❑ Keluhan
• Ingin menunda kehamilan dan menurunkan frekuensi menstruasi
• Menstruasi tidak teratur dengan siklus 25-‐36 hari, terutama saat ujian; diketahui mulai menstruasi usia
14 tahun dan menstruasi terakhir 2 minggu lalu
❑ Riwayat Medis
• Migraine tanpa aura atau gejala neurologi fokal; tidak lebih dari 12 bulan (sebelum diberi profilaksis
sering sakit kepala akibat menstruasi di samping sering migraine, saat ini terkontrol profilaksis)
• Pendarahan menstruasi tidak berlebihan, tidak nyeri pelvis
• Tidak ada sejarah depresi, ansietas, hipertensi, dislipidemia, penyakit jantung
❑ Riwayat Sosial
• Akan menikah segera
• Tidak merokok atau menggunakan obat-‐obat terlarang
• Imunisasi up-‐to-‐date
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN MONITORING
❑ Riwayat Keluarga
• Ibu menderita hipertensi, osteoporosis
• Ayah menderita osteoarthritis, hipotiroid, hipertensi, dislipidemia
• Nenek meninggal karena komplikasi kanker payudara
• Kakek meninggal karena infark miokard
(4 bulan kemudian)
❑ Keluhan
• Acne bertambah parah
• Mengalami breakthrough bleeding
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN MONITORING
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Lab
• Pap test negatif
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN MONITORING
Siklus Menstruasi
• Terdiri atas 2 fase siklus ovarium:
1. Folikular
A. M e n s e s ( d e s t r u k s i z o n a f u n g s i o n a l
endometrium; perkembangan folikel)
B. Proliferasi (perbaikan dan regenerasi zona
fungsional endometrium; perkembangan foliker,
ovulasi)
2. Luteal/sekretori (sekresi oleh kelenjar uterin;
ovulasi, terbentuk corpus luteum — mature corpus
luteum — corpus albicans)
• Regulasi melibatkan hormon GnRH, FSH, LH, androgen,
progestin, estrogen, inhibin
• Pasien diketahui mengalami menstruasi tidak teratur dengan siklus 25-‐36 hari dan terjadi perparahan
pada situasi ujian ! didefinisikan sebagai oligomenorrhea (siklus >35 hari; rentang normal 21-‐35 hari)
Penggunaan ibuprofen
untuk kram abdomen
saat menstruasi:
200-‐400 mg tiap 4-‐6
jam saat nyeri
(CDC 2016)
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN MONITORING
Tipe Kontrasepsi Nonhormonal
(AFP 2010)
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN MONITORING
Tipe Kontrasepsi Hormonal
(AFP 2010)
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN MONITORING
Tipe Kontrasepsi Hormonal • Combined Injectable Contraceptives (CICs)
• (+) Estradiol merupakan estrogen alami; potensi lebih rendah,
• Combined Oral Contraceptives (COCs) durasi efek lebih singkat, metabolisme lebih cepat —
• (+) Efek menguntungkan sebagai kontrasepsi dan menurunkan kemungkinan efek samping
nonkontrasepsi (terapi PCOS, mengurangi risiko kanker • (-‐) Metode kontrasepsi baru — belum ada data pendukung untuk
endometrium/ovarium, kelainan payudara non maligna, penggunaan jangka panjang
inflamasi pelvis — efek samping IUD) • Combined Contraceptive Patch (P)
• (-‐) Peningkatan risiko venous thromboembolism (VTE); • 150 µg norelgestromin + 20 µg ethinyl estradiol
risiko paling rendah jika dipilih levonorgestrel,
• (+) Profil keamanan, farmakokinetik sebanding dengan COC
norethisterone, atau norgestimate
• (-‐) ADR meliputi transient, short-‐term breast discomfort, skin-‐site
• Progestin-‐only Contraceptives (POCs) reactions (<25%); belum ada data pendukung untuk penggunaan
• (+) Efek samping lebih sedikit; diindikasikan untuk jangka panjang; efektivitas menurun pada wanita >90 kg
pasien dengan kontraindikasi terhadap estrogen, • Combined Contraceptive Vaginal Ring (CVR)
menurunkan frekuensi seizure dan aman digunakan
• 120 µg etonogestrel + 15 µg ethinyl estradiol
bersama antiepilepsi
• (+) Profil keamanan, farmakokinetik, efek terhadap fungsi ovarium
• (-‐) Penggunaan jangka panjang mengurangi densitas
sebanding dengan COC; Eefektivitas tidak dipengaruhi oleh BMI
mineral tulang (dibatasi <2 tahun)
• (-‐) Belum ada data pendukung untuk penggunaan jangka panjang
(AFP 2010, CDC 2016, WHO 2015)
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN MONITORING
Eligibilitas Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
• Didasarkan pada komorbiditas penyakit, riwayat keluarga, riwayat sosial, usia
• Pasien diketahui memiliki komorbiditas migraine without aura
1. Untuk penggunaan awal (inisiasi) tergolong kategori 2 :
-‐ Kondisi dimana manfaat penggunaan > risiko yang telah terbukti atau secara teoritis
-‐ Secara umum digunakan (generally use the method)
2. Untuk penggunaan kontinyu tergolong kategori 3:
-‐ Kondisi dimana risiko yang telah terbukti atau teoritis > manfaat penggunaan
-‐ Tidak direkomendasikan kecuali tidak ada metode lain yang dapat digunakan
• Pasien diketahui memiliki komorbiditas menstruasi tidak teratur ! tergolong kategori 1
• Pasien diketahui memiliki riwayat keluarga kanker payudara ! tergolong kategori 1
(WHO 2015)
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN MONITORING
Eligibilitas Penggunaan Kontrasepsi Hormonal -‐ Menstruasi Tidak Teratur
(WHO 2015)
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN MONITORING
Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi
Hormonal: Breakthrough Bleeding
• Breakthrough bleeding (pendarahan sela)
terjadi akibat paparan hormon tertentu secara
terus menerus pada lapisan endometrium.
Pendarahan dapat berupa pendarahan ringan
dan bercak (spotting).
• Berdasarkan mekanisme penyebabnya:
-‐ Progesteron breakthrough bleeding: rasio
progesteron lebih tinggi dari estrogen
-‐ Estrogen breakthrough bleeding: estrogen
tinggi
(HIFERI 2013)
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN MONITORING
Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi
Hormonal: Breakthrough Bleeding
• Breakthrough bleeding merupakan respon
yang normal saat awal penggunaan kontrasepsi
hormonal, namun jika masih muncul setelah 3
bulan penggunaan maka perlu pemeriksaan
dan penanganan lebih lanjut. Pasien diketahui
mengeluh breakthrough bleeding setelah
penggunaan kontrasepsi hormonal selama 4
bulan.
(HIFERI 2013)
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN MONITORING
Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi
Hormonal: Breakthrough Bleeding
• Breakthrough bleeding juga dapat menjadi
indikator pasien mengalami kanker
vagina / endometrium / serviks, namun
Pap test pasien menyatakan hasil negatif
sehingga kemungkinan besar diakibatkan
penggunaan kontrasepsi hormonal
kombinasi.
Analisis DRP
Obat tanpa indikasi -‐
Indikasi tidak tertangani Menstruasi tidak teratur (oligomenorrhea), acne
Pemilihan obat tidak tepat Propanolol, jika sebelumnya migraine belum ditangani dengan NSAID atau
triptan
Kegagalan menerima obat -‐
Dosis berlebih -‐
Dosis kurang (subterapeutik) Ibuprofen (dosis untuk kram menstruasi 200-‐400 mg tiap 4-‐6 jam saat nyeri,
pasien menggunakan 200 mg 1-‐2 tablet tiap 8 jam)
ADR -‐
Interaksi obat • Ibuprofen menurunkan efek propranolol melalui antagonisme farmakodinamik
(perlu monitoring). Penggunaan NSAID jangka panjang (>1 minggu) dapat
menurunkan sintesis prostaglandin.
• Ibuprofen dan propranolol meningkatkan serum potasium (perlu monitoring)
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN MONITORING
Goal Terapi
(AFP 2015)
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN MONITORING
Terapi Farmakologi
• Pemilihan Kontrasepsi (sebelum menikah)
Monofasik
Sejumlah tetap estrogen dan
progesteron dalam setiap tablet
aktif ! 21 hari + 7 hari placebo
Trifasik
Jumlah kedua hormon bervariasi
berdasarkan tahanan siklus
Rasio estrogen:progesteron
sama dengan Mercilon 28
Rasio estrogen:progesteron
sama dengan Marve Ion 28
(AHFS 2011)
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN MONITORING
Terapi Farmakologi
• Pemilihan Kontrasepsi dan Penanganan Keluhan (4 • Jika breakthrough bleeding tidak berhenti dan tidak
bulan kemudian) terdapat kelainan, mengasumsikan kontrasepsi yang
digunakan adalah kontrasepsi hormonal progestin-‐
• Acne: mengalami eksaserbasi, kemungkinan akibat
only (dilihat dari eksaserbasi acne), maka perlu
penggunaan kontrasepsi hormonal progestin-‐only !
diganti menjadi kontrasepsi kombinasi atau
diganti menjadi kontrasepsi kombinasi
dipertimbangkan metode kontrasepsi lain.
• Breakthrough bleeding: dapat diakibatkan
penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi atau
progestin-‐only; normal saat awal penggunaan
kontrasepsi hormonal, namun jika masih muncul
setelah 3 bulan penggunaan maka perlu pemeriksaan
(cek klamidia, gonorrhea) dan penanganan ! (1)
suplemental estrogen 1-‐2 minggu atau sampai
pendarahan berhenti, atau (2) ibuprofen 800 mg 3x1
selama 2 minggu atau sampai pendarahan berhenti. (AFP 2015, HIFERI 2013)
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN MONITORING
Terapi Farmakologi
(AFP 2015)
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESSMENT PLAN MONITORING
Evaluasi Outcome Terapi
(CDC 2016)
Konseling
• Follow-‐up Rutin
(CDC 2016)
Daftar Pustaka
• American Society of Health-‐System Pharmacists. 2011. AHFS Drug Information Essentials.
• American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). 2012. FAQ: Abnormal uterine bleeding. (http://www.acog.org/Patients/
FAQs/Abnormal-‐Uterine-‐Bleeding, diakses 14 November 2017 pukul 22.34 WIB)
• American Family Physician (AFP). 2010. Contraception Choices in Women with Underlying Medical Conditions. Am Fam Physician. 2010
Sep 15;82(6):621-‐628.
• American Family Physician (AFP). 2010. Managing Adverse Effects of Hormonal Contraceptives. Am Fam Physician. 2010 Dec 15;82(12):
1499-‐1506.
• American Family Physician (AFP). 2011. Preventing Gaps When Switching Contraceptives. Am Fam Physician. 2011 Mar 1;83(5):567-‐570.
• American Family Physician (AFP). 2015. Provision of Contraception: Key Recommendations from the CDC. Am Fam Physician. 2015 May
1;91(9):625-‐633.
• Barbieri RL, Ehrmann DA. 2017. Patient Education: Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) (Beyond the Basics). (https://www.uptodate.com/
contents/polycystic-‐ovary-‐syndrome-‐pcos-‐beyond-‐the-‐basics?source=see_link, diakses 12 November 2017 pukul 20.11 WIB)
• Center for Disease Control and Prevention (CDC). 2016. U.S. Selected Practice Recommendations for Contraceptive Use. (https://
www.cdc.gov/mmwr/volumes/65/rr/pdfs/rr6504.pdf, diakses 12 November 2017 pukul 19.01 WIB)
Daftar Pustaka
• Dipiro JT, Wells BG, Schwinghammer TL, Dipiro CV. 2012. Pharmacotherapy Handbook 9th Edition. New York: McGraw-‐Hill Education.
• Ebede TL, Arch AL, Berson D. 2009. Hormonal Treatment of Acne in Women. J Clin Aesthetic Dermatol. 2009;2(12):16–22.
• Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia (HIFERI). 2013. Konsensus Tatalaksana Pendarahan Uterus Abnormal.
(http://pogijaya.or.id/wp-‐content/uploads/2013/Konsensus%20Tatalaksana%20PUA%20Cetak.pdf, diakses 12 November 2017 pukul
20.39 WIB)
• MacGregor EA. 2009. Menstrual Migraine: Therapeutic Approach. Ther Adv Neurol Disord. 2009 Sep; 2(5): 327–336.
• Martini, Frederic H., et al., 2012. Fundamentals Of Anatomy & Physiology Ninth Edition. Pearson : San Fransisco.
• National Institute of Health (NIH).
• PIONAS BPOM. 2017. Kontrasepsi Hormonal Kombinasi. (http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-‐7-‐obstetrik-‐ginekologik-‐dan-‐saluran-‐kemih/
73-‐kontrasepsi/731-‐kontrasepsi-‐hormonal-‐kombinasi, diakses 12 November 2017 pukul 17.55 WIB)
• World Health Organization (WHO). Medical Eligibility Criteria for Contraceptives Use. (http://apps.who.int/iris/bitstream/
10665/181468/1/9789241549158_eng.pdf, diakses 12 November 2017 pukul 17.34 WIB)