PROBLEM
1. Apa yang menyebabkan pasien mengalami mual yang berat di pagi hari ?
2. Penyakit apa saja yang menyebabkan gejala mual yang berat di pagi hari ?
3. Bagaimana cara anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien ini ?
4. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada pasien ini ?
5. Bagaimana penatalaksanaan pada penyakit ini ?
BAB IV
PEMBAHASAN
Gejala klinis
a. Hiperemesis Gravidrum
- Mual
- Muntah
- Penurunan berat badan
- Kekurangan gizi
- Lemah
- Dehidrasi pada ibu
- Nadi meningkat
- Lidah mongering
- Mata cekung
b. Gastritis Akut
- Rasa nyeri atau panas di daerah epigastrium
- Mual
- Kadang disertai muntah
- Kembung
c. Penyakit Jantung Koroner
- Nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri
- Sesak nafas
- Takikardi/bradikardi
- Mual
- Pusing dan pingsan
d. Kolelitiasis
- Nyeri tekan di perut kanan atas
- Demam
- Mual
- Muntah
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang
Hiperemesis gravidarum
1. Dipstick urine untuk keton
Urin diperiksa untuk mendeteksi keberadaan keton. Pemeriksaan ini dilakukan sampai
2. Pemeriksaan elektrolit
yang sangat penting karena sering terjadi gagal ginjal dan ketidakseimbangan elektrolit.
3. Darah lengkap
Hitung darah lengkap harus dilakukan karena infeksi seperti ISK menyebabkan
albumin mungkin rendah yang mengindikasikan asupan makanan yang buruk terutama
protein dan kemungkinan kenaikan berat badan janin yang buruk. Glukosa darah secara
Hiperemesis gravidarum
Kadar TSH mungkin rendah dalam HG, karena kesamaan struktural antara TSH dan hCG
dan kadar hormon tiroid harus kembali ke postpartum normal. Pedoman ACOG 2015
merekomendasikan agar studi fungsi tiroid serum hanya dapat dilakukan dengan tanda
hipertiroidisme.
5. USG
kehamilan ganda sebagai faktor risiko obstetri yang umum, selain menentukan
Selain itu, penyelidikan lain seperti tingkat hemoglobin, ABO grouping, dan tes tes serologi
Rhesus, VDRL dan HIV juga harus dilakukan sebagai bagian dari rutin dan perawatan antenatal
Gastritis akut
1. Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody H. Pylori dalam darah. Tes
darah dapat dilakukan dengan memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan
lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan feses
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah ada H. Pylori dalam feses atau tidak.
Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan
adanya pendarahan pada lambung
3. Endoskopi saluran bagian atas
Tes ini digunakan untuk melihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang
fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam eshopagus, lambung dan bagian
atas usus kecil. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada
tenggorokan akibta menelan endoskop.
4. Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini dilakukan untuk melihat adanya tanda-tanda gastrititis atau penyakit
pencernaan lainnya.
Penyakit Jantung Koroner
1. Elektrokardiografi (EKG) adalah salah satu pemeriksaan utama yang dapat membedakan
ACS STEMI/ Non STEMI dengan UAP. Gambaran pada STEMI yang khas adalah
adanya gelombang ST elevasi persisten. Gelombang non spesifik, T terbalik, atau ST
depresi bisa mengarahkan pada Non STEMI atau UAP yang selanjutnya dapat dibedakan
melalui pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan dalam waktu
24 jam evaluasi bagi seluruh pasien dengan nyeri dada adalah sebagai berikut:
a. Profil lipid puasa ; terdiri atas TC, LDL, HDL, dan trigliserida.
b. Glukosa puasa
d. Biomarker jantung
Banyak macam biomarker yang dapat dipakai, diantaranya troponin, mioglobin, dan creatine
kinase myocardial band (CKMB). Biomarker tersebut secara lebih spesifik dapat membedakan
UAP dengan Non STEMI
Kolelitiasis
BAB VI
ANALISIS DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Agrina, Tri and Sofia, Sefri Noventi and Murbawani, Etisa Adi. 2017. Hubungan Antara Asupan
Lemak Dengan Profil Lipid Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner. Universitas Diponegoro,
Semarang. Diakses pada 21 September di
http://eprints.undip.ac.id/56240/3/Tri_Agrina_22010113120006_Lap.KTI_BabII.pdf
Ar Yasa Aril Cikal. 2012. Hubungan Antara Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian
Hiperemesis Gravidarum Di Rsud Ujungberung Pada Periode 2010-2011. Universitas Islam
Bandung. Diakses pada 21 September di http://elibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.10854.pdf
Muzakki Jewaqa Brako. 2017. Proporsi Penderita Batu Empedu Dengan Dislipidemia Dan
Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Pada Tahun 2015-2016. Diakses pada
21September di http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37134/2/JEWAQA
%20BRAKO%20MUZAKKI-FKIK.pdf
Agustina Wulandari dan Surwani Tri. 2018. Penatalaksanaan Ibu Hamil Dengan Hiperemesis
Gravidarum Di Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri Management Of Pregnant Women
Hiperemesis Gravidarum Regionalgeneralhospitaldistrict Wonogiri. Poltekkes Bhakti Mulia
Sukoharjo. Diakses pada 21 September di
http://ejournal.ijmsbm.org/index.php/ijms/article/view/155/152
Agrina T, Sofia SN, dan Murbawani EA. 2017. Hubungan Antara Asupan Lemak Dengan Profil
Lipid Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner. Universitas Diponegoro. Diakses pada 21
September di
http://eprints.undip.ac.id/56240/3/Tri_Agrina_22010113120006_Lap.KTI_BabII.pdf
Mahmudah Siti. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Gastritis Dengan Masalah Keperawatan
Nyeri Akut Di Ruang Melati RUSD dr. Haryoto Lumajang Tahun 2018. Univesitas Jember.
Diakses pada 22 September di
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/87509/SITI
%20MAHMUDAH_152303101004.pdf?sequence=1
Gabra, Abanoub dkk. 2018. Hyperemesis Gravidarum, Diagnosis, and Pathogenesis. Critical
Care Obstetrics and Gynecolog: Imedpub journals. 2471-9803. 5:2 (Diakses 22 September
2019) http://obstetrics.imedpub.com/hyperemesis-gravidarum-diagnosis-and-pathogenesis.pdf