CCCC
CCCC
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap penyakit dengan memasukkan
sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya
bagi seseorang.
(http://www.dkk-bpp.com-sysinfokes kota Balikpapan)
Anak-anak adalah usia yang paling rentang karena dengan mudah dapat terjangkit suatu
penyakit, karena itu perlu diberikan perlingdungan sejak dini. Salah satunya adalah dengan diberikan
imunisasi agar anak tersebut dapat terhindar dari suatu penyakit seperti Polio, Hepatitis, Campak,
TBC dan lain-lain.
Lebih dari 1,5 juta anak meninggal setiap tahun karena penyakit yang sebenarnya sudah ada
vaksinnya. Penyebabnya antara lain karena orang tua lalai terhadap kewajibannya membawa anak
ke dokter atau petygas kesehatan untuk memberi imunisasi pada anaknya.
Dengan di buat asuhan kebidanan pada Bayi dengan imunisasi DPT II PolioIII ini merupakan
salah satu upaya dalam pemberian imunisasi pada bayi, karena dengan adanya asuhan kebidanan ini
diharapkan mandapatkan imunisasi yang tepat dan sesuai waktunya.
1.2 Manfaat
a. Mahasiswa dapat memahami tentang imunisasi.
b. Memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien imunisasi.
c. Mengevaluasi institusi dalam pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standart pelayanan
operasional yang telah ditetapkan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Diharapkan setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada By “J” Usia 3 bulan dengan imunisasi
DPT ComboII dan PolioIII diharapkan mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan
kebidanan secara komprehensif dan menyeluruh.
1.3.2 Tujuan khusus
- Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data pada anak dengan imunisasi
- Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa kebidanan dan mengidentifikasi masalah pada anak
dengan imunisasi
- Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial pada anak dengan imunisasi
- Mahasiswa mampu melakukan identifikasi kebutuhan segera pada anak dengan imunisasi
- Mahasiswa mampu mengembangkan rencana asuhan kebidanan pada masalah yang muncul
- Mahasiswa mampu mengarahkan atau melaksanakan rencana tersebut secara efisien dan aman
pada anak dengan imunisasi
- Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi rencana tindakan pada anak dengan imunisasi
1.4 Metode Penulisan
1. Wawancara : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan menanyakan langsung kepada ibu pasien yang
bersangkutan.
2. Observasi : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan Observasi langsung pada pasien.
3. Studi Pustaka : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan mempelajari teori dari buku-buku sumber untuk
memperlengkap kasus yang dialami.
4. Mempelajari kasus : Dengan melihat rekam medik klien terhadap program pengobatan melalui catatan medik.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, Tujuan, Metode penulisan dan Sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORI
Berisi tentang konsep imunisasi, konsep imunisasi DPT, konsep imunisasi Polio, dan konsep
manajemen kebidanan varney.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Berisi tentang Pengkajian, Identifikasi masalah dan diagnosa, Identifikasi masalah potensial, Identifikasi
kebutuhan segera, Intervensi, Implementasi, Evaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
Membahasa ada tidaknya kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP IMUNISASI
2.1.1 Definisi Imunisasi
- Imunisasi adalah upaya untuk memperkuat sistem pertahanan tubuh.
(Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI, 2000)
- Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke
dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu
(Aziz Alimul, 2004 : 81)
- Imunsiasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten, anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan
terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, tetapi belum
tentu kebal terhadap penyakit yang lain
(Sukirdjo Notoadmodjo, 2003)
2.1.2 Tujuan Imunisasi
a. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan pada penyakit
tertentu pada sekelompok masyarakat atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia
seperti pada imunisasi cacar
b. Untuk menimbulkan dan meningkatkan kekebalan seseorang terhadap penyakit infeksi
c. Untuk memberikan data tahan tubuh yang sebesar-besarnya pada resipen agar tidak menjadi sakit /
hanya mengalami gejala klinik seandainya resipen sakit alami tanpa membahayakan resipen
d. Untuk memberikan kekebalan kepada bayi anak, maupun ibu hamil dengan maksud untuk
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
e. Untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta
anak yang disebabkan penyakit tertentu.
2.1.3 Macam-macam Imunisasi
1. Kekebalan aktif
Adalah tubuh membuat antibody sendiri untuk dapat menghasilkan antibody tertentu, seseorang
harus terinfeksi oleh penyakit tertentu baik melalui terjangkit penyakit tersebut atau melalui
pemberian vaksin yang mengandung bakteri atau virus atau rancunnya yang sudah dilemahkan
2. Kekebalan pasif
Adalah tubuh anak diberikan antibody yang sudah dibuat. Kekebalan pasif juga mencakup kekebalan
bawaan (konginental) misalnya bayi mendapat antibody dari ibu melalui plasenta, kekebalan akan
melindungi bayi selama bulan-bulan pertama. Kehidupannya terhadap berbagai penyakit seperti
tetanus, campak, malaria. Namun kekebalan ini tidak dapat bertahan lama
2.1.4 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
- Polimyelitis (kelumpuhan)
- Campak
- Dipteri
- Pertusis
- Tetanus
- Tuberculosis
- Hepatitis
Sesuai dengan program pemerintah (depkes) tentang program pengembangan imunisasi (PPI), maka
anak harus mendapatkan perlindungan terhadap 7 penyakit utama tersebut, yaitu dengan imunisasi
2.1.5 Jenis Vaksin
1) Vaksin hidup
Berasal dari bakteri atau virus yang dilemahkan, bersifat labil dan dapat mengalami kerusakan bila
kena panas dan sinar. Vaksin hidup dan tersedia saat ini:
Dari virus hidup : campak, gondok, rubella, demam kuning
Vaksin dari bakteri : BVG, demam tipoid
2) Vaksin inactivid
Berasal dari bakteri virus atau komponen yang dibuat tidak aktif vaksin incativid selalu membutuhkan
dosis ganda. Pada umumnya dosis yang pertama tidak menghasilkan imuniti produktif baru timbul
setelah dari kedua / ketiga vaksin inactivid yang tersedia saat ini berasal dari :
Seluruh sel virus inactivid. Contohnya : influenza, polio, rabies, hepatitis A.
Seluruh sel bakteri inactividm contohnya : pertusis, tyroid, kolera influenza, a-seluler, typoid VI
Toxoid contohnya : difteri, tetanus, botalium
Polisakarida murni, contohnya : pneumokokus, meningitid, hypotolamus, influenza type B
Gabungan polisakarida (haemophylus influenza type B dan pnemokokus)
B. Vaksin Pertusis
Vaksin ini dibuat dari kuman Bordetella pertusis yang telah dimatikan, dikemas dengan vaksin
difteria dan tetanus, Mudah rusak jika dipanaskan.
Penyebab : Bordetella
Penularan : Droplets Infection
a/gejala : Anak tiba-tiba menangis terus menerus sukar berhenti, muka menjadi merah/kebiruan, keluar air
mata, kadang sampai muntah.
C. Vaksin Tetanus
Macam vaksin tetanus :
1. Vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif seperti tetanus toxoid yaitu racun kuman tetanus yang
dilemahkan.
a. Kemasan tunggal (TT)
b. Kemasan dengan vaksin difteri (DT)
c. Kemasan dengan vaksin difteri, pertusis, dan tetanus (DPT)
2. Serum yang mengandung kekebalan pasif terhadap tetanus (AST) anti tetanus serum.
a. Penyebab : Closridium Tetani
a. Penularan : Kuman masuk lewat lika anaerob seperti suplai darah kurang, kotor, luka tusuk, tembak.
b. Tanda/gejala : Kejang dan kaku secara menyeluruh, otot dinding perut yang teraba keras dan
tegang seperti papan, mulut kaku dan sukar dibuka (trismus).
D. Jadwal Pemberian Vaksin DPT
1. Pada bayi umur antara 2-11 bulan sebanyak 3x pemberian secara suntikan dengan selang 4 minggu
secara IM
2. Imunisasi ulang lainnya diberikan setelah umur 1,5-2 tahun
3. Diulang kembali dengan vaksin DT pada usia 5-6 tahun (kelas 1 SD)
4. Diulang lagi umur 10 tahun (menjelang tamat SD)
5. Bagi yang tidak mendapatkan DPT pada waktu bayi diberikan DT sebanyak 2x dengan interval 4
minggu dengan dosis 0,5 cc IM
6. Apabila hal ini meragukan tentang vaksinasi yang didapat pada waktu bayi maka tetap diberikan 2x
suntikan.
7. Bila bayi mempunyai riwayat kejang sebaiknya DPT diganti dengan DT dengan cara pemberian yang
sama dengan DPT
E. Persyaratan Pemberian vaksin DPT
1. Pada bayi dan anak yang sehat
2. Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa berlaku
3. Pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat
4. Mengetahui jadwal vaksinasi
5. Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan
6. Memperhatiakan dosis yang akan diberikan yaitu 0,5 cc
F. Efek Samping
1. Demam tinggi
2. Pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan selama 1-2 hari
3. Kadang-kadang demam tinggi dan kejang
G. Kontra Indikasi Pemberian DPT
1. Anak sedang sakit parah
2. Ada riwayat kejang bila demam atau panas tinggi
3. Penyakit gangguan kekebalan (defisiensi imunologik)
H. Kekebalan aktif yang diperoleh dari vaksin DPT
1. Vaksin difteri 80-95%
2. Vaksin pertusis 50-60%
3. Vaksin tetanus 90-95%
I. Hal-hal yang mungkin Diperhatikan
1. Pemberian imunisasi DPT 3x dengan dosis 0,5 cc dengan interval 4 minggu secara IM
2. Vaksin yang digunakan jangan sampai beku
3. Sisa vaksin yang sudah dibuka harus dibuang.
J. Reaksi yang Mungkin Terjadi
1. Nyeri pada tempat penyuntikan
2. Kemerahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikan, ini akan sembuh sendiri dan tidak
prlu pengobatan.
3. Panas, akan sembuh dalam 1-2 hari. Reaksi ini disebabkan oleh komponen pertusis dari vaksin DPT.
K. Penyimpanan
Vaksin harus disimpan pada suhu 2-8 C dan jangan sampai beku sebab pembekuan akan
merusak potensi vaksin.
L. Persiapan pemberian vaksin DPT
1. Menyiapkan vaksin DPT
a. Sebelum membuka vaksin lihatlah terlebih dahulu labelnya
b. Kocok terlebih dahulu flakonnya sehingga endapan tercampur
2. Cara mengisi semprit DPT
a. Buka tutup metal dengan gergaji ampul
b. Usaplah karet penutup flakon dengan kapas basah
c. Ambil spuit 2 cc
d. Pasanglah jarum DPT ke semprit
e. Usaplah udara kedalam spuit sebanyak 0,6 cc
f. Tusukkan jarum kedalam flakon melalui tutup karet
g. Masukkan udara kedalam flakon dan usaplah vaksin sebanyak 0,6 cc kedalam semprit.
h. Cabut jarumdari flakon, semprit ditegakkan, lurus ke atas untuk melihat gelembung udara, apabila ada
gelembung udara ketuklah pelan-pelan supaya gelembung naik ke atas, lalu dorong-dorong piston
sampai ukuran 0,5 cc.
3. Mengatur posisi bayi
a. Bayi dipangku ibunya
b. Tangan kiri ibu merangkul bayi, menyangga kepala, bahu dan memegang sisi luar tanga kiri bayi
c. Tangan kanan bayi melingkar kebadan ibu
d. Tangan kanan ibu memegang kaki bayi dengan kuat
4. Cara penyuntikan
a. Tempat yang paling baik adalah di bagian paha sebelah luar
b. Letakkan ibu jari dan telunjuk pada posisi yang akan disuntik
c. Peganglah otot paha diantara jari-jari telunjuk dan ibu jari
d. Bersihkan lokasi suntikan dengan kapas basah
e. Tusukkan jarum tegak lurus kebawah melalui kulit anatara jari anda sampai ke dalam otot
f. Tarik piston sedikit untuk menyakinkan bahwa jarum tidak mengenai pembuluh darah
g. Dorong pangkal piston dengan ibu jari untuk memasukkan vaksin
h. Cabut jarumnya
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Pemberian 3 kali dengan dosis 0,5 cc dengan interval 4 minggu, secara IM
b. Vaksin yang digunakan jangan sampai beku
c. Sisa vaksin yang sudah dibuka harus di buang
rjaan Ayah/Ibu : Untuk mengetahui status ekonomi dan aktivitas (Ibu) serta sosial ekonomi penderita agar nasehat kita
nanti sesuai.
Pendidikan : Untuk mengetahui status pengetahuan orang tua.
: Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien.
Dengan diketahuinya agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan didalam
melaksanakan asuhan kebidanan
: Untuk mengetahui tempat tinggal klien berada, dapat menilai apakah lingkungan cukup aman bagi bayi.
2. Alasan Datang
Untuk mengetahui penyebab apa yang menyebabkan klien dibawa ke poli anak
3. Keluhan Utama
Apa yang dikeluhkan Ibu tentang keadaan bayinya
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui apa saja yang dirasakan klien pada saat petugas mengkaji agar dapat mengetahui
tindakan apa dilakukan
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama
1. Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti TBC,
hepatitis
2. Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma
3. Riwayat kehamilan kembar, faktor yang meningkatkan kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras,
keturunan, umur wanita dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil
dengan anak kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada Ibu.
(Manuaba, 2000 : 2005)
4. Riwayat perinatal dan neonatal
a. Kehamilan
Ditanyakan pada Ibu ini kehamilan beberapa, keluhan Ibu pada saat hamil ini, periksa kemana dan
sudah beberapa kali periksa, mendapat obat apa saja setelah periksa
b. Persalinan
Ditanyakan pada Ibu melahirkan dimana, ditolong siapa, bagaimana caranya serta penyulit yang
dialami sewaktu Ibu melahirkan, kemudian ditanyakan tentang jenis kelamin, berat badan, panjang
badan bayi yang dilahirkan
c. Nifas
Ditanyakan pada Ibu mengeluarkan darah yang bagaimana, seberapa banyak, kontraksi uterus baik
atau tidak (bila kontraksi baik, uterus bulat dan mengeras). ASI sudah keluar apa belum, ada luka
jahitan atau tidak
d. Neonatal
Ditanyakan pada Ibu tentang jenis kelamin, berat badan, panjang badan bayi yang dilahirkan
5. Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui apakah anak telah mendapat imunisasi lengkap/tidak
6. Pola kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui bagaimana pola nutrisi Ibu, eliminasi, istirahat, aktivitas personal hygiene.
7. Riwayat Psikologi dan Budaya
a. Psikologi
Bagaimana respon Ibu dan keluarga terhadap kelahiran anaknya
b. Sosial
Apakah hubungan Ibu dengan suami keluarga serta petugas kesehatan baik atau tidak
c. Budaya
Untuk mengetahui tradisi yang dianut keluarga yang merugikan termasuk pantang makan, minum
jamu dan kebiasaan berobat jika sakit
8. Data Spiritual
Untuk mengetahui bagaimana sikap Ibu terhadap agama yang diyakininya
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis/koma
Tanda-tanda Vital :
Pernafasan : normal (40 - 60 x / menit)
Suhu : normal (36,5 - 37,5oC)
Nadi : normal (100 - 160 x/menit)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
- Kepala : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, rambut hitam menyebar merata.
- Wajah : Simetris, tidak pucat, dan tidak kuning
- Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva tidak anemis
- Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
- Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada labioschisis, tidak ada labiopalatoschisis, lidah bersih
- Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
.- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran limfe.
- Dada : Simetris, gerak nafas teratur.
- Perut : tidak ada benjolan abnormal.
- Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
Bawah : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
Reflek : +/+
- Integumen : Bersih, turgor baik
- Genetalia : Bersih, testis sudah turun ke scrotum
- Anus : Bersih, tidak terdapat atresia ani dan tidak ada atresia rekti.
b. Palpasi
- Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal.
- Leher : Tidak terabapembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe, dan tidak teraba
pembesaran vena jugularis.
- Perut : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak terana pembesaran hepar.
- Ekstremitas :
Atas : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
Bawah : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
- Integumen : Bersih, turgor baik
c. Auskultasi
- Dada : COR : Nadi teratur 100x / menit
- Perut : Terdengar bising usus ± 12x / menit
d. Perkusi
- Abdomen : Tidak kembung
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Biodata
Bayi
Nama bayi : Bayi.”J”
Tanggal lahir : 15 September 2010
Usia : 3 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
BB : 5800 gram
Anak ke : I
Orang Tua
Nama ibu : Ny.”M” Nama ayah : Tn.”D”
Umur : 27 tahun Umur : 31tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : ± Rp.2.000.000/bln
Alamat : Sumbersari no. 138A
2. Alasan datang ke posyandu
Ibu mengatakan bayinya berumur 3 bulan dan waktunya mendapatkan imunisasi DPT Combo II dan
Polio III
3. Keluhan Utama
Pada saat pengkajian tidak ada keluhan
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- BB : 5800 gram
- Tanda-tanda vital :
RR : 40 x/menit
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36,9 0C
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
- Kepala : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, rambut hitam menyebar merata.
- Wajah : Simetris, tidak pucat, dan tidak kuning
- Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva tidak anemis
- Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
- Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada labioschisis, tidak ada labiopalatoschisis, lidah bersih
- Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
.- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran limfe.
- Dada : Simetris, gerak nafas teratur.
- Perut : tidak ada benjolan abnormal.
- Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
Bawah : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
- Genetalia : Bersih
- Anus : Bersih, tidak terdapat atresia ani dan tidak ada atresia rekti.
b. Palpasi
- Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal.
- Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe, dan tidak teraba
pembesaran vena jugularis.
- Perut : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak terana pembesaran hepar.
- Ekstremitas :
Atas : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
Bawah : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
- Integumen : Bersih, turgor baik
c. Auskultasi
-
d. Perkusi
- Abdomen : Tidak kembung
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH
V. INTERVENSI
- Imunisasi DPT memberi kekebalan terhadap penyakit depteri, pertusis dan tetanus.
- Polio untuk melindungi anak dari penyakit polio militus
2. Menjelaskan tentang reaksi setelah imunisasi DPT yaitu meningkatnya suhu tubuh, penanganannya
berikan pakaian yang tipis dan berikan obat penurun panas serta kompres dengan air hangat, kalau
tidak sembuh bawa ke rumah sakit,atau puskesmas terdekat.Reaksi polio relatif tidak ada, mungkin
hanya berak-berak ringan.
3. Memberikan imunisasi DPT ComboII dan PolioIII terlebih dahulu dengan mempersiapkan:
Persiapan alat untuk DPT Combo
a. Alat
- Vaksin DPT Combo didalam termos es atau lemari pendingin
- Spuit steril 0.5 cc
- Kapas alkohol
- Obat penurun panas
- KMS
b. Persiapan pasien
Orang tua pasien diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan
- Pasien dipangku
Langkah-langkah :
- Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, kemudian keringkan dengan menggunakan
handuk kering.
- Cek label flacon, vaksin kocok hingga endapan sempurna
- Hadapkan sekarang dengan menggenggam flacon untuk mencegah obses steril
- Buka tutup flacon, bersihkan dengan kapas DTT
- Amati spuit 0,5 cc buka spuit yang akan disiapkan dan hisap vaksin sebanyak 0,5 cc
- Cabut jarum dari flacon ganti jarum dengan keluarkan udara yang terdapat dalam spuit hingga vaksin
keluar sedikit
- Tentukan tempat penyuntikan yaitu 1/3 paha bagian luar sebelah kanan
- Usap tempat penyuntikan dengan kapas DTT
- Pegang spuit dengan tangan masukkan jarum secara IM tidak mengenai pembuluh darah dan
masukkan obat pelan-pelan
- Kemudian cabut jarum suntik dan usap dengan kapas DTT, buang kapas kedalam tempat sampah
medis
Persiapan alat untuk vaksin polio
a. Alat
- Vaksin polio dalam termos es
- Pipet plastik untuk vaksin polio
b. Langkah-langkah
- Buka tutup metal dan tutup karet
- Pasang pipa plastik dalam flacon
- Vaksin polio siap diberikan
- Mengatur posisi bayi dengan cara pemberian
o Ibu disuruh meneletangkan bayinya diatas pangkuan dan memegang erat-erat
o Mulut anak dibuka dengan menggunakan dua jari sambil menekan kedua pipi anak sehingga mulut
terbuka
o Teteskan vaksin polio langsung dari pipet kedalam mulut anak sebanyak 2 tetes
4. Memberitahu ibu untuk tidak memberi minum pada bayinya sebelum 15 menit karena dapat
mengurangi keefektifan vaksin polio
5. Memberi obat penurun panas paracetamol 100 mg 3x1 bungkus
6. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI ekslusif sampai 6 bulan dan tidak memberikan makanan
tambahan
8. Memberitahu ibu tentang jadwal imunisasi berikutnya untuk DPT Combo III dan Polio IV yaitu tanggal
18 Januari 2011
VII. EVALUASI
Tanggal : 16 Desember 2010
Jam : 08.25 WIB
Dx : By.”J” umur 3 bulan dengan imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
S : - Ibu mengatakan sudah lega karena bayinya sudah diimunisasi DPT Combo II dan PolioIII
O : - Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- Bayi menangis setelah disuntik DPT Combo II
A : By “J” umur 3 bulan dengan imunisasi DPT Combo II dan Polio III
P : - Menganjurkan pada ibu untuk memberi obat paracetamol bila badan bayinya panas, supaya panasnya
kembali normal
- Mengingatkan ibu tentang jadwal imunisasi berikutnya untuk DPT Combo III dan Polio IV 18 Januari
2011
BAB V
PEMBAHASAN
Imunisasi adalah suatu pencegahan yang sengaja diberikan untuk memberikan kekebalan atau
imunitas pada bayi dan anak, sehingga bila terjangkit kuman tidak meninggal atau menderita sakit.
Berdasarka umur dan jadwal pemberan imunisasi pada bayi “J” adalah jadwal pemberian
imunisasi DPTII PolioIII pada pemberian imunisasi tidak ada masalah yang timbul dari anak.
Sedangakan sebagai antisipasi masalah potensial bisa ditemukan antara lain ditemukannya
masalah-masalah yang mungkin bisa terjadi pada anak tersebut, bidan akan lebih mudah
memberikan asuhan kebidanan dan penilaian pertumbuhan dan penanganan anak sesuai dengan
usia anak.
Bidan dapat memberikan penjelasan tentang perawatan dan penanganan efek samping pasca
pemberian imunisasi dirumah, sehingga dapat diperoleh tujuan yang optimal.
Dalam intervensi dan omplementasi langkah pemberian vaksin baik DPT Combo dan Polio
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Dalam teori disebutkan pemberian pmberian
vaksin DPT dengan dosis 0,5 cc dan disuntikkan pada 1/3 bagian atas paha kiri serta pemberian
vaksin polio dengan dosis 2 tetes dan langkah ini telah dilakukan dalam praktek. Salah satunya yaitu
pemberian obat anti piretik ditujukan untuk mencegah demam karena vaksin pertusis. Dalam
intervensi dan implementasi juga diberikan KIE tentang efek samping sehingga dapat mengurangi
tuntutan ibu pada petugas dan ibu mempunyai gambaran tentang efek samping.
Pada langkah terakhir evaluasi tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
Bidan dapat memberikan penjelasan tentang perawatan dan penanganan efek samping pasca
pemberian imunisasi dirumah, sehingga dapat diperoleh tujuan yang optimal.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan Kebidanan pada bayi sehat dengan imunisasi DPT Combo II dan
Polio III dalam pengkajian dan analisa data ditemukan diagnosa yaitu bayi sehat akan diimunisasi
DPT II dan Polio III. Dari masalah tersebut penulis melakukan tindakan diantaranya yaitu :
1. Melakukan pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan
3. Menjelaskan tentang manfaat dan efek samping dari imunisasi DPT Combo dan Polio
4. Melakukan informed concent
5. Memberitahu tentang perawatan bayi setelah mendapat imunisasi DPT Combo dan Polio
6. Melakukan imunisasi DPT Combo dan Polio dengan teknik yang baik dan benar
7. Memberikan terapi antipiretik
8. Memberitahu ibu untuk imunisasi bulan berikutnya
Dalam Asuhan Kebidanan ini peran serta dan kerjasama yang baik antara keluarga (ibu pasien)
dengan petugas kesehatan sangat diperlukan supaya tujuan Asuhan Kebidanan dapat tercapai
dengan baik.
5.2 Saran
1. Bagi Petugas
Hendaknya pemberian imunisasi sesuai dengan prosedur sehingga tidak terjadi komplikasi saat
dilakukann imunisasi sehingga tidak timbul masalah yang mungkin terjadi karena pengaruh imunisasi.
2. Bagi Mahasiswa
Manggali ilmu semaksimal mungkin untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan
mahasiswa tentang masalah – masalah dan cara imunisasi pada bayi .