Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANALISIS MATRIKS ASAL TUJUAN

Disusun Oleh:

Alfred luis (1711003)

Muhammad Nur Azmi (1711004)

Muhammad Wildan U (1711048)

Tri Astita Gunawan (1711090)

Teknik Sipil A

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT

2019

Jalan Mayor Syamsu No. 01 Desa Jayaraga Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut-Jawa
Barat
KATA PENGANTAR
Dengan memohon rahmat dan ridho Allah SWT serta mengucap syukur kepada Nya atas
segala limpahan karuniaNya kami diberi kekuatan untuk menyusun makalah yang berjudul “
Analisis Matriks Asal Tujuan”.
Tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Dasar –
dasar Rekayasa Transportasi yang diampu oleh Ibu Ida Farida, ST.MT
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu proses penyusunan makalah ini sehingga bisa selesai tepat pada
waktunya.
Kami memiliki harapan yang sangat besar bahwa makalah ini bisa memberikan manfaat
kepada semua pihak, khususnya bagi para pembaca untuk memperluas wawasan dan juga
pengetahuan mengenai transportasi. Kami sangat menyadari bahwa karya tulis ini masih sangat
jauh dari kata sempurna karena berbagai keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu,
berbagai bentuk kritikan dan juga saran yang membantun akan sangat kami harapkan untuk
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Garut, 11 Mei 2019


BAB 1 PENDAHULUAN
Model asal tujuan pergerakan merupakan model yang diperlukan dalam
perencanaan dan pemodelan transportasi. Pada umumnya model asal tujuan diwujudkan
dalam bentuk tabel matriks asal tujuan (mat) atau sering disebut matriks origindestination
(od matrix).
Latar Belakang Permasalahan
Wilayah kota dibatasi dengan batasan wilayah sehingga ruang yang tersedia sangat
terbatas. Dengan keterbatasan ruang wilayah tersebut dipadati dengan berbagai aktifitas
masyarakat yang tercermin dalam peruntukan dan tataguna lahan. Berbagai kriteria
tataguna lahan di perkotaan antara lain untuk perkantoran, perdagangan, pendidikan,
tempat tinggal, dan berbagai kepentingan spesifik yang lain.
Berbagai studi menunjukkan bahwa tata guna tanah (TGT) berpengaruh terhadap
perilaku perjalanan yang dinyatakan oleh Litman. Dinyatakan juga oleh Crane
bahwa perubahan TGT berpengaruh terhadap biaya perjalanan pada berbagai moda,
sehingga akan berpengaruh pula pada perilaku perjalanan. Berbagai contoh menunjukkan bahwa
peningkatan akses tidak akan mengurangi pemakaian kendaraan
pribadi tanpa diimbangi dengan penerapan kebijakan lain misalnya road pricing atau
biaya parkir mahal dan pelayanan angkutan umum yang memadai.
Dengan terbaginya wilayah menjadi berbagai peruntukan maka untuk melakukan
aktifitas yang berbeda memerlukan pergerakan antar wilayah. Sarana dan prasarana
transportasi menjadi sangat dibutuhkan dalam mengakomodasikan kebutuhan
pergerakan orang antara lokasi yang satu menuju lokasi yang lain. Dengan keterbatasan
luas wilayah kota maka panjang jalan tidak mungkin untuk selalu ditambah setiap saat.
Faktor lain yang juga berperan penting dalam menentukan kondisi perkotaan adalah
pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk dapat terjadi secara alami maupun
diakibatkan oleh migrasi yang bersifat permanen ataupun sementara. Pertumbuhan
secara alami terjadi karena kelahiran maupun kematian penduduk. Migrasi permanen
terjadi karena perpindahan penduduk masuk atau keluar wilayah secara menetap.
Migrasi sementara biasanya terjadi di kota-kota besar, dimana terjadi perpindahan
penduduk untuk waktu tertentu.
Kemudahan mendapatkan kendaraan bermotor secara pribadi juga ikut mendorong
terjadinya tingkat kepadatan yang tinggi di jalan. Naiknya tingkat kemakmuran secara
ekonomi masyarakat mendorong untuk memiliki kendaraan pribadi. Hal tersebut terjadi
akibat kebutuhan akan mobilitas yang semakin tinggi namun tidak diimbangi dengan
penyediaan fasilitas angkutan umum yang memadai.

Rumusan Masalah
1. Apa itu matriks asal tujuan?
2. Fungsi matriks asal tujuan?
3. Matriks asal tujuan di pertigaan jalan subyadinata

Tujuan makalah

Mengetahui jumlah kendaraan yang melintasi pertigaan subyadinata dalam 1 jam dan
menghitung perjalanan dari tiap pertigaan disana
BAB 2 ISI

1. Pengertian matriks tujuan asal

Matrix Asal Tujuan (MAT).


Kesamaan tujuan untuk melakukan pergerakan di dalam satu area akan menimbulkan
masalah, seperti : kemacetan, polusi udara, suara, keterlambatan dan lain sebagainya.
Salah satu cara untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan
memahami pola pergerakan yang terjadi pada masa sekarang dan mendatang.
Pemahaman pola dapat diketahui dengan pencarian data tentang asal dan tujuan pergerakan,
besarnya pergerakan, dan kapan terjadinya pergerakan. Proses perencanaan transportasi
berkaitan dengan sejumlah asal perjalanan yang kemudian menentukan pembuatan model
sebaran / distribusi perjalanan. Distribusi perjalanan adalah prediksi asal dan tujuan dari arus
perjalanan yang diperoleh dari bangkitan pergerakan yang ada di setiap zona. Salah satu cara
mengolah data pergerakan adalah dengan menggunakan matriks pergerakan (Matriks Asal
Tujuan).
Matriks ini menggambarkan pola pergerakan yang dapat dianalisa untuk mensinyalir masalah
dan kemudian perancangan solusi.

Zona 1 2 3 4 oi Oi Ei Matriks ini berdimensi dua, dimana barisnya


1
menyatakan zona asal sefang kolomnya
2
3 menyatakan zona tujuan. Sel-sel dalam matrik
4 berisi besarnya perjalanan.
dj
Dj
Ei
Persamaan : å Tid = Oi dan å Tid = Dd

Dimana :
Tid = pergerakan dari zona asal i ke zona tujuan d
Oi = jumlah pergerakan yang berasal dari zona asal i
Dd = jumlah pergerakan yang menuju ke zona tujuan d
íTidý atau T = total matriks
Beberapa cara untuk mendapatkan data :

- Wawancara di tepi jalan


- Wawancar di rumah
- Metode menggunakan bendera
- Metode foto udara
- Metode mengikuti mobil

Dengan cara ini ditemukan beberapa kendala, antara lain : 

- Membutuhkan biaya 
- Membutuhkan Sumber daya Manusia yang banyak
- Membutuhkan waktu yang lama
- Serta membutuhkan koordinasi yang baik dengan pengguna jalan

Beberapa metode pengolahan data pergerakan di masa sekarang untuk mendapatkan prediksi
masa mendatang :

- Metode Analogi :
Suatu nilai pertumbuhan yang digunakan pada data di masa sekarang untuk mendapatkan data di
masa mendatang.
Persamaan umumnya : Tid = tid . E

Keterangan :
Tid = pergerakan pada masa mendatang dari zona asal i ke zona tujuan d
tid = pergerakan pada masa sekarang dari zona asal i ke zona tjuan d
E = tingkat pertumbuhan
- Metode Seragam : Tid = tid . E

Dimana E = T/t

Keterangan :
T = Total pergerakan pada masa mendatang di dalam daerah kajian
t = Total pergerakan pada masa sekarang di dalam daerah kajian
E = angka Pertumbuhan

Metode Rata-rata : 

Tid = tid . (Ei + Ed) / 2


Ei = Ti/ti dan Ed = Td/td 

Ketrerangan : 
Ei, Ed = tingkat pertumbuhan zona i dan d
Ti, Td = total pergerakan masa mendatang 
yang berasal dari zona asal I atau yang menuju ke zona tujuan d
ti, td = total pergerakan masa sekarang yang berasal dari zona asal I atau yang menuju ke zona
tujuan d

Metode Detroit

Proses perhitungan dengan Metode Detroit prinsipnya mirip dengan metode rata2, tetapi
mempunyai asumsi bahwa walau jumlah pergerakan dari zona i meningkat sesuai dengan tingkat
pertumbuhan Ei pergerakan ini harus juga disebar ke zona d sebanding dengan Ed dibagi dengan
tingkat pertumbuhan global (E) 

Rumus Umum: T id = t id (Ei . E d)/ E


Metode Furness 
sebaran pergerakan pada saat sekarang diulangi ke total pergerakan pada masa mendatang secara
bergantian antara total penjumlahan pergerakan (baris dan kolom) 

• Rumus Umum Metode Furness

T id = t id. E i 

Tahap perhitungan: pergerakan awal (masa sekarang) dikalikan dengan tingkat pertumbuhan
zona asal, hasilnya dikalikan dengan tingkat pertumbuhan zona tujuan dan zona asal secara
bergantian, sampai total sel untuk setiap arah (baris dan koalom) sama dengan total sel MAT
yang direncanakan 

Meetode Fratar 
Asumsi dasar :

 sebaran pergerakan dari zona asal pada masa mendatang sebanding dengan sebaran
pergerakan pada masa sekarang

 sebaran pergerakan pada masa mendatang dimodifikasi dengan nilai tingkat pertumbuhan
zona tujuan pergerakan tersebut.
Secara matematis : Tid = tid . Ei. Ed. (Li+Ld)/2 

Metode Pemilihan Moda


Metode pemilihan moda dilakukan untuk mengetahui proporsi pelaku perjalanan untuk memilih
moda, serta untuk mengetahui variabel dan atribut yang mempengaruhinya.

Pemilhan moda oleh pelaku perjalanan sangat berpengaruh pada :


- variabel demand (menyangkut kondisi sosio-ekonominya) .
- variabel supply yang berhubungan dengan tingkat pelayanan moda perjalanan yang ada.

Variabel Demand (Karakteristik pelaku perjalanan) dipengaruhi oleh :


- Penghasilan (income), Para pelaku yang berpenghasilan rendah cenderung memilih moda
dengan cost lebih rendah dibanding dengan pelaku berpenghasilan tinggi yang akan memasukan
kenyamanan pada bahan pertimbangannya.
- Usia, pelaku perjalanan berusia lanjut cenderung memilih moda ndengan tingkat kenyamanan
tinggi tanpa mempertimbangkan waktu. Berbeda dengan pelaku berusia muda yang lebih agresif
dengan pertimbangan waktu yang lebih efisien.
- Jenis kelamin, pelaku bergender pria akan lebih memilih mobil dibanding kereta api, serta
kurang mempertimbangkan faktor keamanan dibanding wanita.
- Maksud perjalanan, motivasi pelaku untuk melakukan perjalanan akan sangat berpengaruh pada
waktu terjadinya perjalanan, contoh : pedagang.

Variabel Supply (Karakteristik sistem perjalanan) yang dipilih oleh pelaku dipengaruhi :

- Waiting Time, yaitu waktu tunggu yang dibutuhkan pelaku dari si pelaku sampai ke terminal
hingga alat transportasi berangkat.
- Waktu relatif, yaitu waktu yang ada mulai dari keberangkatan hingga ke tujuan.
- Pelayanan, pelayanan yang diberikan oleh alat transportasi sangat berpengaruh pada
pertimbangan pelaku perjalanan.
- Biaya perjalanan, dimana alat transportasi yang murah cenderung dipilih oleh pelaku
berpenghasilan rendah.

Model pemilihan Moda

Model pemilihan moda sangat tergantung dari keadaan yang ada, seperti sosio-ekonomi dan
keadaan atribut penentu pemilihan.
Model pemilihan moda yang dapat digunakan dikelompokan menjadi 2 :
- Model dengan Kurva Diversi, model ini memakai setiap karakteristik dari pelaku, sistem
transportasi, dan perjalanan itu sendiri sebagai acuan.
- Model dengan teori probabilitas, model ini kemudian dikembangkan lagi menjadi teori analisis
probit dan teori analisis logit.

Model dengan teori probabilitas diakui lebih efisien dibanding model dengan kurva diversi pada
proses penghitungannya.
Model-model ini telah diterapkan untuk setiap keadaan yang kemuydian didapat alternatif-
alternatif pemilihan.
Setiap alternatif dijelaskan dengan probabilitas dan fungsi utilitas yang ada, yang berpengaruh
pada pilihan seseorang pada moda angkutan kemudian estimasi pilihan suatu kelompok
masyarakat.
Pengembangan dari model ini meliputi dua tahap yaitu, pemilihan bentuk matematik dan
kalibrasi fungsi utilitas yang tepat.
Fungsi utilitas adalah ukuran derajat kepuasan seseorang atas pemilihannya terhadap moda
perjalanan yang ada. 

Fungsi ini sangat dipengaruhi oleh :


- Karakteristik atribut tiap pilihan
- Karakteristik pelaku perjalanan yang menjadi pemilih.

Fungsi utilitas biasanya dinyatakan sebagai jumlah linier dari variabel bebas yang diberi bobot.
Bentuk transformasinya : U= ao + a1 X1 + a2 X2 + … + an Xn 

Dimana
: U = Utilitas 
ao = Konstsanta 
X1 = Variabel bebas

Variabel bebas dalam persamaan fungsi utilitas adalah waktu tunggu, pelayanan, dan ongkos.
Selanjutnya dapat digunakan untuk memprediksi pilihan pelaku perjalanan untuk berbagai tujuan
perjalanan.
Pilihan diskritn (Discrete Choice), pilihan ini didasari hipotesa pendukung pilihan yang
bergantung pada situasi yang mempengaruhi individu pemilih melalui daya tarik dan
manfaatnya.

Secara matematis dapat ditulis : U (i) = V(i) + e (i) Keterangan 


Dimana : U (i) = Fungsi pemilihan untuk alternatif (i)
V(i) = Fungsi deterministik dari atribut-atribut alternatif (i)
e (i) = Bagian acak yang mencerminkan hal tertentu dari setiap individu, atribut yang tidak
teramati, variasi selera yang tidak teramati, termasuk kesalahan yang dilakukan oleh pemodel. 

Manfaat Analisi Matriks Asal Tujuan


Penentuan nilai manfaat, dimaksudkan agar dapat diketahui bagaimana respon pelaku perjalanan
dalam menentukan pilihannya terhadap moda angkutan yang tersedia berdasarkan nilai manfaat
yang dapat dirasakan oleh pengguna jasa angkutan. 

Untuk memprediksi pilihan pelaku dibutuhkan beberapa hal, antara lain :


- Menentukan kepentingan relatif dari atribut
- Menetukan waktu Perjalanan 
- Menentukan biaya perjalanan 
- Menentukan fungsi utilitas untuk peramalan model. 

Sampel

 Sampel didefinisikan sebagai sekumpulan unit yang secara khusus diseleksi untuk
mewakili populasi yang lebih besar dengan atribut tertentu.

 Metode sampling yang paling banyak diterima adalah metode sampling yang berbasiskan
pada bentuk sampel random.

 Metode ini terbagi menjadi metode sampling sederhana, metode sampling bertingkat, dan
metode sampling pilihan.

 Data biasanya terdiri dari sampel pengamatan yang diperoleh dari populasi tertentu,
dimana menjadi tidak layak secara ekonomis jika diamati seluruhnya.
 Masalah dalam data adalah bagaimana meyakini bahwa sampel tersebut cukup mewakili
dan menghasilkan kesimpulan yang valid dari sampel tersebut
Matriks Asal Tujuan
Dik : Daerah sutudy 3 zona

Matriks asal tujuan jam (10.00-11.00)

Zona 1 2 3
1 - 118 130
2 128 - 144
3 130 210 -

Matriks Waktu Tempuh (11.00)

Zona 1 2 3
1 1,46 menit 2,10 menit
2 2,48 menit 1,56 menit
3 2 menit 2,30 menit

 Mencari minimum Path Tree (jalur dengan waktu terpendek)

1,46
1 2
1 2

1,56

3 3

1 2

3
 Hitung pembebanan trip sesuai dengan Path Tree

128
118
116 2 1 2

116
3 3

1 2

130
210

144
3

 Pembebanan tiap lintasan

118

1 2
128
144

130

210

3
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan :
Untuk matriks asal tujuan dan matriks waktu tempuh di pertigaan jalan
subyadinata kecamatan tarogong kidul ini bisa dibilang pada saat kami survey kesana
untuk mengitung kendaraan pada jam 10-11 jalan disana bisa dikatakan sangat lancar
karena tidak ada penumpukan kendaraan sama sekali, akan tetapi tidak tahu apabila
kami mengitung kendaraan tersebut pada saat jam jam sibuk seperti jam 7 atau jam4
pada saat pelajar berangkat sekolah dan karyawan pergi untuk bekerja mungkin akan
terjadi penumpukan kendaraan dikarenakan ruas jalan untuk arah ke jalan cimanuk
sangat kecil dan banyak sekali hambatan seperti jalan berlubang, banyaknya alat
pembatas kecepatan atau polisi tidur dll.
Jadi untuk kesimpulan di pertigaan subyadinata pada saat kami survey kesana
keadaan jalannya lumayan baik, dan untuk kendaraan yang melintas tidak terlalu
banyak.

DAFTAR PUSTAKA
https://zainurrahman29.blogspot.com/2016/10/matrix-asal-tujuan-mat.html
https://www.academia.edu/6913298/Model_Asal_Tujuan_Orang_Dalam_Perger
akan_Harian_Di_Kota_Yogyakarta
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/tekno/article/view/4293/3822

Anda mungkin juga menyukai