Anda di halaman 1dari 14

PAPER PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“DAMPAK NEGATIF MIRAS PADA REMAJA”

OLEH :

PUTU ULAN ROSITA PUTRI


1513041069
2C

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga tugas paper yang berjudul “ Dampak Negatif Miras pada Remaja” ini
dapat diselesaikan. Paper ini dibuat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas. Pada paper ini
akan membahas mengenai miras dan dampak negatifnya bagi remaja.
Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya paper ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran, khususnya dari teman, dan dosen pembimbing agar
paper ini dapat diperbaiki dan menjadi lebih baik untuk berikutnya

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Masa remaja secara psikologi merupakan masa peralihan dari masa anak-
anak ke masa dewasa, pada masa remaja terjadi kematangan secara kognitif yaitu
interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang
semakin luas yang memugkinkan remaja untuk berfikir abstrak. Pada usia remaja
inilah berkembang sifat, sikap dan perilaku yang selalu ingin tahu, ingin
merasakan dan ingin mencoba. Tentu apabila tidak segera difasilitasi atau
diarahkan bukan tidak mungkin akan salah arah dan berdampak
negatif (Komalasari dalam Hutagalung C, 2008 : 1).
Remaja dihadapkan pada beberapa pertanyaan yang menyangkut tentang
keberadaan dirinya, jika remaja mampu memahami keberadaan dirinya maupun
peran-perannya maka ia akan menemukan jati dirinya, dalam artian dia akan
memiliki kepribadian yang sehat. Sebaliknya apabila gagal, maka dia
akanmengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingungan
iniakan berdampak kurang baik bagi remaja. Dia cenderung kurang dapat
menyesuaikan dirinya, baik terhadap dirinya maupun orang lain (Yusuf, 2007 :
188). Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Bukan saja
kesukaran bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi orang
tuanya,masyarakat bahkan sering kali aparat keamanan. Hal ini disebabkan masa
remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Masa
transisi ini seringkali menghadapkan individu yang bersangkutan kepada
situasiyang membingungkan, disatu pihak ia masi anak-anak, tetapi dilain pihak ia
harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Situasi-situasi ini dapat menimbuklan
prilaku yang aneh, canggung dan kalau tidak kontrol bisa menjadi kenakalan
remaja (Purwanto, 1999 : 29).
Pengaruh perubahan psikologi dapat berdampak pada penggunaan
minuman keras pada masa remaja. Banyak remaja yang mengatakan bahwa
dengan minum minuman keras kepercayaan diri mereka akan bertambah, mereka
beranggapan bahwa semua masalah dapat teratasi dengan minum ninuman keras,
minuman keras dapat memperbanyak teman. Tapi sesuai kenyataannya minuman
keras dapat merusak proses berfikir dan menjadikan seseorang tidak sadarkan diri
atau bertindak tidak sesuai dengan kehendak.
Minuman keras meliputi seluruh jenis minuman yang mengandung alkohol
(nama kimianya etanol). Menurut catatan arkeologi, minuman beralkohol sudah
dikenal manusia sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu. Minuman beralkohol
merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari pada berbagai kebudayaan tertentu.
Di Indonesia, dikenal beberapa minuman lokal yang beralkohol, misalnya brem,
tuak, dan ciu. Jika kita minum Alkohol dalam jumlah banyak, dapat menekan
aktivitas otak bagian atas.Sehingga menghilangkan kesadaran. Pemakaian alcohol
dalam jangka waktu lama dapatmenginduksi dan meningkatkan metabolisme
aktivitas zat – zat yang terdapat pada hati dan zat – zat yang dapat menimbulkan
kanker, menghambat pembentukan protein danmenyebabkan gangguan fungsi
hati. Alkohol yang diminum akan cepat diresap ke dalam pembuluh darah
kemudian disebarluaskan keseluruh jaringan dan cairan tubuh. Semakin tinggi
kadar alcohol dalam minuman, akan semakin cepat penyerapan kedalam darah
kita. Didalam hati, Alkohol akandioksidasi atau dibakar. Apabila alkohol yang
diminum terlalu banyak, maka tidak semuaalcohol akan tinggal didalam darah dan
akan dibawa sampai otak. Didalam otak apabila kadar alcohol masih sedikit maka
peminum akan mengalami euphoria ( perasaan gembira dan nyaman ).Tetapi jika
masuknya alkohol makin lama makin banyak, akibatnya minuman alkohol
secaraterus menerus maka orang yang meminum alcohol akan mengantuk dan
tertidur, bahkan dapat meninggal. Pada jumlah yang sangat terbatas seperti
dilakukan oleh masyarakat di dalam acara keluarga, upacara keagamaan seperti
pesta perkawinan, syukuran, atau penyambutan tamu keluarga dalam santap
malam, minuman keras tidak akan membawa bahaya. Akan tetapi jika diminum
dalam jumlah yang berlebihan, bukan saja bahaya yang timbul serta berkembang
menjadi keributan, bahaya-bahaya lainnya siap menanti.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian miras?
2. Bagaimanakah dampak miras pada tubuh?
3. Bagaimanakah tahap perkembangan remaja hingga menjadi tergantung
alkohol?
4. Apakah faktor-faktor penyebab remaja mengkonsumsi miras?
5. Bagaimanakah cara menanggulangi remaja pengonsumsi miras?

1.3  Tujuan
1. Mengetahui pengertian miras
2. Mengetahui dampak miras pada tubuh
3. Mengetahui tahap perkembangan remaja hingga menjadi tergantung miras
4. Mengetahui faktor-faktor penyebab remaja mengkonsumsi miras
5. Mengetahui cara menanggulangi remaja pengonsumsi miras

1.4  Manfaat
Diharapkan dari pembuatan makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber
bacaan dan literatur bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Minuman Keras


Minuman keras / beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol
adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di
berbagai negara, penjualan minuman keras / beralkohol dibatasi ke sejumlah
kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu.
Minuman keras meliputi seluruh jenis minuman yang mengandung alkohol (nama
kimianya etanol). Menurut catatan arkeologi, minuman beralkohol sudah dikenal
manusia sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu. Minuman beralkohol
merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari pada berbagai kebudayaan tertentu.
Di Indonesia, dikenal beberapa minuman lokal yang beralkohol, misalnya brem,
tuak, dan ciu.
Alkohol adalah zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah
kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan Bahanpsikoaktif yang terdapat
dalam alkohol adalah etil alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi madu,
gula sari buah atau umbi umbian. Nama yang populer : minuman keras (miras),
kamput, tomi (topi miring), cap tikus , balo dll.
Alkohol dapat dibuat melalui proses fermentasi (peragian) berbagai jenis
bahan yang mengandung gula, misalnya buah-buahan (seperti anggur dan apel),
biji-bijian (seperti beras dan gandum), umbi-umbian (seperti singkong), dan
madu. Melalui proses fermentasi dapat diperoleh alkohol dengan kadar 14%.
Alkohol dengan kadar yang lebih tinggi dapat diperoleh melalui penyulingan.
Selain melalui proses fermentasi, alkohol juga dapat dibuat dari etena, suatu
produk dari minyak bumi.

2.2 Dampak Minuman Keras


Minuman keras adalah salah satu minuman yang mengandung zat adiktif
(alkohol). Penyalahgunaan minuman keras akan membawa dampak yang tidak
baik buat kesehatan fisik dan psikis seseorang. Menurut Anang Syah (2000: 8-9)
akibat atau dampak dari penyalahgunaan zat adiktif bagi pemakai adalah:
1)      Kepribadian rusak
2)      Tingkah laku (bohong, manipulasi)
3)      Pola pikir khas (mau serba cepat)
4)      Pelanggaran norma
5)      Fisik (gemetaran, siang tidur malam begadang)
Sedangkan tanda-tanda yang ditimbulkan akibat pemakaian minuman keras
beralkohol dan obat-obatan sejenis, umumya akan menyebabkan timbulnya
keberanian mengarah pada perilaku kasar, pemarah, mudah tersinggung dan
bertindak brutal.

2.3 Tahap Perkembangan Seorang remaja Menjadi Tergantung Miras


Seseorang yang mengkonsumsi minuman keras tidak semuanya dikatakan
sebagai pecandu alkohol. Karena peminum sendiri memiliki berbagai tingkatan.
Kalau hanya sekali dua kali minum, maka belum bisa di katakan sebagai pecandu.
Umumnya kalau di kalangan remaja, mengkonsumsi minuman keras cenderung
karena pergaulan dan sekedar ikut-ikutan teman, jadi kebanyakan dari mereka
masih dalam tahap coba-coba, belum sepenunya menjadi pecandu alkohol. Secara
lebih rinci seorang peneliti, jellinek (dalam Supratiknya, 1995: 62)
mengemukakan beberapa tahap dalam proses perkembangan seorang alkoholik
menjadi tergantung pada alkohol. Beberapa tahap yang di maksud adalah
1)      Tahap Sistomatik Praalkoholik.
Pada mulanya orang menenggak minuman beralkohol demi pergaulan, misalnya
dalam pesta-pesta tertentu. Ternyata, orang tersebut mengalami mendapatkan
ganjaran terbebas dari ketegangan tertentu yang sedang di alaminya.
2)        Tahap Prodromal.
Tanda in di tandai dengan serangan lupa (blackouts) yang datang secara tiba-tiba.
Orang yang bersangkutan belum menunjukkan gejala telah mulai keracunan,
sehingga masih terus bisa ngobrol atau mealakukan aktivitas lain, namun
keesokan harinya ternyata ia tidak mampu mengingat semua kejadian tersebut.
3)        Tahap Krusial.
Kini orang yang bersangkutan mulai tidak bisa mengendalikan kebiasaan
minumnya, sekali minum setenggak akan membuatnya terus minum sampai
keracunaan atau mabuk berat atau sampai tidak bisa minum lagi.
4)        Tahap kronik.
Orang ini kini sudah sama sekali di kuasai oleh alkohol. Siang malam ia berada
dalam keadaan keracunan atau mabuk. Keadaan ini dapat berlangsung selama
berhari-hari sampai orang yang bersangkutan sepenuhnya tak berdaya.

2.4 Faktor-Faktor Penyebab Remaja  Mengkonsumsi Miras


Mengkonsumsi minuman keras adalah salah satu bentuk penyimpangan
sosial. Penyimpangan sosial yang terjadi di kalangan remaja tidak akan begitu saja
muncul apabila tidak ada faktor penarik atau faktor pendorong. Faktor penarik
berada di luar diri seseorang, sedangkan faktor pendorong berasal dari dalam diri
atau keluarga yang memungkinkan seseorang untuk melakukan penyimpangan
tersebut (Bagja Waluya, 2007).Lebih lanjut Bagja Waluya (2007) memaparkan
bahwa penyimpangan-penyimpangan tersebut terjadi akibat sosialisasi yang tidak
sempurna baik pergaulan di masyarakat maupun kehidupan di dalam keluarga
yang dianggapnya tidak memuaskan. Sehingga anak mencari pelarian di luar
rumah dengan mencari teman yang dapat memberikan perlindungan dan
pengakuan akan keberadaan dirinya. Pada penyimpangan yang dilakukan melalui
penyalahgunaan narkoba dan minuman keras, biasanya seseorang tidak akan
langsung melakukannya, akan tetapi diajak oleh teman sekelompoknya untuk
mencoba lebih dahulu untuk membuktikan bahwa mereka telah menjadi orang
dewasa, lama kelamaan seseorang akan mendapatkan pengakuan dari
kelompoknya dan menjadi bagian dari kelompok tersebut.
Selain faktor diatas ada beberapa faktor yang antara lain adalah
a) Lingkungan sosial:Keingintahuan yaitu Motif ingin tahu, bahwa remaja
selalu mempunya sifat selalu ingi tahu segala sesuatu yang belum atau
kurang diketahui dampak negatifnya. Misalnya saja ingin tahu
bagaimanakah rasanya minuman keras. Kesempatan, karena kesibukan
orang tua maupun keluarga dengan kegiatannya masing-masing atau
akibat broken home yaitu kurangnya perhatian dari keluarga atau
kuarangnya kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang
anak menjadi frustasi, brutal dan susah diatur. Kurang kasih sayang dan
sebagainya maka dalam kesempatan tersebut kalangan remaja berupanya
mencari pelarian dengan cara minum-minuman keras
b) Keperibadian rendah diri yaitu perasaan seseorang lebih rendah dari satu
atau lain hal dalam pergaulan masyarakat, karena tidak dapat mengatasi
perasaan tersebut maka untuk menutupi kekurangan dan agar dapat
menunjukan eksistensi dirinya. Maka menyalah gunakan minuman keras
sehingga dapat merasa mendapatkan apa yang diangan-angankan antara
lain lebih aktif, lebih berani dan sebagainya. Emosional, emosi remaja
pada umunnya masih labil apabila pada masa puberitas, pada masa
tersebut biasanya ingin lepas dari ikatan aturan-aturan yang diberlakukan
oleh orang tua untuk memenuhi kehidupan peribadinya, sehingga hal
tersebut menimbulakn konflik pribadi. Dalam upaya untuk melaksanakan
konflik pribadi tersebut ia mencari pelarian dengan minum-minuman keras
dengan tujuan untuk mengurangi ketagihan dan aturan yang diberikan oleh
orang tua (Djajoesman dalam Ulfah, 2005)

2.5 Cara Menanggulangi Remaja Pengkonsumsi Miras


1. Tahu kebiasaan konsumsi alkohol pada anak
Jika ingin merancang strategi menangani remaja yang suka minum alkohol, kita
harus tahu terlebih dahulu mengenai kebiasaan konsumsi alkohol remaja. Apakah
dia minum alkohol berlebihan hanya di pesta-pesta ? Apakah remaja minum
alkohol karena tekanan teman sebaya? Apa jenis minuman keras yang remaja
minum ? Pernahkah menemukan botol alkohol ada di tas remaja? Mengetahui
semua hal itu membantu mengetahui intensitas dan sifat masalahnya. Selain itu,
hal itu akan memberi wawasan yang sangat berharga dalam menghadapi masalah
secara efektif.
2. Hadapi dengan bijak
Jika hendak mengatasi remaja yang kecanduan, maka cepat atau lambat harus
membantu remaja mengusir kecanduan alkohol. Lebih baik dilakukan sejak awal
sebelum kebiasaan minum alkohol remaha sulit diubah. Caranya, duduklah
dengan anak remaja dan cobalah berbicara langsung ke akar masalah.
Kenali apa alasannya kecanduan minum alkohol. Katakan padanya tentang efek
buruk dari mengonsumsi alkohol berlebihan dan bagaimana hal itu bisa
menghancurkan karier dan kehidupan sosial. Jangan pernah berharap  satu kali
mengobrol, akan membuat remaja berhenti dari kebiasaanya minum alkhol.
3. Menceritakan kasus kehidupan nyata seorang pecandu alkohol
Jika kecanduan alkohol remaja mulai terbilang kronis, kamu bisa mengatasinya
dengan menunjukkan contoh kehidupan nyata dari teman atau keluarga. Beritahu
remaja itu tentang semua masalah yang pecandu alkohol lalui dan berapa banyak
usaha dia butuhkan untuk mengatasi kecanduan alkohol. Bila menceritakan
sebuah contoh kehidupan nyata, mereka bisa lebih memahami efek buruk dari
pecandu alkohol dan akan berhenti minum alkohol pada akhirnya.
4. Mintalah bantuan seorang konselor
Saat kamu menemukan anak suka minum alkohol, bisa jadi merupakan
pengalaman pertama sebagai orangtua. Bila berpikir memerlukan bantuan
profesional, carilah seorang konselor. Sebagaian besar sekolah memberikan
layanan bimbingan dan konseling untuk membantu anak-anak dan orang mereka
dalam berurusan dengan penayalahgunaan zat, kecanduan alkohol, intimidasi,
bullying dan lain lan. Seorang konselor bisa membantu masalah anak Anda
langkah demi langkah melalui program yang sudah terstruktur.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1. Minuman keras memberikan efek negatif pada tubuh dan dapat merusak
sel-sel tubuh.
2. Faktor yang menpengaruhi seseorang menjadi alkoholik ada dari faktor
internal maupun eksternal. Faktor internal misalnya, gen, keadaan
psikologis dan kerohanian. Sedangkan faktor eksternal antara lain tingkat
pendidikan, ekonomi, latar belakang kehidupan, budaya, serta kerana tidak
adanya kontrol sosial di masyarakat. 

3.2 Saran
1. Perlunya pemahaman dari generasi muda akan efek negatif dari minuman
keras.
2. Perlunya ketegasan pemerintah dan penguasa dalam membatasi atau
bahkan menghapuskan minuman keras dari lingkungan
Daftar Rujukan

Purwanto.1999. Pengantar Prilaku Manusia Untuk Keperawatan.Jakarta:EGC


Waluya,Bagja. 2007. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat.
Bandung: PT Setia
Yusuf,S.2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Hutagalung,C.2008. Sikap Siswa Kelas XI Terhadap Bahaya Merokok Di SMA
Negri 3 Gorontalo Kota Gorontalo,Skripsi, Tidak dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai