Anda di halaman 1dari 3

PERCOBAAN 2

ANALISIS KUANTITATIF TITRASI ALKALIMETRI


(PENENTUAN KADAR ASAM CUKA)

1. Tujuan
a. Mahasiswa dapat menjelaskan proses titrasi alkalimetri.
b. Mahasiswa mampu menghitung kadar asam cuka.

2. Landasan Teori
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………

3. Rumusan Masalah
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………

4. Hipotesis
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………

5. Menguji Hipotesis
5.1 Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
a. Beaker glas 50 mL, 250 mL a. Larutan NaOH 0,1 M
b. Labu takar 100 mL, 250 mL, 1000 mL b. Larutan asam oksalat 0,1 N
c. Buret c. Indikator pp
d. Statif klem d. Cuka
e. Corong
f. Pipet volum

5.2 Cara Kerja


1.2.3 Pembuatan Larutan NaOH 0,I N dan standardisasinya
5.2.3.1 Pembuatan Larutan 0,1 N NaOH
a. Menimbang 4 gram NaOH dan memasukkannya ke dalam beaker glass 250 mL.
b. Melarutkan NaOH dengan akuades hingga larut.
c. Memasukan larutan NaOH ke dalam labu takar 1000 mL dan menambahkan aquades
hingga batas tanda.
d. Menggojog larutan NaOH hingga homogen.
e. Menempatkan larutan NaOH 0,1 N dalam botol plastik.

5.2.3.2 Membuat Larutan Standar Asam Oksalat 0,1 N


a. Menimbang 1,575 gram asam oksalat (H 2C2O4.2H2O) dan memasukkannya ke dalam
beaker glass 100 mL.
b. Melarutkan asam oksalat dengan akuades hingga larut.
c. Memasukan larutan asam oksalat ke dalam labu takar 250 mL dan menambahkan
1
aquades hingga batas tanda.
d. Menggojog larutan asam oksalat hingga homogen.
e. Menempatkan larutan okasalat 0,1 N dalam botol.

5.2.3.2 Standardisasi Larutan NaOH


a. Memasang buret secara tegak pada statif klem.
b. Membilas buret yang sudah bersih dengan larutan 25 mL NaOH.
c. Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai tanda 0 mL.
d. Mengambil 10 mL larutan asam oksalat dengan menggunakan pipet volum dan
masukkannya dalam labu erlenmeyer.
e. Menetesi larutan asam oksalat dengan 3 tetes indikator phenolptalin.
f. Menitrasi larutan asam oksalat dengan NaOH yang akan distandarisasi.
g. Mengulangi langkah d-f sebanyak 2 kali.
h. Menghitung konsentrasi NaOH dalam molaritas dan normalitas.

1.2.4 Penetuan Kadar Asam Cuka


a. Menyediakan sampel asam cuka yang beredar di pasaran.
b. Mengambil 25 mI larutan sampel asam cuka dengan pipet volum dan
memasukkannya ke dalam labu ukur 100 mL.
c. Mengencerkan asam cuka dengan aquades sampai tanda batas.
d. Mengambil 10 mL sampel asam cuka yang telah diencerkan dan memasukkannya
dalam labu erlenmeyer.
e. Menambahkan 3 tetes indikator phenolptalin ke dalam sampel asam cuka.
f. Menitrasi sampel asam cuka dengan NaOH yang telah distandarisasi.
g. Menghitung % kadar asam cuka.

6. Pengamatan
6.1 Pembuatan Larutan NaOH 0,I N dan standarisasinya
N Volume H2C2O4 0,5 M Volume NaOH
o
a 10 mL 10,3 mL
b 10 mL 10,2 mL
c 10 mL 10,4 mL

6.2 Penentuan Kadar Asam Cuka


N Volume NaOH ….. M Volume Asam Asetat
o
a 9,2 mL 10 mL
b 9,4 mL 10 mL
c 9,3 mL 10 mL

7. Pertanyaan
7.1 Pembuatan Larutan NaOH 0,I N dan standarisasinya

2
a. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi!
b. Sebutkan senyawa selain asam oksalat yang dapat digunakan sebagai larutan standar
primer!
7.2 Penentuan Kadar Asam Cuka
a. Tulis persamaan reaksi yang terjadi!
b. Mengapa digunakan pp sebagai indikator titrasi?

Anda mungkin juga menyukai