Materi Kajian 1
Materi Kajian 1
والصالة والسالم على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وااله، والحمد لله،بسم الله
Ahibati hafidzakumullah, para pemirsa Rodja TV yang saya cintai karena Allah.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu merahmati kita.
Semua dari kita, sering merasakan resah, gelisah, gundah-gulana, diakibatkan dari
permasalahan-permasalahan yang sering kita hadapi. Entak itu permasalahan ekonomi,
permasalahan anak istri, permasalahan penyakit, permasalahan orang-orang yang kita
cintai diwafatkan, kekurangan harta dan semisalnya. Bahkan juga semua dari kita
pernah malas dalam ibadah, pernah turun derajat keimanan, mungkin benar-benar
turun. Sampai kadang-kadang kita sangat malas dalam ibadah.
Juga, semua dari kita kadang-kadang terlalu rakus terhadap dunia. Yang ada dalam
pikirannya (orientasinya) hanya dunia. Maka tiga hal ini (resah/gelisah dengan
problematika kehidupan dunia, malas mengerjakan ketaatan, merasa selalu tidak cukup
dengan rezeki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala), tiga hal ini obatnya adalah
mengingat pemutus kelezatan dunia (yaitu kematian). Mengingat saat ruh kita
berpisah dengan jasad kita. Dimana kita? Sedang melakukan apa kita? Apakah di
tempat ibadah atau di tempat maksiat? Apakah sedang mengerjakan ketaatan atau
sedang mengerjakan kemaksiatan?
Obat dari tiga hal tersebut adalah mengingat kematian, mengingat saat ruh kita naik
keatas langit, apakah diterima oleh Allah (ruhnya) ataukah tidak? Dan ingat, itu
semua kita lakukan sendirian. Diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ataukah
tidak? Dibukakan pintu langit untuk ruh kita ataukah tidak? Ingat itu! Itu akan
mengobati rasa gelisah, gundah gulana atas problematika kehidupan dunia, mengobati
malas beribadah, mengobati merasa tidak puas hati dengan pemberian Allah Subhanahu
wa Ta’ala, senantiasa selalu merasa kurang, kurang dan kurang.
Ingat, saat ruh kita di atas langit, apakah dilempar oleh Allah ataukah dibawa oleh
para malaikat dan dikembalikan kedalam jasadnya di alam barzakh? Ingat itu, itu
yang membuat hati kita akhirnya tenang dengan problematika kehidupan dunia, sabar
dan tegar. Itu yang membuat kita semangat untuk beribadah, itu yang membuat kita
akhirnya segera bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, puas hati dengan
pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Saat dalam kubur, ingat, apakah kita mendapat nikmat ataukah kita dipukul oleh
malaikat Mungkar dan Nakir ditengah kepala kita? Yaitu antara dua telinga kita
-sebagaimana hadits riwayat Imam Ahmad dari Al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu-
karena tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di alam barzakh. Ingat itu, agar
kita hidupnya tenang, sabar, tidak gundah ,tidak resah dengan problematika
kehidupan dunia kita, agar senantiasa semangat beribadah, bersegera untuk
bertaubat, agar senantiasa puas dengan pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam riwayat Ibnu Hibban. Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
عل َي ْ ِه
َ َوال َذك َُر ُه َو ُه َو ِفي َس َعةٍ ِإال َض ِي ّ َق ُه
Dan tidaklah seorang hamba mengingat kematian tersebut dan dia dalam keadaan
kelapangan dunia, melainkan ingatannya terhadap kematian tersebut akan
menyempitkannya/akan memudahkan dia untuk khusyu’ kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Abu Ali ad-Daqqaq Rahimahullah, seorang ulama Islam. Perkataan beliau dinukil oleh
Imam Al-Qurthubi dalam kitab beliau ( التذكرة في أحوال الموتى وأمور اآلخرةAt-Tadzkirah Fii
Ahwalil Mauta wa Umurul Akhirat), Abu Ali ad-Daqqaq Rahimahullah berkata:
ٍمن أكثر ذكر الموت أكرم بثالثة
“Siapa yang banyak mengingat kematian dimuliakan dengan tiga perkara:”
1. (segera bertaubat)
Segera bertaubat, segera melepaskan dosa. Karena kita tidak tahu kapan kematian
datang. Kematian tidak berbau, tidak ada yang tahu batas ajal kita. Segera
bertaubat.
2. (hati yang lapang)
Lapang hatinya, tidak mudah mengeluh atas ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,
tidak mudah menggerutu atas pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3. (semangat beribadah)
Semangat beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semangat bangun malam. Karena
mempersiapkan bekal untuk setelah kematian, semangat membaca Al-Qur’an,
mempersiapkan bekal terbaik agar bisa bertemu dengan Allah, selamat setelah
kematian.
Dan ingat Ukthi wa akhi bahwa tujuan akhir hidup kita sebenarnya adalah bagaimana
bisa selamat setelah kita mati, baik di alam barzakh, baik ketika dibangkitkan,
baik ketika di atas shirath, baik ketika selamat dari neraka. Itu sebenarnya tujuan
hidup kita, bagaimana bisa selamat setelah kita mati. Semoga bermanfaat.