Anda di halaman 1dari 5

7

3.2.2 Komponen Yang Digunakan


Jemuran ruanganyang akan dibuat pada rancangan ini berbasis pada suhu dan
kelembaban. Pada rancangan ini, komponen akan digunakan sensor suhu dan kelembaban,
mikrokontroler, rangkaian pemanas atau heater.
a. Sensor Suhu Dan Kelembaban

Gambar 1. Sensor Suhu Dan Kelembaban DHT11


DHT11 adalah salah satu sensor suhu dan kelembaban. Keluaran modul sensor
DHT11 telah dikalibrasi dalam tabung kalibrasi secara akurat, dan nilai koefisien
kalibrasinya disimpan dalam memori OTP. DHT11 menggunakan teknologi sensor
kelembaban yang baik dan menggunakan teknik akuisisi data eksklusif dengan
memanfaatkan mikrokontroler 8-bit untuk menghasilkan data dalam format single-bus.
DHT11 merupakan sensor yang telah teruji keakuratannya dalam pengukuran suu dan
kelembaban suatu udara. DHT11 memiliki perbedaan dari sensor-sensor yang lain antara
lain dapat mengukur dua faktor sekaligus dalam satu sensor yaitu suhu dan kelembaban,
serta harganya yang terjangkau.  Sensor DHT11 memerlukan resistor 10K pada kaki VCC
dan Data untuk menghindari arus langsung yang masuk ke sensor sebelum masuk ke
mikrokontroler. 
b. Mikrokontroler

Gambar2. Mikrokontroler ATmega16


Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer lengkap dalam satu chip.
Mikrokontroler lebih dari sekedar sebuah mikroprosesor karena sudah terdapat atau
berisikan ROM, RAM, beberapa port masukan maupun keluaran, dan beberapa peripheral
seperti pencacah / pewaktu, ADC, DAC, dan serial komunikasi. Pada rancangan ini
digunakan mikrokontroler ATmega16. Mikrokontroler ini menggunakan arsitektur
Harvard yang memisahkan memori program dari memori data, baik bus alamat maupun
bus data, sehingga pengaksesan program dan data dapat dilakukan secara bersamaan
(concurrent).
Secara umum, mikrokontroler ATmega16 terdiri dari :
 Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi 16Mhz.
 Memiliki kapasitas Flash memori 16Kbyte, EEPROM 512 Byte, dan SRAM 1Kbyte
 Saluran I/O 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.
 CPU yang terdiri dari 32 buah register.
 User interupsi internal dan eksternal
 Port antarmuka SPI dan Port USART sebagai komunikasi serial
 Fitur Peripheral
 Dua buah 8-bit timer/counter dengan prescaler terpisah dan mode compare
 Satu buah 16-bit timer/counter dengan prescaler terpisah, mode compare, dan mode
capture
8
 Real time counter dengan osilator tersendiri
 Empat kanal PWM dan Antarmuka komparator analog
 8 kanal, 10 bit ADC
 Byte-oriented Two-wire Serial Interface
 Watchdog timer dengan osilator internal
Pada rancangan ini, mikrokontroler adalah kontrol utama yang digunakan sebagai
pengatur dari kerja lemari pengering. Mikrokontroler ATmega16 ini terhubung dengan
sensor suhu dan kelembaban DHT11, kipas angin, dan heater.

c. Sensor LM35

Gambar 3. Sensor Suhu LM35

Sensor suhu LM35 adalah salah satu jenis sensor yang merubah besaran suhu ke
besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35 memiliki 3 buah pin kaki dimana pin 1
digunakan untuk input tegangan positif (+), pin 2 digunakan untuk output, dan pin 3
digunakan untuk tegangan negative (-) atau ground. Sensor LM35 dapat beroperasi pada
tegangan 4volt sampai 30volt. Setiap suhu 1 derajat Celcius akan menunjukkan tegangan
10mV.
Karakteristik dari sensor LM35 adalah :
1. Memiliki sensitivitas suhu dengan factor skala linier antara tegangan dan suhu
10mVolt/˚C, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
2. Memiliki tegangan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5˚C pada suhu 25˚C.
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55˚C sampaai +150˚C.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1˚C pada
udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1W untuk beban 1mA.
8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼˚C
Sensor suhu LM35 bukan sebagai sensor utama yang digunakan pada rancangaan ini.
Sensor suhu LM35 digunakan sebagai pendeteksi adanya panas yang merata pada lemari
untuk membuktikan bahwa sirkulasi pada lemari adalah merata.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Metode Perancangan


Perancangan lemari langkah pertamadan utama yang sangat dibutuhkan dalam
rancangan ini yaitu perancangan lemari dengan sirkulasi udara yang merata dan mekanik
yang sesuai sehingga sirkulasi cahaya panas merata di dalam lemari. Sensor DHT11
digunakan sebagai sensor utama dalam sistem untuk membaca suhu didalam lemari dan
untuk membuang uap air yang berada di dalam JEDAR.Sirkulasi udara di setiap titik pada
9
lemari merata atau tidak dapat diketahui dengan menggunakan sensor suhu LM35 namun
sensor suhu LM35 ini bukanlah bagian utama dalam sistem.

Rancangan dengan judul rancang bangun JEDAR dengan deteksi kekeringan


berdasarkan suhu.Rancangan JEDAR(jemuran dalam ruangan) ini menggunakan beberapa
komponen yaitu :
1. Sensor Suhu dan Kelembaban
Rancangan alat JEDAR ini menggunakan sensor suhu dan kelembaban. Sensor suhu
dan kelembapan seperti yang terlihat ari namanya berfungsi sebagai sensor agar dapat
mengetahui temperature dan kelembapan.
Sensor suhu merupakan jenis sensor yang digunakan untuk mengubah energi panas
menjadi besaran listrik. Perubahan temperature atau suhu disekitar komponen tersebut dan
menghasilkan perubahan elektrik sesuai dengan perubahan suhu atau temperature yang
direspon komponen tersebut. 
Sensor kelembaban adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk membantu
dalam proses pengukuran atau pendefinisian yang suatu kelembaban uap air yang
terkandung dalam udara.

2. Kipas Angin
Kipas angin digunakan sebagai pembantu lampu bohlam dalam proses pengeringan
pakaian. Kipas angin berada di bagian atas, hal ini dimaksudkan agar angin yang tersebar
ke seluruh lemari dengan merata.

3. Lampu Bohlam
Lampu bohlam digunakan sebagai pemanas cahaya tambahan.Cahaya lampu bohlam
memiliki sifat yang sama dengan cahaya matahari yaitu memiliki suhu sekitar 33-40
derajat celcius,lampu diletakkan di bagian belakang tutup pintu lemari dan diatas.Hal ini
dimaksudkan agar cahaya mengenai seluruh pakaian yang ada di dalam lemari tersebut.

3.2.3 Prosedur Pembuatan Alat


Semua alat dibuat dan ditempatkan pada sebuah lemari yang terbuat dari bahan
multiplek/kayu lapis yang didalamnya dilapisi dengan alumunium yang berfungsi untuk
menahan dan memantulkan panas agar lampu dan kipas dapat menciptakan panas
buatan yang sesuai dengan suhu matahari agar dapat mengeringkan pakaian. Dimensi
dari Jemuran Dalam Ruangan ini memiliki ukuran volume sebesar : PxLxT= 65cm x
50cm x150 cm = 487500 cm3.Alat ini membutuhkan ketelitian dalam pembuatannya
agar bisa berfungsi secara maksimal,oleh karena itu diutuhkan beberapa pengujian.

3.2.4 Pengujian Alat


Untuk mengetahui berfungsi tidaknya alat ini maka dilakukan pengujian atau
validasi alat. Dari pengujian alat tersebut akan dimasukkan dalam tabel rekam data yang
telah direncanakan sebagai berikut :

Tabel 1. Pengamatan Waktu pengeringan pakaian


1
0
Waktu Pengeringan pakaian (menit)
Dengan Panas Matahari Dengan Lemari Pengering
Percobaan ke 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Kain kaos
Kain celana
Jeans
Kain katun
4.1 Kesimpulan
Jemuran ruangan pakaian ini bermanfaat bagi seluruh manusia untuk mengeringkan
pakaian setelah dicuci. Pengering pakaian biasanya dilakukan dengan cara konvensional yaitu
bergantung pada sinar matahari. Dengan Mesin Pengering pakaian ini, pakaian akan kering tanpa
harus bergantung pada cuaca. Jemuran ruangan pakaian ini bersifat fleksibel, yaitu dapat
diletakkan dimanapun dan dapat memanfaatkan lahan kosong didalam ruangan untuk
meletakkannya.Selain itu menjemur pakaian menggunakan kipas angin dapat menghindari bau
pengap,dapat membuat pakaian tahan lama,sebab jika pakaian yang dikeringkan dibawah sinar
matahari akan merusak bahan dan membuat pakaian cepat rusak atau sobek.

Anda mungkin juga menyukai