MAKALAH
Disusun oleh:
2020
ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ i
..........................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1 Pelayanan Publik yang Dapat Dijual............................................. 3
2.2 Argumen Terhadap Pembebanan Tarif Pelayanan........................ 8
2.3 Prinsip dan Praktik Pembebanan................................................... 10
2.4 Kegunaan Pembebanan dalam Praktik.......................................... 10
2.5 Penetapan Harga Pelayanan : Berapa Harga yang Harus
Dibebankan
.......................................................................................................
.......................................................................................................
11
2.6 Permasalahan Marginal Cost Pricing............................................. 13
2.7 Kompleksitas Strategi Harga......................................................... 14
2.8 Taksiran Harga............................................................................... 15
BAB III PENUTUP......................................................................................... 16
iii
1
BAB I
PEMBAHASAN
1.3 Tujuan
1. Dapat memahami pembebanan tarif pelayanan publik yang ada dalam
pelayanan publik yang dapat dijual .
2. Dapat mengetahui argumen terhadap pembebanan tarif pelayanan.
3. Agar dapat mengetahui prinsip dan praktek pembebanan.
4. Agar lebih memahami kegunaan pembebanan dalam praktek.
5. Dapat mengetahui kesulitan-kesulitan dalam penetapan harga pelayanan.
6. Dapat mengetahui permasalahan marginal cost pricing.
7. Dapat mengetahui kompleksitas startegi harga.
8. Agar dapat mengetahui apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam
taksiran biaya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
b. Barang publik
Yaitu barang-barang kebutuhan masyarakat yang manfaatnya
dinikmati oleh seluruh masyarakat secara bersama-sama.
Contoh : pertahanan nasional, pengendalian penyakit, jasa polisi.
c. Campuran antara barang privat dan publik
Terdapat beberapa barang dan jasa yang merupakan campuran
antara barang privat dan barang publik. Karena, meskipun dikonsumsi
secara individual seringkali masyarakat secara umum juga
membutuhkan barang dan jasa tersebut.
Contoh : pendidikan, pelayanan kesehatan, transportasi publik, dan air
bersih. Barang-barang tersebut sering disebut dengan “merit good”
karena semua orang membutuhkannya akan tetapi tidak semua orang
bisa mendapatkan barang dan jasa tersebut. Untuk memenuhi
kebutuhan barang tersebut pemerintah dapat menyediakannya secara
langsung (direct public privision), memberikan subsidi, atau
mengontrakkan ke pihak swasta. Sebagai contoh pendidikan, meskipun
pemerintah bertanggungjawab untuk menyediakan pendidikan, namun
bukan berarti barang tersebut sebagai pure public good yang harus
dibiayai semuanya dengan pajak dan dilaksanakan sendiri oleh
pemerintah. Dapat saja sektor swasta terlibat dalam penyediaan
pelayanan pendidikan tersebut.
Pada tataran praktek, terdapat kesulitan membedakan barang
publik dan barang barang privat. Beberapa sebab kesulitan
membedakan barang publik dengan barang privat tersebut antara lain:
1) Batasan antara barang publik dan barang privat sulit untuk
ditentukan.
2) Terdapat barang dan jasa yang merupakan barang/jasa publik, tapi
dalam penggunaannya tidak dapat dihindari keterlibatan beberapa
elemen pembebanan langsung. Contohnya adalah biaya pelayanan
medis, tarif obat-obatan, dan air. Pembebanan terhadap pemanfaatan
5
- Jalan tol
2. Efisiensi ekonomi
Ketika setiap individu bebas menentukan banyaknya barang dan jasa
yang mereka ingin konsumsi, mekanisme harga memiliki perang penting
dalam mengalokasikan sumber daya melalui:
a. Pendistribusian permintaan, pihak yang mendapatkan manfaat paling
banyak harus membayar lebih banyak pula.
b. Pemberian insentif untuk menghindari pemborosan.
c. Pemberian insentif pada suplier berkaitan dengan skala produksi.
d. Penyediaan sumber daya pada supplier untuk mempertahankan dan
meningkatkan persediaan jasa (supply of servise).
Tanpa adanya suatu mekanisme harga, permintaan dan penawaran
tidak mungkin menuju titik keseimbangan sehingga alokasi sumber daya
tidak efisien, seperti penyediaan air, obat-obatan, dan sebagainya. Akan
tetapi, dalam kenyataannya pasar sering kali tidak sempurna. Dalam
banyak hal pemerintah mungkin menjadi supplier namun tidak boleh
memanfaatkan situasi ini untuk memaksimalkan keuntungan, seperti
penyediaan air dan obat-obatan. Ketika barang atau jasa mengandung sifat-
sifat public goods ( eksternalitas positif ), pemerintah lebih baik
menetapkan harga di bawah harga normalnya ( full price ) atau bahkan
tanpa dipungut biaya. Mekanisme pembebanan tarif pelayanan merupakan
salah satu cara untuk menciptakan keadilan dalam distribusi pelayanan
publik.
3. Prinsip keuntungan
Pembebanan tarif pelayanan publik pada dasarnya juga
menguntungkan bagi pemerintah karena dapat digunakan sebagai salah
satu sumber penerimaan pemerintah. Hanya saja pemerintah tidak boleh
memaksimalkan keuntunga, bahkan lebih baik menetapkan harga di bawah
full cost, memberikan subsidi, atau memberikannya secara gratis.
Charging for service berbeda dengan fee. Fee adalah biaya atas
perijinan atau lisensi yang diberikan pemerintah. Biaya perijinan/lisensi
8
dari lokasi rumah yang sulit dijangkau atau memiliki jarak yang jauh. Jika
hal ini dilakukan maka akan terlihat tidak adil, meskipun untuk hal
tertentu. Misalnya: bus kota, jarak jauh maupun dekat dikenai tarif sama.
Namun yang jelas, pada prinsipnya pembebanan harus merefleksikan
biaya total (full cost) untuk menyediakan pelayanan tersebut.
3. Pembebanan tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk
membayar. Jika orang miskintidak mampu membayar suatu pelayanan
yang sebenarnya vital, maka mereka harus disubsidi. Mungkin perlu
dibuat diskriminasi harga atau diskriminasi produk untuk menghindari
subsidi.
4. Biaya apa saja yang harus diperhitungkan: apakah hanya biaya operasi
langsung (current operation cost), atau perlu juga diperhitungkan biaya
modal (capital cost). Aturan umumnya adalah bahwa kita harus
memasukkan bukan saja biaya operasi dan pemeliharaan, akan tetapi juga
biaya penggantian barang modal yang sudah usang (kadaluwarsa), dan
biaya penambahan kapasitas. Prinsip tersebut disebut marginal cost
pricing.
Ahli ekonomi umumnya menganjurkan untuk menggunakan marginal
cost pricing, yaitu tarif yang dipungut seharusnya sama dengan biaya untuk
melayani konsumen tambahan (cost of serving the marginal consumer).
Harga tersebut adalah harga yang juga berlaku dalam pasar persaingan untuk
pelayanan tersebut. Penetapan harga pelayanan publik dengan menggunakan
marginal cost pricing, setidaknya harus memperhitungkan:
1. Operasi biaya variabel (variable operating cost);
2. Semi variable overhead cost seperti biaya modal atas aktiva yang
digunakan untuk memberikan pelayanan;
3. Biaya penggantian atas aset modal yang digunakan dalan penyediaan
pelayanan;
4. Biaya penambahan aset modal yang digunakan untuk memenuhi tambahan
permintaan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Harga di dalam sektor publik mempunyai suatu dampak yang penting
pada konsumsi dan perilaku. Harga juga mempunyai kemampuan untuk
mencapai sejumlah pencapaian lain, teramsuk dalam penggunaan sumber
daya efisien, peningkatan pendapatan dan pemerataan pendapatan. Seing kali
harga di atur dalam cara-cara yang bertentangan dengan sasaran hasil
kebijakan publik. Sering kali hal ini juga merupakan hasil dari suatu
pemahaman yang kurang mengenai peran harga dan keberadaan alternatif
mekanisme penetapan harga.
Ketika menentukan harga untuk suatu fasilitas yang ada, adalah hal
yang penting untuk memahami bahwa ada banyak pilihan dalam penentapan
harga dan tidak ada suatu metode tunggal yang benar untuk tiap-tiap situasi.
Pemanfaatan sumber daya efisien tergantung pada penetapan biaya marginal,
walaupun untuk kebanyakan barang publik, hal ini mengarah pada
pendapatan jangka pendek. Masih ada sejumlah stategi penetapan barang
publik yang lebih efisien, seperti two-part tarif. Akhirnya, harga didalam
sector publik tidak terpisah dengan permasalahan politis, distribusional,
kelembagaan dan faktor historis sering kali sangat penting. Memang disadari
bahwa penentapan harga pada barang publik ditunjukkan untuk mengganti
biaya penyediaan barang publik pada awalnya memiliki tujuan tertentu. Tidak
seperti barang swasta yang secara pasti bertujuan untuk mendapatkan laba
semaksimal mungkin. Penyediaan barang publik lebih mengaruh pada
pencapaian kesejahteraan masyarakat, sedangkan tujuan-tujuannya biasa
berupa peningkatan pendapatan, pemerataan pendapatan, ataupun
mewujudkan eksternalitas positif dari penyediaan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo, 2018, Akuntansi Sektor Publik.Penentuan Harga Pelayanan Publik,
Edisi Terbaru, Yogyakarta: CV Andi Offset.