Anda di halaman 1dari 6

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS KEMAMPUAN LAHAN

PERMUKIMAN DI KECAMATAN BANYUMANIK


Ath Thaariq Rifqi Oktafri
DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Email: aththaariqrifqi@gmail.com

Abstrak
Evaluasi daya dukung lingkungan merupakan bagian dari upaya mewujudkan pembangunan
berkelanjutan. Salah satu metoda evaluasi daya dukung lingkungan adalah evaluasi berbasis
kemampuan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi daya dukung
lingkungan berbasis kemampuan lahan di Kecamatn Banyumanik. Evaluasi dilakukan dengan
mengkaji kesesuaian antara kemampuan lahan dengan penggunaan lahan aktual dan alokasi
Pola Ruang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Kemampuan lahan dievaluasi
pada setiap Satuan Peta Lahan yang diperoleh dari survai lapangan tahun 2014. Penggunaan
lahan aktual dianalisis menggunakan citra Landsat 8 OLI tahun peliputan 2013. Hasil analisis
menunjukkan bahwa kemampuan lahan di wilayah penelitian berkisar dari kemampuan lahan
kelas II sampai kelas VIII. Wilayah dengan kemampuan lahan yang memungkinkan untuk
pengusahaan budidaya (kelas II-IV) mencakup 78,6% wilayah studi, sementara wilayah yang
tidak memungkinkan untuk budidaya (kelas V-VIII) mencakup 21,4% wilayah studi. Faktor
pembatas kemampuan lahan terdiri dari tekstur tanah, kedalaman efektif, drainase, lereng dan
genangan/banjir. Saat ini, 32% wilayah di Kecamatn Banyumanik penggunaan lahannya
sesuai dengan kemampuan lahannya, 66,4% wilayah digunakan melebihi kemampuan
lahannya. Dalam hal alokasi lahan pada pola ruang, 67,3% wilayah dialokasikan penggunaan
lahannya sesuai dengan kemampuan lahannya, sedangkan 31% dialokasikan melebihi
kemampuan lahannya. Temuan ini dapat digunakan untuk mengontrol penggunaan lahan di
Kecamatn Banyumanik dan menjadi bahan revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
agar penggunaan lahan dialokasikan sesuai dengan kemampuan lahannya.
Kata kunci: evaluasi kemampuan lahan, interpretasi citra, perencanaan, survai tanah, tataguna
lahan

A. PENDAHULUAN tersebut. Menurut Undang-Undang


1. Latar Belakang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Lahan menjadi salah satau utama Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu
dalam kelangsungan kehidupan sejak kemampuan lingkungan untuk
manusia pertama kali di bumi. Lahan mendukung perikehidupan manusia dan
berfungsi sebagai tempat beraktivitas makhluk hidup lainnya.
bagi manusia untuk mempertahankan Kecamatn Banyumanik merupakan
eksistensi. Aktivitas yang pertama kali salah satu kecamatn dari 16 kecamatan
dilakukan adalah pemnfaatan lahan untuk yang berada di Kota Semarang dan
tanam seperti pertanian berhubungan terletak dibagian selatan, mempunyai
dengan sumber daya alam. kondisi geografis yang berbukit-bukit
Penggunaa lahan (Land Use) sering kondisi wilayah Kecamatan Banyumanik
berfungsi sebagai pertymbuhan populasi adalah daerah perbukitan dan termasuk
dan perkembangan peradaban manusia. kawasan permukiman dan tempat
Hal ini akhirnya menimbulkan perdagangan, luas wilayahnya 4.800,688
permasalahn yaitu akibat pertambahan Ha. Wilayah Kecamatn Banyumanik
jumlah penduduk, penemuan dan terdiri dari 11 Kelurahan yaitu yaitu Kel.
pemanfaatan teknologi, serta dapat Pudakpayung, Gedawang, Jabungan,
menyebabkan penggunaan lahan menjadi Pedalangan, Padangsari, Banyumanik,
keruskana lingkungan. Lahan yang Srondol Wetan, Srondol Kulon,
semula berfungsi sebagai media bercocok Sumurboto, Ngesrep, dan Tinjomoyo.
tanam, berangsur-angsur berubah menjadi
multifungsi pemanfaatan 2. Perumusan Masalah
Ress (1990), daya dukung
lingkungan dalam konteks ekologis
adalah jumlah populasi atau komunitas
yang dapat didukung oleh sumberdaya
dan jasa yang tersedia dalam ekosistem
Fungsi kawasan di Kecamatn Pada penelitian ini dilakukan dengan
Banyumanik sangat memiliki kawasan kualitatif digunakan pada analisis
Penyangga, Kawasan Lindung, dan karakteristik tanah aset dan analisis
Kawasan Budidaya, sementara Kecamatn karakteristik wilayah sekitar, serta
Banyumanik memiliki bermaslaah yaitu mendeskripsikan atau menjelaskan hasil
pertambahan jumlah penduduk sehinggia
menyebabkan jumlah permukiman makin
bertambah akibat dapat degradasi Lahan
dapat merusak lingkungan untuk
berfungsi sebagai sumberdaya
lingkungan. dari analisis kuantitatif, agar lebih mudah
dipahami. Diagram hierarki dalam
3. Tujuan Penelitian analisis AHP yang terdiri dari tujuan
Mengetahui kondisi daya dukung penelitian, kriteria-kriteria yang perlu
lingkungan Kecamatam Banyumanik dipertimbangkan dalam kegiatan
berkaitan dengan fungsi kawasan di pemanfaatan tanah aset dan alternatif
Kecamatan Banyumanik. pemanfaatan tanah aset, dapat dilihat
pada Gambar 1 berikut.
4. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan
memberikan manfaat sebagai kebijakan
untuk daya dukung lingkungan menjadi
di Kecamatan Banyumanik menjadi lebih
baik.
Setelah itu, analisis dilakukan dalam
B. METODE PENELITIAN penelitian ini dalah sebagian besar
Bahan dan data yang digunakan pemanfaatm citra sate;it. Tahapan yang
dalam penelitan Penggunaan Citra Satelit dilakukan adalah persiapan citra dan
untuk kajian perkembangan kawasan di interpretasi citra untuk menanalisis daya
Kecamatan Banyumanik. dukung lahan di kecamatan Banyumanik.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN ngsar
i
Kecamatan Banyumanik memiliki
Nges
222,2 38 7,13
peran sebagai kota permukiman. Karena rep 1,22
Jabu
di Kecamatan Banyumanik merupakan 325,6 16 10,45
ngan 0,51
tempta tinggal bagi penduduk dan jumlah Geda
98 201,1 3,14
wang 6,45
penduduk paling padat sehingga dapat
2058, 1058,
66,05 33,95
degradasi lahan sumberdaya alam dan Total 8 1
Total
lingkungan. Berdasarkan gambar peta Kesel
tentang jumlah permukiman dan non uruh
an 3116,9 100,00
permukiman berikutnya.

Presentase Berdasarkan table diatas bahwa


Luas (Ha)
(%) menunjukkan jumlah permukiman dan
Kelur Non Non
Perm Perm non permukiman. Penyimpulkan bahwa
ahan Perm Perm
ukim ukim
ukim ukim di atas ini memiliki jumlah permukiman
an an
an an
Bany sangat banyak sehingga dapat degradasi
uma 102 35 3,27
lahan terhadap sumberdaya alam dan
nik 1,12
Tinjo lingkungan. Kecamatan Banyumanik
moy 96 204 3,08
dapat menyebabkan kerusakan
o 6,54
Sum lingkungan hidup yaitu terjadinya
ur 148 24 4,75
pencemaran (pencemaran udara, air,
Boto 0,77
Sron tanah, dan suara) sebagai dampak adanya
dol
188 6 6,03 kawasan industry, terjadinya banjir,
Weta
n 0,19 sebagai dampak buruknya drainase atau
Sron
dol sistem pembuangan air dan kesalahn
215 119 6,90
Kulo dalam menjaga daerah aliran sungai dan
n 3,82
Puda dampak pengrusakan hutan, dan
k
373 317 11,97 terjadinya tanah longsor, sebagai dampak
Payu
ng 10,17 langsung dari rusaknya hutan.
Padal Tentunya permasalahan di
anga 237 8 7,60
n 0,26 Kecamatan Banyumanik dapat terjadinya
Pada 54 90 1,73 2,89 yaitu banjir dan longsor karena lahan
dirusakan oleh manusia untuk menjadi 2. Degradasi laahn di Kecamatan
penggunaan lahan tidak terkontrol. Banyumanik memiliki bermasalah
Karena jumlah penduduk terus bertambah yaitu banjir dan longsor karena
sehingga menyebabkan guna lahan jumlah permukiman banyak sehingga
menjadi permukiman. Kawasan lahan lingkungan atau penutupan
permukiman di Kecamatan Banyumanik lahan berkurang disebabkan oleh
sebesar 66,05% ini merupakan presentase jumlah penduduk bertambah.
cukup besar.
Tujuan penelitian dari atas untuk 2. Saran
dapat analisis daya dukung lingkungan 1. Jangka waktu perubahan kawasan
adalah untuk mengetahui kemampuan permukiman yang digunakan
lahan untuk mendukung kegiatan tertentu sebaiknya dibagi menjadi beberapa
sehingga dapat menghindari terjadinya periode sehingga dimungkinkan
bencana akibat penurunan kualitas lahan mendaptakan hasil yang lebih baik.
karena pemanfaat yang kurang sesuai 2. Hasil meberi batasan jumlah
dengan kemampuannya. penduduk kesesuaian luas Kecamatn
Banyumanik.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Latar Belakang E. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil dan pembahasan Ayu Saraswati, Dian, Subiyanto, Sawitri,
penelitian yang telah dilakukan dapat dan Putra Wijaya, Arwan. 2016.
diambil kesimpulan: ANALISIS PERUBAHAN LUAS DAN
1. Berdasarkan hasil interpretasi peta POLA PERSEBARAN
serta hasil perhitungan yang telah PERMUKIMAN. Jurnal Geodesi
dilakukan dapat diketahui bahwa Undip.
luas kawasan permukiman di Hadian, Moh. Sapari Dwi. Dkk.
Kecamatan Banyumaniks sebesar 2006.ebaran Akuifer Pola ALiran
2.058,8 Ha dengan presentase Tanah di Kecamatn Batu, Kota
sebesar 66,05%. Sementara luas non Tanggerang, Provinsi Banten. Jurnal
permukiman sebesar 1.058,1 Ha Geologi Indonesia, 1 (3): 115-128.
dengan presentase sebesar 33,95%.
Symeonakis, E., Calvo-Cases, A., dan
ArnauRosalen, E., 2007. Land use
change and land degradation in
Southeastern Mediterranean, Spain.
Environmental Management, 40:80-
94.
Singer, M.J., 2014. Land Capability
Analysis. In Encyclopedia of Natural
Resources: Land. Taylor and Francis,
New York, Published online: 21 Oct
2014, 295-298.
Sharififar, A., Ghorbani, H., dan Karimi,
H., 2013. Integrated Land Evaluation
for Sustainable Agricultural
Production by Using Analytical
Hierarchy Process.

Anda mungkin juga menyukai