yang mengandung klorin 0,5%


dari Bubuk Konsentrat Kaporit 35%

Bubuk (Gram/liter) = x 1000

- Pada 14,2 g bubuk tambahkan air 1 liter

b. Pencucian dan Pembilasan


1) Pakai sarung tangan tebal (sarung tangan rumah tangga)
2) Cuci semua instrument dengan air, deterjen dan sikat yang lembut
3) Sikat semua geligi, sambungan dan permukaan alat
4) Bilas bersih hingga deterjen hilang karena beberapa deterjen dapat
menghambat kerja disinfektan kimiawi
5) Keringkan instrument

c. Sterilisasi
1) Sterilisasi Uap
 1210C, 106kpa, waktu yang diperlukan : 20 menit untuk alat
yang tidak dibungkus, 30 menit untuk alat yang dibungkus.
 Jangan memuat alat terlalu banyak
 Diamkan semua alat sampai kering sebelum diangkat

2) Sterilisasi panas kering (oven)

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 19


`
 170 C selama 1 jam ( total waktu keseluruhan proses ),

waktu perhitungan dimulai setelah suhu yang diinginkan


tercapai.
 Untuk alat – alat tajam (gunting, jarum), sterilisasi dilakukan

dengan suhu 160 C selama 2 jam (total waktu keseluruhan

proses)
3) Sterilisasi Kimia
 Glutaraldehid ( Cydex ) direndam selama 8 – 10 jam.
 Formaldehid 8%, direndam selama 24 jam.
 Bilas dengan air steril sebelum digunakan kembali atau sebelum
disimpan.
d. Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
1) DTT dengan merebus
Merebus :
 Seluruh air harus terendam.
 Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih.
 Selalu merebus selama 20 menit dalam panci tertutup.
 Jangan menambah apa pun ke dalam air mendidih.
 Pakai alat tersebut sesegera mungkin atau simpan dalam wadah
tertutup dan kering yang telat di DTT. Simpan selama satu
minggu.
2) DTT dengan mengukus
 Selalu kukus selama 20 menit dalam kukusan.
 Kecilkan api sehingga air tetep mendidih.
 Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap.
 Jangan pakai lebih dari 3 panci uap.
 Keringkan dalam panci tertutup atau kontainer DTT sebelum
dipakai atau disimpan

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 20


`
3) DTT dengan Kimia
Sejumlah disinfektan kimia untuk Disinfeksi Tingkat Tinggi :
 Klorin.
 Formaldehid ( Formalin )
 Glutaraldehid
Langkah – Langkah untuk DTT dengan Kimia :
 Setelah didekontaminasi, cuci dan bilas alat- alat hingga bersih,
kemudian keringkan.
 Rendam semua alat dalam larutan disinfektan selama 20 menit.
 Bilas dengan air yang telah direbus dan keringkan dengan
dianginkan.
 Dapat disimpan selama 1 minggu dalam wadah kering dan
tertutup yang telah di DTT
 Untuk melakukan DTT pada wadah, rebus wadah tersebut ( bila
kecil ) isi dengan larutan klorin 0,5% dan rendam selama 20
menit. Bilas sisi dalam wadah dengan air yang telah direbus.
Keringan dengan dianginkan sebelum digunakan.
e. PEMBUANGAN LIMBAH
Tujuan pembuang limbah dengan cara yang aman adalah :
 Untuk mencegah penularan infeksi kepada petugas yag
menangani limbah
 Untuk mencegah penularan infeksi kepada masyarakat di sekitar,
dan
 Untuk melindungi supaya petugas yang menangani limbah dari
luka tusuk.
Limbah medis dapat berupa limbah terkontaminasi maupun tidak
terkontaminasi.

2.4 PELAYANAN AKDR


Pelayanan KB AKDR terdiri dari 2 macam, yaitu :

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 21


`
1. AKDR dengan progestin
2. AKDR CuT-308A dan AKDR Nova T
Profil Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) :
1. Sangat efektif, reversible, dan berjangka panjang (10 tahun untuk
CuT-380A)
2. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
3. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan
4. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
5. Tidak boleh dipakai perempuan yang terpapar Infeksi Menular
Seksual (IMS)
Sebelumnya mahasiswa sudah memahami tentang materi pelayanan
KB AKDR, yang meliputi : profil, jenis AKDR, cara kerja,
keuntungan dan kerugian, persyaratan pemakaian (yang boleh dan
tidak boleh), efek samping dan cara mengatasinya, waktu
penggunaan, PEDOMAN bagi klien dan informasi umum.

2.5 PELAYANAN IMPLAN


KB implant dikenal dengan istilah lain yaitu Alata Kontrasepsi
Bawah Kulit (AKDK) dengan profil sebagai berikut :
1. Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplan atau
Implanon
2. Nyaman
3. Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
4. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan
5. Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut
6. Efek samping utama berupa perdarahan tidak tertur, perdarahan
bercak, dan amenore
7. Aman dipakai pada masa laktasi
Mahasiswa harus mempelajari terlebih dahulu materi tentang
kontrasepsi implant.

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 22


`
2.6 PELAYANAN KB KONDOM
Profil kontrasepsi kondom :
1. Metode kontrasepsi sederhana, bila metode kontrasepsi lainnya
ditunda
2. Efektifitas tidak terlalu tinggi
3. Tidak menggangu kesehatan
4. Dapat mencegah penularan IMS
Sebelumnya mahasiswa sudah memahami tentang materi
pelayanan KB Kondom, yang meliputi : profil, jenis AKDR, cara kerja,
keuntungan dan kerugian, persyaratan pemakaian (yang boleh dan tidak
boleh), efek samping dan cara mengatasinya, waktu penggunaan,
PEDOMAN bagi klien dan informasi umum.
2.7 PELAYANAN KB SUNTIK
Pelayanan KB suntik meliputi KB suntik 1 bulanan dan KB suntik 3
bulanan. KB suntik 1 bulanan merupakan suntikan kombinasi yang berisi 25
mg Depo Medrosiprogestin Asetat (DMPA) dan 5 mg Estradiol Sipinoat
yang diberikan injeksi IM sebulan sekali dan 50 mg Norentindron Enantat
dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali.
Sedangan KB suntik 3 bulanan tersedia 2 jenis yang hanya mengandung
progestin yaitu : 1) Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprofera)
mengandung 200 mg Noretindron Enantat diberikan setiap 2 bulan dengan
disuntikkan secara IM.
Profil Kontrasepsi Suntikan :
1. Sangat efektif
2. Aman
3. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi
4. Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan
5. Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI

Mahasiswa sebelum melakukan praktikum harus mempelajari cara

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 23


`
kerja, efektifitas, keuntungan kontrasepsi dan non kontrasepsi, kerugian, yang
boleh menggunakan dan yang tidak boleh menggunakan, waktu mulai
menggunakan suntikan, cara penggunaan, efek samping, instruksi untuk
klien, tanda – tanda yang harus diperhatikan pada penggunaan suntikan 1
bulanan maupun 3 bulanan.

2.8 PELAYANAN KB PIL


Pelayanan KB pil terdiri dari pil progestin (minipil) dan pil kombinasi.

2.8.1 Pil Kombinasi


Profil Pil kombinasi adalah :
1. Efektif dan reversible
2. Harus diminum setiap hari
3. Pada bulan – bulan pertama efek samping berupa mual dan
perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera hilang
4. Efek samping serius sangat jarang terjadi
5. Dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduksi, baik yang sudah
mempunyai anak maupun belum
6. Dapat mulai diminum setiap saat bila yakin sedang tidak hamil
7. Tidak dianjurkan pada ibu menyusui
8. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat

2.82 Pil Progestin (Minipil)


Profil Pil Progestin adalah
1. Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB
2. Sangat efektif pada masa laktasi
3. Dosis rendah
4. Tidak menurunkan produksi ASI
5. Tidak memberikan efek samping esterogen

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 24


`
6. Efek samping utama adalah gangguan. Perdarahan – perdarahan
bercak atau perdarahan tidak teratur.
7. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.

Sebagai mahasiswa sebelum melakukan praktikum pelayanan KB


pil, harus memahami tentang profil, jenis pil, cara kerja, efektifitas,
keuntungan, yang boleh menggunakan dan yang tidak boleh
menggunakan pil, waktu mulai menggunakan pil, instruksi kepada
klien dan efek samping. Pemahaman ini akan mempermudah
mahasiswa memberikan pelayanan KB pil dengan baik.

2.9 KONSELING PELAYANAN KB TUBEKTOMI DAN VASEKTOMI


profil KB Tubektomi adalah
1. Sangat efektif dan permanen
2. Tindak pembedahan yang aman dan sederhana
3. Tidak ada efek samping
4. Konseling dan informed consent (persetujuan tindakan) mutlak
diperlukan

Profil KB Vasektomi :
1. Sangat efektif
2. Tidak ada efek samping jangka panjang
3. Tindak bedah yang aman dan sederhana
4. Efektif setelaj 20 menit ejakulasi atau 3 bulan
5. Konseling dan informed concent mutlak diperlukan

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 25


`

BAB III
PENAPISAN KLIEN DAN PEDOMAN PRAKTIKUM

3.1 PENAPISAN KLIEN

1. DAFTAR TILIK PENAMPILAN KLIEN METODE


NONOPORATIF
METODE HORMONAL (pil kombinasi, pil progestin, suntikan Ya Tidak
dan implan)
Apakah hari pertama Haid Terakhir 7 hari yang lalu atau lebih
Apakah anda menyusui dan kurang dari 6 minggu pascapersalinan 1.2
Apakah mengalami perdarahan/pendarahan bercak antara Haid
setelah senggama
Apakah hari ikterus pada kulit atau mata
Apakah pernah nyeri kepala hebat atau gangguan visual
Apakah pernah nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau tungkai
bengkak (odema)
Apakah pernah tekanan darah di atas 160 mmHg (sistolik) atau 90
mmHg (diastolik)
Apakah ada massa atau benjolan pada payudara
Apakah anda sedang minum obat – obatan Anti kejang (epilepsi) 3
AKDR (semua jenis pelepas tembaga dan progestin)
Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu
Apakah klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks lain
Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual (IMS)
Apakah pernah mengalami penyakit radang panggil atau kehamilan
ektopik
Apakah pernah mengalami haid banyak (lebih 1 – 2 pembalut tiap 4
jam)
Apakah pernah mengalami haid lama (lebih dari 8 hari)
Apakah pernah mengalami dismenorea berat yang membutuhkan
analgetika dan/atau istirahat baring
Apakah pernah mengalami perdarahan/perdarahan bercak antara haid
atau setelah senggama
Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung valvular atau
congenital

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 26


`

Keterangan :
1. Apabila klien menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca
persalinan maka pil kombinasi adalah metode piluhan terakhir
2. Tidak cocok untuk pil progestin (minipil), suntikan (DMPA atau
NET-EN), atau susuk
3. Tidak cocok untuk suntikan progestin (DMPA atau NET-EN)

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 27


`
2. DAFTAR TILIK PENAPISAN KLIEN METODE OPERASI WANITA
(TUBEKTOMI)
Keadaan klien Dapat dilakukan pada Dilakukan
fasilitas rawat jalan difasilitas rujukan
Keadaan umum (anamnesis Keadaan umum Diabetes tidak
dan pemeriksaan fisik) baik,tidak tanda-tanda terkontrol riwayat
penyakit gangguan
jantung,paru,atau ginjal pembekuan darah
ada tanda-tanda
penyakit
jantung,paru,atau
ginjal
Keadaan emosional tenang Cemas,takut
Tekanan darah <160/100 mmHg >160/100 mmHg
Berat badan 35-85 kg >85 kg:<35
Riwayat operasi Bekas seksio sesarea Operasi abdomen
abdomen/panggul (tanpa perlekatan) lainnya,perlekatan
atau terdapat
kelainan pada
pemeriksaan
panggul
Riwayat radang panggul Pemeriksaan dalam Pemeriksaan dalam
,hamil ektopik,apendisitis normal ada kelainan
Anemia Hb ≥ 8,9% Hb < 8g%

3 DAFTAR TILIK PENAPISAN KLIEN METODE OPERASI PRIA


(VASEKTOMI)
Keadaan klien Dapat dilakukan pada Dilakukan
fasilitas rawat jalan difasilitas
rujukan
Keadaan umum (anamnesis Keadaan umum Diabetes tidak
dan pemeriksaan fisik) baik,tidak tanda-tanda terkontrol riwayat
penyakit gangguan
jantung,paru,atau ginjal pembekuan darah
ada tanda-tanda
penyakit
jantung,paru,atau
ginjal
Keadaan emosional Tenang Cemas,takut
Tekanan darah <160/100 mmHg >160/100 mmHg
Infeksi atau kelainan Normal Tanda-tanda

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 28


`
skrotum/inguinal infeksi atau ada
kelainan
Anemia Hb ≥ 8,9% Hb < 8g%

4 PROSEDUR PENAPISAN KLIEN


KBA Metode
Metode
PROSEDUR Atau HORMONA AKDR KONTAP
BARIER
MAL L
Penapisan Ya Ya Ya
Reproduksi Tidak Tidak (lihat (lihat (lihat
daftar) daftar) daftar)
Seleksi IMS
Tidak Tidak Tidak Ya Ya
resiko tinggi
Pemeriksaan Tidak Tidak Tidak Ya Ya
Wanita
- - Tidak Ya Ya
Umum
Abdomen - - Tidak Ya Ya
Pemeriksaan
- Tidak Tidak Ya Ya
spekulum
Pemeriksan
- Ya Tidak Ya Ya
dalam
Pria(lipat
paha,penis,testis,s - Tidak Ya
krotum

Keterangan :
1. Metode hormonal
2. Oklusi tuba dan vasektomi
3. Bila checklist penapisan semua “tidak” pemeriksaan tidak diperlukan

3.2 PEDOMAN PRAKTIKUM

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 29


`
1. PEDOMAN PRAKTIKUM PEMASANGAN AKDR

NO KEGIATAN SKOR
0 1 2
KONSELING
Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda dan tanyakan

tujuan kedatangannya
Berikan informasi umum tentang keluarga berencana

Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan risiko


serta keuntungan dari masing-masing kontrasepsi (termasuk
perbedaan antara kontap dan metode reversibel) tunjukan dimana
 dan bagaimana alkon tersebut digunakan,jelaskan bagaimana cara
kerja alkon tersebut, jelaskan kemungkinan efek samping dan
masalah kesehatan lain yang mungkin dialami dan jelaskan efek
samping yang umumnya sering dialami klien
Jelaskan apa yang diperoleh dari kunjungan

KONSELING
Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien

Kumpulkan data-data pribadi (nama,alamat,dan sebagainya)


Tanyakan tujuan Keluarga Berencana yang diinginkan ( apakah


 klien ingin mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah
anaknya)
Tanyakan agama /kepercayaan yang dianut klien yang mungkin

menentang penggunaan salah satu metode KB
Diskusikan kebutuhan,pertimbangan, dan kekhawatiran klien

dengan sikap yang simpatik
Bantulah klien dalam memilih metode yang tepat

Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping AKDR Cu T



380A, sampai benar-benar dimengerti
KONSELING PRA-PEMASANGAN DAN SELEKSI KLIEN
Lakukan seleksi klien (anamnesa) secara cermat untuk memastikan

tidak ada masalah kondisi kesehatan sebagai pemakai AKDR
Riwayat kesehatan reproduksi: tanggal haid terakhir,lama haid,dan
pola perdarahan haid, Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir,
riwayat kehamilan ektopik, nyeri yang hebat setiap haid, anemia
yang berat (Hb< 9 gr % atau hematokrit < 30) ,riwayat infeksi
sistem genetalia (ISG) ,penyakit hubungan seksual (PHS) atau
Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 30
`
infeksi panggul,berganti-ganti pasangan( risiko ISG tinggi) , kanker
serviks
Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan
 jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilakan klien untuk
mengajukan pertanyaaan
PEMERIKSAAN PANGGUL
Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kancingnya dan

mencuci kemaluannya menggunakan sabun
Cuci tangan dengan air sabun, keringkan dengan air bersih

Bantu klien naik ke meja pemeriksaan


Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau

kelainan lainnya di daerah supra pubik
Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul

Atur peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah



steril atau DTT
Pakai sarung tangan yang sudah di DTT

Atur peralatan dan bahan bahan yang akan dipakai dalam wadah

steril atau DTT
Lakukan inspeksi pada genetalia eksterna

Palpasi kelenjar skene atau bartolini amati adanya nyeri atau duh

(discharge) vagina
Masukkan spekulum vagina

Lakukan pemeriksaan spekulum:periksa adanya lesi atau keputihan



pada vagina,inspeksi serviks
Keluarkan spekulum dengan hati hati dan letakkan kembali pada
 tempat semula dan tidak menyentuh peralatan lain yang belum
digunakan
Lakukan pemeriksaan bukan hal: pastikan gerakan serviks bebas,
 tentukan besar dan posisi uterus, pastikan tidak ada kehamilan,
pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
Lakukan pemeriksaan retrovaginal bila ada indikasi : kesulitan
 menentukan besar uterus retroversi, adanya tumor pada Cavum
Dauglasi
Celupkan sarung tangan pada klorin 0,5%,kemudian buka dan

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 31


`
rendam dalam keadaan terbalik
TINDAKAN PRA PEMASANGAN
Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan klien
 rasakan pada saat proses pemasangan dan setelah pemasangan dan
persilakan klien untuk mengajukan pertanyaan
Masukkan lengan AKDR Cu T 380A didalam ke masa sterilnya :
buka sebagian plastik penutupnya dan lipat kebelakang,masukkan
pendorong kedalam tabung inserter tanpa menyentuh benda tidak
steril, letakkan kemasan pada tempat yang datar,selipkan karton
 pengukur dibawah lengan AKDR,pegang kedua ujung AKDR dan
dorong inserter sampai ke pangkal lengan sehingga lengan akan
melipat, setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter
tarik tabung inserter dari bawah lipatan lengan angkat sedikit
tabung inserter, dorong dan putar untuk memasukkan lengan AKDR
yang sudah terlipat tersebut ke dalam tabung inserter.
PROSEDUR PEMASANGAN AKDR
Pakai sarung tangan yang baru

Pasang spekulum vagina untuk melihat servik


Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic 2 sampai 3 kali


Jepit serviks dengan tenakulum seara hati-hati (takik pertama)


Masukan sonde uterus dengan tehnik “tidak menyentuh” hati-hati


 memasukan sone kedalam kavum uteri dengan sekali masuk tanpa
menyentuh dinding vagina ataupun bibir speculum
Tentukan posisi kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde

Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masih


 berada didalam kemasan sterinya dengan menggeser leher biru pada
tabung inserter, kemudian buka seluruh plastic penutup kemasan
Angkat tabung AKDR dari kemasnnya tanpa menyentuh permukaan

yang tidak steril, hati-hati jangan sampai pendorong terdorong
Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi horizontal
(sejajar dengan AKDR)
 Sementara melakukan tarikan hati-hati pada tenakulum, masukan
tabung inserter kedalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks
atau sampai ada tahanan
Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan

Lepaskan tabung AKDR dengan menggunakan tehnik withdrawl



yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 32


`
dengan tetap menahan pendorong
Keluarkan pendorong ,kemudian tabung inserter didorong kembali
 ke serviks sampai leher biru menyentuh serviks atau terasa adanya
tahanan
Keluarkan sebagian dari tabung inserter da gunting benang AKDR

kurang lebih 3-4 cm
Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ketempat sampah

terkontanminasi
Lepaskan tenakulum dengan hati-hati,rendam dalam larutan klorin

0,5%
Periksa serviks dan bila ada pendarahan dari tempat bekas jepitan

tenakulum ,tekan dengan kasa selama 30-60 detik
Keluarkan speculum dengan hati-hati ,rendam dengan larutan klorin

0,5%
TINDAKAN PASCA PEMASANGAN AKDR

Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klirin


0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa,sraung

tangan sekali pakai)ke tempat yang sudah disediakan
Celpkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
 larutan klorin 0,5% buka dalam keadaan terbalik dan rendam dalam
larutan tersebut
Cuci tangan dengan air dan sabun

Pastikan klien tidak mengalami kram yang hebat dan amati selama

15 menit sebelum memperbolehkan klien pulang
KONSELING PASCA PEMASANGAN AKDR

Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR



dan kapan harus dilakukan
Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila menalami efek

samping
Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk control

Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380A adalah 10



tahun
Yakinkan klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila

memerlukan konsultasi, pemeriksaan medik atau bila menginginkan

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 33


`
AKDR tersebut dicabut
Meminta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah

diberikan
Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien

Surabaya.....................................

Keterangan
Evaluator,
0 = tidak dilakukan sama sekali atau tidak sesuai
1= dilakukan tetapi kurang sempurna
2=dilakukan dengan sempurna
(..................
............)
Nilai batas lulus = 75%

 Nilai =

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 34


`
2. PEDOMAN PRAKTIKUM PENCABUTAN AKDR
SKOR
NO KEGIATAN
0 1 2
Konseling pra pencabutan
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
2. Tanyakan tujuan dari kunjungannya
3. Tanyakan apa alasannya ingin mencabut AKDR tersebut
dan jawab semua pertanyaannya
4. Tanyakan tujuan dari R3 Reproduksi ( KB ) selanjutnya (
apakah klien ingin mengatur jarak kelahiran atau ingin
membatasi jumlah anaknya )
5. Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang akan
klien rasakan pada saat proses pencabutan dan setelah
pencabutan
Tindakan pra pencabutan
6. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung
kencingnya dan mencuci area genetalia dengan
menggunakan sabun dan air
7. Bantu klien naik ke meja pemeriksaan
8. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan
kain bersih
9. Pakai sarung tangan DTT yang baru
10. Atyr penempatan peralatan dan bahan - bahan yang akan
dipakai dalam wadah steril atau DTT
Tindakan pencabutan
11. Lakukan pemeriksaan bimanual :
 Pastikan gerakan serviks bebas
 Tentukan besar dan posisi uterus
 Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada
adneksa
12. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
13. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2
sampai 3 kali
14. Jepit benang yang dekat serviks dengan klem
15. Tarik keluar benang dengan mantap tetapi hati - hati
untuk mengeluarkan AKDR
16. Tunjukkan AKDR tersebut pada klien, kemudian rendam
dalam klorin 0,5 %
17. Keluarkan spekulum dengan hati - hati
Tindakan pasca pencabutan
18. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam
larutan klorin 0,5 % selama 10 menit untuk
dekontaminasi
19. Buang bahan - bahan yang sudah tidak dipakai lagi
( kasa, sarung tangan sekali pakai ) ke tempat yang
sudah di sediakan
Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 35
`
20. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung
tangan ke dalam larutan klorin 0,5 % kemudian lepaskan
dalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan klorin
tersebut
21. Cuci tangan dengan air dan sabun
22. Amati selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien
pulang
Konseling pasca pencabutan
23. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien
mengalami masalah ( misalnya perdarahan yang lama
atau rasa nyeri pada perut / panggul)
24. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang
telah diberikan
25. Jawa semua pertanyaan klien
26. Ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi
yang tersedia dan resiko keuntungan dari masing -
masing alat kontrasepsi bila klien ingin tetap mengatur
jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya
27. Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi
sementara sampai klien dapat memutuskan alat
kontrasepsi baru yang akan dipakai
28. Buat rekam medik tentang pencabutan AKDR

Surabaya.....................................

Keterangan
Evaluator,
0 = tidak dilakukan sama sekali atau tidak sesuai
1= dilakukan tetapi kurang sempurna
2=dilakukan dengan sempurna
(..................
............)
Nilai batas lulus = 75%

 Nilai =

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 36


`
3. PEDOMAN PRAKTIKUM PEMASANGAN KB IMPLAN

SKOR
NO KEGIATAN
0 1 2
SIKAP DAN PERILAKU
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan
diri anda
2. Tanyakan tujuan kunjungannya
3. Berikan informasi umum tentang Keluarga
Berencana
4. Jelaskan apa yang bisa diperoleh dari
kunjungannya
5. Tanyakan tujuan pemakaian alat kontrasepsi
(apakah klien ingin mengatur jarak kelahiran
atau ingin membatasi jumlah anaknya)
6. Tanyakan sikap atau agama yang dianutnya
yang dapat mendukung atau menolak salah
satu atau lebih dari metode kontrasepsi yang
ada
METODE KONSELING
7. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang
diperlukan klien
8. Kumpulkan data - data pribadi klien ( nama,
alamat, dsb )
9. Berikan informasi tentang pilihan kontrasepsi
yang tersedia dan resiko serta keuntungan
masing - masing kontrasepsi :
 Tunjukkan dimana dan bagaimana
implant dipasang,
 Jelaskan bagaimana proses kerja
implant dan efektifitasnya,
 Jelaskan kemungkinan efek samping
dan masalah kesehatan lain yang
mungkin akan dialami,
 Jelaskan efek samping yang
umumnya sering dialami oleh klien
10. Diskusikan kebutuhan, pertimbangan dan
kekhawatiran klien dengan simpatik
11. Bantulah klien untuk memilih metode yang
tepat
BILA KLIEN MEMILIH IMPLANT
12. Telitilah dengan seksama untuk mryakinkan
bahwa klien tidak memiliki kondisi
kesehatan yang dapat menimbulkan masalah
(lengkapi rekam medik)
13. Jelaskan kemungkinan - kemungkinan efek

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 37


`
samping sampai benar - benar domengerti
oleh klien
KONSELING DAN PRA PEMASANGAN
14. Periksa kembali rekam medik untuk
memastikan bahwa klien cocok
menggunakan implant dan apakah ada
masalah yang harus diawasi selama
pemasangan implant
15. Periksa apakah klien sedang dalam masa
tujuh hari dari saat haid terakhirnya
16. Singkirkan kemungkinan hamil bila telah
diatas hari ke tujuh (rujuklah bila anda bukan
seorang konselor dengan latar belakang
medis)
17. Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan bila ada
indikasi (rujuklah bila anda bukan seorang
konselor dengan latar belakang medis)
18. Jelaskan proses pemasangan implant dan apa
yang akan klien rasakan pada proses
pemasangan dan setelah pemasangan
PEMASANGAN IMPLANT
PERSIAPAN
19. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi
terhadap obat anastesi
20. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa
klien telah mencuci lengannya sebersih
mungkin dengan sabun dan membilasnya
sehingga tidak ada sisa sabun
21. Bantu klien naik ke meja periksa
22. Letakkan kain yang bersih dan kering di
bawah lengan klien dan atur posisi lengan
klien dengan benar
23. Tentukan tempat pemasangan pada bagian
dalam lengan atas dengan mengukur 8 cm
diatas lipatan siku
24. Beri tanda pada tempat pemasangan dengan
pola untuk memasang dua kapsul
25. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau
telah di DTT sudah tersedia
26. Buka peralatan steril dari kemasannya
27. Buka kemasan implant dan jatuhkan kedalam
mangkuk kecil yang steril (atau biarkan
dalam kemasannya bila tidak tersedia
mangkuk kecil yang steril)
TINDAKAN PRA PEMASANGAN
IMPLANT
28. Cuci tangan dengan air sabun, keringkan
Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 38
`
dengan kain bersih
29. Pakai sarung tangan steril/DTT, bila sarung
tangan diberi bedak hapus bedak dengan kasa
yang telah dicelupkan ke air steril/DTT
30. Siapkan peralatan dan bahan - bahan yang
diperlukan
31. Hitung jumlah kapsul untuk memastikan
kelengkapannya
32. Usap tempat pemasangan dengan larutan
antiseptik, gerakkan ke arah luar secara
melingkar seluas 8-13 cm dan biarkan kering
33. Pasang kain penutup (doek) steril/DTT di
sekeliling lengan klien
PEMASANGAN KAPSUL IMPLANT
34. Suntikkan anastesi lokal 0,3 - 0,5 cc tepat di
bawah kulit (intradermal) pada tempat insisi
yang telah ditentukan, sampai kulit sedikit
menggelembung
35. Teruskan pemasukan jarum ke lapisan bawah
kulit (subdermal) kurang lebih 4 cm, dan
suntikkan masing - masing 1 cc diantara pola
pemasangan
36. Tunggu 2 - 3 menit uji efek anestesi sebelum
melakukan insisi pada kulit
37. Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan
skalpel
38. Masukkan trocat dan pendorongnya melalui
tempat insisi dengan sudut yang tidak terlalu
dalam sambil mengukit kulit
39. Masukkan terus trocat dan pendorongnya
sampai batas tanda I (pada pangkal trocat)
tepat berada pada luka insisi
40. Keluarkan pendorong
41. Masukkan kapsul yang pertama ke dalam
trocat dengan tangan atau dengan pinset,
tadahkan tangan yang lain di bawah kapsul
sehingga dapat menangkap kapsul bila jatuh
42. Masukkan kembali pendorong dan tekan
kapsul ke arah ujung dari trocat sampai terasa
ada dorongan
43. Tahan pendorong dan tempatnya dengan satu
tangan dan tarik trocat keluar sampai
mencapai pegangan pendorong
44. Tarik trocat dan pendorongnya secara
bersama - sama sampai batas tanda 2 (pada
ujung trocat) terlihat pada luka insisi
45. Tahan kapsul yang telah terpasang dengan
Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 39
`
satu jari dan masukkan kembali trocat serta
pendorongnya sampai tanda I
46. Setelah setiap kapsul terpasang arahkan
kembali trocat 15˚ mengikuti tanda yang
telah digambar pada kulit, untuk memasang
kapsul sesuai dengan pola
47. Hindari kapsul yang telah dipasang
mengalami kerusakan akibat tertusuk trocat
pada waktu pemasangan kapsul, selanjutnya
gunakan jari telunjuk untuk memegang
kapsul yang sudah terpasang sementara untuk
memasukkan trocat ke posisi berikutnya
48. Jangan menarik ujung trocat dari tempat
insisi sampai seluruh kapsul terpasang
49. Raba kapsul untuk memastikan kapsul
implant sudah terpasang sesuai pola
50. Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh
kapsul berada jauh dari insisi
TINDAKAN PASCA PEMASANGAN
51. Tekan pada tempat insisi dengan kasa untuk
menghentikan perdarahan
52. Dekatkan ujung-ujung insisi dan tutup
dengan band-aid
53. Beri pembalut tekan untuk mencegah
perdarahan dan mengurangi memar
54. Beri PEDOMAN klien cara merawat luka
(missal. Bila ada nanah atau darah atau
kapsul keluar dari luka insisi, klien harus
segera kembali ke klinik
55. Masukkan klorin dalam tabung suntik dan
rendam alat suntik tersebut dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit
56. Letakkan semua peralatan dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit untuk
dekontaminasi, pisahkan trocat dari
pendorongnya
57. Buang peralatan yang sudah tidak dipakai
lagi ke tempatnya (kasa, kapas, sarung tangan
/ alat suntik sekali pakai)
58. Celupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
kemudian buka dan rendam selama 10 menit.
Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian
keringkan dengan kain bersih
59. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian
keringkan dengan kain bersih
KONSELING PASCA PEMASANGAN

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 40


`
60. Lengkapi rekam medic dan gambar posisi
implant pada kartu KB klien
61. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan
bila mengalami efek samping
62. Beritahu kapan klien harus dating kembali ke
klinik untuk kontrol
63. Ingatkan kembali masa pemasangan implant
3 tahun untuk 2 kapsul
64. Yakinkan pada klien bahwa ia dapat datang
ke klinik setiap saat bila memerlukan
konsultasi, pemeriksaan medik atau bila
menginginkan mencabut kembali implant
tersebut
65. Minta klien untuk mengulangi penjelasan
yang telah diberikan
66. Jawap semua pertanyaan klien
67. Lakukan observasi selama 5 menit

Surabaya.....................................

Keterangan
Evaluator,
0 = tidak dilakukan sama sekali atau tidak sesuai
1= dilakukan tetapi kurang sempurna
2=dilakukan dengan sempurna
(..................
............)
Nilai batas lulus = 75%

 Nilai =

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 41


`

4. PEDOMAN PRAKTIKUM PENCABUTAN KB IMPLAN

SKOR
NO KEGIATAN
0 1 2
KONSELING PRA PENCABUTAN
1 Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri Anda.
2 Tanyakan tujuan dari kunjungannya.
3 Tanyakan apa alasannya ingin mencabut implan
tersebut dan jawab semua pertanyaannya.
4 Tanyakan tujuan dari Keluarga Berencana selanjutnya
(apakah klien ingin mengatur jarak kelahiran atau
membatasi jumlah anaknya)
5 Jelaskan proses pencabutan implan dan apa yang akan
klien rasakan pada saat proses pencabutan dan setelah
pencabutan.
PERSIAPAN
6 Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat
anestesi.
7 Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah
mencuci lengannya sebersih mungkin dengan sabun
dan air dan membilasnya sehingga tidak ada sisa
sabun.
8 Bantu klien naik ke meja periksa, letakkan kain yang
bersih dan kering di bawah lengan klien dan atur posisi
lengan dengan benar.
9 Raba kapsul untuk menentukan lokasi tempat insisi
guna mencabut kapsul untuk memperhitungkan jarak
yang sama dari ujung akhir semua kapsul.
10 Raba kapsul untuk menentukan jumlah kapsul dan
lokasi insisi guna mencabut kapsul dengan
menghitungkan jarak yang sama dari ujung kedua
kapsul.
11 Buka peralatan steril dari kemasannya.
TINDAKAN PRA PENCABUTAN IMPLANT
12 Cuci tangan dengan air sabun, keringkan dengan
handuk atau kain bersih
13 Pakai sarung tangan steril atau DTT (bila sarung
tangan diberi bedak, hapus bedak dengan
menggunakan kasa yang telah dicelupkan ke dalam air
steril atau DTT)
14 Siapkan peralatan dan bahan bahan yang diperlukan.
15 Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik ,
gerakkan ke arah luar secara melingkar seluas 8 – 13
cm dan biarkan kering.

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 42


`
16 Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT di
sekeliling lengan klien.
PENCABUTAN KAPSUL DENGAN TEKNIK
BAKU
17 Suntikkan sedikit anestesi 2 – 3 cc pada tempat insisi
dan di bawah ujung akhir dari kapsul sampai sepertiga
panjang kapsul.
18 Tunggu 2 – 3 menit , uji efek anestesi sebelum
membuat insisi pada kulit.
19 Buat insisi kecil (4mm) dengan skalpel sekitar 5mm
dibawah ujung dari kapsul yang terdekat dengan siku.
20 Tentukan lokasi kapsul yang termudah untuk dicabut
dan dorong pelan – pelan ke arah insisi hinggga ujung
dari kapsul tampak.
21 Jepit ujung kapsul dengan klem lengkung (Mosquito)
dan dibawa ke arah insisi.
22 Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang
mengelilinginya dengan menggunakan kasa steril atau
skalpel.
PENCABUTAN KAPSUL YANG SULIT
23 Untukkapsul yang jauhdaritempatinsisi,
dorongkapsuldenganjarikearahtempatinsisimasukkankl
emlengkung yang
terbukamengarahkeatasdanjepitkapsuldenganujung-
ujungklem.
24 Jatuhkan klem tersebut 180° kearah bahu klien.
25 Setelah menjatuhkan klem kearah bahu, bersihkan
jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan
menggunakan kasasteril /skalpel.
26 Bila setelah menjatuhkan klem kearah bahu, kapsul
tidak kelihatan maka putarklem 180° kearah
berlawanan dari sumbunya untuk mencab utujung
kapsul mencuat.
27 Setelah jaringan ikat dilepaskan dari ujung kapsul,
tekan dengan jari tangan jaringan ikat yang
mengelilingi kapsul sehingga ujung kapsul mencuat.
28 Jepit kapsul yang telah mencuat itu dengan klem lain
samba lmelepas klem lengkung.
29 Cabut kapsul dengan hati-hati dan taruh pada mangkuk
yang berisi larutan klorin 0,5%.
30 Pilih kapsul berikutnya yang akan dicabut dan bila
perlu suntikkan lagi anestesi.
PENCABUTAN KAPSUL DENGAN TEKNIK POP
OUT
31 Suntikkan sedikit anestesi 2-3 cc pada tempat insisi
dan dibawah ujung akhir kapsul sampai sepertiga
panjang kapsul.
Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 43
`
32 Tunggu 2-3 menit, uji efek anestesinya sebelum
membuat insisi pada kulit.
33 Pilih kapsul yang mudah dicabut.
34 Dorong ujung atas dari kapsul (dekat bahu) dengan
menggunakan jari.
35 Pada saat ujung bawah kapsul (dekat siku) menonjol
keluar, buat insisi kecil 2-3 mm diatas ujung kapsul
tersebut dengan menggunakan skalpel.
36 Tekan ujung kapsul dengan ibu jari dan jari-jari lainnya
sehingga mencuat dari tempat insisi.
37 Masukkan skalpel ke tempat insisi sehingga
menyentuh ujung kapsul, dan potong jaringan ikat
yang menutupi ujung kapsul.
38 Setelah jaringan ikat dilepaskan dari ujung kapsul,
tekan kapsul dengan jari tangan sehingga ujung kapsul
mencuat.
39 Dorong ujung atas dari kapsul tersebut sehingga
mencuat (pop out) pada tempat insisi.
PENCABUTAN KAPSUL DENGAN TEKNIK U
40 Suntikkan sedikit anestesi 2-3 cc pada tempat insisi
dibawah setiap ujung kapsul dekat siku.
41 Tunggu 2-3 menit, uji efek anestesi sebelum membuat
insisi pada kulit.
42 Buat insisi kesil (4mm) pada kulit diantara dua kapsul
dengan arah memanjang lebih kurang 5mm di atas
ujung kapsul
43 Pegang kapsul dengan jari tangan dan masukkan ujung
klem sampai mencapai kapsul.
44 Jepit kapsul dan tarik keluar sampai mendekati
permukaan kulit, klem dijatuhkan 90ᵒ ke arah bahu
(kalau perlu sampai 180ᵒ) hingga kapsul terlihat.
45 Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang
mengelilingnya dengan menggunakan kasa atau
skapel.
46 Jepit ujung kapsul yang sudah dibersihkan dengan
klem lengkung. Tarik keluar dan taruh pada mangkuk
yang berisi larutan klorin 0,5%
TINDAKAN PASCA PERSALINAN
47 Setelah seluruh kapsul tercabut, hitung kembali jumlah
kapsul untuk memastika bahwa kedua kapsul telah
tercabut.
48 Perlihatkan kedua kapsul tersebut kepada pasien.
49 Rapatkan kedua tepi luka insisi dan tutup dengan band
aid
50 Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan atau
mengurangi memar.

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 44


`
51 Beri PEDOMAN pada klien cara merawat luka.
Anjurkan pada klien untuk segera kembali ke klinik
bila ada nanah atau darah keluar dari luka insisi.
52 Masukkan klorin 0,5% ke dalam tabung suntik dan
rendam alat suntik tersebut dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
53 Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit untuk dekontaminasi.
54 Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke
tempatnya (kasa, kapas, sarung tangan /alat suntik
sekali pakai dan kapsul implan).
55 Celupkan tangan yang masih pakai sarung tangan
kedalam larutan klorin 0,5% kemudian buka dan
rendam selama 10 menit.
56 Cuci tangan dengan sabun dan air kemudian keringkan
dengan kain bersih.
KONSELING PASCA PENCABUTAN
57 Beritahu klien untuk menjaga luka insisi dan kapan
harus kembali untuk kontrol.
58 Beritahu apa yang harus dilakukan bila klien
mengalami masalah (misal harus kembali lagi bila
seluruh implant belum berhasil dicabut).
59 Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan
yang telah diberikan.
60 Jawab semua pertannyaan klien.
61 Ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi
yang tersedia dan resiko serta keuntungan dari masing
masing kontrasepsi bila klien ingin tetap mengatur
jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya.
62 Bantu klien menentukan alat kontrasepsi yang baru
atau berikan alat kontrasepsi sementara sampai klien
dapat memutuskan alat kontrasepsi yang akan dipakai.
63 Lakukan observasi selama 5 menit sebelum
memperbolehkan pulang.

Surabaya.....................................

Keterangan
Evaluator,
0 = tidak dilakukan sama sekali atau tidak sesuai
1= dilakukan tetapi kurang sempurna
2=dilakukan dengan sempurna
(..................
............)
Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 45
`
Nilai batas lulus = 75%

 Nilai =

(jumlah aspek yang dinilai X2)

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 46


`
5. PEDOMAN PRAKTIKUM PENGGUNAAN KB
KONDOM
SKOR
NO KEGIATAN
0 1 2
A. SIKAP DAN PERILAKU
1. Menyambut klien dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri kepada klien
3. Mempersilahkan klien duduk
4. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
5. Merespon terhadap reaksi klien dengan cepat
B. KONSELING
6. Berikan salam dengan hormat
7. Memperkenalkan diri
8. Tanyakan tentang motivasi ber-KB, apabila
memungkinkan tanyakan apakah ia ingin
menjarangkan kehamilan atau tidak ingin hamil
lagi
9. Lakukan wawancara, apabila memungkinkan
tanyakan tentang :
a. Resiko IMS/AIDS
b. Alergi lateks/bahan kondom
c. Kelainan medis yang merupakan kontraindikasi
absolut untuk kehamilan
d. Kesediaan suami istri dalam hal pemakaian
kondom dengan tertib
10. Tanyakan tentang apa yang sudah diketahui klien
tentang kondom, apabila ada hal yang belum tahu,
berikan penjelasan dengan baik
11. Berikan penjelasan secara singkat mengenai topic-
topik berikut ( sekiranya klien belum
memahaminya dengan benar )
a. Daya guna kondom, cukup tinggi bila dipakai
dengan betul, tetapi kegagalan akan tinggi bila
tidak dipakai dengan baik
b. Mencegah kehamilan, dengan mencegah
sperma masuk ke dalam vagina dan uterus
c. Keuntungan: cukup efektif bila dipakai dengan
baik pada setiap senggama, efek samping sedikit,
mudah dipakai, membuat suami berpartisipasi
dalam keluarga berencana, mencegah IMS,
merupakan cara sementara sebelum memakai
kontrasepsi yang lain
d. Kerugian : kegagalan tinggi bila pemakaian
tidak betul, dapat mempengaruhi kenikmatan

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 47


`
senggama, harus mempunyai persediaan kondom
setiap saat, setiap senggama memakai kondom
baru, suami mungkin malu memakainya, masalah
pembuangannya
e. Masalah yang mungkin timbul : bocor, iritasi
penis, mempengaruhi kenikmatan seksual
12. Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya
atau menyampaikan pendapatnya

C. PEMAKAIAN DAN PELEPASAN


13. Berikan kondom kepada klien
14. Berikan penjelasan pemakaian kondom
a. harus dipakai pada saat penis ereksi, sebelum
dimasukkan ke dalam vagina atau lubang lain, dan
sebelum ejakulasi
b. Setiap kondom hanya dipakai satu kali
kemudian dibuang ( gnakan kondom baru setiap
kali senggama )
c. Jangan menyimpan kondom di tempat yang
panas atau tertekan seperti misanya dompet
( lateks akan lembek dan mudah pecah/bocor saat
dipakai senggama )
d. Jangan memakai minyak goring, baby
oil/vaselin untuk melicinkan kondom, karena hal
ini akan menyebabkan latek lembek dan dapat
pecah atau bocor waktu senggama. Air ludah,
cairan vagina atau spermisida dapat dipakai
sebagai pelican
e. Tanggal yang tertera pada bungkus kondom
adalah tanggal pembuatannya, bila disimpan
dengan baik, akan tahan selama 5 tahun
f. Apabila mempunyai lebih dari satu pasangan
seksual, pakailah kondom untuk mengurangi
resiko IMS/AIDS, walaupun klien sudah memakai
alat kontrasepsi lainnya
g. Kondom dapat diperoleh gratis dari pos
kesehatan, pos KB, petugas lapangan KB dan
klinik KB dan dapat pula dibeli di apotik/toko
obat
15. Perlihatkan pemakaian dengan menggunakan
model:
a. Peganglah ujung kondom dan sarungkan pada
ujung penis
b. Tarik kondom sampai pangkal penis
c. Setelah ejakulasi, sementara penis masih ereksi,
keluarkan penis dalam vagina sambil memegang

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 48


`
pangkal kondom, sehingga tidak terjadi tumpahan
semen
d. Lepaskan kondom tanpa menumpahkan sperma
atau semen
e. Jepit bagian kondom yang mengandung sperma
f. Buang kondom setelah mengikatnya /
membungkusnya dengan kertas & masukkan
kedalam tempat sampah
1. Jelaskan apa yang harus dilakukan apabila
mengetahui kondom pecah/bocor atau semen
tumpah pada waktu senggama
a. Segera ganti dengan kondom baru
b. Pakai spermisida bersama kondom
c. Segera ke pos KB/Klnik KB terdeka, untuk
mendapatkan kontrasepsi darurat
2. Minta klien mengulangi instruksi sambil
menanyakan adakah hal-hal yang belum
dimengerti
3. Tanyakan apakah klien masih mempunyai
pertanyaan
4. Beritahu pada klien untuk kembali tiap waktu
apabila ia mempunyai masalah atau pertanyaan
5. Ucapkan terima kasih dan minta klien kembali lagi
6. Melakukan pencatatan pada buku
register/catatan akseptor

Surabaya.....................................

Keterangan
Evaluator,
0 = tidak dilakukan sama sekali atau tidak sesuai
1= dilakukan tetapi kurang sempurna
2=dilakukan dengan sempurna
(..................
............)
Nilai batas lulus = 75%

 Nilai =
(jumlah aspek yang dinilai X2)

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 49


`
6. PEDOMAN PRAKTIKUM PELAYANAN KB SUNTIK
SKOR
NO KEGIATAN
0 1 2
KONSELING
1 Memberi salam pada klien
2 Menanyakan rencana keluarga (dalam hal
jumlah anak)
3 Penjelasan mengenai KB suntik :
a) Menjelaskan bagaimana
DMPA/KOMBINASI mencegah
kehamilan.
b) Menerangkan aktifitas
DMPA/KOMBINASI
c) Menjelaskan keuntungan
DMPA/KOMBINASI (sangat efektif,
berjangka lama mudah
melaksanakannya, tidak mengganggu,
efek samping hanya sedikit)
d) Menerangkan kerugian
DMPA/KOMBINASI .
e) Menjelaskan efek samping
DMPA/KOMBINASI
f) Menjelaskan jadwal penyuntikan tiap
3 (tiga) bulan sekali untuk DMPA dan
1 bulan sekali untuk KOMBINASI dan
membutuhkan kontrasepsi lain
sampai haid kembali bila terlambat
penyuntikan.
4 Memastikan bahwa DMPA/KOMBINASI pilihan
klien.
5 Menanyakan pemakaian kontrasepsi
sebelumnya dan riwayat penyakit sebelumnya
untuk memastikan bahwa klien merupakan
calon yang tepat sebagai akseptor
DMPA/KOMBINASI
6 Menanyakan kembali pengetahuan klien
mengenai efek samping DMPA/KOMBINASI
7 Peka terhadap kebutuhan dan kekhawatiran
klien tentang DMPA/KOMBINASI
8 Menganjurkan klien untuk datang kembali 12
(dua belas) minggu lagi untuk DMPA dan 1
bulan lagi untuk KOMBINASI berikan tanggal
pastinya.
9 Menganjurkan agar kembali lagi ke klinik

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 50


`
(sebelum waktu suntik ulang yang
dijadwalkan) apabila :
a. Perdarahan banyak pervaginam
b. Terlambat menstruasi (pada pola haid
yang biasanya teratur).
PERSIAPAN DAN PEMERIKSAAN
10 Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
(semprit, kapas alkohol)
11 Periksa tanggal kadaluarsa obat suntik
( tertera di label vial)
12 Menimbang berat badan
13 Mengukur tekanan darah
14 Atur posisi klien untuk penyuntikkan di daerah
bokong
PERSIAPAN LOKASI PENYUNTIKAN
15 Bersihkan kulit tempat suntikan menggunakan
kapas beralkohol dengan gerakan melingkar
kearah luar suntikan
16 Biarkan kulit mengering dengan sendirinya
sebelum memberikan suntikan
PERSIAPAN MENYUNTIK
17 Kocok dengan baik vial DMPA, hingga semua
obat larut
18 Buka penutup plastic atau logam tanpa
menyentuh penutup karet
19 Buka kemasan semprit dan jarum suntik tanpa
terkontaminasi (perhatikan alur yang memang
sudah dibuat untuk membuka semprit)
20 Kencangkan jarum suntik dan tabung semprit
(penutup jarum jangan dibuka)
21 Buka penutup jarum, tusukkan jarum suntik ke
dalam vial melalui penutup karet, putar vial
hingga terbalik dan masukkan obat ke dalam
tabung semprit dengan cara menarik penghisap
sempritnya
22 Cabut jarum dari karet penutup vial, pegang
semprit dengan jarum suntik mengarah keatas
secara vertical, keluarkan udara yang tepat
dalam tabung semprit dengan cara mendorong
penghisap sempritnya
PEMBERIAN SUNTIKAN
23 Tusukkan jarum kedalam otot hingga pangkal
jarum suntik (otot gluteus kuadran luar pada
bokong)
24 Lakukan aspirasi dengan menarik penghisap
semprit untuk memeriksa ketepatan
Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 51
`
penempatan jarum suntik (tidak masuk
pembuluh darah)
25 Jika tidak terlihat darah terhisap dalam tabung
semprit, suntikkan DMPA/KOMBINASI
secara perlahan sampai seluruh obat masuk
26 Cabut jarum suntik secara tepat
PASCA SUNTIKAN
27 Tekan tempat jarum suntik menggunakan
kapas alcohol, tetapi jangan menggosoknya
28 Sedot larutan klorin 0,5% ke dalam tabung
semprit, keluarkan lagi, lalu lepaskan jarum
dari tabung semprit
29 Buang jarum di wadah khusus (terbuat dari
bahan yang sulit ditembus benda tajam), buang
tabung semprit dan pendorongnya di tempat
sampah medis
Catatan : bila tempat sampah khusus benda
tajam telah penuh, baker atau kubur
30 Cuci tangan menggunakan sabun dan air,
kemudian keringkan menggunakan handuk
kering
31 Mengisi Kartu Peserta KB dan menyerahkan
kepada klien
32 Memberi tahu tanggal suntik kembali
33 Melakukan pencatatan pada buku
register/catatan akseptor

Surabaya.....................................

Keterangan
Evaluator,
0 = tidak dilakukan sama sekali atau tidak sesuai
1= dilakukan tetapi kurang sempurna
2=dilakukan dengan sempurna
(..................
............)
Nilai batas lulus = 75%

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 52


`

 Nilai =

7. PEDOMAN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN PIL KB

SKOR
NO KEGIATAN 0 1 2
SIKAP DAN PELAKSANAAN
1 Berikan salam dengan ramah dan akrab, sehingga
klien merasa nyaman dan tidak canggung
2 Memperkenalkan diri kepada klien
3 a. Berapa anak lagi yang diharapkan
b. Apakah tertarik untuk mengatur jarak kehamilan
atau menghentikan sama sekali
c. Berapa lama jarak masing-masing anak yang
diharapkan
4 Tanyakan riwayat reproduksi dan masalah-masalah
kesehatan yang berhubungan dengan penggunan pil
antara lain:
a. Umur
b. Berapa kali pernah hamil
c. Berapa kali melahirkan
d. Berapa anak yang hidup, usia dan jenis
kelamin
e. Apakah pernah memakai alat
kontrasepsisebelum ini, meliputi: berapa
lama, kenapa berhenti, apakah ada masalah
lain
f. Metode kontrasepsi yang digunakan saat ini
g. Masalah medis yang perlu diperhatikan untuk
pil
h. Kecurigaan hamil
i. Perdarahan dari vagina yang belum jelas
penyebabnya
j. Pada saat ini menyusui atau tidak
k. Sedang memakai Rimpaficin untuk TBC atau
obat-obatan lain untuk epilepsy
l. Perokok berat (untuk usia > 40 tahun)

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 53


`
m. Varises berat
n. Sakit kuning/liver
o. Kanker payudara (kecurigaan)
p. Tekanan darah tinggi untuk usia > 40 tahun
5 Minta klien menjelaskan apa yang sdah diketahui
tentang kontrasepsi pil, dan lakukan koreksi bila
terdapat pendapat yang keliru  
6 Berikan penjelasan yang penting tentang kontrasepsi
pil pada klien antara lain:
a. Sangat efektif (99,9%) bila diminum secara
tepat
b. Cara minum pil, 1 hari 1 pil, saat minum
tetap/sama, setelah 1 pak/blist habis, langsung
dilanjutkan ke pak yang lain
c. Keuntungan efektifitas tinggi, murah,
penggunaan mudah, penghentian mudah
(jelaskan kemungkinan perubahan haid
karena perdarahan bercak setelah dihentikan)
d. Efek samping: mual, payudara tegang,
perdarahan bercak, pusinh, sakit kepala,
peningkatan berat badan, jerawat (hanya
muncul pada 3 bulan pertama saja)
e. Tanda/gejala yang mengharuskan klien datang
ke klinik: nyeri perut bagian bawah yang
berat, nyeri dada berat, batuk/sesak, pusing
berat, gangguan pengelihatan, nyeri kaki berat      
7 Tegaskan bahwa klien dapat mengehntikan
pemakaian kontrasepsi pil setiap saat
8 Berikan kontrasepsi pil pada klien
9 Berikan instruksi pada klien perihal:
a. Bagaimana menggunakan kontrasepsi pil :
minum 1 pil setiap hari, minum pil pada
waktu yang sama setiap hari, mulai pil
pertama pada hari ke 1-5 saat haid, habiskan
satu paket, mulai hari berikutnya dengan
paket baru dan jangan istirahat diantara paket
b. Efek samping dan penanganannya: mual,
payudara tegang, perdarahan, pusing, sakit
kepala, penambahan berat badan, jerawat,
tegaskan bahwa gejala diatas dapat terjadi dan
biasanya pemakaian hanya 3 siklus pil saja
c. Masalah atau komplikasi yang mengharuskan
klien kembali ke klinik: nyeri perut bagian
Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 54
`
bawah atau nyeri panggul, nyeri dada, batuk,
atau sesak nafas
d. Bila lupa minum pil:
1. Satu pil, minum segera pil saat
ingat(meskipun harus minum 2 pil pada
hari tersebut), baru lanjutkan sampai satu
blist/paket habis
2. Dua pil atau lebih, minum 2 pil sehari
hingga terkejaar meminum pil yang
seharusnya sesuai jadwal, pakai kondom
(tidak coitus) sampai haid berikutnya
10 Mintalah klien mengulangi intruksi untuk
meyakinkan bahwa klien sudah mengerti
KONSELING PASKA PELAYANAN
11 Tanyakan klien apakah masih ada pertanyaan atau
hal-hal tang belum dimengerti
12 Diskusikan kunjungan ulang dan pengamatan
lanjutan dengan klien :
a. Kunjungan ulang pertama 3 bulan
b. Bila tidak ada masalah, sesudah kunjungan
ulang ulang pertama dilakukan kunjungan
ulang berikutnya setiap 6-12 bulan
13 Yakinlah klien untuk kembali setiap saat apabila
masih ada pertanyaan atau masalah
14 Secara sopan ucapkan salam perpisahan pada klien
dengan ramah sampaikan bahwa klien dapat
berkunjung kembali setiap saat
15 Melakukan pencatatan pada buku register/catatan
akseptor

Surabaya.....................................

Keterangan
Evaluator,
0 = tidak dilakukan sama sekali atau tidak sesuai
1= dilakukan tetapi kurang sempurna
2=dilakukan dengan sempurna
(..................
............)
Nilai batas lulus = 75%

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 55


`

 Nilai =

8. PEDOMAN PRAKTIKUM KONSELING KB TUBEKTOMI

NO KEGIATAN SKOR
0 1 2
SIKAP DAN PENILAIAN
1 Sapa klien dengan ramahdan perkenalkan diri anda
2 Tanyakan tujuan kunjungannya
3 Berikan informasi umum tentang Keluarga Berencana
4 Jelaskan apa yang bias diperoleh dari kunjungannya
5 Tanyakan alasan klien mengikuti program KB (apakah
ingin mengatur jarak kelahiran, ingin membatasi jumlah
anak, atau menghentikan kemampuan reproduksinya)
6 Tanyakan apa yang diketahui klien tentang
kondisi/situasi yang menurutnya dapat mendukung atau
membatasi pilihannya terhadap pilihannya atas salah
satu atau beberapa metode kontrasepsi yang ada
METODE KONSELING
7 Berikan jaminan kerahasiaan yang diperlukan klien
8 Kumpulkan dan catat pribadi klien (nama, alamat, dsb)
9 Berikan informasi tentang pilihan kontrasepsi yang
tersedia (keuntungan dan keterbatasan) masing-masing
kontrasepsi
10 Diskusikan kebutuhan, pertimbangan, dan kekhawatiran
klien dengan empati dan simpatik, bantu klien untuk
memilih metode kontrasepsi yang paling sesuai untuk
diri dan pasangannya
BILA PASIEN MEMILIH TUBEKTOMI
11 Teliti dengan seksama untuk memastikan bahwa klien
telah memenuhi syarat sukarela, bahagia, dan sehat
12 Pastikan klien mengenali dan mengerti tentang
keputusannya untuk :
a. Menunda atau menghentikan fungsi reproduksi
b. Mengerti bahwa tubektomi adalah prosedur
operatif dengan berbagai resiko yang mungkin
terjadi
c. Tetap memilih metode tubektomi walaupun
mengetahui dan memahami metode kontrasepsi
reversible lain
13 Mempersilahkan klien dan suaminya untuk membaca
lembar informed consent, dan mintalah tanda tangan
klien dan suaminya
Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 56
`
KONSELING SEBELUM PELAYANAN
14 Tanyakan pada klien :
a. Apa yang telah diketahuinya tentang kontrasepsi
mantap
b. Apa alasannya memilih tubektomi
c. Bagaimana pendapatnya mengenai tubektomi,
termasuk
perasaan takutnya maupun salah pengertian yang
belum diselesaikan
d. Bagaimana pendapat suami tentang tubektomi dan
apa yang telah diketahui mengenai prosedur tersebut
c. Apakah pilihan terhadap tubektomi merupakan
keputusan bersama (didukung oleh suami)
f. Apakah keputusan tersebut diambil melalui konseling
dan telah dinyatakan dalam Persetujuan Tindakan
Medik
15. Beri dorongan agar klien mau mengutarakan
perasaannya dan bertanya tentang hal-hal yang belum
diketahuinya
16. Jelaskan bahwa sebelum prosedur tubektomi akan
dilakukan pemeriksaan fisik dan dalam (bimanual)
17. Periksa apakah klien dalam waktu yang tepat untuk
prosedur tubektomi (interval, pasca persalinan, pasca
keguguran)
18. Singkirkan kemungkinan adanya kehamilan (bila
konselor adalah staf nonmedis, rujukan klien untuk
diagnosis)
19. Jelaskan tentang teknik operasi, anastesi local, dan
kemungkinan rasa sakit, atau tidak nyaman selama
operasi
20. Tanyakan pada klien bila masih ada hal-hal yang ingin
diketahuinya tentang tubektomi
KONSELING PASCA TINDAKAN
21. Pastikan klien dalam kondisi yang baik untuk menerima
informasi dan jelaskan jalannya serta hasil prosedur
tubektomi
22. Jelaskan pada klien untuk menjaga agar daerah luka
operasi tetap kering (berikan lembar Asuhan Mandiri)
23. Yakinkan klien bahwa ia dapat dating kembali setiap
saat apabila diperlukan
24. Jelaskan pada klien, bila terjadi nyeri, perdarahan luka
operasi/pervaginam, demam, segera kembali untuk
ditanggulangi
25. Jelaskan pada klien kapan senggama dapat dilakukan
dan jadwal kunjungan ulang
26. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang
telah diberikan

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 57


`
27. Berikan kesempatan untuk bertanya dan berikan
penjelasan ulang apabila masih ada informasi atau
instruksi yang belum dimengerti oleh klien
28 Ijinkan klien pulang apabila kondisinya stabil dan baik

Surabaya.....................................

Keterangan
Evaluator,
0 = tidak dilakukan sama sekali atau tidak sesuai
1= dilakukan tetapi kurang sempurna
2=dilakukan dengan sempurna
(..................
............)
Nilai batas lulus = 75%

 Nilai =

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 58


`

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 59


9. PEDOMAN PRAKTIKUM KONSELING KB VASEKTOMI
SKOR
KEGIATAN
0 1 2
` SIKAP DAN PERILAKU
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
2. Tanyakan tujuan kunjungan
3. Berikan informasi umum tentang keluarga berencana
4. Jelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjungannya
5. Tanyakan alasan klien mengikuti program KB (apakah ingin
mengatur jarak kelahiran, ingin membatasi jumlah anak, atau
menghentikan kemampuan reproduksinya)
6. Tanyakan apa yang diketahui klien tentang kondisi/situasi
yang menuntutnya dapat mendukung atau membatasi
pilihannya terhadap pilihannya atas salah satu atau berapa
metode kontrasepsi yang ada
METODE KONSELING
7. Berikan jaminan kerahasiaan yang diperlukan pasien
8. Kumpulkan dan catat pribadi klien (nama, alamat, dsb)
9. Berikan informasi tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia
(keuntungan dan keterbatasan) masing-masing kontrasepsi
10. Diskusikan kebutuhan, pertimbangan, dan kehaatiran klien
dengan empati dan simpatik bantu klien untuk memilih
metode kontrasepsi yang paling sesuai untuk diri dan
pasangannya
BILA KLIEN MEMILIH VASEKTOMI
11. Teliti dengan seksama untuk memastikan bahwa klien telah
memenuhi syarat sukarela, bahagia, dan sehat
12. Pastikan klien mengenali dan mengerti tentang keputusannya
untuk :
a. Menunda atau menghentikan fungsi reproduksinya
b. Mengerti bahwa vasektomi adalah prosedur operatif
dengan berbagai resiko yang mungkin terjadi
c. Tetap memilih metode vasektomi walaupun
mengetahui dan memahami kontrasepsi reversible
lain
13. Mempersilahkan klien dan suaminya untuk membaca lembar
informed consent dan mintalah tanda tangan klien dan
suaminya
KONSELING SEBELUM PELAYANAN
14. Tanyakan pada klien :
a. Apa yang telah diketahuinya tentang kontrasepsi
mantap
b. Apa alasan memilih vasektomi
c. Bagaimana pendapatnya mengenai vasektomi,
termasuk perasaan takutnya maupun salah
pengertian yang belum diselesaikan
15. Beri dorongan agar klien mau mengutarakan perasaannya
dan bertanya tentang hal-hal yang belum diketahuinya
16. Jelaskan tentang teknik operasi, anestesi lokal, dan
kemungkinan
Pedoman Praktikum rasa sakit,
II – Pelayanan KB atau tidak nyaman selama operasi Page 60
17. Tanyakan pada klien bila masih ada hal-hal yang ingin
diketahuinya tentang vasektomi
KONSELING PADA TINDAKAN
`

Surabaya.....................................

Keterangan
Evaluator,
0 = tidak dilakukan sama sekali atau tidak sesuai
1= dilakukan tetapi kurang sempurna
2=dilakukan dengan sempurna
(..................
............)
Nilai batas lulus = 75%

 Nilai =

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 61


`

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifuddin, Biran Affandi, Moh. Baharuddin, Soekaemi Soekir.


2010.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Abdul Bari Saifuddin. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi. Jakarta : Yayasan


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo dan JNPKR/POGI dan JHPIEGO
(Program MNH dan STARH)

George Adriansz. 2011. Buku Panduan Peserta Teknologi Kontrasepsi


Terkini. Jakarta.: JNPK-KR (National Clinical Training Network in
Reproductive Health) Indonesian Ministry of Health Board of Population
and Family Planning

Glazier, Anna. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Edisi 4.


Jakarta: EGC
Rukmono Siswishanto, Yoyo Suhoyo. 2004. Penuntun Belajar dan Penuntun
Praktik Ketrampilan Medik Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta.
Centre for The Education of Health Professionals (CEHP) - Bagian
Pendidikan Kedokteran FK UGM

Pedoman Praktikum II – Pelayanan KB Page 62

Anda mungkin juga menyukai