NIM : 18.1.2.103
FAKULTAS PERTANIAN
2020
KATA PENGATAR
Segala puji sukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
kesempatan pada kami untuk meyelesaikan makalah / tugas “ Pengolahan lahan
dengan sistem tradisional dan Modern” yang diberikan pada kami,tanpa pertolongan
dan kesempatan yang diberikan pada kami pastilah kami tidak dapat meyelesaikan
tugas yang diberikan pada kami ini dengan baik.
Makalah ini kami susun sebagai tugas untuk mengikuti mata kuliah Dasar
dasar Agronomi ”
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................... 1
3.1. Kesimpulan................................................................................................12
3.2. Saran.......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Manusia tidak lepas dari kebutuhan primer seperti pangan untuk mencukupi
kebutuhan fisiknya. Sebab manusia membutuhkan makan untuk menghasilkan energi
dalam tubuhnya. Semua makanan manusia berasal dari tanaman dan hewan yang
diternakkan. Tanaman memerlukan media untuk tumbuh dan berkembang. Media
yang sangat penting dan paling esensial yaitu tanah.
1.3Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN MAKALAH
2.1 Sejarah Pengolahan Tanah
Tercatat dalam sejarah bahwa sejak beribu-ribu tahun yang lalu pengolahan tanah
telah dilakukan oleh sekelompok manusia dengan tujuan untuk meningkatkan
produksi pertaniannya. Tenaga hewan digunakan untuk membajak tanah sejak 7000
tahun yang lalu. Pada penemuan arkeologi dan tulisan-tulisan kuno diketahui bahwa
ada pendapat dimana membajak tanah dapat meningkatkan kesuburan.
Dalam tulisan-tulisan ilmiah abad ke-19, bahasan mengenai pengolahan tanah
sepertinya bertitik tolak dari pandangan ini. Timbul banyak pertanyaan dengan cara
bagaimana kesuburan tanah dapat ditingkatkan. Paling tidak dalam setengah abad
pertama dari abad ke-20, terdapat dua pendekatan utama dalam penelitian-penelitian
mengenai pengolahan tanah. Kelompok ilmuwan pertama mulai dengan
mempertanyakan tentang kondisi tanah yang bagaimana yang cocok untuk
pertumbuhan tanaman. Sementara kelompok kedua mempermasalahkan tentang cara
terbaik untuk mengolah tanah. Kelompok pertama memperoleh jawaban antara lain
bahwa pengolahan tanah dapat memperbaiki ketersediaan air dan udara di dalam
tanah, sementara kelompok kedua menemukan jawaban bahwa dengan pembajakan
yang dalam dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembajakan
yang dangkal. Kedua pendapat ini masing-masing mempunyai kelemahan. Pada
pertengahan abad ke-20 berbagai upaya dicoba untuk menggabungkan kedua
pendekatan ini yaitu dengan mempelajari hubungan sebab akibat dari pengolahan
tanah dan produksi tanaman.
Telah diketahui bahwa pengolahan tanah dapat merubah dan memperbaiki struktur
tanah serta memberantas gulma. Perbaikan struktur tanah dengan pengolahan tanah
diduga dapat berpengaruh baik pada pertumbuhan tanaman, meskipun demikian
pendapat tersebut sulit dibuktikan karena hanya melihat aspek fisik tanahnya saja
tanaman.
Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa penelitian-penelitian mengenai
pengolahan tanah terbagi dalam dua aliran, yaitu aliran yang memberikan penekanan
pada pengendalian gulma dan aliran yang memberikan penekanan pada perbaikan
struktur tanah. Terlepas dari ada tidaknya pengaruh pengolahan tanah pada produksi
tanaman, pengolahan tanah sampai kini tetap saja dilakukan petani paling tidak untuk
mempermudah pekerjaan berikutnya.
2.2 Alat Pengolahan Tanah Tradisional, Moderen dan Mesin Pengolahan Tanah
Saat ini
3. Boh Langa
Boh Langa merupakan bagian yang terletak di paling bawah langa. Fungsi
bagian ini adalah sebagai tempat memasang mata langa. Boh Langa terbuat dari kayu
(bak mane). Mata Langa dipasang pada Boh Langa. Bentuk lancip mata langa
mengikuti bentuk Boh Langa yang menyerupai anak panah besar. Bagian inilah yang
mengorek atau membalik tanah ketika langa ditarik sehingga tanah menjadi gembur.
4. Eh Langa
Selain beberapa bagian yang telah disebutkan di atas, langa juga mempunyai
bagian tambahan. Di antara bagian tambahan dalam langa, yaitu: Dua helai tali yang
terbuat dari sabut kelapa atau tali ijuk. Tali tersebut berguna untuk mengarahkan sapi
atau kerbau agar berbelok ke kanan atau ke kiri. Tali tersebut membentang dari depan
ke belakang, menghubungkan ureung mau’e dengan sapi atau kerbau penarik langa.
Untuk mengarahkan sapi agar mau membelok ke kanan, urang mau’e akan menarik
tali sebelah kanan. Begitu pula sebaliknya. Cambuk, yang terbuat dari kayu kecil atau
sejenis kulit kayu. Cambuk berfungsi untuk memukul sapi atau kerbau agar mau
berjalan atau menarik bajak. Anyaman dari rotan selebar telapak tangan. Fungsi
anyaman ini adalah menghubungkan bagian Yok Langa yang terdapat di bawah leher
sapi atau kerbau.
7. Bajak
Lebih dari 2000 tahun yang lalu ditemukan bajak terbuat dari besi
yangdiproduksi di Honan utara China. Pada awalnya alat ini berupa alat kecil
yangditarik dengan tangan dengan plat besi berbentuk V yang dihubungkan
ataudigandengkan dengan pisau kayu dan pegangan. Bajak telah digunakan juga di
India selama beribu-ribu tahun. Peralatan kuno tidak beroda dan moldboard terbuat
dari kayu yang ditarik oleh sapi. Dengan alat ini tanah hanya dipecahkan kedalam
bentuk clods tetapi tidak dibalik; dan pengolahan pertama ini kemudian diikuti dengan
penghancuran “clod” dan perataan tanah dengan alat barupa batang kayu berbentuk
empat persegi panjang yang ditarik oleh sapi
Garu ini mempunyai gigi yang bentuknya seperti paku terdiri dari beberapa
baris gigi yang diikatkan pada rangka. Garu ini digunakan untuk menghaluskan dan
meratakan tanah setelah pembajakan. Juga dapat digunakan untuk penyiangan pada
tanainan yang baru tumbuh.
Garu rotari ada dua macam, yaitu : garu rotari cangkul (rotary hoe harrow)
dan garu rotari silang (rotary cross harrow). Garu rotari cangkul merupakan susunan
roda yang dikelilingi oleh gigi-gigi berbentuk pisau yang dipasangkan pada as dengan
jarak tertentu dan berputar vertikal. Putaran roda garu ini disebabkan oleh tarikan
traktor.
Yang termasuk kedalam garu khusus adalah weeder-mulche dan soil surgeon.
Weeder-mulche adalah alat yang digunakan untuk penyiangan, pembuatan mulsa dan
pemecahan tanah di bagian permukaan. soil surgeon adalah alat yang merupakan
susunan pisau berbentuk U dipasang pada suatu rangka dari pelat. Alat ini digunakan
untuk memecah bongkah-bongkah tanah di permukaan dan untuk meratakan tanah.
Alat ini menyerupai piring-piring atau roda-roda yang disusun rapat pada satu
as. Puingan piring dapat tajam atau bergerigi. Digunakan untuk penyelesaian dari
proses pengolahan tanah untuk persemaian.
Traktor yang paling banyak digunakan adalah traktor roda dua dengan daya <
15 PK. Pengolahan tanah menggunakan traktor mempercepat dan menjamin
keseragaman waktu tanam serta meningkatkan intensitas tanam sampai 20%.
Penggunaan traktor dapat menggeser tenaga kerja mencangkul sebesar 23% per ha.
Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan, traktor tangan dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu : Traktor tangan berbahan bakar Solar, Traktor tangan
berbahan bakar bensin, dan Traktor tangan berbahan bakar minyak tanah (kerosin).
Berdasarkan besarnya daya motor, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
: Traktor tangan berukuran kecil (tenaga penggeraknya kurang dari 5 hp), Traktor
(tangan berukuran sedang, tenaga penggeraknya antara 5 – 7 hp), Traktor tangan
berukuran besar( tenaga penggeraknya antara 7–12 hp)
Traktor roda empat adalah salah satu mesin atau motor bakar pengolah tanah
jika dilengkapi dengan peralatan pengolah tanah, seperti bajak singkal, bajak piring,
garu piring, dll. Secara umum traktor roda empat adalah traktor dengan tenaga
penggerak motor diesel dengan didukung empat buah roda. Traktor ini dirancang
untuk bekerja di lahan kering, bukan untuk lahan sawah. Berdasarkan ukurannya
dibedakan menjadi traktor mini, menengah, dan traktor besar. Traktor raksasa yang
biasa digunakan di perkebunan yang luas mempunyai daya sampai 150 kW (200 hp).
Umumnya traktor roda empat pada mempunyai daya antara 30-60kW (40-80 hp).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Saran
Rujukan Internet
- https://viaazeliatp13.blogspot.com/2016/02/makalah-pengolahan-tanah-mata-
kuliah_14.html