THYPOID
THYPOID
Fasilitator:
Lono Wijayanti,M.Kep
Oleh:
Erliana Cesaria
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunianya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan laporan praktik Keperawatan
Medikal Bedah ini yang alhamdulillah dengan tepat waktu.
Laporan ini berisikan tentang informasi “Teori Asuhan
Keperawatan Pada Penderita Thypoid”.
Laporan ini di tulis dengan bahasa yang sederhana
berdasarkan berbagai literatur tertentu dengan tujuan untuk
mempermudah pemahaman mengenai teori yang dibahas.
Kendati demikian, tak ada gading yang tak retak. Penulis
menyadari bahwa dalam laporan ini terdapat kekurangan dan
kelemahan, oleh karena itu penulis terbuka dengan senang hati
menerima kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak
demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.
Penulis
ii
iii
iii
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Hipertens
1. Definisi Thypoid
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan
infeksi salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan
minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang
yang terinfeksi kuman salmonella (Bruner and Sudart, 2001).
Demam thypoid adalah infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu,
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran (Mansjoer, 2000)
2. Anatomi Fisiologi
a. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
b. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong
(jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari
usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum
Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari
yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
c. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah
bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum)
dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus
halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan
mesenterium.
d. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan
terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu.
Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi
1
2
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik untuk pasien dengan kasus febris typhoid
menurut Corwin (2000) antara lain:
1. Pemeriksaan Leukosit
Pada febris typhoid terhadap ileumopenia dan limfobrastis relatif tetap
kenyataan leukopenia tidaklah sering dijumpai. Pada kasus febris typhoid
jumlah leukosit pada sediaan darah tepi pada berada dalam batas normal,
walaupun kadang-kadang terikat leukositanis tidak ada komplikasi
berguna untuk febris typhoid.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
Sering kali meningkat tetapi kembali normal setelah sembuhnya febris
typhoid, kenaikan SGOT dan SGPT tidak memerlukan pembatasan
pengobatan.
3. Biakan Darah
Bila biakan darah (+) memastikan febris typhoid tetapi biakan (-) tidak
menutup kemungkinan akan terjadi febris typhoid. Hal ini karena hasil
biakan darah bergantung pada beberapa faktor, yaitu :
a) Tekhnik pemeriksaan laboratorium.
Hasil pemeriksaan satu laboratorium berbeda dengan laboratorium yang
lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan yang
digunakan. Waktu pengambilan darah yang baik adalah pada saat demam
tinggi yaitu pada saat bakteremia berlangsung.
b) Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit.
Biakan darah terhadap salmonella thypi terutama positif pada minggu
pertama dan berkurang pada minggu-minggu berikutnya. Pada waktu
kambuh biakan darah dapat positif kembali.
c) Vaksinasi di masa lampau.
Vaksinasi terhadap demam typhoid di masa lampau dapat menimbulkan
antibodi dalam darah klien, antibodi ini dapat menekan bakteremia
sehingga biakan darah negatif.
d) Pengobatan dengan obat anti mikroba.
Bila klien sebelum pembiakan darah sudah mendapatkan obat anti
mikroba pertumbuhan kuman dalam media biakan terhambat dan hasil
biakan mungkin negatif.
4. Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi
(aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat
dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah
divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi
salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari
5
uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien
yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi oleh salmonella thypi,
klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu :
· Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari
tubuh kuman).
· Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari
flagel kuman).
· Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari
simpai kuman)
Pada orang normal, aglutinin O dan H positif. Aglutinin O bisa sampai
1/10 sedangkan aglutinin H normal bisa 1/80 atau 1/160.
1/10. 1/80, 1/160 ini merupakan titer atau konsentrasi. Pada orang normal
tetap ditemukan positif karena setiap waktu semua orang selalu terpapar
kkuman Salmonella. Tes widal dikatakan positif jika H 1/800 dan O 1/400.
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan
titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita
typhoid.
7. Pencegahan Thypoid
Pencegahan terhadap Thypoid adalah dengan
memperbaiki sanitasi, pengobatan karier dan vaksinasi.
Tindakan sanitasi harus dilakukan untuk mencegah
kontaminasi makanan dan air oleh hewan pengerat/hewan
lain yang mengeluarkan salmonella. Hewan terna, daging,
telur yang akan dikonsumsi harus dimasak dengan
matang. Karier tidak boleh bekerja sebagai pemegang
makanan dan harus melakukan tindakan pencegahan
higienitas yang ketat.
8. Patofisiologi Thypoid
1. Kuman masuk kedalam mulut melalui makanan atau
minuman yang tercemar oleh Salmonella (biasanya
>10.000 basil kuman). Sebagian kuman dapat
dimusanhkan oleh asam lambung dan sebagian
lagimasuk ke usus halus. Jika respon imunitas humoral
mukosa (igA) usus kurang baik, maka basil Salmonella
akan menembus sel epitel dan selanjutnya menuju
6
parut.
Sedangkan penularan Salmonella Thypi dapat
ditularkan melalui berbabgai cara yang dikenal dengan
5F yaitu Food, Fingers, Fomitus,Fly,Feces.
9. Pathway Thypoid
8
3. Intervensi Keperawatan
Asupan nutrisi tidak cukup Keadekuatan asupan nutrisi untuk Meningkatkan status nutrisi
untuk memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan metabolisme 1. Jelaskan pada klien dan
metabolisme keluarga tentang manfaat
Ekspektasi: Membaik
Penyebab
makanan/nutrisi
1. Ketidakmampuan menelan Kriteria Hasil: 2. R/ untuk meningkatkan
makan 1. Porsi makan yang dihabiskan pengetahuan klien tentang
2. Ketidakmampuan mencerna meningkat nutrisi sehingga motivasi
makan 2. Kekuatan otot mengunyah
untuk makan
3. Ketidakmampuan meningkat
mengabsorbsi nutrient 3. Kekuatan otot menelan meningkat meningkat.
4. Peningkatan kebutuhan 4. Serum albumin meningkat 3. Timbang berat badan klien
metabolisme 5. Verbalisasi keinginan untuk setiap 2 hari.
5. Faktor ekonomi (mis finasial meninglkatkan nutrisi
4. R/ untuk mengetahui
tidak mencukupi) 6. Pengetahuan tentang pilihan
6. Faktor psikologis makanan sehat meningkat peningkatan dan penurunan
7. Pengetahuan tentang pilihan berat badan.
Gejala dan Tanda Mayor minuman sehat meningkat 5. Beri nutrisi dengan diet
a. Subjektif 8. Pengetahuan tentang standar lembek, tidak mengandung
(tidak tersedia) asupan nutrisi yang tepat meningkat
b. Objektif 9. Penyiapan dan penyimpanan banyak serat, tidak
Berat badan menurun makanan yang aman merangsang, maupun
minimal 10% dibawah rentang 10. Perasaan cepat kenyang menimbulkan banyak gas dan
ideal. menurun dihidangkan saat masih hangat
11. Nyeri abdomen menurun
Gejala dan Tanda Minor 12. Berat badan membaik 6. R/ untuk meningkatkan
c. Subjektif 13. IMT membaik asupan makanan karena
1. Cepat kenyang setelah 14. Nafsu makan membaik mudah ditelan
makan 7. Beri makanan dalam porsi
2. Kram/nyeri abdomen
kecil dan frekuensi sering.
15
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian
tindakan.
5. Evaluasi
20
implementasi keperawatan.
keperawatan.
21
DAFTAR PUSTAKA