Anda di halaman 1dari 3

FORDYCE’S SPOTS

DEFINISI
Fordyce’s spot atau bisa juga disebut fordyce granules, fordyce’s condition, fordyce’s
disease merupakan kelenjar sebasea yang mengalami ektopik secara klinis tampak sebagai
makula atau papula berukuran 1-2mm berwarna putih kekuningan – putih jingga. Dapat
muncul pada vermilion bibir, mukosa rongga mulut, genital 1. Pada mukosa rongga mulut
letaknya dapat menyebar, paling sering ditemui di vermilion bibir atas, daerah retromolar,
dan mukosa bukal1,2.

EPIDEMIOLOGI
Lesi ini muncul pada perempuan dan laki-laki, tanpa ada prevalensi lebih tinggi pada
salah satu gender. Lesi menjadi lebih sering muncul setelah pubertas, kemungkinan besar
dikarenakan perubahan hormon yang menstimulasi pembesaran kelenjar sebasea. Biasanya
bilateral dan simetris, keadaan unilateral belum pernah tercatat 2. Berdasarkan penelitian
sebelumnya, munculnya FS mengalami peningkatan seiring bertambahnya usia, 60-80%
tercatat sebagai pasien lansia1.

PATO-ETIOLOGI
 Gangguan developmental
 Keadaan patologis pada sistem saraf
 Sekresi CRH pada saraf yang mengalami luka

Beberapa penelitian melaporkan hubungan antara kelenjar sebasea manusia dan sistem saraf 2.
Kelenjar sebasea pada kulit tidak memiliki inervasi dan tidak dipengaruhi oleh sistem saraf
tepi. Namun, berdasarkan penelitian beberapa tahun ini ditemukan hubungan antara sistem
saraf dan kelenjar sebasea. Human sebocytes bereaksi terhadap reseptor untuk
neurotransmiter, yang sebagian besar tersusun di permukaan sel 2. Nerve growth factor (NGF)
merupakan neuromediator yang sangat diperlukan, memegang peranan penting dalam
menumbuhkan regenerasi axon perifer3. Telah dilaporkan secara spesifik bahwa reseptor
NGF P75 berekspresi dalam meregenerasi graft saraf facial manusia 4. Sel germinatif yang
terdapat pada lapisan terluan sebasea acini menunjukkan nilai NGF yang tinggi pada pasien
dengan jerawat3.

PREDISPOSISI
Pasien dengan facial paralysis, chronic nerve inactivity, menggigit pipi secara berulang pada
daerah yang mengalami kelumpuhan, saliva flow yang menurun, kombinasi dari hal-hal
tersebut. Belum ada studi yang mempelajari efek dari luka mekanis terhadap fungsi kelenjar
sebasea5.
GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinis fordyce’s spot

Makula/papula putih-kekuningan, bentuk bulat-oval, ukuran 1-2mm, batas jelas, tepi regular,
permukaan licin, tidak nyeri

GAMBARAN HISTOPATOLOGIS
Tampak sebagai gambaran kelenjar sebasea normal. Terdiri dari lobul tunggal atau kelenjar
yang terletak pada dermis atau submukosa. Lobul tersebut terdiri dari kluster kecil dari
mature sebocyte dengan duktus sebasea1.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang. Penegakan diagnosa berdasarkan pemeriksaan
klinis1.

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
-

PERAWATAN
 Tidak perlu perawatan pada asimtomatis
 CO2 laser dan oral isotretinoin untuk perawatan estetik1

DAFTAR PUSTAKA
1. Lee, JH., Kwon, NH., et.al. Clinicopathologic Manifestations of Patients with
Fordyce’s Spots. Ann Dermatol Vol. 24, No. 1. 2012, pp: 103-5
2. Ocampo-Candiani J, Vloillarreal-1. Rodríguez A, Quiñones- Fernández AG, Herz-
Ruelas ME, Ruíz-Esparza J. Treatment of Fordyce spots with CO2 laser. Dermatol
Surg 2003; 29: 869–871.
3. Zouboulis CC. Sebaceous gland receptors. Dermatoendocrinol 2009; 1: 77–80.
4. Adly MA, Assaf HA, Nada EA, Soliman M, Hussein M. Expression of nerve growth
factor and its high affinity receptor, Tyrosine kinase A proteins, in the human scalp
skin. J Cutan Pathol 2006; 33: 559–568.
5. Ylä-Kotola TM, Kauhanen MS, Asko-Seljavaara SL, Haglund CH, Tukiainen E,
Leivo IV. P75 nerve growth factor receptor is expressed in regenerating human nerve
grafts. J Surg Res 2008; 146: 254–261.
6. Mansur, A.T. and Aydingoz, I.A. Unilateral Buccal Fordyce Spots with Ipsilateral
Facial Paralysis: A Sign of Neuro-sebaceous Connection?. Journal Compilation Acta
Dermato-Venereologica..2012. Pp: 177-8

Anda mungkin juga menyukai