Anda di halaman 1dari 19

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN ANAK USIA

PRASEKOLAH

Disusun Oleh :
Nama : Rama Miftah Hidayat
NIM : 1708257
Program Studi : Diploma III Keperawatan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS DAERAH SUMEDANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dari 200 juta anak usia dibawah 5 tahun di negara berkembang, lebih dari
sepertiganya yang belum terpenuhi potensi dari perkembangannyan (Christiari et
al., 2013). Berdasarkan perbandingan didapatkan hasil uji kognitif pada anak-anak
di Indonesia memiliki kemampuan yang setara dengan teman-teman mereka di
Yordania dan lebih tinggi dari teman-teman mereka di Filipina, dengan
menggunakan ukuran internasional. Dari hasil pengukuran tersebut, anak-anak
Indonesia memperoleh nilai yang tinggi dalam komunikasi dan pengetahuan
umum, serta kompetensi sosial, tetapi memiliki kelemahan dalam hal
keterampilan yang berkaitan dengan bacatulis dan perkembangan kognitif.
Artinya, anak-anak indonesia lebih mandiri, dapat kebutuhan mereka dan
bertindak dengan sabar serta berperilaku sesuai norma sosial. Tetapi tampaknya
mereka memerlukan untuk meningkatkan keterampilan yang menjadi landasan
bagi kemampuan baca, tulis, mengenal huruf, mengenal persamaan serta
perbedaan (Kosegeran et al., 2013).
Perkembangan anak melalui perkembangan fisik, kognitif, emosi, bahasa,
motorik (kasar dan halus). Personal sosial, deteksi dini dan intervensi dini sangat
membantu agar tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin.
Peran orang tua dalam tumbuh kembang anak sangatlah besar (Hasanah & Ansori,
2014a). Periode penting dalam tumbuh kembang adalah masa prasekolah, yaitu
umur 3 tahun, dimana pada umur ini pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak
masih berkembang dengan baik, dan menjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf
dan cabangnya, sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks,
dimasa inilah pentingnya seorang keluarga memberikan stimulasi sedini mungkin
agar perkembangan anak bisa tumbuh secara (Kusumaningtyas, 2016).
Menurut Dwi Sulistyo Cahyaningsih (2011) dalam bukunya yang berjudul
Tumbuh Kembang Anak dan Remaja mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi penyimpangan perkembangan diantanya, faktor genetik
merupakan moda dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak.
Factor kedua yaitu faktor lingkungan yang di dalamnya berisi faktor fisik (iklim,
sanitasi, keadaan rumah, radiasi), faktor psikososial stimulasi, motivasi belajar,
ganjaran ataupun hukuman yang wajar, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang,
dan factor keluarga (pekerjaan /pendapatan keluarga, pendidikan ayah dan ibu,
jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga), (Kusumaningtyas, 2016).
Peran ibu dalam perkembangan sangat penting, karena dengan ketrampilan
ibu yang baik maka diharapkan pemantauan anak dapat dilakukan dengan baik.
Kurangnya peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak tentunya memiliki
dampak yang kurang baik bagi keterlambatan perkembangan (Cahyaningrum &
Kurniawati, 2013).
Hasil studi dibidang neurologi menjelaskan bahwa perkembangan kognitif
anak telah mencapai 50% ketika anak berusia 4 tahun, 80% ketika anak berusia 8
tahun, dan genap 100% ketika anak berusia 18 tahun. Studi tersebut makin
menguatkan pendapat para ahli sebelumnya, tentang keberadaan masa prasekolah
atau masa emas (golden age) pada anak usia prasekolah. Masa emas
perkembangan anak yang hanya datang sekali seumur hidup tidak boleh
disiasiakan (Apriana, 2009). Penelitian yang dilakukan di Equador pada anak 48-
60 bulan tahun 2003-2004 tercatat 28,1% anak mengalami keterlambatan motoric
halus (Handal, 2007). Sedangkan dari jurnal penelitian di Indonesia yang diambil
dari rumah sakit di Jakarta menyebutkan bahwa 11.3% anak mengalami
keterlambatan motoric halus (Ariyanti & Utami, 2018). Perkembangan motorik
kasar pada anak dibawah umur lima tahun tercatat sebanyak 49%, akibat
pengetahuan ibu yang terjadi di negara berkembang. Kelambatan perkembangan
motorik kasar sebanyak 50 % di Asia, di Afrika sebanyak 30 %, dan 20% terjadi
pada anak-anak di Amerika Latin (Hasanah & Ansori, 2014).
Pada studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Februari 2020 di Desa
Padasari Kecamatan Cimalaka Peneliti melakukan wawancara terhadap dua orang
ibu yang mengatakan jarang membaca buku-buku yang berkaitan tentang
perkembangan anak yang hanya menayakan kepada guru PAUD nya dan pada
bidan desa tersebut. Bahkan para ibu tersebut tidak mengetahui tugas yang harus
dicapai anak usia prasekolah sehingga membiarkan perkembangan pada anaknya
berjalan begitu saja tanpa memberikan stimulasi pada perkembangan anaknya.
Selain wawancara kepada ibu-ibu juga telah dilakukan observasi di PAUD di desa
tersebut pada sebanyak ±24 siswa PAUD. Maka dari itu tujuan dari penelitian ini
yaitu mengeksploitasi pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia
prasekolah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengetahuan ibu tentang
perkembagan anak usia prasekolah?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini untuk mengeksploitasi pengetahuan ibu tentang
perkembangan anak usia prasekolah.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Praktis
Manfaat penelitian bagi klien adalah menambah wawasan pada ibu yang
mempunyai anak pada usia prasekolah supaya ibu bisa mengerti tentang
perkembangan anak usia prasekolah
1.4.2 Manfaat Pengembang
1. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar pengembangan tentang
pentingnya perkembagan pada anak di usia prasekolah
2. Hasil penelitian ini bisa menambah wawasan ibu tentang perkembangan
anak usia prasekolah supaya tumbuh kembang anak bisa optimal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya. Pengetahuan seseorang terhadap
obyek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda (Anggreni et al.,
2013).

2.1.1 Tingkatan Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu
1. Tahu (know)
2. Memahami (comprehension)
3. Aplikasi (aplication)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (synthesis)
6. Evaluasi (evaluation)

2.1.2 Pengukuran Pengetahuan


Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau
responden. Indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan, dapat dikelompokkan menjadi. (Hasanah & Ansori, 2014b)

2.1.3 Pengetahuan Tentang Sakit


Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi :
1. Pengobatan, atau kemana mencari pengobatan.
a. Bagaimana cara penularannya.
b. Bagaimana cara pencegahannya.
2. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat.
3. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.
2.1.4 Pengetahuan Orang Tua Tentang Perkembangan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap obyek melaluiindera yang dimilikinya. Pengetahuan seseorang terhadap
obyek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Perkembangan
merupakan perubahan yang terjadi pada anak yaitu perkembangan anak yang
sangan cepat. Jadi dapat disimpulkan pengetahuan orang tua tentang
perkembangan anak adalah hasil penginderaan manusia terhadap obyek melalui
indera yang dimilikinya tentang suatu perkembangan anak yang bertujuan untuk
mengetahui perkembangan anak yang cepat. (Anggreni et al., 2013)

2.2 Perkembangan Anak


Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak
dilihat dari berbagai aspek, antara lain misalnya pada aspek fisik (motorik).
Perkembangan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf,
otot dan spinal cord. Salah satu perkembangan yang penting adalah motorik kasar
yaitu gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau
seluruh anggota tubuh dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. (Cahyani,
2009)
Salah satu aspek penting pada proses tumbuh kembang ialah
perkembangan psikomotorik karena merupakan awal dari kecerdasan dan emosi
sosialnya. Perkembangan anak yang normal sangat tergantung pada factor genetic,
factor lingkungan bio-psikososial dan rekayasa genetic (Hidayati, 2008)
2.2.1 Penilaian Perkembangan

Untuk menilai perkembangan anak pertama yang dapat di lakukan adalah


dengan wawancara tentang faktor kemungkinan yang menyebabkan gangguan
dalam perkembangan, kemungkinan melakukan tes skrining perkembangan anak
dengan denver devolopmental screening test, tes IQ dan tes psikologi lainnya
selain itu juga dapat di lakukan tes lainnya seperti evaluasi dalam lingkungan anak
yaitu interaksi anak selama ini, evaluasi fungsi penglihatan, pendengaran, bicara,
bahasa, serta melakukan pemeriksaan fisik lainnya seperti pemeriksaan
neurologis, metabolik, dan lain – lain. . (Hasanah & Ansori, 2014b)
2.2.2 Aspek Perkembangan
Ada beberapa aspek perkembangan yaitu:
1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan
perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh,
baik menyangkut ukuran berat dan tinggi, maupun kekuatannya
memungkinkan anak untuk dapat lebih. Mengembangkan keterampilan
fisiknya, dan eksplorasi terhadap lingkungannya dengan tanpa bantuan
dari orang tuanya. Pada saat anak mencapai tahapan prasekolah (3-6
tahun) ada ciri yang jelas berbeda antara anak usia bayi dan anak
prasekolah. Perbedaannya terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat,
panjang badan dan keterampilan yang mereka miliki. Gerakan anak
prasekolah lebih terkendali, dan terorganisasi dalam pola-pola seperti;
menegakkan tubuh dalam posisi berdiri, tangan dapat terjuntai secara
santai, dan mampu melangkahkan kaki dengan menggerakkan tungkai dan
kaki. Terbentuknya pola-pola tingkah laku ini, memungkinkan anak untuk
berespons dalam berbagai situasi
2. Perkembangan Kognitif
Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau berpikir.
Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati,
jadi merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh
pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan.
3. Perkembangan Bahasa
Anak-anak yang berada pada tahap usia prasekolah, sudah mampu
berbahasa dan mensimbolisasikan obyek-obyek melalui kata-kata. Akan
tetapi pemikiran mereka masih bersifat egosentris. Artinya masih bersifat
pada diri mereka sendiri. Dengan demikian walaupun dia sudah mampu
menggunakan kata-kata untuk mensimbolisasikan obyek tapi ia tidak
mengetahui bahwa satu obyek, benda dapat dideskripsikan oleh lebih dari satu
kata/ konsep dapat dikenakan pada benda lain.
4. Perkembangan emosi
Perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh aspek
perkembangan anak. Pada tahap ini emosi anak prasekolah lebih rinci,
bernuansa atau disebut terdiferensiasi. Imajinasi atau daya khayalnya lebih
berkembang. Pada usia empat tahun anak sudah mulai menyadari bahwa
dirinya berbeda dengan orang lain atau benda. Kesadaran ini diperoleh dari
pengalamannya bahwa tidak setiap keinginannya dipenuhi oleh orang lain.
Bersamaan dengan itu, berkembang pula perasaan harga diri yang
menuntut pengakuan dari lingkungan.
5. Perkembangan Sosial
Pada usia prasekolah (terutama mulai usia 4 tahun), perkembangan
sosial anak sudah tampak jelas, karena mereka sudah mulai aktif
berhubungan dengan teman sebayanya. Tanda-tanda perkembangan pada
tahap ini adalah:
a. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga
maupun dalam lingkungan bermain
b. Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan
c. Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain
d. Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain, atau teman
sebaya (peer group).
6. Perkembangan Kepribadian
Perkembangan pola kepribadian mulai terbentuk pada masa bayi di
masa kanak-kanak awal, sehingga orang tua dan sanak saudara merupakan
faktor penting dalam pembentukan konsep diri yang merupakan inti pola
kepribadian yang sedang berkembang.
7. Perkembangan Moral
Pada awal masa kanak-kanak ini, perkembangan moral masih
berada pada taraf yang sangat sederhana, karena perkembangan intelektual
dan penalaran anak belum memungkinkan anak untuk menerima dan
menerapkan prinsip-prinsip yang abstrak yang menyangkut nilai benar dan
salah, serta tatanan moral dan social yang lain.

2.3 Anak Prasekolah


Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3 sampai 6 tahun. Anak
prasekolah memiliki ciri khas tersendiri dalam segi pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan merupakanbertambah jumlah dan besarnya
seldiseluruh bagian tubuh yang secarakuantitatif dapat diukur, sedangkan
perkembangan merupakan bertambahsempurna fungsi alat tubuh yang
dapatdiukur melalui tumbuh kematangan dan belajar . Pertumbuhan dan
perkembangan dipengaruhi oleh ktorinternal dan faktor eksternal. Faktor internal
meliputi ras atau etnik, keluarga, umur, jenis kelamin, genetik, dan kelainan
kromosom. Faktor eksternal terbagi menjadi tiga yaitu faktor prenatal, persalinan,
dan pasca persalinan. Salah satu faktor eksternal pasca persalinan yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah pola asuh orang tua.
(Mulqiah et al., 2017)
Usia pra sekolah menurut sigmund freud adalah masa dimana anak berada
pada usia 3 sampai 6 tahun. Disini anak akan memperhalus penguasaan tubuhnya
dan memulai pendidikan formal. Masa ini merupakan masa yang penting bagi
orang tua karena anak mulai dapat membagi pikirannya dan berinteraksi lebih
efektif. Dimasa pra sekolah perkembangan fisik terjadi lebih lambat dibandingkan
dengan perkembangan kognitif dan psikososial. (Anggreni et al., 2013)

2.3.1 Prinsip Anak


1. Anak adalah bukan miniatur orang dewasa tetapi merupakan sosok individu
yang unik yang mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan
perkembangan dan pertumbuhan.
2. Berdasarkan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga
permasalahan perawatan terhadap klien sesuai dengan tahapan perkembangan
anak.
3. Asuhan kesehatan yang di berikan menggunakan pendekatan sistem.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan
menggunakan metode pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah proses
penelitian dengan cara mengolah suatu masalah yang di temukan oleh peneliti
(Notoatmodjo, 2012), penelitian ini bertujuan untuk mengeskploitasi pengetahuan
ibu tentang perkembangan anak usia prasekolah.

3.2 Subjek Penelitian


Responden dipiih menggunakan teknik purposive sampling, purposive
sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu seperti
sifat populasi atau ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya untuk mendapatkan
informasi yang maksimal dan pemilihan sampel yang disesuaikan dengan tujuan
tertentu (Notoatmodjo, 2010). Responden sebaiknya dimiliki pada umumnya
yabf berjumlah maksimal 10 orang responden (Crewell, 2013). Dengan kriteria
subjek : ibu yang selalu mengantar dan tidak mengantar anaknya ke PAUD, yang
tidak ada gangguan pendengaran dan belum pernah di teliti sebelumnya.

3.3 Fokus Penelitian


Fokus studi dalam penelitian ini yaitu pengetahuan ibu tentang
perkembangan anak usia prasekolah.

3.4 Definisi Operasional


Pengetahuan yaitu suatu kumpulan informasi yang dipunyai oleh
ibu/seseorang atau kelompok yang di dalam tidak sampai mendalam hanya
sebatas tahu saja tidak sampai mendetail. Perkembangan adalah proses perubahan
yang signifikan dari individu atau organisme menuju kematangan yang ber
kesinambungan baik dari fisik atau psikis. Definisi operasional dalam penelitian
ini yaitu pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia prasekolah yaitu
dilihat dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor pada anaknya.

3.5 Lokasi dan Waktu


Penelitian dilakukan di PAUD yang berada di Desa Padasari Kecamatan
Cimalaka pada bulan April 2020. Di Desa Padasari terdapat satu PAUD
pemiliknya yaitu pemerintah dari PAUD tersebut ada ±24 siswa dengan empat
guru, banyak ibu-ibu yang mengantar anaknya kesekolah ±8 orang ibu, anak yang
sekolah ke PAUD tersebut ada anak pertama, kedua, dan anak ketiga, tingkat
pendidikan ibu beragam ada yang lulusan SD, SMP, SMA, dan PT.
3.6 Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan tehnik wawancara terstruktur dan
lembar observasi pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia prasekolah.
Dengan meggunakan alat bantu yaitu tape recorder.

3.7 Pengumpulan Data


3.7.1 Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengobservasi
dan wawancara pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia prasekolah.
3.7.2 Langkah Pengumpulan data
1. Mengurus perijinan dengan Institusi terkait penelitian yang akan dilakukan.
2. Menjelaskan maksud, tujuan, dan waktu penelitian dan meminta
persetujuan untuk melibatkan subyek dalam penelitian.
3. Meminta ibu untuk menandatangani lembar informed consent sebagai
bukti persetujuan penelitian mewakili subjek.
4. Mengidentifikasi atau melakukan wawancara dengan subjek yaitu
pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia prasekolah.
5. Melakukan observasi pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia
prasekolah.
6. Melakukan pengolahan data.
7. Menyajikan hasil pengolahan data atau hasil penelitian dalam bentuk tabel
dan narasi.

3.8 Pengolahan dan Analisa Data


1. Langkah awal adalah dengan mengolah data dan mempersiapkan data
untuk dianalisis data tersebut dapat diperoleh melalui wawancara
terstruktur dan observasi.
2. Langkah selanjutnya adalah membaca keseluruhan data setelah melakukan
pengkajian atau memperoleh hasil wawancara dan observasi.
3. Menganalisis lebih lanjut dengan proses pengolahan materi ataupun
informasi yang telah didapatkan.
4. Menerapkan proses pengola data tersebut untuk mendeskripsikan setting,
orang-orang, kategori-kategori dan tema yang akan dianalisis.
5. Lalu mendeskripsikan hasil penelitian tersebut yang disajikan dalam
bentuk laporan kualitatif.
6. Langkah terakhir dalam analisis data adalah menginterpretasikan atau
memaknai data tesebut sehingga dalam pengumpulan disusun secara
sistematis agar mendapatkan hasil yang diharapkan oleh peneliti.

3.9 Penyajian Data


Setelah dilakukan pengolahan data dan didapatkan hasil penelitian, maka
data/ hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk narasi.

3.10 Etika penelitian


Dikarenakan informasi dari partisipan bersifat pribadi dan eksplisit maka
untuk mencegah permasalahan etik peneliti telah membuat surat ijin untuk
melakuakan penelitian ditunjukan pada kampus yang bersangkutan, meminta
permohonan atas publikasi dari hasil penelitian dengan syarat tidak akan
mempublikasikan nama kampus tidak mempublikasikan nama partisipan yang
bersangkutan, akan menjaga kerahasian data berupa hasil wawancara partisipan
memiliki hak anonymity dan confidentiality, serta hak untuk mendapatkan
penanganan yang adil dan perlindungan dari ketidaknyamanan atau kerugian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.2 Pembahasan

4.3 Keterbatasan Penulisan


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anggreni, N. A., Kep, I. S., Ns, M., & Hudiyawati, D. (2013). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Bermain Dengan Perkembangan
Personal Sosial Anak Prasekolah (3-6 Tahun) Di TK (Taman Kanak-
Kanak) Pertiwi Jembungan, Banyudono, Boyolali.

Apriana, R. (2009). Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Dengan


Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo
Kecamatan Banyumanik Semarang.

Ariyanti, K. S., & Utami, L. N. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu


Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah Di Tk Tunas
Mekar I. Jurnal Medika Usada, 1(1).

Cahyani, P. B. (2009). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Dengan


Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3-5 Tahun Di Boyolali.

Cahyaningrum, M., & Kurniawati, T. (2013). Hubungan antara Pengetahuan Ibu


tentang Stimulasi dengan Tingkat Perkembangan pada Anak Usia 3-5
Tahun di Kelurahan Kranggan Temanggung.

Christiari, A. Y., Syamlan, R., & Kusuma, I. F. (2013). Hubungan pengetahuan


ibu tentang stimulasi dini dengan perkembangan motorik pada anak usia
6-24 bulan di Kecamatan Mayang Kabupaten Jember. Pustaka Kesehatan,
1(1), 20–23.

Hasanah, N., & Ansori, M. N. (2014a). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu


Dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia (3-5 Th). Jurnal
Midpro, 6(2), 7.
Hidayati, E. (2008). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan
Psikomotor Anak Usia 3.5 Tahun Di Desa Sarirejo Kec. Guntur Kab.
Demak. FIKkeS, 1(2).

Kosegeran, H. B., Ismanto, A. Y., & Babakal, A. (2013). Hubungan Tingkat


Pengetahuan Orang Tua Tentang Stimulasi Dini Dengan Perkembangan
Anak Usia 4-5 Tahun Di Desa Ranoketang Atas. Jurnal Keperawatan,
1(1).

Kusumaningtyas, K. (2016). Faktor Pendapatan Dan Pendidikan Keluarga


Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-4 Tahun. Jurnal
Penelitian Kesehatan" SUARA FORIKES"(Journal of Health Research"
Forikes Voice"), 7(1).

Mulqiah, Z., Santi, E., & Lestari, D. R. (2017). Pola Asuh Orang Tua Dengan
Perkembangan Bahasa Anak Prasekolah (Usia 3-6 Tahun). Dunia
Keperawatan, 5(1), 61–67.
LAMPIRAN

SURAT PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN

Kepada Yth :
Ibu partsipan
Di tempat

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Universitas Pendidikan
Indonesia Kampus Sumedang Program Studi DIII Keperawatan Semester
VI( enam) yang bermaksud akan melaksanakan penelitian.
Nama : Rama Miftah Hidayat
NIM : 1708257
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengetahuan Ibu Tentang
Perkembangan Anak Usia Prasekolah”
Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian bagi Ibu sebagai partisipan.
Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan digunakan untuk
kepentingan penelitian.
Apabila Ibu menyetujui maka dengan ini saya mohon kesediaan Ibu untuk
menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan - pertanyaan yang
diajaukan.
Atas perhatian Ibu sebagai partisipan saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

Rama Miftah Hidayat


LEMBAR PERSETUJUAN

(Informed Concent)

Setelah dijelaskan maksud penelitian yaitu Mengeksploitasi tentang pengetahuan


ibu tentang perkembangan anak usia prasekolah, saya bersedia menjadi partisipan
dalam penelitian yang dilakukan oleh saudara Rama Miftah Hidayat, mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang Program Studi DIII
Keperawatan dengan judul “Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak
Usia Prasekolah”.
Persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan dari siapapun.

Sumedang, April 2020

Partisipan
INSTRUMEN WAWANCARA
PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN ANAK USIA
PRASEKOLAH

1. Data umum
1. Nama subjek :
2. Tingkat pendidikan subjek :
3. Usia subjek :
4. Pekerjaan subjek :
5. Jumlah anak dalam keluarga :
6. Usia anak subjek :
7. Apakah mempunyai : (pembantu / pengasuh)
8. Anggota keluarga selain ayah, ibu, anak :
2. Pengetahuan subjek tentang perkembangan anak
1. Menurut ibu stimulasi tumbuh kembang anak yang baik yaitu pemberian
rangsangan yang berasal dari luar individu anak!
2. Coba jelaskan menurut ibu baik atau buruknya dengan memonton televisi
dapat menstimulasi perkemkembangan anak!
3. Menurut ibu perkembangan anak itu seperti apa?
4. Benar atau salah tumbuh kembang anak dapat dilihat dari kartu menuju
sehat (KMS), berikan alasannya?
5. Coba jelaskan menurut ibu aspek aspek perkembangan?
6. Benar atau salah bermain merupakan salah satu bentuk latihan untuk
meningkatkan perkembangan anak berikan alasannya?

Anda mungkin juga menyukai