Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1 ADR

1. Jelaskan yang dimaksud Adverse drug reaction


Jawab :
Menurut World Health Organization (WHO)Adverse Drug Reactions adalah setiap efek yang
tidak diinginkan dari suatu obat yang timbul pada pemberian obat dengan dosis yang
digunakan untuk profilaksis, diagnosis maupun terapi (WHO, 1972). Menurut Food and
DrugAdministration, ADRs adalah efek yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan
penggunaan obat yang timbul sebagai bagan dari aksi farmakologis dari obat yang
kejadiannya mungkin tidak dapat diperkirakan (FDA, 1995).

2. Kriteria yang tidak termasuk ADR


Jawab :
a. Adanya kegagalan terapi
b. Ada dosis yang lebih

3. Jelaskan klasifikasi ADR ada berapa tipenya dan jelaskan


Jawab :
Klasifikasi farmakologis dari reaksi obat merugikan yang kausalitas telah ditetapkan
saat ini bertumpu pada ketergantungan dosis yang dirasakan dan dapat diprediksi dari
reaksi yang merugikan. Ini didasarkan pada proposal Rawlins dan Thompson, yang
dirancang sebelumnya oleh orang lain, untuk mengklasifikasikan reaksi obat yang
merugikan menjadi dua tipe 1 : reaksi tipe A, tergantung dosis dan dapat diprediksi dari
farmakologi obat yang diketahui; dan reaksi tipe B, tidak tergantung dosis dan tidak dapat
diprediksi. 2 Klasifikasi ini sederhana; ini membantu pengaturan obat karena studi
prelicensing dapat mengungkapkan reaksi tipe A,

Adverse Drug Reactions (ADRs) dapat dibagi menjadi :


a. Tipe A (Augmented)
Reaksi Adverse Drug Reactions tipe A tergantung dengan dosis, terkait dengan aksi
farmakologis obat, reaksi yang umum terjadi, angka morbititas yang tinggi dan angka
kematiannya rendah.
b. Tipe B (Bizarre)
Reaksi tipe B mempunyai sifat tidak tergantung dengan dosis, angka kematian dan angka
morbiditas yang tinggi, tidak terkait dengan aksi farmakologis obat.
c. Tipe C (Chronic) pct
Tipe C angka kejadian luar biasa, terkait dengan dosis kumulatif, membutuhkan waktu
jangka panjang.
d. Tipe D ( Delayed) antipsikotik
Dapat diketahui dengan melihat angka kejadian yang luar biasa, berhubungan dengan
dosis dan dapat dilihat dari kontak pasien dengan obat yang lama atau paparan pada saat
kritis.
e. Tipe E (End of use) fenitoin
Reaksi obat tipe E dapat dikenali mempunyai angka kejadian yang luar biasa, reaksi
terjadi segera setelah penarikan obat.
f. Tipe F (Failure of therapy)
Reaksi obat tipe F mempunyai ciri-ciri angka kejadian umum, mungkin berhubungan
dengan dosis dan sering disebabkan oleh interaksi obat.
(Farcas & Bojita, 2009)

4. Sebutkan factor resiko ADR


Jawab :
a. Age (children and elderly) = Umur (anak-anak dan orang tua)
b. Multiple medications = Umur (anak-anak dan orang tua)
c. Multiple co-morbid conditions = Berbagai kondisi komorbid
d. Inappropriate medication prescribing, use, or monitoring = Peresepan, penggunaan,
atau pemantauan obat yang tidak pantas
e. End-organ dysfunction = Disfungsi organ akhir

5. Bagaimana cara pendeteksi dari ADR


Jawab :
a. Subjective report : Laporan
b. patient complaint
c. Objective report : Laporan pasien secara langsung atau telaah hasil pemeriksaan
d. direct observation of event
e. abnormal findings
f. physical exam
Bentuk pemantauan terhadap timbulnya reaksi obat yang tidak dikehendaki dirangkum dalam
suatu kegiatan yang dikenal dengan Farmakovigilans. WHO mendefenisikan farmakovigilans
sebagai suatu ilmu dan aktivitas yang berhubungan dengan pendeteksian, penilaian, pemahaman
dan pencegahan kejadian tidak diinginkan (Adverse Effect) atau kejadian lainnya yang terkait
dengan penggunaan obat. Menurut BPOM Republik Indonesia, farmakovigilans adalah suatu
keilmuan dan aktivitas tentang deteksi, penilaian (assessment), pemahaman dan pencegahan efek
samping atau masalah lain terkait dengan penggunaan obat.

6. Nona aisyah sedang menderita sesak nafas riwayat penyakit dahulu menunjukkan bahwa
ia sedang menderita asma dengan tingkat keparahan sedang, baru baru ini ia
mendapatkan obat tetes mata yang mengandung timolol 0.25% untuk mengobati glukoma
simplex kronis, obat lainnya adalah salbotamol 100 mcg yang digunakan jika diperlukan
saja.

Pertanyaan
a. menurut anda apakah sebab timbul sesak nafas terebut
Sesak nafas yang ditimbulkan oleh nona aisyah tersebut disebabkan oleh obat timolol
yg digunakannya utk mengobati glaukoma. Dimana timolol itu mrupakan obat gol.
Beta bloker utk mngobati glaukoma simpleks kronis yg dpt mnyebabkan
kontraindikasi terhadap pasien penderita bronkopasme akut. Sedangkan nona aisyah
disini mengalami riwayat bronkopasme akut (asma sedang).
b. apakah terapi yang diberikan sudah mampu meningkatkan quality of life pasien
salbutamol yang diberikan mengobati bronkospasme akut pada dosis 100 mcg,
sedangkan penggunaan obat glukoma dapat meningkatkan asmanya jadi terapi yang
diberikan belum mampu meningkatkan quality of life pasien

7. Kakek c sedang menjalani pengobatan TB tahap awal, kemudian dokter memberikan


suntik streptomycin kepada kakek tersebut, setelah disuntikkan streptomycin, kakek
tersebut merasa tidak nyaman, jantung berdebar debat, kepala pusing dan pingsan.
Pertanyaan
a. Hal apakah yang terjadi pada kakek tersbut
Kakek mengalami ADR pada jantung yaitu pemanjangan interval Qtc, reaksi ADR
tipe B yang disebut reaksi syok anafilaksis
b. Sebutkan beberapa obat yang bisa menimbulkan reaksi yang sama
Delamanid, gatifloxacin, mocifloxacin, lelfloxacin, clofazimine
Syok anafilaksis(Penicillin, Streptomisin, Cephalosporin, Tetrasiklin, Ciprofloxacin,
Amphotericin B, Nitrofurantoin,Lidocain, Procain)
Steven johnson syndrome : (fenobarbital,karbamazepin,sulfonamid + antiepilepsi)
Rey syndrome : (aspirin)

8. sebutkan golongan dan jenis obat yang bisa menyebabkan ADR Serta klasifikasi tipe adr
obat obat tersebut
Reaksi Adverse Drug Reactions tipe A tergantung dengan dosis, terkait dengan aksi
farmakologis obat, reaksi yang umum terjadi, angka morbititas yang tinggi dan angka
kematiannya rendah
1) NSAID (iritasi lambung)
2) Digoxin (inotropik +)
3) Diuretik (dehidrasi)
4) Glibenklamid (hipoglikemi)
a. Iritasi lambung Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) piloxicam (A)
Obat anti inflamasi non-steroid(OAINS) dapat menghambat sintesis prostaglandin (PG) yang
merupakan mediator inflamasi dan mengakibatkan berkurangnya tanda inflamasi.Meskipun
demikian, prostaglandin khususnya prostaglandin E sebenarnya merupakan zat yang bersifat
protektor untuk mukosa saluran cerna atas. Hambatan sintesis PG akan mengurangi
ketahanan mukosa, dengan efek berupa lesi akut mukosa lambungdengan bentuk ringan
sampai berat.
b. Inotropik positif teofilin, glikosida jantung digoxin tipe (C) jangka panjang
Mekanisme kerja teofilin yaitu meningkatkan kadar adenosin monofosfat siklis (c-AMP)
dengan cara menghambat aktifitas PDE yaitu enzim yang membantu konversi cAMP menjadi
5’ AMP yang tidak siklis, dan akan terjadi akumulasi cAMP pada jantung. Pada sistem
kardiovaskular teofilin secara langsung mempengaruhi akselerasi jantung (direct
cardioaccelerating effects) yaitu sebagai inotropik positif.
c. Dehidrasi diuretic-thiazid (A), laksatif/ bisakodil (A)
d. Hipoglikemi antidiabetes-metformin (A), insulin (C)

Anda mungkin juga menyukai