Anda di halaman 1dari 2

Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik adalah yang

berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak
bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan
ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini,
tersusunlah teori tujuan perbuatan[ CITATION Man97 \l 1057 ] [ CITATION Rob95 \l 1057 ].

Teori Tujuan Perbuatan


Menurut kaum utilitarianisme, tujuan perbuatan sekurang-kurangnya menghindari atau
mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh perbuatan yang dilakukan, baik bagi diri sendiri
ataupun orang lain [ CITATION Rob95 \l 1057 ]. Adapun maksimalnya adalah dengan
memperbesar kegunaan, manfaat, dan keuntungan yang dihasilkan oleh perbuatan yang akan
dilakukan. Perbuatan harus diusahakan agar mendatangkan kebahagiaan daripada
penderitaan, manfaat daripada kesia-siaan, keuntungan daripada kerugian, bagi sebagian
besar orang. Dengan demikian, perbuatan manusia baik secara etis dan membawa dampak
sebaik-baiknya bagi diri sendiri dan orang lain (Mangunhardjana, 1997).

Utilitarianisme Tindakan dan Peraturan


Teori etika normatif Utilitarianisme biasanya dibedakan menjadi dua macam, yakni
Utilitarianisme Tindakan dan Utilitarianisme Peraturan. Semua penganut Utilitarianisme
yang menggunakan acuan pertimbangan mengikuti kesadaran diri bisasanya disebut sebagai
penganut Utilitarianisme Tindakan. Sedangkan bagi mereka yang menggunakan acuan
pertimbangan peraturan disebut penganut Utilitarianisme Peraturan.

Utilitarianisme Tindakan memiliki pernyataan yang berbunyi, “Bertindaklah sedemikian rupa


sehingga setiap tindakanmu itu menghasilkan akibat-akibat baik yang lebih besar bagi dunia
daripada akibat buruknya.” Bagi Utilitarianisme Tindakan tidak ada peraturan umum yang
dengan sendirinya berlaku; setiap tindakan mesti dipertimbangkan akibatnya. Utilitarianisme
ini banyak dikritik. Salah satu kritikannya adalah Utilitarianisme Tindakan dengan mudah
dapat dipakai untuk membenarkan tindakan yang melanggar hukum dengan alasan bahwa
akibatnya membawa keuntungan bagi lebih banyak orang daripada akibat buruknya.
Utilitarianisme Peraturan merupakan versi baru dari Utilitarianisme Tindakan (klasik).
Pernyataannya sendiri berbunyi, “Bertindaklah sedemikian rupa seturut dengan aturan-aturan
yang paling baik dalam masyarakat.” Versi baru ini menilai suatu tindakan individu itu baik
atau salah menurut ketentuan apakah bisa diterima atau tidak oleh aturan-aturan yang lebih
baik (menghasilkan kesejahteraan yang lebih besar dari pada kerugiannya) dalam masyarakat.
Oleh karena itu, tindakan individu tidak lagi ditimbang secara prinsip utilis tetapi aturanlah
yang ditimbang dengan prinsip utilis.

Paham utilitarianisme dapat diringkas sebagai berikut:


1) Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya (akibat, tujuan, atau
hasilnya.)
2) Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yang penting adalah
jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan.
3) Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya. [ CITATION Suk14 \l 1057 ]

Anda mungkin juga menyukai