PERCOBAAN II
PENENTUAN pH ASAM ASETAT PADA BERBAGAI KONSENTRASI
Oleh :
Nama : Dian Ernawati
NIM : 17728251004
Kelas : Pendidikian Kimia A
Pengampu : Dr. Hari Sutrisno
A. Tujuan
Untuk menentukan pH asam asetat pada berbagai konsentrasi.
B. Dasar Teori
Tetapan Kesetimbangan
Sebagai konsekuensi kesetimbangan maka aktivitas pereaksi selalu dihubungkan
dengan aktivitas produk. Untuk reaksi: mA + nB ⇌ C + qD, proses kesetimbangannya
secara matematik dinyatakan sebagai berikut.
(aC) p (aD)q
Ksb=
(aA)m ( aB)n
Ksb adalah tetapan kesetimbangan yang sangat tergantung pada parameter (ubahan suhu
dan pelarut /solven). Biasanya Ksb ditentukan untuk zat terlarut dalam air dan suhu
25oC. Ungkapan kesetimbangan dalam Ksb dapat disederhanakan dengan kenyataan
bahwa aktivitas zat padat murni dan cairan murni adalah tetap dan dinyatakan berharga
1. Sebagai akibatnya zat padat dan cairan ini tidak mempengaruhi harga tetapan
kesetimbangan (Ksb) dan dihilangkan dari persamaan (Ksb).
Kebanyakan larutan mempunyai konsentrasi zat terlarut kurang dari 1 M, yang
berarti bahwa larutan tersebut sebagian besar terdiri dari pelarut. Asumsikan bahwa
dengan sedikitnya zat terlarut, tidak mengubah aktivitas pelarut, dan dengan demikian
pelarut dapat dihilangkan dari persamaan tetapan kesetimbangan (Ksb). Harga
ketetatapan kesetimbangan menunjukkan ukuran seberapa besar reaksi telah
berlangsung. Untuk reaksi yang berlangsung hampir sempurna, maka konsentrasi
produk akan relatif lebih tinggi daripada konsentrasi pereaksi yang masih sisa dan
dengan demikian tetapan kesetimbangannya akan besar.sebaliknya harga Ksb akan kecil
unutk reaksi yang berlangsung sangat tidak sempurna.
Penggunaan Ksb yang terbanyak adalah untuk menentukan
konsentrasikesetimbangan suatu zat dari konsentrasi analitiknya. Misalnya sejumlah
tertentu zat AB terdisosiasi menjadi A dan B bila dilarutkan ke air. Sebagai contoh
adalah disosiasi asam asetat (CH3COOH).
CH3COOH (aq)⇌CH3COO-(aq) + H+(aq)
Jika konsentrasi asam asetat mula-mula = C dan derajat disosiasinya = α, maka
komposisi zat dalam kesetimbangan adalah :
dan bila disubstitusikan kedalam harga Ka akan diperoleh persamaan dengan bentuk
non kuadratik.
Ksb=¿ ¿¿ atau ¿
Asumsi CAB – [A] = CAB = [AB] dapat dilakukan atau tidak sangat bergantung
dari harga Ksb. Bila Ksb besar maka [AB] << C AB, karena zat AB yang terdisosiasi
sangat besar. Bila Ksb kecil maka [AB] = C AB karena zat AB yang terdisosiasi sangat
kecil dan dapat dibaikan. Sebagai patokan, bila harga Ksb lebih kecil 1000 kali dari
C AB
pada konsentrasi analitik atau ≥ 103 maka dapat dikatan bahwa harga Ksb kecil
K sb
sehingga asumsi dapat dikatakan valid (Sukarna, 2004:53).
Jumlah H3O+ dalam larutan asam lemah dalam air dapat berasal dari adam
lemah itu, dari proses protolisis air dan dapat berasal dari asam dan dari air. Jumlah
H3O+ yang berasal dari larutan asm lemah (HA) dalam air berkaitan dengan tetapan
disosiasi asam (Ka) dan konsentrasi asam.
HA+H2O ⇌ H3O+ + A-
[H3O+]2 = Ka x CHA
Jadi penghasil utama dari H3O+, apakah dari asam lemah atau dari air dapat
diketahui dengan membandingkan harga Ka x CHA dengan Kw, sebagaimana dapat
dilihat dalam tabel 1.
Asam Asetat
Asam asetat digolongkan sebagai asam lemah karena terionisasi sedikit dalam air.
Pada kesetimbangan, larutan berair dari asam lemah mengandung campuran antar
molekul asam yang tidak terionisasi, ion H3O+, dan basa konjugat (Chang, 2005 :101).
Kelarutan asam asetat normal, terkecuali perak dan merkurium (I) asetat yang
sangat sedikit larut, dengan mudah larut dalam air. Beberapa asetat basa, misalnya
asetat basa dari besi, aluminium, dan kromium tak larut dalam air. Asam bebasnya,
CH3COOH adalah cairan yang tak bewarna dengan bau yang busuk, dengan titik didih
117o C, titik lebur 17oC dan dapat bercampur dengan air dalam semua perbandingan.
Zat ini bersifat korosif terhadap manusia (Svehla,1979: 390).
Asam asetat dapat bercampur dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar
lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur
dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia dan
laboratorium (Hart, 2003). Sebagai contoh adalah penggunaan 0,3 % asam asetat dapat
mencegah pertumbuhan kapang penghasil mikotoksin (Tjokroadikoesoemo, 1986)
E. Hasil Pengamatan
Tabel 4. Tabel Hasil Pengamatan
Konsentrasi Asam Volume
No pH Hasil Pengamatan
Asetat (ml)
1 10-1 100 2,7
2 10-2 100 3,5
3 10-3 100 3,8
4 10-4 100 6,0
5 10-6 100 6,6
F. Analisis Data
a. Pengenceran asam asetat (CH3COOH)
- Larutan baku yang digunakan adalah asam asetat 2M.
- Persamaan yang digunakan pada perhitungan ini adalah M1 x V1 = M2 x V2.
dimana: M1 :molaritas larutan CH3COOH sebelum pengenceran.
V1 :volume larutan CH3COOH sebelum pengenceran.
M2 :molaritas larutan CH3COOH setelah pengenceran
V2 :volume larutan CH3COOH setelah pengenceran.
Tabel 5. Perhitungan Volume Asam Asetat yang Akan Diambil
Konsentrasi
Perhitungan
asam asetat
10-1 M M1 x V1 = M2 x V2
2 M x V1 = 10-1 M x 100 ml
V1 = 5 ml
10-2 M M1 x V1 = M2 x V2
Ka = ¿ ¿
Ka = ¿¿¿
1,75 x 10-5 = ¿ ¿ ¿
[H3O+]2 + 1,75 x 10-5[H3O+] – 1,75.10-9 = 0
−b ± √b 2−4 ac
X1,2 =
2a
dimana: x = [H3O+]; a = 1; b = 1,75 x 10-5, dan c; 1,75x 10-9, substitusi ke rumus x,
maka diperoleh [H3O+]1 = 3,40x10-5 dan
[H3O+]2 = -5,15x10-5.
Sehingga diperoleh harga pH sebesar:
pH = -log [H3O+]
= - log 3,40x10-5
= 4,47
C AB 3 3
asam dengan Ka didapaatkan data 5x103 ( =5 x 1 0 ≥10 ), sehingga disosiasi
K sb
[H3O+ ] merupakan akar dari nilai Ka dikali konsentrasi CH3COOH ([H3O+]=
√ Ka x CC H COOH ).
3
Hal tersebut berbeda dengan larutan asam asetat pada konsentrasi 10-2; 10-3; 10-
4
; 10-5; dan 10-6M. Penggunaan sedikitnya zat terlarut mengubah aktivitas pelarut atau
dengan kata lain disosiasi [H3O+ ] dari air sangat diperhitungkan, sehingga disosiasi
[H3O+] dari air tidak dapat diabaikan. Berdasarkan perhitungan dari perbandingan
C AB 3
antara berbagai konsentrasi asam dengan Ka didapaatkan data <10 , sehingga
K sb
disosiasi [H3O+ ] merupakan bentuk dari persamaan kuadrat ([H3O+]2 + Ka[H3O+] – Ka
CCH 3 COOH = 0), dan persamaan tersebut dapat diselesaikan secara perhitungan
matematis.
Berdasarkan hasil perhitungan secara teoritis, pH larutan asam asetat 10 -1M
adalah 2,88; pH larutan asam asetat 10-2M adalah 3,39; pH larutan asam asetat 10-3 M
adalah 3,91; pH larutan asam asetat 10-4 M adalah 4,47; dan pH larutan asam asetat 10-
6
M adalah 6,02. Berdasarkan data baik dari hasil pengamatan ataupun hasil
perhitungan (secara teoritis) semakin encer suatu larutan asam asetat maka nilai pH
akan semakin besar atau mendekati netral. Dimana semakin mendekati pH larutan
netral, kekuatan asam suatu larutan asam maka akan semakin lemah.
Skala pH
7
Kekuatan Kekuatan
asam basa
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa asam asetat
merupakan asam monoprotik yang mempunyai jumlah H+ sama dengan satu. Pada asam
monoprotik banyaknya asam lemah yang terionisasi bergantung dari konsentrasi awal
asam tersebut. Semakin encer larutan atau konsentrasi larutan asam semakin kecil maka
pH akan mendekati larutan netral, sehingga kekuatan asam suatu larutan akan semakin
lemah.
Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2005. General Chemisty : The Esensial Concept. Alih Bahasa Muhamad
A M, dkk tahun 2005.Jakarta : Erlangga
Harned, H. S. & Ehlers, R. W. (1933). The Dissociation Constant of Acetic Acid from 0
to 60o Centigrade. Journal of The American Chemical Society. 55(2), pp 652-
656. DOI: 10.1021/ja01329a027.
Hart, H dan Craine, L. 2003. Kimia Organik. Edisi II. Penerbit Erlangga. Jakarta.