Oleh:
Fiddiyah Galuh Anggraini
NIM 170070301111018
Kelompok 1A/3
A. DEFINISI
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6
minggu. (Abdul Bari,2000). Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan
segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. Periode postpartum adalah
waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada keadaan tidak hamil, serta
penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru. Masa nifas (puerperium)
adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat kandungan
kembali seperti prahamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Nifas dibagi dalam tiga
periode, yaitu:
1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan
2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital
3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,
terutama bila selama hami atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu
untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun. (Mitayani,
2009).
B. PERIODE
Masa nifas dibagi dalam 3 periode:
1. Early post partum
Dalam 24 jam pertama.
2. Immediate post partum
Minggu pertama post partum.
3. Late post partum
Minggu kedua sampai dengan minggu keenam.
h. Sistem Gastrointestinal
- Mobilitas lambung menurun sehingga timbul konstipasi.
- Nafsu makan kembali normal.
- Kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg.
i. Sistem Urinaria
- Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus urinarius terjadi karena
trauma.
- Pada fungsi ginjal: proteinuria, diuresis mulai 12 jam.
- Fungsi kembali normal dalam 4 minggu.
j. Sistem Muskuloskeletal
Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat hamil. Diastasis
rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post partum.
k. Sistem Integumen
Hiperpigmentasi perlahan berkurang.
l. Sistem Imun
Rhesus incompability, diberikan anti RHO imunoglobin.
m. Sistim Kardiovasculer
Selama kehamilan secara normal volume darah untuk mengakomodasi
penambahan aliran darah yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh darah
uterus. Penurunan dari estrogen mengakibatkan diuresis yang menyebabkan
volume plasma menurun secara cepat pada kondisi normal. Keadaan ini terjadi
pada 24 sampai 48 jam pertama setelah kelahiran. Selama ini klien mengalami
sering kencing. Penurunan progesteron membantu mengurangi retensi cairan
sehubungan dengan penambahan vaskularisasi jaringan selama kehamilan
(Prawirohardjo S, 2002)
n. Sistim Hormonal
1) Oxytoxin
Oxytoxin disekresi oleh kelenjar hipofise posterior dan bereaksi pada otot
uterus dan jaringan payudara. Selama kala tiga persalinan aksi oxytoxin
menyebabkan pelepasan plasenta. Setelah itu oxytoxin beraksi untuk
kestabilan kontraksi uterus, memperkecil bekas tempat perlekatan plasenta
dan mencegah perdarahan. Pada wanita yang memilih untuk menyusui
bayinya, isapan bayi menstimulasi ekskresi oxytoxin diamna keadaan ini
membantu kelanjutan involusi uterus dan pengeluaran susu. Setelah placenta
lahir, sirkulasi HCG, estrogen, progesteron dan hormon laktogen placenta
menurun cepat, keadaan ini menyebabkan perubahan fisiologis pada ibu
nifas.
2) Prolaktin
Penurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang disekresi oleh glandula
hipofise anterior bereaksi pada alveolus payudara dan merangsang produksi
susu. Pada wanita yang menyusui kadar prolaktin terus tinggi dan
pengeluaran FSH di ovarium ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui kadar
prolaktin turun pada hari ke 14 sampai 21 post partum dan penurunan ini
mengakibatkan FSH disekresi kelenjar hipofise anterior untuk bereaksi pada
ovarium yang menyebabkan pengeluaran estrogen dan progesteron dalam
kadar normal, perkembangan normal folikel de graaf, ovulasi dan menstruasi.
3) Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu
ibu. Air susu ibu ini merupakan makanan pokok , makanan yang terbaik dan
bersifat alamiah bagi bayi yang disediakan oleh ibu yamg baru saja
melahirkan bayi akan tersedia makanan bagi bayinya dan ibunya sendiri.
Selama kehamilan hormon estrogen dan progestron merangsang
pertumbuhan kelenjar susu sedangkan progesteron merangsang
pertumbuhan saluran kelenjar , kedua hormon ini mengerem LTH. Setelah
plasenta lahir maka LTH dengan bebas dapat merangsang laktasi.
Lobus prosterior hypofise mengeluarkan oxtoxin yang merangsang
pengeluaran air susu. Pengeluaran air susu adalah reflek yang ditimbulkan
oleh rangsangan penghisapan puting susu oleh bayi. Rangsang ini menuju
ke hypofise dan menghasilkan oxytocin yang menyebabkan buah dada
mengeluarkan air susunya.
Pada hari ke 3 postpartum, buah dada menjadi besar, keras dan nyeri. Ini
menandai permulaan sekresi air susu, dan kalau areola mammae dipijat,
keluarlah cairan puting dari puting susu.
Hal yang mempengaruhi susunan air susu adalah diit, gerak badan.
Benyaknya air susu sangat tergantung pada banyaknya cairan serta makanan
yang dikonsumsi ibu. (Sastrawinata Sulaiman, 1983)
o. Tanda-tanda vital
Perubahan tanda-tanda vital pada massa nifas meliputi:
Tabel 1.2 Tabel perubahan Tanda-tanda Vital
Parameter Penemuan normal Penemuan abnormal
Tanda-tanda vital Tekanan darah < 140 / 90 Tekanan darah > 140 / 90
mmHg, mungkin bisa naik dari mmHg
tingkat disaat persalinan 1 – 3
hari post partum.
Suhu tubuh < 38 0 C Suhu > 380 C
Denyut nadi: 60-100 x/menit Denyut nadi: >100 x/menit
2. Perubahan Psikologi
Menurut Rubin (1997) yang dikutip oleh Bahiyatun (2009) perubahan psikologis
pada masa nifas dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Taking in
a) Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu pada umumnya pasif
dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya
karena jahitan pada perineum, afterpain, haemorroid, kelelahan setelah
persalinan
b) Ibu akan mengulang-ulang pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan
c) Memilih dibantu perawat untuk aktivitas dan membuat keputusan daripada
dilakukan sendiri
d) Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mencegah gangguan tidur
e) Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya
bertambah. Nafsu makan yang kurang menandakan proses pengembalian
kondisi ibu tidak berlangsung normal.
2. Taking hold
a) Berlangsung 2-4 hari postpartum. Ibu menjadi perhatian pada
kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan
tanggung jawab terhadap bayi
b) Perhatian terhadap fungsi-fungsi tubuh
c) Bisa menerima demonstrasi perawatan bayi dan perawatan dir
d) Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan untuk merawat bayi,
misalnya menggendong dan menyusui. Ibu agak sensitif dan merasa tidak
mahir dalam melakukan hal tersebut sehingga cenderung menerima
nasehat dari tenaga kesehatan karena ia terbuka untuk menerima
pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi.
3. Letting go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap
waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga.
Hal-hal yang terjadi pada fase letting go, yaitu :
a) Bisa mendefinisikan perannya yang baru
b) Berhenti dari fantasinya tentang anak dan menerima kenyataan
c) Berhenti dari peran tanpa anak/ibu beberapa anak sebelumnya
d) Phase ini berlanjut sampai anak berusia beberapa tahun
e) Ibu yang bisa melewati fase ini akan baik dalam menjalani perannya yang
baru
f) Perkembangan parental yang positif
Selama hamil ibu biasanya khawatir tentang kemampuannya menjadi ibu
yang baik dan kekhawatiran ini tidak dengan segera hilang setelah melahirkan
karena parental love hanya sebagian yang merupakan instinct. Porsi terbanyak
berkembang melalui atau dalam beberapa tahap yaitu : merencanakan
kehamilan, mendengar konfirmasi kehamilan, merasakan gerakan jannin,
melahirkan, melihat bayinya, menyentuh bayi dan merawat anak.
2. Masalah Keperawatan
a. Nyeri akut
b. Gangguan rasa nyaman
c. Defisiensi pengetahuan
d. Gangguan eliminasi urine
e. Intoleransi aktivitas
f. Kesiapan meningkatkan pemberian ASI
g. Resiko konstipasi
h. Resiko infeksi
3. Intervensi
Nyeri akut
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
dengan: Pain Level, Pain Management
Agen injuri (biologi, kimia, pain control, 1. Lakukan pengkajian nyeri
fisik, psikologis), kerusakan comfort level secara komprehensif termasuk
jaringan Setelah dilakukan lokasi, karakteristik, durasi,
tindakan keperawatan frekuensi, kualitas dan faktor
DS: selama 1x24 jam klien presipitasi
- Laporan secara verbal tidak mengalami nyeri, 2. Observasi reaksi nonverbal dari
DO: dengan kriteria hasil: ketidaknyamanan
- Posisi untuk menahan Mampu mengontrol 3. Bantu pasien dan keluarga
nyeri nyeri (tahu penyebab untuk mencari dan menemukan
- Tingkah laku berhati-hati nyeri, mampu dukungan
- Gangguan tidur (mata menggunakan tehnik 4. Kontrol lingkungan yang dapat
sayu, tampak capek, sulit nonfarmakologi untuk mempengaruhi nyeri seperti
atau gerakan kacau, mengurangi nyeri, suhu ruangan, pencahayaan
menyeringai) mencari bantuan) dan kebisingan
- Terfokus pada diri sendiri Melaporkan bahwa nyeri 5. Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Fokus menyempit berkurang dengan 6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
(penurunan persepsi menggunakan menentukan intervensi
waktu, kerusakan proses manajemen nyeri 7. Ajarkan tentang teknik non
berpikir, penurunan Mampu mengenali nyeri farmakologi: napas dalam,
interaksi dengan orang dan (skala, intensitas, relaksasi, distraksi, kompres
lingkungan) hangat/ dingin
- Tingkah laku distraksi, frekuensi dan tanda 8. Tingkatkan istirahat
contoh : jalan-jalan, nyeri) 9. Berikan informasi tentang nyeri
menemui orang lain Menyatakan rasa seperti penyebab nyeri, berapa
dan/atau aktivitas, aktivitas nyaman setelah nyeri lama nyeri akan berkurang dan
berulang-ulang) berkurang antisipasi ketidaknyamanan dari
- Respon autonom (seperti Tanda vital dalam prosedur
diaphoresis, perubahan rentang normal 10. Kolabrasi dalam pemberian
tekanan darah, perubahan Tidak mengalami analgetik untuk mengurangi
nafas, nadi dan dilatasi gangguan tidur nyeri
pupil) 11. Monitor vital sign sebelum dan
- Perubahan autonomic sesudah pemberian analgesik
dalam tonus otot (mungkin pertama kali
dalam rentang dari lemah
ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah, merintih,
menangis, waspada,
iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu
makan dan minum
Kurang Pengetahuan
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Kurang Pengetahuan NOC: NIC :
Berhubungan dengan : Kowlwdge : infant care Parent education: Infant
keterbatasan kognitif, Maternal status: 1. Tentukanpengetahuanorang
interpretasi terhadap postpartum tuadan kesiapandan
informasi yang salah, Setelah dilakukan kemampuan untuk
kurangnya keinginan untuk tindakan keperawatan belajartentang perawatanbayi
mencari informasi, tidak selama …. pasien 2. Monitorkebutuhan
mengetahui sumber-sumber menunjukkan belajarkeluarga
informasi. pengetahuan tentang 3. Berikan
proses penyakit dengan bimbinganantisipatiftentang
kriteria hasil: perubahanperkembanganselam
DS: Menyatakan secara Pasien menyatakan a tahunpertama kehidupan
verbal adanya masalah pemahaman tentang 4. Bantuorang tuadalam
DO: ketidakakuratan perawatan bayi baru mengartikulasikancarauntuk
mengikuti instruksi, lahir mengintegrasikanbayike dalam
perilaku tidak sesuai Pasien dan keluarga sistemkeluarga
mampu melaksanakan 5. Ajarkan
prosedur yang keterampilanorangtuauntuk
dijelaskan secara merawatbayi baru lahir
benar 6. Berikaninformasikepada orang
Pasien dan keluarga tua tentangdot
mampu menjelaskan 7. Berikaninformasitentang
kembali apa yang menambahkanmakanan
dijelaskan perawat/tim padatuntuk dietibu selama tahun
kesehatan lainnya pertama
8. Bahasalternatif
terhadapdotmenjelang
tiduruntuk mencegahtimbulnya
karies
9. Ajarkan orang tua tentang cara
untuk mengobati dan mencegah
ruam popok
10. Tunjukkan cara di mana orang
tua dapat merangsang
perkembangan bayi
11. Dorong orang tua untuk
berpelukan, memijat,
danmemberikan sentuhan bayi
12. Dorong orang tua untuk
berbicara dan membaca untuk
bayinya, memberikan
pendengaran menyenangkan
dan stimulasi visual seta
bermain dengan bayinya
13. Perkuat kemampuan orang tua
untuk menerapkan ajaran
keterampilan perawatan anak
14. Berikan dukungan orang tua
denganketika belajar
keterampilanperawatan bayi
15. Bantu orang tua dalam
menafsirkan isyarat bayi, isyarat
nonverbal, menangis dan
vokalisasi
16. Berikan informasi
tentangkarakteristikperilakubayi
baru lahir dan bantuorang
tuauntuk
mengidentifikasikarakteristik
perilakubayi
17. Jelaskan dantunjukkan
teknikmenenangkan bayi
18. Monitorketerampilanorang
tuadalam mengenalikebutuhan
fisiologisbayi
19. Berikanorang
tuainformasitentang
membuatlingkungan rumah
yang amanuntukbayi.
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan nifas normal. Jakarta. EGC
Dochterman, dkk. 2008. Nursing Intervension Classification sixth edition. Philadelphia :
Elseiver
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Edisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta : EGC
Manuaba. 2000. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: Pengurus Ikatan Bidan Indonesia.
Moorhead, dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification sixth edition.Philadelphia :
Elseiver
NK, Hutapea. 2013. Mobilisasi Dini
Postpartum.Http://www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39058/4/C
hapter%20ll.pdf(Online)(Diakses pada tanggal 17 Juni 2016. Pada pukul
21.00 WIB)
Prawirohardjo, Sarwono.2002.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta :
YBP – SP.
Saifuddin, A.B dkk. 2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal. Edisi I,
Catatan I. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sasworo Prawirohardjo.
Saifudin, Abdul Bari Dkk. 2000.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga.Jakarta : YBP-SP