Anda di halaman 1dari 5

Collaborative Learning

1. Pengertian Pelaksanaan atau Implementasi

Kozier,2011 :

Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan.

Sumber : Kozier. Fundamental Keperawatan (panduan,konsep,dan praktik). Jakarta:EGC

Setiadi,2012

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada
tahap perencanaan.

Sumber : Setiadi(2012). Konsep dan Penulisan Asuhan Keperawatan. Yogyakarta:Graha Ilmu

Potter Perry,2009

Implementasi merupakan tahap proses keperawatan dimana perawat memberikan intervensi


keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien.

Sumber : Potter dan Perry(2009). Fundamental of Nursing 7th Edision.

Zaidin Ali, 2014

Implementasi merupakan langkah keempat dari proses keperawatan yang telah direncanakan oleh
perawat untuk dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan
dampak atau respon yang ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan.

Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan ke dalam
bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap implementasi adalah kemampuan melakukan
teknik psikomotor, kemampuan yang harus dimiliki perawat dalam tahap implementasi adalah
kemampuan komuikasi yang efektif, kemampuan untuk menciptakan hubungan saling percaya dan
saling membantu, kemampuan melakukan teknik psikomotor, kemampuan melakukan observasi
sistemik, kemampuan memberikan kesehatan, kemampuan advokasi, kemampuan evaluasi.

Sumber : Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC


2. Tujuan Implementasi

Asmadi,2008 Implementasi mempunyai tujuan :

-Melakukan, membantu atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari.

-Memberikan arahan keperawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien.

-Mencatat serta melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan yang
berkelanjutan dengan klien.

Sumber : Asmadi.2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:EGC

3. Hubungan Tahap Implementasi dengan tahapan proses keperawatan

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997).

Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan,
tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah
masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.

Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan,
perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam hubungan
interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus
berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan,
strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi. (Kozier et al., 1995).

Dalam Implementasi tindakan keperawatan memerlukan beberapa pertimbangan, antara lain:


1)Individualitas klien, dengan mengkomunikasikan makna dasar dari suatu implementasi keperawatan
yang akan dilakukan. 2) Melibatkan klien dengan mempertimbangkan energi yang dimiliki, penyakitnya,
hakikat stressor, keadaan psiko-sosio-kultural, pengertian terhadap penyakit dan intervensi. 3)
Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi. 4) Mempertahankan kondisi tubuh agar
penyakit tidak menjadi lebih parah serta upaya peningkatan kesehatan. 5) Upaya rasa aman dan
bantuan kepada klien dalam memenuhi kebutuhannnya. 6) Penampilan perawat yang bijaksana dari
segala kegiatan yang dilakukan kepada klien.

Beberapa pedoman dalam pelaksanaan implementasi keperawatan (Kozier et al,. 1995) adalah sebagai
berikut: 1) Berdasarkan respons klien. 2)Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan,
standar pelayanan professional, hukum dan kode etik keperawatan. 3) Berdasarkan penggunaan
sumber-sumber yang tersedia. 4)Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi
keperawatan. 5) Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana intervensi
keperawatan. 6) Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu dalam upaya
meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri (Self Care). 7) Menekankan pada aspek
pencegahan dan upaya peningkatan status kesehatan. 8) Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan
melindungi klien. 9) Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan. 10) Bersifat holistik.11) Kerjasama
dengan profesi lain. 12) Melakukan dokumentasi

Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari implementasi
keperawatan, antara lain:

1.Cognitive implementations, meliputi pengajaran/ pendidikan, menghubungkan tingkat pengetahuan


klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien dengan disfungsi komunikasi,
memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan, mengawasi penampilan klien dan keluarga,
serta menciptakan lingkungan sesuai kebutuhan, dan lain lain.

2.Interpersonal implementations, meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan pelayanan,


menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal, pengungkapan perasaan,
memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi klien, role model, dan lain lain.

3.Technical implementations, meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas rutin
keperawatan, menemukan perubahan dari data dasar klien, mengorganisir respon klien yang abnormal,
melakukan tindakan keperawatan mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.

Sedangkan dalam melakukan implementasi keperawatan, perawat dapat melakukannya sesuai dengan
rencana keperawatan dan jenis implementasi keperawatan. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis
implementasi keperawatan, antara lain:

1.Independent implementations, adalah implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk
membantu klien dalam mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan, misalnya: membantu dalam
memenuhi activity daily living (ADL), memberikan perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan
lingkungan yang terapeutik, memberikan dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-
spiritual, perawatan alat invasive yang dipergunakan klien, melakukan dokumentasi, dan lain-lain.

2.Interdependen/ Collaborative implementations, adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama


sesama tim keperawatan atau dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam hal
pemberian obat oral, obat injeksi, infus, kateter urin, naso gastric tube (NGT), dan lain-lain. Keterkaitan
dalam tindakan kerjasama ini misalnya dalam pemberian obat injeksi, jenis obat, dosis, dan efek
samping merupakan tanggungjawab dokter tetapi benar obat, ketepatan jadwal pemberian, ketepatan
cara pemberian, ketepatan dosis pemberian, dan ketepatan klien, serta respon klien setelah pemberian
merupakan tanggung jawab dan menjadi perhatian perawat.

3.Dependent implementations, adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, seperti
ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam hal: pemberian nutrisi pada klien
sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran
dari bagian fisioterapi.

Secara operasional hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam pelaksanaan implementasi
keperawatan adalah:

1.Pada tahap persiapan.

a.Menggali perasaan, analisis kekuatan dan keterbatasan professional pada diri sendiri.

b.Memahami rencana keperawatan secara baik.

c.Menguasai keterampilan teknis keperawatan.

d.Memahami rasional ilmiah dari tindakan yang akan dilakukan.

e.Mengetahui sumber daya yang diperlukan.

f.Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam pelayanan keperawatan.

g.Memahami standar praktik klinik keperawatan untuk mengukur keberhasilan.

h.Memahami efek samping dan komplikasi yang mungkin muncul.

i.Penampilan perawat harus menyakinkan.

2.Pada tahap pelaksanaan.

a.Mengkomunikasikan/ menginformasikan kepada klien tentang keputusan tindakan keperawatan yang


akan dilakukan oleh perawat.

b.Beri kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan perasaannya terhadap penjelasan yang telah
diberikan oleh perawat.

c.Menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia dan kemampuan teknis
keperawatan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang diberikan oleh perawat.

d.Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan adalah energi klien, pencegahan
kecelakaan dan komplikasi, rasa aman, privacy, kondisi klien, respon klien terhadap tindakan yang telah
diberikan.

3.Pada tahap terminasi.


a.Terus memperhatikan respons klien terhadap tindakan keperawatan yang telah diberikan.

b.Tinjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan yang telah diberikan.

c.Rapikan peralatan dan lingkungan klien dan lakukan terminasi.

d.Lakukan pendokumentasian.

Sumber : https://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-implementasi-keperawatan/

Anda mungkin juga menyukai