Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEPERAWATAN KRITIS

MATERI VENTILATOR

Dosen pengampuh: Jenita Saranga,Ns.M.Kep

OLEH

ORPA PAPIDUNAN

C1714201039

TINGKAT 3A

STIK STELLA MARIS MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


RANGKUMAN PERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILATOR

Pengertian
Ventilator adalah suatu alat system bantuan nafas secara mekanik yang di desain
untuk menggantikan/menunjang fungsi pernafasan.

Tujuan Pemasangan Ventilator


1. Memberikan kekuatan mekanis pada sistem paru untuk mempertahankan
ventilasi yang fisiologis.
2. Memanipulasi “air way pressure” dan corak ventilasi untuk memperbaiki
efisiensi ventilasi dan oksigenasi.
3. Mengurangi kerja miokard dengan jalan mengurangi kerja nafas.

Indikasi Pemasangan Ventilator


1. “Respiratory Rate” lebih dari 35 x/menit.
2. “Tidal Volume” kurang dari 5 cc/kg BB.
3. PaO2 kurang dari 60, dengan FiO2 “room air”
4. PaCO2 lebih dari 60 mmHg
Pemantauan
1. Periksa analisa gas darah tiap 6 jam, kecuali ada perubahan seting, analisa gas
darah diperiksa 20 menit setelah ada perubahan seting.
Nilai standar : PCO2 = 35 – 45 mmHg
Saturasi O2 = 96 – 97 %
PaO2 = 80 – 100 mmHg
Bila PaO2 lebih dari 100 mmHg, maka FiO2 diturunkan bertahap 10 %.
Bila PCO2 lebih besar dari 45 mmHg, maka M.V dinaikkan.
Bila PCO2 lebih kecil dari 35 mmHg, maka M.V diturunkan.
2. Buat foto torax setiap hari untuk melihat perkembangan klinis, letak ETT dan
komplikasi yang terjadi akibat pemasangan Ventilator.
3. Observasi keadaan kardiovaskuler pasien : denyut jantung, tekanan darah,
sianosis, temperatur.
4. Auskultasi paru untuk mengetahui :
- letak tube
- perkembangan paru-paru yang simetris
- panjang tube
5. Periksa keseimbangan cairan setiap hari
6. Periksa elektrolit setiap hari
7. “Air Way Pressure” tidak boleh lebih dari 40 mmHg
8. “Expired Minute Volume” diperiksa tiap 2 jam
9. Usahakan selang nasogastrik tetap berfungsi.
10. Perhatikan ada tidaknya “tension pneumothorax” dengan melihat tanda-tanda
sebagai berikut :
- gelisah, kesadaran menurun
- sianosis
- distensi vena leher
- trachea terdorong menjauh lokasi “tension pneumothorax”
- salah satu dinding torak jadi mengembang
- pada perkusi terdapat timpani.

Perawatan :
1. Terangkan tujuan pemakaian ventilator pada pasien dan atau pada
keluarganya bagi pasien yang tidak sadar.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, untuk mencegah
infeksi.
3. “Breathing circuit” sebaiknya tidak lebih tinggi dari ETT, agar
pengembunan air yang terjadi tidak masuk ke paru pasien.
4. Perhatikan permukaan air di “humidifier”, jaga jangan sampai habis, air
diganti tiap 24 jam.
5. Fiksasi ETT dengan plester dan harus diganti tiap hari, perhatikan jangan
sampai letak dan panjang tube berubah.
6. Tulis ukuran dan panjang tube pada “flow sheet”
7. Cegah terjadinya kerusakan trachea dengan cara :
8. Tempatkan tubing yang dihubungkan ke ETT sedemikian rupa sehingga
posisinya berada diatas pasien. Tubing harus cukup panjang untuk
memungkinkan pasien dapat menggerakkan kepala.
9. Memberikan posisi yang menyenangkan bagi pasien, dengan merubah
posisi tiap 2 jam. Selain itu perubahan posisi berguna untuk mencegah
terjadinya dekubitus.
10. Memberi rasa aman dengan tidak meninggalkan pasien sendirian.
11. Teknik mengembangkan “cuff” :
a. kembangkan “cuff” dengan udara sampai tidak terdengar suara
bocor.
b. “cuff” dibuka tiap 2 jam selama 15 menit.

VENTILASI MEKANIK
Pengertian.
Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau
seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi.

Indikasi Pemasangan Ventilator

1. Pasien dengan respiratory failure (gagal napas)


2. Pasien dengan operasi tekhik hemodilusi.
3. Post Trepanasi dengan black out.
4. Respiratory Arrest

Kriteria Pemasangan Ventilator

1. Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit.


2. Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg.
3. PaCO2 lebih dari 60 mmHg
4. AaDO2 dengan O2 100 % hasilnya lebih dari 350 mmHg.
5. Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB.
Macam-macam Ventilator.

Menurut sifatnya ventilator dibagi tiga type yaitu:

Volume Cycled Ventilator.

Perinsip dasar ventilator ini adalah cyclusnya berdasarkan volume.


Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume
yang ditentukan. Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan
pada komplain paru pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten.

Pressure Cycled Ventilator

Perinsip dasar ventilator type ini adalah cyclusnya menggunakan


tekanan. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai
tekanan yang telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi
tertutup dan ekspirasi terjadi dengan pasif. Kerugian pada type ini bila ada
perubahan komplain paru, maka volume udara yang diberikan juga
berubah. Sehingga pada pasien yang setatus parunya tidak stabil,
penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan.

Time Cycled Ventilator

Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah cyclusnya berdasarkan


wamtu ekspirasi atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu
inspirasi ditentukan oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas
permenit) Normal ratio I : E (inspirasi : ekspirasi ) 1 : 2
Prosedur Pemberian Ventilator

Sebelum memasang ventilator pada pasien. Lakukan tes paru pada


ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar.
Sedangkan pengesetan awal adalah sebagai berikut:

 Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100%


 Volume Tidal: 4-5 ml/kg BB
 Frekwensi pernafasan: 10-15 kali/menit
 Aliran inspirasi: 40-60 liter/detik
 PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan positif
akhir ekspirasi: 0-5 Cm, ini diberikan pada pasien yang mengalami
oedema paru dan untuk mencegah atelektasis. Pengesetan untuk
pasien ditentukan oleh tujuan terapi dan perubahan pengesetan
ditentukan oleh respon pasien yang ditujunkan oleh hasil analisa
gas darah (Blood Gas)

Adapun mode ventilator terbagi menjadi :

1. Mode Control.Pada mode ventilator ini kontrol mesin secara terus menerus
membantu pernafasan pasien. Ini diberikan pada pasien yang pernafasannya
masih sangat jelek, lemah sekali atau bahkan apnea. Pada mode ini
ventilator mengontrol pasien, pernafasan diberikan ke pasien pada
frekwensi dan volume yang telah ditentukan pada ventilator, tanpa
menghiraukan upaya pasien untuk mengawali inspirasi. Bila pasien sadar,
mode ini dapat menimbulkan ansietas tinggi dan ketidaknyamanan dan bila
pasien berusaha nafas sendiri bisa terjadi fighting (tabrakan antara udara
inspirasi dan ekspirasi), tekanan dalam paru meningkat dan bisa berakibat
alveoli pecah dan terjadi pneumothorax. Contoh mode control ini adalah:
CR (Controlled Respiration), CMV (Controlled Mandatory Ventilation),
IPPV (Intermitten Positive Pressure Ventilation)
2. Mode IMV / SIMV: Intermitten Mandatory Ventilation/Sincronized
Intermitten Mandatory Ventilation.Pada mode ventilator ini memberikan
bantuan nafas secara selang seling dengan nafas pasien itu sendiri. Pada
mode IMV pernafasan mandatory diberikan pada frekwensi yang di set
tanpa menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi atau ekspirasi
sehingga bisa terjadi fighting dengan segala akibatnya. Oleh karena itu pada
ventilator generasi terakhir mode IMVnya disinkronisasi (SIMV). Sehingga
pernafasan mandatory diberikan sinkron dengan picuan pasien. Mode
IMV/SIMV diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan tetapi
belum normal sehingga masih memerlukan bantuan.
3. Mode ASB / PS : (Assisted Spontaneus Breathing / Pressure Suport.Mode
ini diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan atau pasien yang
masih bisa bernafas tetapi tidal volumnenya tidak cukup karena nafasnya
dangkal. Pada mode ini pasien harus mempunyai kendali untuk bernafas.
Bila pasien tidak mampu untuk memicu trigger maka udara pernafasan tidak
diberikan.
4. CPAP : Continous Positive Air Pressure.Pada mode ventilator ini mesin
hanya memberikan tekanan positif dan diberikan pada pasien yang sudah
bisa bernafas dengan adekuat.Tujuan pemberian mode ini adalah untuk
mencegah atelektasis dan melatih otot-otot pernafasan sebelum pasien
dilepas dari ventilator.
5. Dalam pemberian ventilator juga sebagai tenaga kesehatan tentunya
mempunyai beberapa prosedur. Prosedur dalam hal
pemberian ventilator sebelum dipasang adalah dengan melakukan tes paru
pada ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar.
Sedangkan pengesetan awal adalah sebagai berikut:
 Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100%
 Frekwensi pernafasan: 10-15 kali/menit
 Volume Tidal: 4-5 ml/kg BB
 Aliran inspirasi: 40-60 liter/detik
 PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan positif
akhir ekspirasi: 0-5 Cm, ini diberikan pada pasien yang mengalami
oedema paru dan untuk mencegah atelektasis. Pengesetan untuk
pasien ditentukan oleh tujuan terapi dan perubahan pengesetan
ditentukan oleh respon pasien yang ditunjukkan oleh hasil analisa
gas darah (Blood Gas).
 Bila selama pengobatan serta perawatan di ruang ICCU ini keadaan
umum pasien membaik maka akan dilakukan penyapihan pada
pasien.Penyapihan ini adalah menurunkan secara perlahan set-set
dalam mesin ventilator dan disesuaikan dengan kondisi pasien dan
bertujuan agar mesin ventilator itu bisa dilepas dan pasien tidak
tergantung kepada mesin ventilator.Beberapa kriteria pasien
penyapihan ventilator adalah :
 Kapasitas vital 10-15 ml/kg BB
 Kekuatan inspirasi 20 cm H2O atau lebih besar
 Volume tidal 4-5 ml/kg BB
Frekwensi pernafasan kurang dari 20 kali/menit.

Istilah Dalam Ventilator Mekanik


 FiO2 dan PaO2. FiO2 adalah fraksi atau konsentrasi oksigen dalam udara
yang diberikan kepada pasien. Sedangkan PaO2 adalah tekanan parsial
oksigen yaitu perbedaan konsentrasi antara oksigen di alveolus dan
membran.
 I:E Ratio Perbandingan antara waktu inspirasi dan ekspirasi. Nilai normal
1:2
 Volume Tidal. Jumlah udara yang keluar masuk paru dalam satu kali nafas,
atau sama dengan jumlah udara yang diberikan ventilator dalam satu kali
nafas. Nilai normal 10 –15 ml per kgBB untuk dewasa dan 6-8 ml per kgBB
untuk anak.
 Minute Volume. Jumlah udara yang keluar masuk dalam satu menit, atau
jumlah udara yang diberikan ventilator dalam satu menit. Nilainya = volume
tidal x RR
 PEEP dan CPAP. Positive end expiratory pressure (PEEP) atau tekanan
positif akhir ekspirasi digunakan untuk mepertahankan tekanan paru positif
pada akhir ekspirasi untuk mencegah terjadiya kolaps paru dan
meningkatkan pertukaran gas dalam alveoli. Nilai antara 5-15 mmHg,
maksimal 12 mmHg untuk anak. Continuous positive airway pressure
(CPAP) identik dengan PEEP, yaitu pemberian tekanan positif pada saluran
nafas selama siklus pernafasan.
 Pressure atau Volume Limit. Batas atas tekanan atau volume yang
diberikan pada pasien. Volume limit yang terlalu tinggi dapat berakibat
trauma paru.

Jenis Ventilator

1. Ventilator tekanan negatif


Ventilator ini tidak membutuhkan konecktor ke jalan nafas (ETT) karena
ventilator ini membungkus tubuh, sekarang sudah ditinggalkan
2. Ventilator tekanan Positif
Ventilator ini memberikan tekanan positif ke jalan nafas melalui ETT
Ventilator tekanan positif dibedakan menjadi ;

 Volume

 Menghantarkan oksigen berdasarkan volume tidal yang di set,


sedangkan ekspirasi dibiarkan secara pasif

 Keuntungan ; tidak menyebabkab hipo/ hiperventilasi karena


pemberian secara konstan meski ada sumbatan atau kelainan
paru

 Kerugian ; dapat menimbulkan barotrauma

3. Pressure
Mengantarkan oksigen berdasarkan pressure yang sudah di set, sedangkan
ekspirasi dibiarkan secara pasif
4. Flow

Menghantarkan oksigen berdasarkan kecepatan aliran yang di set,


sedangkan ekspirasi dibiarkan secara pasif

5. Time
Menghantarkan oksigen berdasarkan waktu yang telah di set, sedangkan
ekspirasi dibiarkan secara pasif

Anda mungkin juga menyukai