TIM PENELITIAN
Ketua :
Nelyta Oktavianisya,S.KM.M.Kes
0725108802
Anggota :
Eko Mulyadi, S.kep.,Ns.,M.kep
0718017901
1. Judul Pkm : Pengaruh Penyuluhan Cuci Tangan ( Game Ular Tangga ) Pada
perilaku anak terhadap diare pada siswa kelas IV di SDN Campor Barat Pesisir
Ambunten
2. Bidang Fokus : Keperawatan
3. Ketua Peneliti :
Nama lengkap : Nelyta Oktavianisya,S.KM.Mkes
NIDN :0725108802
Fakultas/Program studi :Fakultas Ilmu Kesehatan/ Program Studi Keperawatan
Alamat Domisili :
Telepon/Email :081803533900/Nelyta@wiraraja.ac.id
Jabatan fungsional : 2018AA
4. Anggota Peneliti I
Nama Lengkap : Eko Mulyadi S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIDN : 0718088202
Fakultas/Progam Studi : Fakultas Ilmu Kesehatan/ Program Studi Keperawatan
5. Lama Pelaksanaan : 1 tahun
6. Jumlah Mahasiswa Terlibat : 1
7. Biaya Total
Dana Internal Universitas : -
Dana Lian ( disebutkan ) ; 3 .000.000.000
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Ketua pengusul
Mengetahui
Ketua LPPM Universitas Wiraraja
Sayyida,S.,Si.,M.,Si
0024067602
i
RINGKASAN
Menurut data kasus kejadian diare pada anak umur 5-14 tahun yang berkunjung
danberobat ke Puskesmas Ambunten tahun 2015 sebanyak 23 penderita. Untuk
menurunkankematian karena kejadian diare ini, perlu tatalaksana yang cepat dan tepat salah
satunya cucitangan dengan air mengalir dan sabun. Penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh penyuluhancuci tangan terhadap kejadian diare pada Siswa Kelas IV di SDN
Campor Barat dengan menggunakantehnik penyuluhan Game Ular Tangga.
Penelitian ini menggunakan quasi eksperiment dengan pendekatan one group post
only design. Sampel penelitian sebanyak 20 responden yang diambil secara purposive
sampling, dengan 10 kelompok control dan 10 kelompok perlakuan. Hasil
penelitianmenunjukkan kelompok control sebesar 70%, kelompok pelakuan sebesar 90%.
Hasil uji statistic menunjukkan P < 0,05 = 0,006 < 0,05 artinya ada pengaruh antara
metodepenyuluhan dengan kejadian diare. Ternyata metode penyuluhan ini sangat
membantu siswa
untuk tahu pentingnya cara cuci tangan yang baik dan benar sehingga dapat mengurangi
angka kejadian diare.
Peneliti menyarankan agar siswa selalu disiplin melakukan praktik cuci tangan agar
terhindar dari resiko terjadinya diare.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
RINGKASAN .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 1
1.4 Target Capaian .................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4
2.1 Diare ................................................................................................. 4
2.2 Penyuluhan ..................................................................................... 5
2.3 Cuci tangan........................................................................................ 7
BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................... 11
3.1 DesainPeneltian................................................................................. 11
3.2 Populasi, Sampel, Besar&TehnikSampel ......................................... 11
3.3 VariabelPenelitian&DefinisiOperasional.......................................... 11
3.4 Lokasi Penelitian............................................................................... 12
3.5 Pengumpulan dan pengolaan Data .................................................... 12
3.8 TeknikAnalisa Data........................................................................... 12
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 13
4.1. HasilPeneltian .................................................................................... 13
4.2. Pembahasan........................................................................................ 14
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 18
5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 18
5.2 Saran...................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Dosis Oralit berdasarkan berat badan................................................................ 14
Table 4.3 Definisi Operasional Pengaruh penyuluhan cuci tangan(game ular tangga) pada
perilaku anak terhadap kejadiandiare di SDN Campor Barat
Ambunten ...................................................................................................................................
........... . 39
Tabel5.1 Distribusi frekwensi responden penelitian berdasarkan jeniskelamin di SDN
Campor Barat AmbuntenTahun 2016 .................................................................................. 51
Tabel 5.2 Distribusi frekwensi responden penelitian berdasarkan umur diSDN Campor Barat
AmbuntenTahun 2016 ......................................................................................................... 51
Tabel 5.3 Distribusi frekwensi responden penelitian berdasarkanPengetahuan cuci tangan di
SDN Campor BaratAmbuntenTahun
2016 ............................................................................................................................................
.. 51
Tabel 5.4 Tabulasi silang penyuluhan dengan pengetahuan pada respondendi SDN Campor
Barat AmbuntenTahun 2016................................................................................................ 52
Tabel 5.5 Distribusi frekwensi responden penelitian berdasarkan metodepenyuluhan di SDN
Campor Barat Ambunten Tahun 2016 ................................................................................ 52
Tabel 5.6 Distribusi frekwensi responden penelitian berdasarkan kejadiandiare di SDN
Campor Barat AmbuntenTahun 2016 ................................................................................. 52
Tabel 5.7 Tabulasi silang metode penyuluhan dengan kejadian diare padaresponden di SDN
Campor Barat Ambunten Tahun 2016 ................................................................................ 53
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Penyuluhan Cuci Tangan(Game Ular Tangga)
Pada Perilaku Anak Terhadap KejadianDiare Pada Siswa Kelas IV di SDN Campor Barat
PesisirAmbunten ........................................................................................................... 32
Gambar 4.2 Kerangka Kerja Pengaruh Penyuluhan Cuci Tangan(Game Ular Tangga) Pada
Perilaku Anak Terhadap KejadianDiare Pada Siswa Kelas IV di SDN Campor Barat Pesisir
Ambunten ....................................................................................................................... 36
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat permohonan penelitian
Lampiran 2 :Surat izin penelitian
Lampiran 3 : Pernyataan bersedia menjadi responden
Lampiran 4 : Lembar kuesioner
Lampiran 5 : Lembar rekapitulasi data
Lampiran 6 : Lembar Uji Chi-Square
Lampiran 7 : Lembar Konsultasi
Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian
vi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
vii
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diare merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Negara berkembang termasuk di Indonesia. Hal ini disebabkan karena morbiditas dan
mortalitasnya yang masih tinggi. Padatahun 2000 sampai tahun 2010, survey morbiditas
yang dilakukan oleh subdit Diare Departemen Kesehatan didapatkan insiden diare
meningkat. Pada tahun 2000, insiden diare yaitu 301/1000 penduduk, tahun 2003 insiden
diare naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 insiden diare menjadi 411/1000
penduduk (Kemenkes RI, 2010). Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT),
studi moralitas dan Riset Kesehatan Standar (Riskesdas) dari tahun ke tahun diketahui bahwa
diare masih menjadi penyebab utama kematian anak di Indonesia. Penyebab utama kematian
akbiat diare adalah tatalaksana yang tidak tepat, baik di rumah maupun di sarana
kesehatan.Untuk menurunkan kematian karena diare, perlu tatalaksana yang cepat dan tepat
(Kemenkes RI, 2011).
Berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare merupakan penyebab
kematian peringkat ke-13 dengan proporsi kematian 3,5%. Sedangkan berdasarkan penyakit
menular, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-3 setelah Tuberkulosis dan
Penumonia 2 (Kemenkes RI, 2011). Pre-valensi diare dalam Riskesdas tahun 2007 diare
klinis adalah 0,9% (Rentang : 4,2% - 18,9%), tertinggi di Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam sebesar 18,9% dan terendah di Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 4,2%.
Propinsi Jawa Timur rmerupakan daerah kedua dengan sebaran frekuensi kejadian luar biasa
(KLB) terbesar
di Indonesia setelah Sulawesi Tengah (Depkes RI,2011). Untuk jumlah kasus di Jawa Timur
tahun 2013 insiden diare 3,8% diatas insiden nasional 6,7%. Periode pervalensi diare 7,4%
4,5%. Kabupaten Sumenep merupakan salah satu dari 38 Kabupatenatau Kota di Jawa
Timur, kejadian diare di Sumenep pada tahun 2013 masih cukup tinggi dengan angka
kejadian 14.044 kasus. Dan tahun 2015 angka diare 15,486 kasus. Sedangkan kasus kejadian
diare pada anak umur 5-14 tahun yang berkunjung dan berobat ke Puskesmas Ambunten
tahun 2015 sebanyak 23 penderita.
Menururt Ramaiah (2000), tingginya angka kejadian diare pada anak disebabkan oleh
banyak faktor. Faktor – faktor yang meningkatkan resiko diare yaitu : sanitasi yang buruk,
fasilitas kebersihan yang kurang, dan kebersihan pribadi yang buruk (tidak mencuci tangan
sebelum, sesudah makan, dan setelah buang air). Bisa juga melalui makanan dan minuman
yang tercemar kuman / kontak langsung dengan tangan penderita yang kotor saat mengolah
makanan atau melalui lalat pada makanan yang tidak ditutup. Sedangkan secara klinis dapat
disebabkan oleh infeksi malabsorbsi, makanan, dan psikologis.
Salah satu langkah dalam mencapai target Millenium Development Goal’s (MDG’s)
Goal ke-4 adalah menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dar itahun 1990 sampai
tahun 2015. Langkah yang dibuat pemerintah untuk memerangi angka kejadian diare,
khususnya pada anak usia sekolah adalah dengan mangadakan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) di setiap Sekolah Dasar (SD). Program ini dibuat di sekolah, karena sekolah adalah
institusi yang terorganisir dengan baik dan merupakan wadah pembentuk karakter dan media
yang mampu menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup sehat (Martianto, 2005).
UKS merupakan suatu wadah yang menjurus berbagai hal terkait dengan kesehatan
masyarakat sekolah, yaitu :siswa, guru, kepala sekolah, dan semua pegawai di sekolah. UKS
juga sebagai sarana yang digunakan oleh program – program kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan (Suhartinia, 2010). Salah satu program UKS yang dibuat
untuk meningkatkan kesehatan siswa adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan
tentang perliku hidup bersih dan sehat (PHBS). Sedangkan indicator PHBS di sekolah yaitu
mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan
sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur,
tidak merokok, dan membuang sampah pada tempatnya (Kemenkes RI, 2011).
Menurut Depkes RI 2009, sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian
terkait, menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat memangkas angka penderita
1
diare hingga separuh. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan perilaku sehat yang telah
terbukti secara ilmiah dapat mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare, ISPA, dan
Flu burung, bahkan Influenza. Berbagai survei di lapangan menunjukkan turunnya angka
ketidakhadiran anak karena sakit, yang disebabkan oleh penyakit – penyakit diatas, setelah
diintervensi dengan CTPS (Depkes RI, 2009). Fokus CTPS ini adalah anak sekolah sebagai
“AgenPerubahan” dengan simbolisme bersatunya seluruh komponen keluarga, rumah, dan
masyarakat dalam merayakan komitmen untuk perubahan yang lebih baik dalam berperilaku
seha tmelalui CTPS (Depkes RI, 2007).
Cuci tangan belum menjadi budaya yang dilakukan masyarakat luas di Indonesia.
Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak yang mencuci tangan hanya dengan air sebelum
makan, cuci tangan dengan sabun justru dilakukan setelah makan. Oleh karena itu
kebersihan tangan dengan mencuci tangan perlu mendapat prioritas yang tinggi, walaupun
hal tersebut sering di sepelekan. Kebiasaan cuci tangan tidak timbu lbegitu saja, tetapi harus
dibiasakan sejak kecil. Anak-anak merupakan agen perubahan untuk memberikan edukasi
baik untuk diri sendiri dan lingkungannya sekaligus mengajarkan pola hidup bersih dan
sehat. (Batanoa 2008).
Sasaran promosi CTPS adalah anak sekolah terutama siswa kelas IV dan V SD.
Alasannya karena mereka merupakan kelompok umur yang mudah menerima Inovasi baru
dan punya keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi yang
diterimanya kepada orang lain. Studi pendahuluan yang dilakukan di SDN Campor Barat
dengan jumlah siswa sebanyak 111 terdiri dari siswa laki-laki 46 orang dan siswa perempuan
65 orang. Penulis tertarik memberikan penyuluhan kepada siswa terutama kelas IV sejumlah
21 orang, karena siswa kelas ini lebih mudah menerima inovasi atau informasi baru dari pada
kelas dibawahnya yaitu kelas III. Dari wawancara yang dilakukan di lapangan kelas ini
menyatakan belum pernah mendapat penyuluhan tentang cara mencuci tangan yang baik dan
benar. Penyuluhan yang akan dilakukan berupa sebuah permainan atau game, bermain dapat
membantu anak mengekspresikan perasaannya baik senang, sedih, marah, dendam, tertekan,
maupun emosi yang lain (Zellawati, 2011). Media yang dipilih dan mudah diterapkan kepada
anak usia sekolah sesuai karakteristik tumbuh kembangnya adalah permainan SCL (Snake
Cards, and Ladders) (Fitriani, 2011).
Berdasarkan data diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
Judul “Pengaruh Penyuluhan Cuci Tangan (Game Ular Tangga) pada perilaku anak terhadap
kejadian Diare pada Siswa kelas IV di SDN Campor Barat Pesisir Ambunten”.
2
TargetCapaian
Tabel 1. Rencana target capaian
J Indikator
No. Capaian
Kategori Sub Kategori Wajib Tambahan
Indikasi geografis
Perlindungan
varietas
Tanaman
Perlindungan
topografi
sirkuit terpadu
6 Teknologi tepat guna7)
3
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Profesi Keperawatan
Sebagai informasi tambahan untuk pengembangan program pembelajaran keperawatan
komunitas di tingkat sekolah, khususnya program UKS.
2. Bagi SDN Campor Barat
Informasi yang diperoleh dapa tmenjadi masukan bagi guru tentang kejadian diare pada
siswa serta sebagai acuan untuk evaluasi dan perencanaan program UKS yang berkaitan
dengan perilaku mencuci tangan siswanya.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Informasi yang diperoleh, dapat member masukan bagi pelayanan kesehatan untuk
memberikan gambaran di sekolah tentang program UKS terkait kejadian diare. Dapat
memberikan penyuluhan di sekolah tentang PHBS.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Hasil penelitian ini bias dijadikan sebagai informasi atau bahan rujukan untuk penelitian
selanjutnya.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diare
2.1.1 Pengertian Diare
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga
kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI, 2011). Menurut Muslimah (2010) diare
merupakan suatu jondisi buang air besar tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan
konsistensi tinja yang encer dengan atau tanpa disertai darah atau lendir akibat dari proses
inflamasi dari lambung atau usus. Sedangkan menurut Wong (2008), diare merupakan gejala
yang terjadi karena karena kelainan yang melibatkan fungsi pencernaa, penyerapan dan
sekresi. Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tija yang tidak normal atau tidak seperti
biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari tiga kali
sehari (Hidayat, 2006).
1. Infeksi enternal yaitu saluran pencernaan yang merupakanpenyebab utama diare pada anak,
infeksi enternal meliputi :
a) Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonela, Shigela, dll
b) Infeksi Virus : Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, dll
c) Infeksi Parasit : Ccacing, Protozoa, Jamur
2. Infeksi Parental yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luarpencernaan, seperti otitis Media
Akut (OMA), Tonsilo Faringitis,Bronko Pneumonia, Ensefalitis dsb. Keadaan ini terutama
terdapatpada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
b. Faktor Malabsorbsi
1. Malabsorbsi Karbohidrat : Disakarida dan Monosakarida, pada bayidan anak yang
terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
2. Malabsorbsi lmak
3. Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas walaupun jarang dapat menimbulkan diareterutama pada anak yang
lebih besar.
5
Patofisiologi Diare
Faktor
Hiperperistaltik
Diare
a. Sumber air
Didapatkan ada hubungan yang signifikan antara sumberair dengan kejadian diare. Penyakit
seperti diare, disentri dan paratipusdapat dipengaruhi oleh sumber air. Penggunaan air minum
dari sumberair yang tercemar, dapat menyebabkan banyak penyakit salah satunyadiare. Dan
jika pipa air minum dan persediaan air kita disambungkurang benar, berarti kita membuka diri
sendiri terhadap banyakpenyakit seperti diare, disentri, paratipus dll. Masyarakat
dapatmengurangi resiko. Serangan diare yaitu dengan menggunakan airbersih dan melindungi
air tersebut dari kontaminasi mulai darisumbernya sampai penyimpanan di rumah.
b. Jamban
Pengalaman di beberapa negaea membuktikan bahwaupaya penggunaan jamban mempunyai
dampak yang besar dalampenurunan resiko penyakit diare. Jamban yang baik
sebaiknyaberjauhan dengan sumber air minum, paling sedikit 10 meter.
c. Kebiasaan Jajan
Kebiasaan jajan anak usia sekolah dasar sangatbrepengaruh terhadap penyakit diare.
Demikian pula dengan anakjalanan yang sebagian besar berusia anak sekolah dasar. Mereka
lebihsering jajan berupa es atau kue-kue. Tidak banyak anak yangmemperoleh kesempatan
mempunyai uang jajan yang banyak, karenaitulah mereka cenderung memilih jenis jajanan
makanan makin rendahpula kualitasnya. Hal ini berakibat digunakannya bahan-
bahanmakanan yang kurang baik dan biasanya sudah tercemar oleh kuman.Itulah sebabnya
anak-anak yang tela mulai suka jajan sering terkenapenyakit diare.
Komplikasi Diare
Menurut IDAI (2010), komplikasi dari diare dapat menyebabkan :
a. Gangguan Elektrolit
1. Hipernatremia Edema otak
2. Hiponatremia sering terjadi pada anak dengan shigellosisi dan padaanak malnutrisi berat
adema.
3. Hiperkalemia
4. Hipokalemia Kelemahan otak, paralistik ileus, gangguan fungsiginjal dan aritmia jantung
b. Kegagalan upaya rehidrasi orak, misalnya pengeluaran tinja cair yangsering dengan volume
yang banyak, muntah yang menetap, tidak dapatminum, kembung dan ilues paralitik serta
malabsorbsi glukosa.
c. Kejang, biasanya pada anak yang mengalami dehidrasi.
Penatalaksanaan Diare
Menurut Kemenkes RI (2010), berikut penatalaksanaan diare berdasarkanklasifikasinya :
a. Dehidrasi tanpa dehidrasi :
8
2. Beri obat zinc
Beri zinc hari berturut-turut walaupun diare sudah berhentidapatdiberikan
dengan cara dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok airmatang. Dengan
ketentuan : umur > 6 bln diberi 20 mg (1 tablet)
perhari.
Pencegahan diare
Pengobatan diare penting jika seseorang telag menderita diare,akan tetapi bagi anak
yang masih sehat akan lebih bermakna jikapencegahan diare dapat dilakukan, karena
pencegahan lebih baik dari padamengobati. Menurut WHO dalam Ernawati (2012), mencuci
tangandengan sabun telah terbukti mengurangi kejadian penyakit diare kuranglebih 40 %.
Mencuci tangan disini lebih ditekankan pada saat sebelummakan maupun sesudah buang air
besar. Cuci tangan menjadi salah satuintervensi yang paling cost effective untuk mengurangi
kejadian denganmeningkatkan sanitasi dan peningkatan sarana air bersih. Sebab 88 %penyakit
diare yang ada di dunia disebabkan oleh air yang terkontaminasitinja, sanitasi yang tidak
memadai, maupun hygiene perorangan yangbersih.
2.2 Penyuluhan
2.2.1 Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan adalah suatu kegiatan pendidikan yang bersifat non formal yang ditujukan
untuk mengubah perilaku baik pengetahuan, sikap,dan keterampilan manusia (Arsury, 2009).
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yangdilakukan dengan cara meyebarkan
pesan, menanamkan keyakinan,sehingga masyaralkat tidak saja sadar, tahu dan mengerti,
9
tetapi juga maudan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengankesehatan
(Sepatlia, 2010).
Penyukuhan kesehatan telah dilaksanakan sejak PembangunanPangka Panjang Tahap I
(PJPT I) dengan mengembangkan kegiatanpenyuluhan yang meliputi # komponen berupa :
penyebarluasan informasikesehatan, pengembangan potensi masyarakat dan pengembangan
petugaskesehatan. Kegiatan ini merupakan bagian terpadu dari programkesehatanyang perlu
mendapat penanganan secara professional dengankeahlian khusus, bukan sekedar kegiatan
tambahan bagi petugas kesehatanyang seringkali terabaikan dalam pelaksanannya.
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandan seseorangterhadap informasi baru yang
diterimanya. Maka dapat dikatakanbahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin
mudahseseorang menerima informasi yang di dapatnya.
2) Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi sosial ekonomi seseorang, semakin mudah puladalam menerima informasi
baru.
3) Adat istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi barumerupakan hal yang tidak dapat
diabaikan, karena masyarakat kitamasih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang
tidak bolehdiabaikan.
4) Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memerhatikan informasi yang disampaikanoleh orang-orang yang sudag
mereka kenal, karena sudah timbulkepercayaan masyarakat dengan penyampaian informasi.
5) Ketersediaan Waktu di Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikantingkat aktifitas masyarakat untuk
menjamin tingkat kehadiranmasyarakat dalam penyuluhan.
1. Waktu Yang Tepat Untuk Cuci TanganMenurut Depkes (2011), waktu yang tepat untuk cuci
tangan pakai
sabun adalah :
a. Sebelum dan setelah makan
b. Sebelum memegang makanan
c. Sebelum melakukan kegiatan jari-jari kedalam mulut atau mata
d. Setelah bermain / berolah raga
e. Setelah BAK dan BAB
f. Setelah buang ingus
g. Setelah buang sampah
h. Setelah menyentuh hewan/unggas termasuk hewan pemeliharaan.
i. Sebelum mengobati luka
12
BAB 3
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau
menggunakan seluruh subjek dalam kelompok untuk di beri perlakuan (treatment), bukan
menggunakan subjek yang di ambil secara acak.Dengan menggunakan pendekatan one group
post only design untuk mengetahui pengaruh penyuluhan cuci tangan (game ular tangga)
pada perilaku anak terhadap kejadian diare pada siswa SD kelas IV.
Dalam rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (control), tetapi paling tidak sudah
dilakukan observasi yang memungkinkan menguji perubahan- perubahan yang terjadi setelah
adanya eksperimen(program).
-A 1-A
-B 2-B
13
Keterangan :
KA =Perlakuan
KB =Kontrol
1. KerangkaKerja ( FrameWork)
Frame work adalah kerangka konseptual yang digunakan dalam suatu studi.
Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian yang
14
Populasi, SampeldanTehnik
Populasi
Popoluasi adalah pelaksanaan suatu penelitian selalu berhadapan dengan objek yang diteliti
atau diselidiki (Notoadmojo, 2012). Adapun populasi yang akan diteliti ada 21siswa.
SampelIalah objek yang diselidiki dan dianggap memiliki keseluruh populasi dalam
pengambilan sampel penelitian ini digunakan cara atau tehnik tertentu, sehingga sampel
tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya. Jumlah sampel sebanyak 20 siswa dengan
control sebanyak 10 siswa dan perlakuan sebanyak 10 siswa.
Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah
3. Bersedia menjadiresponden
Kriteria Ekslusif adalah kriteria untuk mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria
inklusi karena sebab atau karena subjek menolak untuk mengikuti penelitian. Kriteria
Tehnik Sampling
Sampling adalah proses menyelidiki porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi.
15
ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai
sampling yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti
2. IdentifikasiVariabel
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota- anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan cara yang dimiliki oleh kelompok lain atau sesuatu yang
digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan
a. Variabelindependen
(Nursalam, 2003). Pada penelitian ini yang menjadi independen adalah penyuluhan cuci
b. Variabeldependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain
(Nursalam, 2003). Variabel dependen pada penelitian ini adalah kejadian diare di SDN
16
3. DevinisiOperasional
sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang diamati (diukur). Itulah yang
merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara terhadap suatu objek atau fenomena yang
Definisi Operasional pengaruh Penyuluahan Cuci Tangan (Game ular tangga) pada
Definisi Alat
Variabel Parameter Skala Kriteria
Operasional Ukur
tangga) yang
benar padasiswa
SD kelas IV
18
Variabel Respon siswa Kuesioner nominal . diare
mencuci tangan di
Ty3t
bawah air
mengalir
Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode.
Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner dan observasi (Arikunto,
2002).
Penelitian ini dilakukan di SDN Campor Barat Ambunten. Waktu penelitian adalah
Prosedur PengumpulanData
Merupakan cara penelitian untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam
penelitian. Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data
19
Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut:
1. Peneliti mendatangi sekolah SDN Campor Barat sesuai dengan surat ijinpenelitian
2. Peneliti memberikan penjelasan singkat tentang maksud dan tujuan penelitian kepada
3. Setelah itu peneliti memberikan kuesioner pada responden dan menjelaskan cara mengisi
kuesioner serta di minta untuk mengisi dan memilih jawaban pada poinpertanyaan
4. Kuesiner yang telah di isi secara lengkap untuk selanjutnya di serahkan kepadapeneliti
PengolahanData
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau
dikumpulkan, dan editing ini dilakukan pada tahap pengumpulan data atau sesudah data
terkumpul.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan berupa pemberian kode numeric (angka) terhadap data
20
3. DataEntry
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master
4. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuisioner responden
yang sudah diberi kode, kemudian di masukkan ke dalam tabel. (Hidayat, 2007)
5. InstreprestasiData
penemuan. Secara umum interprestasi adalah penjelasan yang terperinci tentang arti yang
5. AnalisaData
statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis, dalam penelitian
1. Analisis Uniariat yaitu analisi yang di lakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian
dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan setiap variabel yang di gunakan peneliti.
Analisis univariat meliputi a).karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin,umur
21
b).gambaran pengetahuan cuci tangan c). Gambaran metode penyuluhan d). Kejadian diare
pada siswa
2. Analisis Bivariat yaitu analisi yang di gunakan terhadap dua variabel yang di duga
berhubungan atau berkorelasi (Notoatmojo, 2005). Analisis ini di gunakan untuk melihat
ada pengaruh antara variabel independen penyuluhan cuci tangan (gam ular tangga) dengan
Dilakukan pengecekan dan pengoreksian kuesioner dan data yang dikumpulin dengan
pemberian nilai:
a. Ya =1
b. Tidak =0
SkorMaximum
peringkat :
22
1. Baik = 76 – 100%
Hasil penilaian kemudian ditabulasi yaitu menyusun data dalam bentuk tabel
sesudah perlakuan (post test). Setelah dibandingkan dengan kategori penilaian (baik, cukup,
baik, kurang baik). Dikelompokkan dan diberi nilai modusnya. Nilai modus yaitu nilai yang
paling banyak mendapat frekuensi dalam suatu bentuk penyebaran suatu set pengukuran.
square, untuk mengetahui terdapat pengaruh penyuluhan terhadap kesehatan kata lain p-
Berdasarkan P. Value :Jika P-Value <∝, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh
penyuluhan kesehatan terhadap kejadian diare
jikaP-Value≤∝,makaHoditerimaartinyatidakadapengaruhpenyuluhan kesehatan
terhadap kejadiandiare.
Keterangan :∝ = 5 % = 0,05
23
a. MasalahEtika
Menurut Alimul (2003) tujuan etika penelitian adalah untuk melindungi hak
tujuan informed consent adalah agar responden mengetahui maksud dantujuan serta
dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Subyek yang bersedia menjadi responden
diminta untuk menandatangani tidak dipaksa untuk berpartisipasi dan subyek yang menolak
2. Tanpanama(anonymity)
responden pada lembar data yang isi oleh peneliti. Lembar tersebut hanya diberi huruf
3. Kerahasiaan(confidentiality)
Menjaga informasi yang telah diberikan responden dan informasi yang telah diketahui oleh responden dan peneliti,
sehingga kerahasiaan responden dijamin olehpeneliti.
24
BAB 4
HASIL PENELITIAN
perilaku anak terhadap kejadian Diare pada Siswa kelas IV dilaksanakan di SDN
Kecamatan Ambunten.
16 orang kelas I,21 orang kelas II,16 orang kelas III,21 orang kelas IV,15 orang
kelas V ,dan 21 orang kelas VI. Sekolah ini mempunyai 6 ruang kelas,1ruang guru,1
ruangkantin.
542.966 km2 (2,45 % dari luas Kabupaten Sumenep), dengan jumlah desa
diantaranya:
25
Adapun tenaga kesehatan di UPT Puskesmas Ambunten sebagai berikut:
2 Dokter Gigi 1
3 SKM 1
4 Bidan 23
5 Bidan Desa 15
6 Perawat 46
7 Ponkesdes 12
8 Ponkestren 2
9 Perawat Gigi 2
10 Sanitasi 1
11 Petugas Gizi 1
12 Analisis Laboratorium 2
13 Juru Imunisasi 1
14 Tenaga Administrasi 9
15 Sopir 1
16 Penjaga 1
4.1.1 DataUmum
Data umum hasil penelitian adalah tabel distribusi frekwensi yang merupakan
tabulasi dari hasil isian kuesioner yang terdiri dari: jenis kelamin, umur, penyuluhan
cuci tangan terdahulu, pengetahuan tentang cuci tangan, metode penyuluhan dan
kejadiandiare.
26
Tabel 5.1 Distribusi frekwensi responden penelitian berdasarkan jenis kelamin
di SDN Campor barat Ambunten Tahun2016
berjenis kelaminperempuan.
berusia 11tahun.
berpengetahuan cukup.
27
Tabel 5.4 Tabulasi silang penyuluhan dengan pengetahuan pada responden di
SDN Campor BaratAmbunten
Pengetahuan Total
Baik Cukup Kurang
N % n % N % N %
Kontrol 1 10% 6 60% 3 30% 10 100%
Perlakuan 1 10% 7 70% 2 20% 10 100%
Total 2 10% 13 70% 5 20% 20 100%
Tabel 5.4Menunjukkanbahwarespondendenganpengetahuancukupsebesar
70 %, karena di sampaikan secara diskriptif. Ternyata ada pengaruh walau hanya
sedikit terhadap pengetahuan.
Kontrol 10 50
Perlakuan 10 50
Jumlah 20 100
penyuluhan dengan metode tanpa game dan dengan game berjumlah sama (50 %).
Tabel 5.6 Distribusi frekwensi responden penelitian berdasarkan kejadian diare
di SDN Campor barat Ambunten Tahun2016
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden (60 %) tidak
mengalami diare
28
4.1.2 DataKhusus
penyuluhan cuci tangan (game ular tangga) pada perilaku anak terhadap kejadian Diare.
Data khusus ini berisi tentang tabulasi silang dan hasil analisis SPSS.
KejadianDiare
Total
METODE Diare
TidakDiare
n % N % N %
Kontrol 3 30% 7 70% 10 100%
Perlakuan 9 90% 1 10% 10 100%
Total 12 60% 8 40% 20 100%
( menurut uju chi square P < 0,05 = 0,006 < 0,05)
Dari tabel 5.6 didapatkan bahwa responden yang mendapatkan penyuluhan tanpa
game, paling banyak (70 %) mengalami diare. Sedangkan responden yang mendapatkan
Interprestasi menunjukkan hasil uji chi square di mana p 0,006 yang berarti lebih
rendah dari α (0,006 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara metode
4.2 PEMBAHASAN
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari
dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai
bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya.
Perilaku mencuci tangan berbeda dengan perilaku cuci tangan yang merujuk pada kata kiasan.
Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat saat perilaku dan pelayanan
jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada
29
negara-negara kaya (maju). Perilaku ini diperkenalkan bersamaan dengan ini isolasi dan pemberlakuan teknik
membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi.
Ditempat tempat dimana mencuci tangan merupakan praktik umum yang dilakukan sehari-hari, dan
banyak terdapat sabun dan air bersih, orang tidak menyadari untuk mencuci tangannya dengan sabun. Sebuah
penelitian di Inggris mengungkapkan bahwa hanya separuh orang yang benar-benar mencuci tangannya
setelah membuang hajat besar/ kecil. Penelitian lain di Amerika Serikat pada dokter-dokter disana terungkap
bahwa dokter banyak lupa mencuci tangannya setelah menangani pasien satu dan berganti ke pasien lainnya
dengan frekuensi yang cukup tinggi. Para staf kesehatan sepenuhnya mengerti betapa pentingnya mencuci
tangan dengan sabun, tetapi hal ini tidak dilakukan karena: ketidadaan waktu (tidak sempat), kertas untuk
pengeringnya kasar, penggunaan sikat yang menghabiskan waktu [2] dan lokasi wastafel yang jauh dimana
tangan harus berkali-kali dicuci menggunakan sabun dan dikeringkan sehingga merepotkan.
Pencucian tangan khusus dalam lingkungan medis biasanya membutuhkan banyak sekali sabun dan
air untuk memperoleh busa dan saat telapak tangan digosok secara sistematis dalam kurun waktu 15-20 detik
dengan teknik mengunci antar tangan, setelah tangan dikeringkan pun para tenaga medis tidak diperkenankan
untuk mematikan air atau membuka pegangan pintu, apabila hal ini mereka harus lakukan, tangan harus
dilidungi dengan kertas tisyu atau handuk kering bersih
Pada lingkungan pemukiman yang padat dan kumuh, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dengan
benar dapat menurunkan separuh dari penderita diare. Penelitian ini dilakukan di Karachi, Pakistan dengan
intervensi pencegahan penyakit dengan melakukan kampanye mencuci tangan dengan sabun secara benar
yang intensif pada komunitas secara langsung. Komunitas yang mendapatkan intervensi dan komunitas
pembanding yang mirip yang tidak mendapatkan intervensi menunjukkan bahwa jumlah penderita diare
berkurang separuhnya.
Keterkaitan perilaku mencuci tangan dengan sabun dan penyakit diare, penelitian intervensi, kontrol
kasus, dan lintas sektor dilakukan menggunakan data elektronik dan data yang terkumpul menunjukkan
bahwa risiko relatif yang didapat dari tidak mencuci tangan dari percobaan intervensi adalah 95 persen
menderita diare, dan mencuci tangan degan sabun dapat mengurangi risiko diare hingga 47 persen
1. Diare. Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-anak balita.
Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan
sabut dapat memangkas angka penderita diare hingga separuh [11]. Penyakit diare seringkali
diasosiasikan dengan keadaan air, tetapi secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga
30
penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab
diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika
mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi,
makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan
tempat makannya yang kotor. Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan
angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah: Mencuci tangan dengan
sabun (44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan
air (25%), sumber air yang diolah (11%) [12]
2. Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak balita. Mencuci tangan
dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernapasan ini dengan dua langkah: dengan
melepaskan patogen-patogen pernapasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan
dan dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang
menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit pernapasan lainnya. Bukti-bukti
telah ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan kebersihan seperti - mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan/ buang air besar/kecil - dapat mengurangi tingkat infeksi hingga
25 persen . Penelitian lain di Pakistan menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi
infeksi saluran pernapasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih dari
50 persen
3. Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit, . Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain
diare dan infeksi saluran pernapasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian
penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya
untuk ascariasis dan trichuriasis.
31
1. Basahi kedua telapak setinggi pertengahan lengan memakai air yang mengalir, ambil sabun kemudian
usap lalu gosok kedua telapak secara lembut.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian, jangan terburu-buru.
3. Jangan lupa jari-jari anda, gosok sela-sela jari hingga bersih.
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkannya.
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
7. Bersihkan kedua pergelangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian diakhiri dengan
membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu.
Tujuh langkah mencuci tangan di atas umumnya membutuhkan waktu 15 – 20 menit. Pentingnya membersihkan
bagian tubuh ini secara baik dan benar memakai sabun adalah agar kebersihan terjaga secara keseluruhan serta
mencegah kuman bakteri berpindah dari telapak tangan ke dalam tubuh anda
Bab 5
5.1 Simpulan
Merujuk pada hasil penelitian tentang Pengaruh Penyuluhan Cuci Tangan (Game
Ular Tangga) pada perilaku anak terhadap kejadian Diare pada Siswa kelas IV
11tahun.
melalui mediaelektronik.
bersih dan sehat. Hal ini terjadi karena pengetahuan merupakan bekal yang
32
paling esensial dalam dalam pembentukan perilakuseseorang.
5) Ada pengaruh metode penyuluhan terhadap kejadian diare. Hasil uji statistik
33
5.2 Saran
sebagai berikut:
1) BagiPuskesmas
PHBS terutama cara yang benar tentang cuci tangan sehingga bisa
mengintegrasikan antara layanan UKM dan UKP di mana pelayanan itu dilakukan
melakukan komunikasi dan koordinasi antara lintas program serta lintas sektor
2) Bagi GuruUKS
ular tangga dengan teman sebaya melalui kegiatan kader tiwisada. Guru UKSjuga
harus memberikan masukan serta koordinasi yang baik dengan Puskesmas agar
kegiatan UKS benar – benar bisa memberikan implikasi positif terhadap kesehatan
3) Bagi DinasKesehatan
34
Lampiran 4
4) Bagi PenelitiLain
Diharapkan peneliti selanjutnya bisa menggali faktor – faktor lain yang berpengaruh
masyarakat lainnya, tentang pentingnya selalu menjaga kebersihan baik untuk diri sendiri
Ahmad Munjih Nasih, dan Lalil Nur Khalidah, Metode & Tehnik Pembelajaran DAI (Bandung : PT. Defika
Aditama, 2009), h.139
Alimul, A. (2003). Riset Keperawatan & Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika.
Ansury, 2009. Mengembangkan Kompetensi Nasional
Departemen Kesehatan RI, (2011). Cuci Tangan Pakai Sabun Dapat Mencegah Berbagai Penyakit. From
http://www.depkes.go.id. Diakses 13 Januari 2013
Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pengendelian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011.
Depkes RI, Modul pelatihan pengarasutamaan genderbidang kesehatan, Jakarta, 2006
Depkes. RI, 2007. Buku Pedoman Penyakit Diare. Jakarta
Drajat Martianto, 2005. Menjadikan UKS sebagai Upaya Promosi Tumbuh Kembang Anak Didik.
Yogyakarta : Gajah Mada Universitas Press.
Emilia, O. 2008. Promosi Kesehatan dalam lingkup Kesehatan Reproduksi, Pustaka Cendikia, Yogyakarta.
Fitriani, Asih. Penggunaan Media berbasis Perminan Mopoli dalam Pembelajaran Kooperatif TGT pada
Materi Usaha dan Energi di SMP Negeri 12 Kabupaten Tebo. Artikel. Jambi. Fakultas Keguruan
danIlmu Pendidikan Universitas Jambi,2013.
Hidayat, A.A.A. (2006). Pengantar Ilmu Kepewatan Anak. Jakarta : Salemba Medika
http ://www.pnpmpedesaan.or.id/admin/uploudusahakesehatansekolah.pdf dibuka pada tanggal 18 maret
2013
Juffrie M, Soenarto S,Sy, Oswori H, etal. 2010. Buku Ajar Gastroenterologi Hepatologi Jilid 1 . Cetakan 1
Penerbit : Badan Penerbit IDAI. Hal : 105-116
Kemenkes, RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Kementerian Keseharan Republik Indonesia ; Jakarta
Natoatmojo, S. (2005). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Natoatmojo. S (2010).
Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta : Renika Cipta.
Nursalam, (2013). Konsep dan PenerapanMetodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : SalambaMedika
Shimp, Terence A.. 2008 Periklanan dan Promosi, edisi 5 jilid 1.Erlangga, Jakarta
Wong, D. L, (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatik, Edisi 4 (ed-4), Jakarta : EGC
Lampiran 6
Wong, D. L. Whaly (2004). Buku Ajar Keperawatan Pediatik, Alih Bahasa Sunarno, Agus dkk. Edisi 6
Volume 1, Jakarta : EGC
Zellawati, Alice. Tetapi bermain untuk mengatasi Persalahan pada Anak Majalah Ilmiah INFORMATIKA.
Vol. 2 No. 03, September 2011. Halaman 164-175.
Lampiran 7
KUESIONER TENTANG PENGARUH PENYULUHAN CUCI
TANGAN (GAME)
PADA PERILAKU ANAK TERHADP KEJADIAN DIARE
PADA SISWA SDN CAMPOR BARAT.
Petunjuk Pengisian
Adik-adik dimohon untuk mengisi identitas diri (nama, umur, jenis kelamin,
A. IdentitasResponden
1. Nama : ……………………………………….
3. Umur :.............Tahun
4. Kelas : ……..
B. SumberInformasi
PetugasKesehatan
Guru
Lain-lain
C. Kuesioner Tentang Pengetahuan MencuciTangan
N Pertanyaan YaTidak
Ya,Pernah TidakPernah
2. Bila ya, bulan apa kamu pernah diare dan berapa lama……………..
Kemana …………………
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah kamu tahu tentang permainan ulartangga
9
10