Anda di halaman 1dari 5

V.

Hasil dan Pembahasan


Pada percobaan ini praktikan melakukan praktikum yaitu menentukan krom
menggunakan spektronik 20. Pada pengabsorpsian sinar ultra violet atau sinar
tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi elektron banding,
akibatnya panjang gelombang absorpsi maksimum dapat dikorelasikan dengan
jenis ikatan yang ada didalam molekul yang diselidiki. Oleh karena itu
spkteroskopi serapan molekul berharga untuk mengidentifikasi gugus-gugus
fungsional yang ada dalam suatu molekul. Percobaan tentang penentuan
K2Cr2O7 menggunakan spektronik 20 didapatkan hasil sebagai berikut:

4.1 Cara mengoperasikan spektronik 20


Perlakuan Hasil
- Dihubungkan kesumber listrik AC
220 V
- Dinyalakan alat spektronik 20
- Dipilih panjang gelombang yang
digunakan
- Diatur meter kepembacaan 0% T
dengan memutar tombol 200
control krab
- Dimasukkan larutan blanko
- Diatur meter kepembacaan 100%
T dengan memutar tombol
wavelight control
Pada percobaan praktikan menentukan konsentrasi krom dalam larutan
sampel menggunakan spektronik 20 (antara 200-600 nm). Alat ini hanya dapat
mengukur absorbansi dengan sampel larutan yang berwarna. Sehingga apabila
didapatkan sampel yang tidak berwarna maka sampel itu harus dikomplekkan
sehingga sampel itu dapat berwarna. Larutan yang berwarna dalam tabung
reaksi khusus dimasukan ke tempat cuplikan dan absorbansi atau persen
transmitansi dapat dibaca pada sekala pembacaan. Praktikan diharuskan
menghitung konsentrasi dengan berdasarkan interaksi antara energi dan
materi. Energi dalam hal ini adalah energi dari sinar UV Visible yang kemudian
dilewatkan pada suatu larutan sampel yang mengandung krom dengan berbagai
konsentrasi. Sebelum menentukan kadar krom didalam sampel, perlu
dilakukan pengoperasian alat spektronik 20 seperti pada tabel diatas.
Spektronik 20 adalah spektrofotometri yakni suatu metode analisis yang
berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur
larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan
monokromator prisma atau kisi difraksi dan detektor vakum phototube atau
tabung foton hampa.
Pada perlakuan pertama praktikan melakukan menghubungkan kesumber
listrik AC 220 V yang berfungsi untuk sumber energi sehingga dapat
menghidupkan alat karena alat yang digunakan menggunakan sumber listrik.
Setelah itu dinyalakan alat spektronik 20 fungsinya untuk menghidupkan atau
mengaktivkan alat. Perlakuan selanjutnya parameter pembacaan 0% T dengan
memutar tombol control knob berfungsi untuk pembacaan nilai absorbansinya.
Dimasukan larutan blanko sebagai penetral alat, agar transmittan pada
spektronik 20 bernilai 100% sehingga absorbansi yang terbaca benar-benar
merupakan nilai absorbansi dari zat yang dianalisis. Pada percobaan ini
digunakan blanko yaitu aquadest sebagai pembanding dari K 2Cr2O7. Dalam
pengoperasian alat ini jua ditentukan panjang gelombang yang bertujuan untuk
mendapatkan absorbansi yang baik dan agar warna terbaca dialat.
Spektronik 20 merupakan spektrofotometer visible yang susunannya
menggunakan satu berkas tunggal (single beam). Spektrofotometer jenis ini
memiliki susunan paling sederhana yang terdiri dari sumber sinar,
monokromator, kisi difraksi dan sistem pembacaan secara langsung, cahaya
putih dari lampu wolfram difokuskan oleh lensa A kecelah masuk: lensa B
mengumpulkan cahaya dari celah masuk itu dan memfokuskan kecelah luar
setelah dipantulkan dan didispersi oleh kisi difraksi untuk memperolehberbagai
panjang gelombang. Aspek pengukuran spektronik 20 salah satunya adalah
warna, dimana warna adalah spektrum tertentu yang terdapat didalam suatu
cahaya sempurna(berwarna putih). Warna putih dianggap sebagai reprentasi
kehadiran seluruh gelombang warna dengan proporsi seimbang. Identifikasi
suatu warna ditentukan oleh panjang gelombang cahaya tersebut. Alat
spektronik 20 memiliki bagian-bagian penting beserta fungsinya:
1. Power switch / Zero Control, berfungsi untuk menghidupkan alat (yang
ditunjukkan oleh nyala lampu Pilot Lamp) dan pengatur posisi jarum
penunjuk (meter) pada angka 0,00% T pada saat Sample Compartement
kosong dan ditutup
2. Transmittance / Absorbance Control, berfungsi untuk mengatur posisi jarum
meter pada angka 100% T pada saat kuvet yang berisi larutan blanko
berada dalam Sample Compartement dan ditutup.
3. Sample Compartement berfungsi untuk menempatkan larutan dalam kuvet
pada saat pengukuran. Selama pembacaan, Sample Compartement harus
dalam keadaan tertutup.
4. Wavelength Control berfungsi untuk mengatur panjang gelombang (l) yang
dikehendaki yang terbaca melalui jendela sebelahnya.
5. Pilot Lamp (nyala) berfungsi untuk mengetahui kesiapan instrumen.
6. Meter berfungsi untuk membaca posisi jarum penunjuk absorbansi dan
atau transmitansi.
Setelah dilakukan cara pengoperasian alat spektronik 20 kemudian
dilakukan pengukuran dengan berbagai konsentrasi dari 100 ppm, 10 ppm, 200
ppm, 250 ppm, 300 ppm, 250 ppm, serta sampe X dan Y. Prinsip kerja dari alat
spektronik 20 ini adalah interaksi yang terjadi antara energi yang berupa sinar
monokromator dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul. Berikut
adalah tabel pengukuran absorbansi dari berbagai macam konsentrasi.

4.2 Penentuan kadar K2Cr2O7


Konsentrasi (X) Absorbansi (Y)
100 0,2475
150 0,2975
200 0,355
250 0,3745
300 0,4915
350 0,5025
Sampel X 0,495
Sampel Y 0,473

Pada perlakuan penentuan K2Cr2O7 dalam sampel praktikan membut


sedereratan larutan menggunakan labu volumetrik dengan kosentrasi 1,2,3,4,5
dan 6. Berdasarkan percobaan penentuan dengan metode deret standar adalah
larutan yang dibuat kosentrasi tertentu dan telah diketahui kosentrasinya.
Larutan denagan deretan standar diencerkan dengan aquades hingga tanda
batas pada labu volumetric. Fungsi larutan standar adalah dibuat dengan
perlakuan ini untuk menentukan grafik. Aqudes berfungsi sebagai pengencer
(pelarut) yang dengan penambahannya dapat memperkecil kosentrasi larutan.
Larutan standar diambil dengan volume yang berbeda-beda pada
percobaan perlakuannya setelah larutan diencerkan dimasukkan kedalam
kuvet. Kuvet harus mempunyai syarat-syarat berikut:
1. Tidak berwarna sehingga dapat menstransmisikan semua cahaya
2. Permukaan secara optis harus benar-benar sejajar
3. Harus tahan dan tdak bereaksi terhadap bahan-bahan kimia
4. Tidak boleh rapuh
5. Yang mempunyai bentuk desaign yang sederhana
Warna pada K2Cr2O7 volume dari yang rendah ke volume yang tinggi warna
jadi pekat hal ini dikarenakan kosentrasi maka warna larutan semakin pekat
pada percobaan ini menggunakan panjang gelombang 426,6 nm.
Pada percobaan ini menggunakan blanko yang digunakan adalah aquades
fungsi larutan blanko adalah sebagai pengoreksi adsorbansi senyawa kimia
yang akan diukur. Larutan cuplikan adalah larutan yang akan ditentukan
kosentrasinya dapat ditentukan dengan cara membandingkan warna pada
larutan standar atau menggunakan spektrofotometer untuk mendapatkan nilai
absorbansinya.
Dan hasil dari tabel yang dimana kosentrasi yang berbeda yaitu
1,2,3,4,,5 dan 6. Didapatkan absorbansinya adalah 1,00013, 2,334, 3,09,
3,998, 5,937, dan 7009. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa samaan besar
pula absorbansinya. Besarnya nilai absorbansinya yang dihasilkan dipengaruhi
oleh kosentrasi warna suatu sampel maka semakin banyak larutan yang
diserap sehingga absorbansi yang diproleh semakin tinggi.
Pada percobaan ini praktikan sesuai dengan bunyi hokum Lambert Beer,
dengan kata lain baertambahnya kosentrasi berbanding lurus dengan
bertambahnya kosentrasi dengan absorbansi sehingga warna bertambahnya
absorbansi larutan sehingga warnanya pekat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbansi sebagai berikut:
1. Pelarut
2. pH
3. suhu
4. kosentrasi
5. zat pengganggu
faktor kesalahan yang sering terjadi pada percobaan ini adalah saat
pengencaran yang kurang tepat sehingga nilai absorban yang kurang tepat.
Pada percobaan ini mengguankan instrument spektrofotometer single
beam. Yang dimana pengertian single beam dapat mengukur absorbansi pada
panjang gelombang tunggal. Dimana pada percobaan ini dengan panjang
gelombang yang digunakan nm spektrofotometeri ada dua single beam dan
double beam.

Anda mungkin juga menyukai