Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

PATIENT SAFETY

VERONIKA LIDIA ATOK

174111031

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2019/2020
STUDI KASUS

Kasus:

Maria, ibu hamil dengan usia kehamilan 26 minggu.

• Maria mengonsumsi suplemen zat besi untuk mengatasi anemia ringan yang ternyata
menyebabkannya kadang mengalami sembelit. Hal ini diatasi oleh Maria dengan
mengubah pola dietnya.

• Maria juga mengalami beberapa infeksi vagina selama kehamilan, tapi tidak parah

• Pada awal minggu ke-27, Maria mengalami kram perut, sehingga Maria mendatangi
bidan untuk melakukan pemeriksaan. Bidan melakukan pemeriksaan vagina dan leher
rahim dan memberitahukan bahwa leher rahimnya pada kondisi konsisten moderat,
posisi pertengahan, tertutup dan panjang 1 cm. tapi bidan tidak mengajukan
pertanyaan dalam jangka waktu berapa lama Maria mengalami kram.

• Bidan kemudia menyatakan Mari hanya mengalami Braxton-Hicks dan Bidan tersebut
berjanji akan memeriksa Maria lagi dalam dua hari kedepan

• Pada kunjungan dua hari kemudian, Maria mengatakan bahwa : kram perut sudah
berhenti, tapi dia mengalami beberapa perdarahan dan merasa sangat lelah. Bidan
memberitahu Maria bahwa perdarahan vagina dalam jumlah kecil adalah normal
setelah pemeriksaan vagina dan meminta Maria untuk banyak istirahat.

• Empat hari setelah kunjungan terakhirnya, Maria menyadari bahwa sekresi vaginanya
meningkat, mengalami kram sporadis sehingga dia menghubungi bidan lagi melalui
telepon. Bidan kemudian meyakinkan Maria bahwa kram yang timbul adalah karena
sembelit dan Bidan kembali menjelaskan bahwa peningkatan sekresi vagina normal
selama kehamilan. Beberapa jam kemudian, Maria mengalami kontraksi rahim lebih
sering hingga kemudian ia dibawa ke rumah sakit bersalin untuk persalinan prematur
dan melahirkan seorang bayi perempuan prematur

• Dua belas jam setelah lahir, bayi perempuan didiagnosis dengan pneumonia. Infeksi
ini disebabkan oleh Streptococcus agalactiae (Grup B Streptococcus), yang
didiagnosa karena vagina bengkak sesaat sebelum kelahiran pada saat masuk ke
rumah sakit.
PENYELESAIAN KASUS

1. Faktor-faktor apa yang menyebabkan bidan mempertahankan diagnosis awalnya


tentang situasi medis Maria?
Jawaban: Berdasarkan poin-poin yang terdapat dalam kasus, maria mengalami kram
perut pada kehamilan ke-27, sehingga Maria pergi menemui Bidan. Bidan melakukan
pemeriksaan vagina dan leher rahim dan hasilnya yaitu leher rahim pada kondisi
konsisten moderat, posisi pertengahan, tertutup dan panjang 1 cm sehingga bidan
menyimpulkan Maria mengalami Braxton-Hicks atau yang sering dikenal dengan
kontraksi palsu dan tetap meempertahankan diagnosis awalnya pada pemeriksaan
berikutnya.

2. Apakah faktor sistem yang mendasari yang terkait dengan bayi prematur Maria
mengidap pneumonia?
Jawaban: Maria pada minggu ke26 kehamilan sudah mengalami infeksi vagina.
Empat hari setelah kunjungan terakhir maria menyadari bahwa sekresi vaginanya
meningkat dimana jumlah cairan vagina yang disebut leukorrhea atau keputihan
meningkat. Cairan vagina yang normal selama masa kehamilan dapat membantu
mencegah infeksi bakteri dari vagina ke rahim. Tetapi karena Maria sudah
mengalami infeksi vagina yang disebabkan oleh Sterptococcus agalactiae(Grup B
Streptococcus) sehingga sekresi vagina meningkat dan produksi cairan vagina yang
tidak normal yang menyebabkan bayi yang dilahirkan prematur dan mengidap
pneumonia.
Penyebab lain dari bayi prematur Maria mengidap pneumonia karena usia kehamilan
baru 27 minggu dan organ-organ dari si bayi belum matang.

3. Termasuk dalam insiden apakah kasus tersebut?


Jawaban: Insiden dalam kasus ini merupakan Kejadian Tidak Diharapkan – KTD (a
harmful incident/adverse event) disebut PPI (Partus Prematurus imminens (PPI) yang
merupakan adanya kontraksi uterus yang disertai perubahan serviks sebelum 37
minggu usia kehamilan dan dapat menyebabkan bayi lahir prematur.

Anda mungkin juga menyukai