Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN II
PENENTUAN pH ASAM ASETAT PADA BERBAGAI KONSENTRASI

Oleh :
Nama : Dian Ernawati
NIM : 17728251004
Kelas : Pendidikian Kimia A
Pengampu : Dr. Hari Sutrisno

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
PERCOBAAN II
PENENTUAN pH ASAM ASETAT PADA BERBAGAI KONSENTRASI

A. Tujuan
Untuk menentukan pH asam asetat pada berbagai konsentrasi.

B. Dasar Teori
Tetapan Kesetimbangan
Sebagai konsekuensi kesetimbangan maka aktivitas pereaksi selalu dihubungkan
dengan aktivitas produk. Untuk reaksi: mA + nB ⇌ C + qD, proses kesetimbangannya
secara matematik dinyatakan sebagai berikut.
(aC) p (aD)q
Ksb=
(aA)m ( aB)n

Ksb adalah tetapan kesetimbangan yang sangat tergantung pada parameter (ubahan suhu
dan pelarut /solven). Biasanya Ksb ditentukan untuk zat terlarut dalam air dan suhu
25oC. Ungkapan kesetimbangan dalam Ksb dapat disederhanakan dengan kenyataan
bahwa aktivitas zat padat murni dan cairan murni adalah tetap dan dinyatakan berharga
1. Sebagai akibatnya zat padat dan cairan ini tidak mempengaruhi harga tetapan
kesetimbangan (Ksb) dan dihilangkan dari persamaan (Ksb).
Kebanyakan larutan mempunyai konsentrasi zat terlarut kurang dari 1 M, yang
berarti bahwa larutan tersebut sebagian besar terdiri dari pelarut. Asumsikan bahwa
dengan sedikitnya zat terlarut, tidak mengubah aktivitas pelarut, dan dengan demikian
pelarut dapat dihilangkan dari persamaan tetapan kesetimbangan (Ksb). Harga
ketetatapan kesetimbangan menunjukkan ukuran seberapa besar reaksi telah
berlangsung. Untuk reaksi yang berlangsung hampir sempurna, maka konsentrasi
produk akan relatif lebih tinggi daripada konsentrasi pereaksi yang masih sisa dan
dengan demikian tetapan kesetimbangannya akan besar.sebaliknya harga Ksb akan kecil
unutk reaksi yang berlangsung sangat tidak sempurna.
Penggunaan Ksb yang terbanyak adalah untuk menentukan
konsentrasikesetimbangan suatu zat dari konsentrasi analitiknya. Misalnya sejumlah
tertentu zat AB terdisosiasi menjadi A dan B bila dilarutkan ke air. Sebagai contoh
adalah disosiasi asam asetat (CH3COOH).
CH3COOH (aq)⇌CH3COO-(aq) + H+(aq)
Jika konsentrasi asam asetat mula-mula = C dan derajat disosiasinya = α, maka
komposisi zat dalam kesetimbangan adalah :

CH3COOH (aq)⇌CH3COO-(aq) + H+(aq)


Mula-mula C
Terdisosiasi Cα Cα Cα
Setimbang C-Cα Cα Cα
Persamaan Ka untuk asam lemah adalah sebagai berikut :
Ka=¿ ¿
Bila A dan B hanya berasal dari disosiasi AB maka, ¿= [CH3COO-] dan
[CH3COOH] =C CH COOH ─[H+]. Dengan mensubstitusi harga-harga konsentrasi
3

kesetimbangan ini ke dalam Ksb diperoleh,


Ka=¿ ¿

[A]2 + Ka [A] – Ka CAB = 0


Oleh karena tetapan kesetimbangan dan konsentrasi analitik AB diketahui maka
persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan rumus kuadrat berikut.
−b ± √b 2−4 ac
[H+]1,2=
2a
Penyelesaian persamaan [A]2 + Ka [A] – Ka CAB = 0 disederhanakan dengan membuat
asumsi-asumsi tanpa mengubah hasil akhir secara signifikan. Asumsi yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut: biasanya [H+] sangat kecil daripada C CH COOH ,
3

sehingga [H+] dapat diabaikan terhadap C CH COOH . Jadi,


3

CAB – [A] = CAB = [AB]


atau
C CH COOH ─ [H+] = C CH COOH = [CH3COOH]
3 3

dan bila disubstitusikan kedalam harga Ka akan diperoleh persamaan dengan bentuk
non kuadratik.
Ksb=¿ ¿¿ atau ¿
Asumsi CAB – [A] = CAB = [AB] dapat dilakukan atau tidak sangat bergantung
dari harga Ksb. Bila Ksb besar maka [AB] << C AB, karena zat AB yang terdisosiasi
sangat besar. Bila Ksb kecil maka [AB] = C AB karena zat AB yang terdisosiasi sangat
kecil dan dapat dibaikan. Sebagai patokan, bila harga Ksb lebih kecil 1000 kali dari
C AB
pada konsentrasi analitik atau ≥ 103 maka dapat dikatan bahwa harga Ksb kecil
K sb
sehingga asumsi dapat dikatakan valid (Sukarna, 2004:53).

Perhitungan pH dengan pendekatan asam basa Bronsted-Lowry

pH adalah ukuran keasaman atau alkalinitas larutan. Larutan dengan pH kurang


dari tujuh dianggap asam, sedangkan yang pH lebih dari tujuh dianggap dasar (basa) .
Untuk menentukan pH larutan harus diketahui penyusun larutannya.
1. Situasi dimana asam sebagai penyedia utamanya H3O+
2. Situasi dimana air sebagai penyedia utamanya H3O+
3. Situasi dimana asam dan air sebagai sumber utama H3O+
(Sukarna, 2004:53)

Konstanta disosiasi asam


Konstanta disosiasi asam dilambangkan dengan Ka, adalah konstanta
kesetimbangan untuk disosiasi asam lemah. Menurut teori asam dan basa Bronsted-
Lowry, asam hanya dikenali oleh reaksinya dengan basa. Dalam larutan berair basa
berasal dari airnya sendiri. Biasanya Ka asam asetat yang digunakaan adalah 1,75x10 -5
dengan asumsi bahwa larutan berada pada temperatur 25oC. Pada tabel 2 disajikan Ka
dari asam asetat pada berbagai suhu.

Tabel 2. Ka Asam Asetat pada Berbagai Suhu

(Harned, dkk, 1933:655)

PH asam lemah monoprotik

Jumlah H3O+ dalam larutan asam lemah dalam air dapat berasal dari adam
lemah itu, dari proses protolisis air dan dapat berasal dari asam dan dari air. Jumlah
H3O+ yang berasal dari larutan asm lemah (HA) dalam air berkaitan dengan tetapan
disosiasi asam (Ka) dan konsentrasi asam.

HA+H2O ⇌ H3O+ + A-
[H3O+]2 = Ka x CHA

Jumlah H3O+ dari air adalah:

H2O + H2O ⇌ H3O+ + OH-


H3O+ =Kw

Jadi penghasil utama dari H3O+, apakah dari asam lemah atau dari air dapat
diketahui dengan membandingkan harga Ka x CHA dengan Kw, sebagaimana dapat
dilihat dalam tabel 1.

Tabel 1. Sumber utama H3O+ pada perhitungan pH asam lemah monoprotik


Sumber utama Kondisi yang
Kasus Perhitungan Jumlah H3O+
H3O+ diperlukan
[H3O+]2 + Ka [H3O+] – Ka CHA = 0
1 Asam lemah Ka x CHA >> Kw atau bila CHA/Ka ≥ 103,
maka [H3O+]2 = Ka x CHA
2 Air Ka x CHA << Kw [H3O+]2 = Kw
Asam lemah Tidak dibahas
3 Ka x CHA = Kw
dan air
(Sukana, 2004:54)

Asam Asetat
Asam asetat digolongkan sebagai asam lemah karena terionisasi sedikit dalam air.
Pada kesetimbangan, larutan berair dari asam lemah mengandung campuran antar
molekul asam yang tidak terionisasi, ion H3O+, dan basa konjugat (Chang, 2005 :101).
Kelarutan asam asetat normal, terkecuali perak dan merkurium (I) asetat yang
sangat sedikit larut, dengan mudah larut dalam air. Beberapa asetat basa, misalnya
asetat basa dari besi, aluminium, dan kromium tak larut dalam air. Asam bebasnya,
CH3COOH adalah cairan yang tak bewarna dengan bau yang busuk, dengan titik didih
117o C, titik lebur 17oC dan dapat bercampur dengan air dalam semua perbandingan.
Zat ini bersifat korosif terhadap manusia (Svehla,1979: 390).
Asam asetat dapat bercampur dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar
lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur
dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia dan
laboratorium (Hart, 2003). Sebagai contoh adalah penggunaan 0,3 % asam asetat dapat
mencegah pertumbuhan kapang penghasil mikotoksin (Tjokroadikoesoemo, 1986)

C. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada percobaan ini:
1. Gelas beker 50 ml 5 buah 5. Pipet ukur 1ml 1 buah
2. Labu ukur 100 ml 1 buah 6. Pipet tetes 1 buah
3. Gelas ukur 10 ml 2 buah 7. Bottle spray 1 buah
4. Pipet ukur 10 ml 1 buah

Bahan yang digunakan pada percobaan ini:


1. Asam asetat 2 M
2. Akuades
D. Prosedur Kerja
1. Alat dan bahan yang akan digunakan pada saat praktikum disiapkan terlebih dahulu.
2. Alat yang akan digunakan harus dipastikan dalam keadaan bersih dan kering.
3. Larutan asam asetat 2M diencerkan menjadi konsentrasi 10-1 M, 10-2 M, 10-3 M, 10-4
M, 10-6 M dengan cara:
a. untuk konsentrasi 10-1 M, diambil sebanyak 5ml asam asetat 2M, dimasukkan ke
dalam labu ukur 100ml,
b. untuk konsentrasi 10-2 M, diambil sebanyak 10ml asam asetat 10-1M, dimasukkan
ke dalam labu ukur 100ml,
c. untuk konsentrasi 10-3 M diambil sebanyak 10ml asam asetat 10-2M, dimasukkan
ke dalam labu ukur 100ml,
d. untuk konsentrasi 10-4 M diambil sebanyak 10ml asam asetat 10-3M, dimasukkan
ke dalam labu ukur 100ml,
e. untuk konsentrasi 10-6 M diambil sebanyak 1ml asam asetat 10-4M, dimasukkan ke
dalam labu ukur 100ml,
4. Aquades ditambahkan ke labu ukur sampai tanda etsa.
5. Larutan digojog sampai homogen.
6. Sebanyak 50ml asam asetat berbagai kosentrasi dituangkan ke dalam gelas beaker
50ml.
7. pH larutan diukur dengan menggunakan pH meter,kemudian hasilnya dicatat pada
tabel pengamatan.

E. Hasil Pengamatan
Tabel 4. Tabel Hasil Pengamatan
Konsentrasi Asam Volume
No pH Hasil Pengamatan
Asetat (ml)
1 10-1 100 2,7
2 10-2 100 3,5
3 10-3 100 3,8
4 10-4 100 6,0
5 10-6 100 6,6

F. Analisis Data
a. Pengenceran asam asetat (CH3COOH)
- Larutan baku yang digunakan adalah asam asetat 2M.
- Persamaan yang digunakan pada perhitungan ini adalah M1 x V1 = M2 x V2.
dimana: M1 :molaritas larutan CH3COOH sebelum pengenceran.
V1 :volume larutan CH3COOH sebelum pengenceran.
M2 :molaritas larutan CH3COOH setelah pengenceran
V2 :volume larutan CH3COOH setelah pengenceran.
Tabel 5. Perhitungan Volume Asam Asetat yang Akan Diambil
Konsentrasi
Perhitungan
asam asetat
10-1 M M1 x V1 = M2 x V2

2 M x V1 = 10-1 M x 100 ml
V1 = 5 ml
10-2 M M1 x V1 = M2 x V2

10-1M x V1 = 10-2 M x 100 ml


V1 = 10 ml
10-3 M M1 x V1 = M2 x V2

10-2M x V1 = 10-2 M x 100 ml


V1 = 10 ml
10-4 M M1 x V1 = M2 x V2

10-3M x V1 = 10-2 M x 100 ml


V1 = 10 ml
10-6 M M1 x V1 = M2 x V2

10-4M x V1 = 10-2 M x 100 ml


V1 = 1 ml

b. Perhitungan pH asam asetat (CH3COOH)


Reaksi kesetimbangan asam asetat dalam air dari beberapa percobaan yang
dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Konsentrasi CH3COOH sebesar 10-1 M
Diketahui :Ka = 1,75x 10-5
[CH3COOH] = 10-1 M
Ditanya :pH....?
Penyelesaian:
C AB 10−1 3 C AB 3
= =5,7 x 10 atau ≥ 10 ; dengan asumsi, sehingga:
K sb 1,75 x 10−5
K sb
pH=−log √ Ka ⌈ C H 3 COOH ⌉

¿−log √ 1,75 x 10−5 ⌈ 10−1 ⌉


= 2,88

b. Konsentrasi CH3COOH sebesar 10-2 M


Diketahui : Ka = 1,75x 10-5
[CH3COOH] = 10-2 M
Ditanya : pH....?
Penyelesaian:
C AB 10−2 2 C AB 3
= =5,5 x 10 atau ≤10 ; tanpa asumsi, sehingga:
K sb 1,75 x 10−5
K sb
CH3COOH + H2O ⇌ H3O+ + CH3COO-
Awal : 10-2 - -
Reaksi : x x x
-2
Setimbang : 10 – x x x

[H3O+] ≈ [CH3COO-] = xdan [CH3COOH] = 10-2- [H3O+]; maka


Ka = ¿ ¿
Ka= ¿ ¿ ¿
1,75 x 10-5 = ¿ ¿ ¿
[H3O+]2 + 1,75x 10-5[H3O+] – 1,75.10-7 = 0
−b ± √b 2−4 ac
X1,2 =
2a
dimana: a = 1; b = 1,75x 10-5, dan c; 1,75x 10-7, substitusi ke rumus x, maka
diperoleh[H3O+]1= 4,09x10-4dan
[H3O+]2 =-4,27 x10-4.
Sehingga diperoleh harga pH sebesar:
pH = -log [H3O+]
= - log 4,09x10-4
= 3,39

c. Konsentrasi CH3COOH sebesar 10-3 M


Diketahui : Ka = 1,75 x 10-5
[CH3COOH] = 10-3 M
Ditanya : pH....?
Penyelesaian:
C AB 10−3 C AB 3
= =55 atau ≤10 ; tanpa asumsi, sehingga:
K sb 1,75 x 10−5
K sb
CH3COOH + H2O ⇌ H3O+ + CH3COO-
Awal : 10-3 - -
Reaksi : x x x
Setimbang : 10-3 – x x x

[H3O+] ≈[CH3COO-] = x dan [CH3COOH] = 10-3- [H3O+]; maka


Ka = ¿ ¿
Ka = ¿¿¿
1,75 x 10-5 = ¿ ¿ ¿
[H3O+]2 + 1,75 x 10-5[H3O+] – 1,75.10-8 = 0
−b ± √b 2−4 ac
X1,2 =
2a
dimana: a = 1; b = 1,75 x 10-5, dan c; 1,75x 10-7, substitusi ke rumus x, maka
diperoleh [H3O+]1 = 1,24x10-4dan
[H3O+]2 = -1,41x10-4.
Sehingga diperoleh harga pH sebesar:
pH = -log [H3O+]
= - log 1,24x10-4
= 3,91

d. Konsentrasi CH3COOH sebesar 10-4 M


Diketahui : Ka = 1,75 x 10-5
[CH3COOH] = 10-4 M
Ditanya : pH....?
Penyelesaian:
C AB 10−4 C AB 3
= =5 atau ≤10 ; tanpa asumsi, sehingga:
K sb 1,75 x 10−5
K sb
CH3COOH + H2O ⇌ H3O+ + CH3COO-
Awal : 10-4 - -
Reaksi : x x x
-4
Setimbang : 10 – x x x
[H3O ] ≈[CH3COO ] = x dan [CH3COOH] = 10 - [H3O+]; maka
+ - -4

Ka = ¿ ¿
Ka = ¿¿¿
1,75 x 10-5 = ¿ ¿ ¿
[H3O+]2 + 1,75 x 10-5[H3O+] – 1,75.10-9 = 0
−b ± √b 2−4 ac
X1,2 =
2a
dimana: x = [H3O+]; a = 1; b = 1,75 x 10-5, dan c; 1,75x 10-9, substitusi ke rumus x,
maka diperoleh [H3O+]1 = 3,40x10-5 dan
[H3O+]2 = -5,15x10-5.
Sehingga diperoleh harga pH sebesar:
pH = -log [H3O+]
= - log 3,40x10-5
= 4,47

e. Konsentrasi CH3COOH sebesar 10-6 M


Diketahui : Ka = 1,75 x 10-5
[CH3COOH] = 10-6 M
Ditanya : pH....?
Penyelesaian:
C AB 10−6 −2 C AB 3
= =5 x 10 atau ≤ 10 ; tanpa asumsi, sehingga:
K sb 1,75 x 10−5
K sb
CH3COOH + H2O ⇌ H3O+ + CH3COO-
Awal : 10-6 - -
Reaksi : x x x
Setimbang : 10-6 – x x x

[H3O+] ≈[CH3COO-] = x dan [CH3COOH] = 10-4- [H3O+]; maka


Ka = ¿ ¿
Ka = ¿¿¿
1,75 x 10-5 = ¿ ¿ ¿
[H3O+]2 + 1,75 x 10-5[H3O+] – 1,75.10-9 = 0
−b ± √b 2−4 ac
X1,2 =
2a
dimana: x = [H3O+]; a = 1; b = 1,75 x 10-5, dan c; 1,75x 10-9, substitusi ke rumus x,
maka diperoleh [H3O+]1 = 9,50x10-7 dan
[H3O+]2 = -1,84x10-5.
Sehingga diperoleh harga pH sebesar:
pH = -log [H3O+]
= - log 9,50x10-7
= 6,02
G. Pembahasan
Percobaan penentuan pH asam asetat pada berbagai konsetrasi dilakukan pada 6
Oktober 2017. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan pH asam asetat pada
berbagai konsetrasidan menentukan Ka asam asetat.
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain larutan baku asam
asetat 2M dan aquades. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas
beker 50 ml sebanyak 5 buah; pipet ukur 1ml sebanyak 1 buah; labu ukur 100 ml
sebanyak 1 buah; pipet tetes sebanyak 1 buah; gelas ukur 10 ml sebanyak 2 buah;
bottle spray sebanyak 1 buah; dan pipet ukur 10 ml sebanyak 1 buah.
Langkah awal yang dilakukan adalah memastikan bahwa semua alat dalam
keadaan bersih dan kering dan bahan siap untuk digunakan. Langkah selanjutnya adalah
membuat 5 variasi konsentrasi asam asetat melalui pengenceran dari larutan induk asam
asetat 2 M menjadi 10-2 M, 10-3 M, 10-4 M, 10-5 dan 10-6 M. Caranya adalah untuk
konsentrasi 10-1 M, diambil sebanyak 5 ml asam asetat 2M, dimasukkan ke dalam labu
ukur 100 ml; untuk konsentrasi 10-2 M, diambil sebanyak 10 ml asam asetat 10-1M,
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml; untuk konsentrasi 10-3 M diambil sebanyak 10
ml asam asetat 10-2M, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml; untuk konsentrasi 10 -4 M
diambil sebanyak 10 ml asam asetat 10-3M, dimasukkan ke dalam labu ukur 100ml; dan
untuk konsentrasi 10-6 M diambil sebanyak 1 ml asam asetat 10-4M, dimasukkan ke
dalam labu ukur 100 ml. Setelah itu aquades ditambahkan ke labu ukur sampai tanda
etsa dan gojog larutan dalam labu ukur tadi sampai homogen. Selanjutnya, sebanyak 50
ml asam asetat berbagai kosentrasi dituangkan ke dalam gelas beaker 50 ml. Kemudian
pH larutan diukur dengan menggunakan pH meter, dan hasilnya dicatat pada tabel
pengamatan.
Berdasarkan hasil pengukuran, didapatkan pH dari larutan dengan konsentrasi
10-1M adalah 2,7; pH dari larutan dengan konsentrasi 10 -2M adalah 3,5; pH dari
larutan dengan konsentrasi 10-3M adalah 3,8; pH dari larutan dengan konsentrasi 10-4
M adalah 6,0; dan pH dari larutan dengan konsentrasi 10 -6M adalah 6,6. Semakin
encer suatu larutan asam maka pH akan mendekati netral, hal ini dikarenakan asam
asetat merupakan salah satu jenis asam lemah yang sedikit terionisasi dan
menghasilkan sedikit ion H+ dalam larutannya.
Pada saat pengenceran, disosiasi air melibatkan pemindahan ion H+ dari
molekul air yang satu dengan molekul air yang lainnya untuk membentuk ion H3O+
dan OH-. Ketika sebuah ion H+ ditransfer dari CH3COOH ke molekul air, CH3COOH
tidak berdisosiasi dalam air membentuk ion H+ dan CH3COO-. Tetapi, ion H+
ditransfer dari CH3COOH ke molekul air untuk membentuk ion H3O+.
CH3COOH(aq)+ H2O(l) ⇌ H3O+(aq) + CH3COO-(aq)
Sebagai sebuah proton, ion H+ memiliki ukuran yang lebih kecil dari atom yang
terkecil, sehingga tertarik ke arah yang memiliki muatan negatif yang ada dalam
larutan. Dengan demikian H+ yang terbentuk dalam larutan encer terikat pada molekul
air.
Air terdisosiasi membentuk ion dengan mentransfer ion H+ dari salah satu
molekulnya yang bertindak sebagai asam ke molekul air lain yang bertindak sebagai
basa.
H2O(l) + H2O(l) ⇌ H3O+(aq) + OH–(aq)
Asam basa
Asam bereaksi dengan air dengan mendonorkan ion H+ pada molekul air yang netral
untuk membentuk ion H3O+.
CH3COOH(aq) + H2O(l) ⇌ H3O+(aq) + CH3COO-(aq)
Asam basa
Karena reaksi asam-basa merupakan reaksi yang reversibel, bagian yang terbentuk
ketika suatu asam kehilangan proton cenderung bersifat basa, dan bagian yang
menerima proton cenderung bersifat asam. Sebuah asam dan sebuah basa yang
dihubungkan oleh sebuah proton disebut pasangan asam basa konjugasi.
H2O(l) + H2O(l) ⇌ H3O+(aq) + OH–(aq)
Asam basa asam basa
CH3COOH(aq) + H2O(l) ⇌ H3O+(aq) + CH3COO-(aq)
Asam basa asam basa
Dengan demikian H3O+ dapat disuplai dari 3 situasi, yaitu dari asamnya sendiri,
dari pelarut dalam hal ini aquades, ataupun dari asam dan dari pelarut. Situasi pertama
adalah bila suatu asam dilarutkan ke dalam air maka sumber H 3O+ bisa berasal dari
asam atau air. Situasi dimana asam sebagai sumber H3O+, berarti bahwa H3O+ dari air
diabaikan. Kondisi ini dapat dipenuhi dengan syarat asamnya tidak terlalu encer atau
tidak terlalu lemah (Sukarna, 2004: 53) atau perkalian antara konstanta ionisasi dengan
konsentrasi asam lebih besar dari nilai Kw (KaxCHA>>Kw). Untuk perhitungan jumlah
disosiasi [H3O+] pada situasi pertama, berlaku 2 asumsi, yaitu dengan asumsi dan
tanpa asumsi.
Situasi kedua adalah dimana air sebagai penyedia utama H3O+, berarti H3O+ dari
asam diabaikan. Hal ini dapat dilakukan dengan syarat apabila asamnya sangat lemah
dan sangat encer, sehingga dapat dikatakan bahwa penyusun larutan adalah hanya
pelarut, air atau perkalian antara konstanta ionisasi dengan konsentrasi asam lebih
kecil dari nilai Kw (KaxCHA << Kw). Dengan demikian, disosiasi [H3O+] merupakan
akar dari nilai Kw. Situasi ketiga adalah dimana asam dan air sebagai sumber utama
H3O+, berarti H3O+ dari asam dan air harus diperhitungkan atau perkalian antara
konstanta ionisasi dengan konsentrasi asam sama dengan nilai Kw (KaxCHA=Kw).
Pada praktikum asam asetat dengan konsentrasi 10-1; 10-2; 10-3; 10-4; 10-5; dan
10-6M menggunakan situasi pertama, karena jika konsentrasi CH3COOH dikalikan
dengan Ka=1,75x10-5, (Ka yang digunakan berasal dari data penelitian harnerd pada
suhu 25-30oC) maka semuanya menghasilkan nilai kurang dari Kw. Perbedannya
adalah hanya terletak pada penggunaan asumsi atau tanpa asumsi. Pada larutan asam
asetat dengan konsentrasi 10-1M, penggunaan sedikitnya zat terlarut tidak mengubah
aktivitas pelarut atau dengan kata lain disosiasi [H3O+ ] dari air sangat sedikit dari pada
yang berasal dari disosiasi CH3COOH dan diasumsikan [H3O+] hanya berasal dari
disosiasi CH3COOH. Berdasarkan perhitungan dari perbandingan antara konsentrasi

C AB 3 3
asam dengan Ka didapaatkan data 5x103 ( =5 x 1 0 ≥10 ), sehingga disosiasi
K sb
[H3O+ ] merupakan akar dari nilai Ka dikali konsentrasi CH3COOH ([H3O+]=

√ Ka x CC H COOH ).
3

Hal tersebut berbeda dengan larutan asam asetat pada konsentrasi 10-2; 10-3; 10-
4
; 10-5; dan 10-6M. Penggunaan sedikitnya zat terlarut mengubah aktivitas pelarut atau
dengan kata lain disosiasi [H3O+ ] dari air sangat diperhitungkan, sehingga disosiasi
[H3O+] dari air tidak dapat diabaikan. Berdasarkan perhitungan dari perbandingan

C AB 3
antara berbagai konsentrasi asam dengan Ka didapaatkan data <10 , sehingga
K sb
disosiasi [H3O+ ] merupakan bentuk dari persamaan kuadrat ([H3O+]2 + Ka[H3O+] – Ka
CCH 3 COOH = 0), dan persamaan tersebut dapat diselesaikan secara perhitungan
matematis.
Berdasarkan hasil perhitungan secara teoritis, pH larutan asam asetat 10 -1M
adalah 2,88; pH larutan asam asetat 10-2M adalah 3,39; pH larutan asam asetat 10-3 M
adalah 3,91; pH larutan asam asetat 10-4 M adalah 4,47; dan pH larutan asam asetat 10-
6
M adalah 6,02. Berdasarkan data baik dari hasil pengamatan ataupun hasil
perhitungan (secara teoritis) semakin encer suatu larutan asam asetat maka nilai pH
akan semakin besar atau mendekati netral. Dimana semakin mendekati pH larutan
netral, kekuatan asam suatu larutan asam maka akan semakin lemah.
Skala pH

7
Kekuatan Kekuatan
asam basa

Berdasarkan perbandingan antara data hasil pengukuran dengan data teoritis


kita dapat menghitung standar deviasi untuk setiap konsentrasi asam asetat. Standar
deviasi untuk asam asetat pada konsentrasi 10-1; 10-2; 10-3; 10-4; 10-5; dan 10-6 berturut-
turut adalah sebesar 6,67%; 3,14%; 2,89%; 25%; dan 8,79%. Berdasarkan data standar
deviasi tersebut dapat diketahui bahwa hasil pengukuran dan perhitungan menunjukan
perbedaan yang signifikan terutama pada pH dengan konsentrasi asam asetat 10 -4M
dengan standar deviasi sebesar 25%. Penyimpangan yang cukup besar tersebut
disebabkan karena:
1. penggunaan aquades yang tidak netral,
2. larutan induk yang digunakan dimungkinkan sudah terkontaminasi zat lain
3. ketidak homogennya larutan asam asetat pada saat digojog, hal ini mengakibatkan
larutan tidak bercampur secara sempurna,
4. adanya gel bewarna hitam dengan tekstur lengket seperti aspal pada ujung pipet
ukur 10ml yang digunakan praktikan. Pipet ukur ini digunakan praktikan tanpa
dibersihkan dengan benar (disuci dan dikeringkan). Pembersihannya hanya sebatas
menggunakan tisu. Hal ini mengakibatkan adanya senyawa lain baik yang berasal
dari tisu dan/atau gel yang ikut terlarut dalam larutan asam asetat. Sehingga ada
kemungkinan bahwa disosiasi H3O+ juga berasal dari salah satu atau kedua
kontaminan tersebut.

H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa asam asetat
merupakan asam monoprotik yang mempunyai jumlah H+ sama dengan satu. Pada asam
monoprotik banyaknya asam lemah yang terionisasi bergantung dari konsentrasi awal
asam tersebut. Semakin encer larutan atau konsentrasi larutan asam semakin kecil maka
pH akan mendekati larutan netral, sehingga kekuatan asam suatu larutan akan semakin
lemah.
Daftar Pustaka

Chang, Raymond. 2005. General Chemisty : The Esensial Concept. Alih Bahasa Muhamad
A M, dkk tahun 2005.Jakarta : Erlangga

Harned, H. S. & Ehlers, R. W. (1933). The Dissociation Constant of Acetic Acid from 0
to 60o Centigrade. Journal of The American Chemical Society. 55(2), pp 652-
656. DOI: 10.1021/ja01329a027.

Hart, H dan Craine, L. 2003. Kimia Organik. Edisi II. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Sukarna, I M. (2004). Kimia Analitik 1; Kimia Analitik Kualitatif. Yogyakarta: FMIPA


UNY.

Svehla, G. (1979). Teksbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis.


Londod: Longman Group Limited.

Tjokroadikoesoemo, 1986. Penggunaan Asam Asetat. Penerbit Gramedia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai