Anda di halaman 1dari 8

Solusi Upaya Perlindungan TKI di Luar Negeri 295

SOLUSI UPAYA PERLINDUNGAN


TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)
DI LUAR NEGERI •
T. Soelaiman

Right to decem job and thus decem livelihood


has been universally acknowledged as an
inalienable right of human. It is henceforth
applied worldwide regardless state boundaries.
whether in one 's OlVn 1n00herland and abroad.
This particularly finds its urgency in the issues
of TKI (Tenaga Kerja Indonesia. foreign labor
from Indonesia). Several cases indicate that
legal protection is not yet appropriately
available for them. II seems that working
abroad means no legal protection from home
country. Inspite of advocacy for the labors to
help them understand the terms in their own
1V0rking agreemems as well as regulations of
Ihe destination coumries concerning their legal illleresfs. if is also urgent
to think out a solution for an ~ffective legal protection for TKI.

Pendahuluan

Karena pekerjaan itu merupakan hak asasi yang sangat hakiki


dimana Undang-undang menjamin perolehnya bahwa setiap tenaga kerja
berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan.
(UUD 1945 Pasal 27 ayat 2).
Bertolak dari hal tersebut di atas Pemerimah harus berupaya
sekuat tenaga untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi setiap warga
negara, di samping itu harus mengupayakan juga upah atau penghasilan
yang layak sesuai dengan kemanusiaan. Yang menjadi kendala dewasa ini

• Makalah di sampaikan u;.lIam Seminar Center for Indonesia Migrant Workers .. ASliransi
Buruh Migran Indonesia 3ntar I)erlindungan dan Keadilan", J.. karta. 5 Nopember 20tH .

Nomor 3 Tahull XXXII


296 Hukum dan PembangulllHl

adalah disparistas antara peneari kerja dengan lapangan kelja yang tersedia
atau kesenjangan amara permintaan dan penawaran.
Hal ini disebabkan sepeni kita ketahui penduduk Indonesia salllpai
Februari 2000 meneapai jumlah 208 juta jiwa diantaranya sebanyak 96
juta jiwa merupakan angkatan kerja. Karena krisis ekonomi dan moneter
yang berkepanjangan dari tahun 1998 hingga saat ini jumlah pencari kerja
meneapai lebih kurang 40 jura jiwa. lumlah penduduk yang besar.
lllenimbulkan banyak permasalahan, diantaranya tingkat pendidikan dan
produktivitas yang rendah sena penulllbuhan ekonomi dan daya serap
tenaga kerja sangat terbatas, penyebaran penduduk dan angkatan kelja. Oi
sisi lain lapangan kerja yang tersedia sang at amat terbatas sedangkan yang
llleneari pekerjaan eukup banyak. Karena sangat terbatasnya lapangan
kerja di dalam negeri. "Ieh sebab itu harus lllampu berkompetitif dengan
negara-negara lainnya umuk lllerebut pasar kerja dimana negara terse but
juga memasok tenaga kerja di pasar Internasional. Sejarah negara kita
telah membuktikan bahwa penempatan tenaga kerja ke luar negeri telah
dilakukan sejak sebelum peeah perang dunia kedua dengan menempatkan
tenaga kerja ke luar negeri sebagai pekerja tam bang dan perkebunan di
Suriname dan New Calidonia dan sebagai penyelam lllutiara di Australia.
Pada waktu itu Indonesia terkenal sebagai pasar tenaga kerja yang lllurah.
(George A. Graham).
Oari satu sisi kita harus mampu mempersiapkan tenaga kerja yang
terampiI, terdidik dan terlatih untuk dipasarkan di pasar Internasional dan
di samping itu harus berupaya melindungi hak-hak mereka sena perlakuan
yang tidak wajar dan tidak manusiawi sebagai warga negara Indonesia di
tempat mereka bekerja.

Permasalahan

Karena ada disparitas antara permintaan dan penawaran di satu


pihak dimana yang mencari pekerjaan cukup banyak, sedangkan lapangan
kerja yang tersedia sangat ama! terbatas, maka banyak Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) yang berupaya dengan cegala mac am cara ulltuk dapat
bekerja ke luar negeri. karena upah/gaji yang diperolehnya terdapat
perbedaannya sangat mencolok dengan bekerja di dalam negeri.

},,/i - Seplember 2002


Solusi Upaya Perlindungan TKI di Luar Negeri 297

Oi era globalisasi seperti sekarang ini peluang pekerjaan berada di


manapun di belahan dunia ini dan dapat diisi oleh siapapun yang memiliki
kualitas sebagaimana diinginkan.
Oi sisi lain warga negara Indonesia tanpa mandang gender
mempunyai peluang yang sama dalam pekerjaan dalam batas-batas norma
kemanusiaan yang berlaku. Oengan demikian tidak lagi menjadi ajang
perdebatan mengenai kontrak bekerja sesuai dengan bakatnya menjadi
bag ian perwujudan hak asasi manusia untuk memperoleh suatu kehidupan
yang layak dan kesejahteraan bagi diri pribadi .
Bertolak dari hal-hal terse but di atas banyak TKI pria dan wan ita
yang ingin bekerja di luar negeri dengan menempuh berbagai cara
termasuk cara yang ilegal untuk dapat ditempatkan di luar negeri . Banyak
diantara mereka terkena bujukan dan rayuan para calo yang ingin
memperoleh keuntungan dari penempatan TKI ke luar negeri. Misalnya
kasus yang menimpa calon TKI sebanyak 41 orang yang terdaftar di PT.
Oessynth Mega Perkasa di Bekasi Jawa Barat umuk ditempatkan sebagai
TKI ke Jepang . Mereka telah mengikuti pelatihan selama tiga bulan dan
membayar uang sebesar antara Rp . 5 .000.000 sampai Rp. 12.000.000 per
orang. Setelah menunggu selama satu !ahun. (Media Indonesia: 5 April 2000).
Belum juga ada kepastian pene11lpatannya ke negara mjuan.
Mereka secara bersa11la-sa11la mengadukan hal ini ke Polres Metro Bekasi
ternyata perusahaan tersebut tidak terdaftar atau tidak memiliki Surat Izin
Usaha Pene11lpatan (SIUP) TKI dari Oepartemen Tenaga Kerja.
Selanjutnya kasus Sdri. Milia Wulandari, warga Karang Alllpel
Indramayu ingin bekerja ke luar negeri umuk 11le11lbamu ekono11li orang
tuanya, Affandi sebagai penarik becak di lndramayu. Berte11lu dengan teman
sekampungnya Warki. Oktober 1999, berangkat ke Jakarta seterusnya
untuk bekerja di Kuwait didaftarkan pad a salah satu PJTKI (Perusahaan
Jasa Tenaga Kerja Indonesia), untuk dapat ditempatkan di luar negeri.
Umur Milia dirubah menjadi 27 tahun, sedangkan pada waktu itu Milia
baru duduk di kelas 2 SMP di Indramayu.
Milia berangkat dengan beberapa teman wanita yang lain yang
tujuannya tidak jelas tetapi ternyata sampai di Palestina diserahkan kepada
agen. Oleh agen dipekerjakan pada salah satu majikan sebagai pralllu-
wisma, sampai waktu Illusilll dingin , Milia tidak [ahan dingin kemudian
pindah majikan saillpai pada majikan keempat dilllana sering dipukul dan
perlakuan yang kurang baik, sehingga mengambil jalan pintas lonca[ <.Iari
lantai tiga seilingga tulang punggungnya retak dan dirawat oleil seorang
ibu Palestina. Akhir Mei 2000 Milia kembali ke tanail air <.Ian tidak

Nomor 3 Tahun XXXII


298 HukulII dall Pf!lIlballgunan

membawa gaji sepersenpun dan dirawat di RS Polri Kramat Jati. Sekarang


kemanapun ia pergi uitemani oleh kursi roda . (Hariall Republika: I()
Februari 2002).
Seperti kita ketahui tujuan utama dari TKI yang bekerja ui luar
negeri adalah untuk melllperoleh kesempatan kerja uan menuapatkan
penghasilan serta menambah pengalaman kerja di luar negeri uan uisisi
lain dengan bekerja di luar negeri berarti mengurangi pengangguran ualam
negeri dan menambah penerimaan negara ualam bentuk uiyisa hasil uari
eksport jasa serta pula mempererat hubungan antara uua negara uan
bangsa. Khususnya bagi mereka/TKI yang bekerja di Timur Tengah uengan
harapan dapat menunaikan ibadah haji sebelum perjannian kerja berakhir.
Banyak kasus lain yang menimpa TKI yang bekerja di luar negeri
uiamaranya:
Kasus Kartini TKW asal Purwakarta Jawa Barat diancam dengan
hukuman rajam sampai mati karena hamil di luar nikah "kibat
hubungan gelap sesailla pekerja asing di kata Fujairan Uni Emirat
Arab. (Kompas: 9 April 2000).
Kasus Mariana bimi Mariadji, 22 tahun asal Desa Gondong Tulung
Agung Jawa Timur diyonis mati oleh Pengadilan Johor Malaysia,
karena dituduh membunuh anak majikannya Lae Keng Lee, umur 4
tahun yang ternyata anak tersebut terpeleset di langga !lat tempa!
tinggalnya dan meninggal dunia. (Media Illdonesia:2(00).

Bekerja di luiar negeri bagi TKI akhir-akJlir ini tiuak seJalu


keberumungan, tetapi berubah menjadi mimpi buruk , dari cerita suatu
kesuksesan berubah menjadi kemalangan. Juga di Timur Tengah bukan
lagi surga melainkan telah berubah menjadi neraka bagi sebagian mereka.
Para petugas dan penyelenggara penempatan TKI ke luar negeri sekarang
ini lebih banyak Illelllemingkan pribadi dan masa bodoh dengan
peningkatan kwalitas Illanusia dan apalagi penempatan yang aman dan
nyaman. (Kompas: 19 Juni 2000).
Kasus-kasus terse but di atas ditilllbulkan oleh berbagai faktor
diamaranya:
I. Faktor Pekerja/TKI
Karena ketidak tal1Uan dan pemahalllan akan obyek pekerjaan sena
isi perjanjian kerja:
Karena kelemahan penguasaan bahasa sehingga Illelllpersulit
komunikasi pada sa at harus menyatakan pendapat;

Juli - September 2002


Solusi Upaya Perlindungall TKI di Luar Negeri 299

Karena kelemahan dalam mempertahankan hak yang telah


disepakatinya;
Karena tidak kesesuaian waktu kerja sehingga menimbulkan
kelelahan fisik dan kesehatan.
2. Faktor pelatihan sena pemberian pelayanan dan pemberi kerja.
Pendidikan dan pelatihan ketrampilan tidak sesuai dengan bakat
dan minat serta jenis pekerjaan;
Perlu pembinaan fisik, mental, dan disiplin supaya tabah dalam
menghadapi tantangan;
Hukum, kebiasaan, adat istiadat agar dapat dipahami untuk
mengetahui keadaan di tempat kerja dan juga makanan yang
tersedia di tempat tersebut.
Kurang dapat memahami dan lllenguasai bahasa di negara mana
dia bekerja;
Azas keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja sejak dari tempat
asal, bekerja di luar negeri dan sampai kembali ke kampung
halamannya;
Diupayakan para pihak yaitu pekerja dan pengguna jasa supaya
mematuhi kesepakatan yang telah disetujui bersama dan tidak
memandang perjanjian kerja ini sebagai hiasan di atas kertas
belaka.
3. Faktor badan atau instansi yang menempatkan TKI ke luar negeri.
Kurang padu kerja sama antara instansi Pemerintah yang
lllenempatkan TKI ke luar negeri , karena masih terjadi lolosnya
TKI ilegal dari titik embarkasi Indonesia , dan terdapat dokumen
palsu/aspal;
Sistem jaminan asuransi belulll memberi perlindungan yang
memuaskan pad a TKI, karena ada kolaborasi yang mengabaikan
ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Untuk mengatasi masalah tersebut di atas perlu ditempuh hal-hal sebagai


berikut di bawah ini;
I. Para calon tenaga kerja perJu diberikan dan ditanamkan bahwa:
a. Bekerja di luar negeri adalah sebagai duta bangsa yang harus
menjaga dan mcnjunjung tinggi harkat dan manabat bangsa t1an

Nomor 3 Tahlln XXXII


300 HukulIl dUll PI!I/I!JUllgWIlJlJ

negara sehingga Illampu melllbina hubungan erat amara kedua


bangsa dan negara:
b. Harus menjaga sopan samun sena tata cara pergaulan dengan tidak
melupakan sifat sena kodrat sebagai manusia terutama bagi tenaga
kerja wanita:
C. Menekuni. mencermati perjanjian kerja yang telah Jisepakati
bersama;
d. Menunjukan jati diri bahwa mampu bekerja Jipasar keIja alllar
negara:
e. Benar-benar memahami dan menguasai bidang pekerjaan sesuai
dengan perjanjian kerja berdasarkan kualitlkasi jabatan yang
ditentukan.
2. Lembaga atau Badan yang menempatkan TKI ke Luar negen
hertanggung jawah hahwa:
a. Penempatan tenaga kerja ke luar negeri dilaksanakan mela lui
proses penyiapan kualitas dan pemberian perlindungan:
b. Menempatkan tenaga kerja ke luar negeri berarti ikut sena
mendayagunakan aset bangsa guna menekan jumlah pengangguran
dalam negeri:
c. Mampu menyelesaikan kontlik antara pengguna jasa Jan tenaga
kerja:
d. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada calon tenaga kerja
benar-benar dapat meningkatkan kualitas dan ketrampilan dari
tenaga kerja sesuai dengan permintaan;
e. Penge lolaan pelaksanaan penelllpatan tenaga kerja secara
profesional, berhasil guna dan be rdaya guna umuk mendapat
peningkatan kesejahteraan tenaga kerja , pemasukan divisa bagi
negara dan perkelllbangannya usaha jasa tenaga kerja.
3. Instansi, Lembaga atau Badan mengatur pelaksanaan dan pengawasan
penempatan tenaga kerja harus dapat melaksanakan tugas:
a. Izin untuk badan yang melakukan penempatan tenaga kerja harus
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
b. Evaluasi terhadap perusahaan yang menempatkan tenaga kerja
harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan;
c. Akredasi Balai Latihan dan senitikat hasi l ujian ketrampilan
dilakukan secara jujur dan benanggung jawab;

luli - September 2002


Solusi Upaya Periindullgan TKI di Luar Negeri 30 I

d. Sanksi yang dijatuhkan kepada perusahaan penempatan lenaga


kerja benar riillnya13 dan dapat dipertanggung jawabkan.

Serdasarkan uraian terse but di atas karena perlindungan terhadap


tenaga kerja yang bekerja di luar negeri belum dapat pelayanan dan
perlindungan yang optimal maka untuk mencegah resiko yang ll1ungkin
akan terjadi. ada baiknya bagi tenaga yang bekerja di luar negeri ditall1bah
perlindungan dengan Illengikutsertakan dalam program asuransi .
Oengan ikut serta tenaga kerja yang bekerja lli luar negeri dalalll
program asuransi jika terjadi kecelakaan, sakit, Illeninggal dunia Jan
sebagainya perlakuan yang tidak wajari lllanusiawi, Illelarikan lliri maka
tenaga kerja tersebut ll1endapat samunan atau ganti rugi Jari perusalwan
asuransl.

Kesimpulan

Kita Illenyadari bahwa sang at sulit dalalll menyusun atau melllbuat


suatu peraturan yang dapat memuaskan semua pihak, biarpun tclah
berupaya mengakomodasi kepentingan-kepentingan semua pihak-pihak
yang terkait.
Petugas mengawas pelaksana harus bekerja kbih JUJur dan
bertanggung jawab seperti kita ketahui pengawasan pelaks<lna adalah
lahan yang basah untuk Illemperkaya diri.
Koordinasi antara instansi, lembaga dan petugas pelaksana kurang padu.
menimbulkan penafsiran yang berbeda mengenai suatu pennasalahan.
Sadan, lembaga, perusahaan ya ng menempatkan TKI belum
ll1enunjukkan jati diri sebagai pelopor pembangunan bangsa. lClapi
lebih cenderung kepada profit orientil.
Oiupayakan agar ada "bilateral agreemen " antara dua negara Jibidang
ketenagakerjaan agar para pengguna jasa menghargai dan Illelllatuhi
perjanjian kerja.
Oi efektifkan badan perwakilan luar negeri yang memalHau Jan
mengawasi tenaga kerja di luar negeri baik dalam penempatan maupun
mengatasi permasalailan.

Nomor 3 Tahun XXXII


302 Hukul1I dan Pelllbangll11wl

Saran

Menunggu pengesahan Rancangan Undang-undang Penemparan


Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri oleh Dewan Perwakilan Rakyar,
peraruran yang ada sekarang perlu dilingkalkan menjadi KepulUsan
Presiden alau Peraruran Pemerimah, supaya koordinasi amara insransi.
Lembaga dan Badan yang benugas melaksanakan penempatan lenaga kelja
supaya lebih padu dan kmllpak.
Semua pihak mempunyai persamaan persepsi, visi dan ll1isi dalam
pell1benahan berbagai masalah mekanisme penempatan TKI ke luar negeri
Liewasa ini. Peningkalan kualiras TKI merupakan sam hal yang ll1urlak dan
menjadi kewajiban semua pihak di amaranya peran profesionalisme dari
APJA TI/ PJTKI dan peran dari BLKLN harus mempunyai srandarisasi dan
lerakredisi yang seeara jujur dan bertanggung jawab yang Liari pihak
berwenang agar dapal menghasilkan TKI yang berkualilas yang mall1pu
bersaing di pasar Imernasional.
Perlu dibemuk badan yang permanen , umuk ll1engarasi kri sis guna
memberi bamuan dan perlindungan bagi TKI di luar negeri yang
menimbulkan masalah.

Daftar Pustaka

A. Alaydrus , Husein . Periilldullgall Tellaga Indollesia yallg bekelja di


Luar Negeri .. Jakarta: Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kelja
Indonesia (APJATI).
A. Gragam. George. The great resources of the world are lIot it 1II1Ileriei
but its mell. (soepomo, Iman , Prof. SH. Pengamar Hukum
Perburuhan, Jakarta: Jambaran , 1976).
Krisnawali, Tali dan Salma Satirri. Payullg Falltasi a/au pllyllng I/Uk
azazi. Makalah Diskusi Panel .. Peranan Pell1erimah lerhadap
perlindungan hak-hak buruh migran", LBH Jakana, ~-4-19L)~.
Soelaiman, T, "Asurallsi Buruh Migrall Indonesia alltar Periindtlllgall
dall Keadilall. Makalah disampaikan pad a Seminar Cemer for
Indonesian Migram Workers, Jakarta, 5 Nopell1ber 2UU I .
Soepomo, Iman, Prof. SH. Pellgalltar Huklllll PerbtlrlllulIl. Jakana:
Jambalan, 1976.

JI/Ii - September 21X)2

Anda mungkin juga menyukai