Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fitria Ramadanti

NIM : 051911133026
Fakultas : Farmasi
Latar Belakang
Akhir tahun 2019 tepatnya tanggal 19 sampai 24 Desember sejumlah
kapal asing penangkap ikan milik China diketahui memasuki perairan
Natuna, Kepulauan Riau yang menimbulkan perseteruan di antara kedua
negara. Perseteruan itu dipicu karena Kapal Coast Guard China berlayar
di Perairan Natuna memasuki Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI)
tanpa izin.
China mengklaim bahwa perairan Natuna, Kepulauan Riau, masuk dalam
Nine Dash Line atau sembilan garis putus-putus. Indonesia pun menolak
argumen China dan menegaskan bahwa Kepulauan Natuna milik
Indonesia sesuai keputusan United Nation Convention of the Law of the
Sea (UNCLOS) 1982 atau Hukum Laut Internasional yang disahkan PBB
1982.
Berada di kawasan dengan sumber daya alam melimpah dan berbatasan
langsung dengan laut bebas membuat Natuna menjadi incaran banyak
n e g a r a t e t a n g g a . D a e r a h y a n g m e m i l i k i l u a s s e k i t a r 1 4 1 . 9 0 1 Km2i n i
disebut memiliki kekayaan alam melimpah. Cadangan gas alam di
kepulauan ini disebut sebagai yang terbesar di Asia Pasifik, bahkan
dunia.
Masalah sengketa Perairan Natuna tersebut erat kaitannya dengan
wawasan nusantara sebagai geostrategi Indonesia. Wawasan nusantara
sendiri berarti cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai
kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan dan cita-cita nasionalnya.
Sedangkan geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan
memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor
utamanya. Disamping itu juga memperhatikan kondisi sosial, budaya,
penduduk, sumber daya alam, lingkungan regional maupun
internasional.
Berdasarkan fenomena di atas, saya memilih topik berjudul “ Kajian
Kasus Sengketa Perairan Natuna (dengan Cina) terkait Penegakan
Kedaulatan ”. Alasan saya memilih topik tersebut karena kasus
sengketa Perairan Natuna merupakan kasus lama yang sekarang muncul
kembali, bisa dikatakan penyebabnya karena keserakahan para negara
tetangga untuk menguasai kekayaan Perairan Natuna ditambah
kurangnya penjagaan di wilayah Perairan Natuna serta minimnya
ekplorasi sumber daya alam natuna yang di lakukan oleh Pemerintah
Indonesia.
Rumusan Masalah
Bagaimana tindakan Pemerintah Indonesia untuk melindungi kekayaan
alam di Perairan Natuna supaya negara tetangga seperti China tidak
memperebutkan Perairan Natuna lagi?

Analisa Masalah
Sejarah Singkat Kepulauan Natuba
Pulau Natuna yang saat ini terletak di Kabupaten Natuna Propinsi
Kepulauan Riau, berada di tengah Laut China Selatan, dimana hal
tersebut menjadi sumber konflik antara kedaulatan Indonesia dengan
Republik Rakyat China (RRC). Isu tersebut menguak setelah Presiden
Republik Indonesia Joko Widodo mengkritik peta dari Republik Rakyat
China (RRC) yang telah memasukkan daerah kaya Gas Alam itu ke
dalam wilayahnya. Natuna terdiri dari tujuh pulau dengan Ibu Kota di
Ranai.
Pada tahun 1957, kepulauan Natuna awalnya masuk dalam wilayah
Kerajaan Petani dan Kerajaan Johor di Malaysia. Namun pada abad ke
19, kepulauan Natuna akhirnya masuk ke dalam penguasaan Kesultanan
Riau dan menjadi wilayah dari Kesultanan Riau, dimana kepulauan
Natuna berada di jalur strategis dari pelayaran internasional. Setelah
Indonesia merdeka, Delegasi dari Riau ikut menyerahkan kedaulatan
pada Republik Indonesia yang berpusat di Pulau Jawa. Pada 18 Mei
1956, pemerintah Indonesia resmi mendaftarkan kepulauan Natuna
sebagai wilayah kedaulatan ke Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Banyak kontraversi yang dilakukan oleh Negara tetangga yang
berbatasan langsung dengan wilayah kedaulatan Indonesia, yakni
Malaysia yang menyatakan bahwa kepulauan Natuna secara sah
seharusnya milik dari negeri Jiran Malaysia. Setelah Konfrontasi
I n d o n e s i a – M a l a y s i a , China mengklaim bahwa perairan Natuna, Kepulauan Riau,
masuk dalam Nine Dash Line atau sembilan garis putus-putus. Indonesia pun menolak
argumen China dan menegaskan bahwa Kepulauan Natuna milik Indonesia sesuai
keputusan United Nation Convention of the Law of the Sea (UNCLOS) 1982 atau
Hukum Laut Internasional yang disahkan PBB 1982.
Nine dash line adalah sembilan titik imaginer yang menjadi dasar bagi China, dengan
dasar historis, untuk mengklaim wilayah Laut China Selatan. Titik-titik ini dibuat secara
sepihak oleh China tanpa melalui konvensi hukum laut internasional di bawah PBB atau
UNCLOS 1982 di mana China tercatat sebagai negara yang ikut menandatanganinya.
Menurut UCLOS 1982 suatu negara memiliki kedaulatan atas perairan yang membentang
12 mil laut dari wilayahnya dan kontrol eksklusif atas kegiatan ekonomi yang berjarak
200 mil laut yang disebut sebagai Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Namun China
berpendapat bahwa Nine Dash Line muncul dalam tatanan dunia baru setelah Perang
Dunia Kedua dan muncul jauh sebelum UNCLOS 1982.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang terancam dirugikan karena aksi China
menggambar Sembilan titik wilayah baru di kepulauan Natuna, Propinsi Kepulauan Riau.
Jika dilihat s e k i l a s , p e r a i r a n k a y a g a s i t u t e r k e s a n m a s u k w i l a y a h
kedaulatan China. Menurut Kementerian Luar Negeri, klaim China atas
pulau Natuna telah melanggar Zona Ekonomi Eksklusif milik Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo juga
menyatakan posisi Kepulauan Natuna sangat jauh dengan Negeri Tirai
Bambu tersebut. Menurutnya, pulau Natuna sebetulnya lebih dekat
berbatasan dengan Vietnam dan Malaysia. Maka dari itu, pihaknya
merasa menjadi tak masuk diakal jika China mengklaim bahwa Natuna
masuk ke dalam wilayahnya.

Daftar Pustaka
Gischa, Serafica . 2020. Sejarah Konflik Natuna dan Upaya Indonesia.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/04/180000169/sejarah-
konflik-natuna-dan-upaya-indonesia?page=all . Diakses tanggal 31
Maret 2020.
wartaekonomi.co.id. 2020. Apa Itu Nine Dash Line atau 9 Garis Putus-
putus, yang China Klaim di Laut Natuna?.
https://www.wartaekonomi.co.id/read265313/apa-itu-nine-dash-line-
atau-9-garis-putus-putus-yang-china-klaim-di-laut-natuna . Diakses
tanggal 31 Maret 2020.
liputan6.com. 2020. Menilik Sejarah Sengketa Natuna dan Ambisi
China untuk Menguasai.
https://www.liputan6.com/news/read/4154735/menilik-sejarah-sengketa-
natuna-dan-ambisi-china-untuk-menguasai . Diakses tanggal 31 Maret
2020.
Faiz, Abdillah. 2019. Geopolitik, Geostrategi dan Wawasan Nusantara.
https://www.academia.edu/31730306/Geopolitik_Geostrategi_dan_Wawa
san_Nusantara. Diakses tanggal 31 Maret 2020.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. 2012. Buku Modul Kuliah
Kewarganegaraan. file:///C:/Users/Acer/Documents/Buku-Modul-
Kuliah-Kewarganegaraan.pdf . Diakses tanggal 31 Maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai