Anda di halaman 1dari 10

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN

RINGKASAN MATA KULIAH


ANGGARAN PENDAPATN DAN BELANJA NEGARA (APBN)

Miftahul Jannah S4131908013

PROGRAM STUDI S2 MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
A. PENDAHULUAN
Keuangan negara meliputi seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan
dengan pengelolaan semua hak dan kewajiban negara. Dan seluruh rangkaian
kegiatan ini memiliki akibat-akibat keuangan sehingga memerlukan adanya suatu
perencanaan keuangan yang cermat (budgeting atau penganggaran). Anggaran
ini memiliki fungsi diantaranya sebagai pedoman dalam mengelola negara
dalam periode tertentu, sebagai alat pengawasan dan pengendalian
masyarakat terhadap kebijakan yang telah dipilih oleh pemerintah dan
sebagai alat pengawasan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dalam
melaksanakan kebijakan yang telah dipilih.
Budget atau anggaran dalam pengertian umum diartikan sebagai suatu
rencana kerja untuk suatu periode yang akan datang yang telah dinilai dengan
uang. Kata budget yang digunakan di Inggris sendiri merupakan serapan dari
istilah bahasa Perancis yaitu bouge atau bougette yang berarti “tas” di pinggang
yang terbuat dari kulit, yang kemudian di Inggris kata budget ini berkembang
artinya menjadi tempat surat yang terbuat dari kulit, khususnya tas tersebut
dipergunakan oleh Menteri Keuangan untuk menyimpan surat-surat anggaran.
Sementara di negeri Belanda, anggaran disebut begrooting, yang berasal dari
bahasa Belanda kuno yakni groten yang berarti memperkirakan.
Di Indonesia sendiri, pada awal mulanya (pada jaman Hindia-Belanda)
secara resmi digunakan istilah begrooting untuk menyatakan pengertian
anggaran. Namun sejak Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, istilah “Anggaran
Pendapatan dan Belanja” dipakai secara resmi dalam pasal 23 ayat 1 UUD 1945,
dan di dalam perkembangan selanjutnya ditambahkan kata Negara untuk
melengkapinya sehingga menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

B. PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN SISTEM ANGGARAN NEGARA

1. PENGERTIAN ANGGARAN
Anggaran merupakan salah satu bagian dari proses pengendalian
manajemen yang berisi rencana tahunan yang dinyatakan secara kuantitatif,
diukur dalam satuan moneter. Anggaran merupakan taksiran sumber daya
yang diperlukan untuk melaksanakan program kerja.
Anggaran negara adalah suatu pernyataan tentang perkiraan
pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi dalam suatu
periode di masa depan, serta data dari pengeluaran dan penerimaan yang
sungguh-sungguh terjadi di masa yang lalu” (JohnF. Due:1975).
Anggaran negara, gambaran dari kebijaksanaan pemerintah yang
dinyatakan dalam ukuran uang, berupa kebijaksanaan pengeluaran
untuk periode di masa depan maupun penerimaan untuk menutup
pengeluaran pemerintah tersebut. Dari anggaran negara dapat diketahui
realisasi pelaksanaan kebijaksanaan pemerintah di masa lalu. Dapat
diketahui pula tercapai atau tidaknya serta maju atau mundurnya
kebijaksanaan yang hendak dicapai. Anggaran negara bukan hanya
sekadar laporan keuangan, namun juga laporan kebijakan yang diambil.
Anggaran negara menggambarkan suatu dokumen politik negara.
Perencanaan merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses
manajemen organisasi. Demikian juga, anggaran mempunyai posisi yang
penting. Anggaran mengungkapkan apa yang dilakukan di masa
mendatang. Anggaran dapat diinterpretasikan sebagai paket pernyataan
perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam
satu atau beberapa periode mendatang. Di dalam tampilannya, anggaran
selalu menyertakan data penerimaan dan pengeluaran yang terjadi di masa
lalu. Dan menurut Mulyadi (2001:488), Anggaran merupakan suatu rencana
kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter
standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu
tahun. Sedangkan, Menurut National Commitee on Governmental
Accounting (NCGA) yang saat ini telah menjadi Governmental Accounting
Standards Board (GASB), definisi anggaran (budget) adalah sebagai
rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang
diusulkan dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya
dalam periode waktu tertentu.
Anggaran negara merupakan salah satu alat politik fiskal untuk
mempengaruhi arah dan percepatan pendapatan nasional. Adapun mengenai
anggaran yang akan digunakan tergantung pada keadaan ekonomi yang
dihadapi. Dalam keadaan ekonomi yang normal dipergunakan anggaran
negara yang seimbang, kemudian dalam keadaan ekonomi yang deflasi
biasanya dipergunakan anggaran negara yang defisit dan sebaliknya dalam
keadaan ekonomi yang inflasi dipergunakan anggaran negara yang surplus.
Pada umumnya, anggaran Negara dapat diklasifikasi atas 2 kategori.
Yaitu :
 Anggaran Berimbang
Anggaran ini disusun sedemikian rupa sehingga setiap pengeluaran
pemerintah dapat dibiayai oleh penerimaan dari sector pajak atau
sejenisnya, yaitu suatu kondisi dimana penerimaan pemerintah sama
dengan pengeluaran pemerintah.
 Anggaran Tidak Seimbang
Anggaran ini terdiri dari anggaran surplus dan anggaran defisit.
Anggara surplus yaitu pengeluaran lebih kecil dari penerimaan
sedangkan defisit yaitu pengeluaran lebih besar dari penerimaan.
Anggaran belanja yang tidak seimbang biasanya mempunyai
pengaruh berlipat ganda terhadap pendapatan nasional.

2. FUNGSI ANGGARAN NEGARA


Anggaran yang dimiliki oleh suatu Negara mengandung tiga fungsi
fiscal utama. Yaitu :
 Fungsi Alokasi
Pemerintah mengadakan alokasi terhadap sumber-sumber dana
untuk mengadakan barang-barang kebutuhan perseorangan dan
sarana yang dibutuhkan untuk kepentingan umum. Semuanya itu
diarahkan agar terjadi keseimbangan antara uang beredar dan
barang serta jasa dalam masyarakat.
 Fungsi Distribusi
Pemerintah melakukan penyeimbangan, menyesuaikan pembagian
pendapatan dan mensejahterakan masyarakat.
 Fungsi Stabilitas
Pemerintah meningkatkan kesempatan kerja serta stabilitas harga
barang-barang kebutuhan masyarakat dan menjamin untuk selalu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mantap.

3. PRINSIP-PRINSIP ANGGARAN NEGARA


Prinsip-prinsip dalam anggaran Negara :
 Demokratis, mengandung makna bahwa anggaran negara (di
pemerintahan Pusat maupun di pemerintahan Daerah), baik yang
berkaitan dengan pendapatan maupun yang berkaitan dengan
pengeluaran, harus ditetapkan melalui suatu proses yang
mengikutsertakan sebanyak mungkin unsur masyarakat selain harus
dibahas dan mendapatkan persetujuan dari lembaga perwakilan
rakyat.
 Adil, berarti bahwa anggaran negara haruslah diarahkan secara
optimum bagi kepentingan orang banyak dan secara proporsional,
dialokasikan bagi semua kelompok dalam masyarakt sesuai dengan
kebutuhannya.
 Transparan, yaitu proses perencanaan, pelaksanaan serta
pertanggung jawaban anggaran negara harus diketahui tidak saja
oleh wakil rakyat, tetapi juga oleh masyarakat umum.
 Bermoral Tinggi, berarti pengelolaan keuangan negara harus
berpegang kepada peraturan perundangan yang berlaku, dan juga
senantiasa mengacu pada etika dan moral yang tinggi.
 Berhati-hati, berarti pengelolaan anggaran negara harus dilakukan
secara berhati-hati, karena jumlah sumber daya yang terbatas dan
mahal harganya. Hal ini semakin terasa penting jika dikaitkan
dengan unsur hutang negara.
 Akuntabel, berarti bahwa pengelolaan keuangan negara haruslah
dapat dipertanggung jawabkan setiap saat secara intern maupun
ekstern kepada rakyat.
Selama ini sector public melakukan pembedaan krusial antara
tambahan modal dan penerimaan, serta tambahan pendapatan dan
pengeluaran. Dampaknya adalahpemisahan penyusunan anggaran
tahunan dan anggaran modal tahunan.
Jenis anggaran sektor publik adalah :
1) Anggaran Negara dan Daerah APBN/APBD (Budget of state)
2) Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Yaitu
anggaran usaha setiap BUMN/BUMD serta badan hkum
public atau gabungan public dan swasta.

4. KARAKTERISTIK ANGGARAN NEGARA


Karakteristik anggaran sector public adalah sebagai berikut:
 Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan non
keuangan
 Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau
beberapa tahun.
 Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan.
 Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang
lebih tinggi dari penyusunan anggaran.
 Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.
5. PERKEMBANGAN SISTEM ANGGARAN NEGARA
System anggaran Negara saat ini terbagi menjadi dua komponen, yaitu :
 Anggaran untuk pemerintah pusat. Yang dibagi dalam dua hal :
1) Anggaran rutin yang besarnya kira-kira 62 persen dari total
pengeluaran meliputi: belanja pegawai, belanja barang dan
subsidi (BBM dan bukan BBM).
2) Anggaran pembangunan yang besarnya kira-kira 14
persen dari total pengeluaran meliputi pembiayaan rupiah
dan pembiayaan proyek. Untuk anggaran pembangunan,
peranan dana yang berasal dari negara-negara donatur
saat ini masih cukup besar.
 Anggaran belanja untuk daerah, yang besarnya kira-kira 24 persen
dari total pengeluaran. Anggaran ini terdiri dari Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH), dan Dana Alokasi
Khusus (DAK). Dana tersebut di transfer ke pemerintah daerah
baik provinsi, kabupaten maupun kota.

C. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA


1. PENGERTIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
NEGARA
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan
rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). Dalam menyusun suatu anggaran harus
berkaitan antara dana-dana yang akan dikeluarkan dan tujuan yang akan
dicapai. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berisikan
daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan
pengeluaran negara dalam satu tahun anggaran (1 Januari – 31 Desember).
Pola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan
realisasinya adalah untuk melaksanakan tugas sehari-hari (rutin) dalam
rangka pelaksanaan kegiatan dibidang pemerintahan. Ruang lingkup
keuangan negara terdiri atas kekayaan Negara yang dikelola langsung dan
yang dipisahkan. Kekayaan negara yang dikelola langsung terdiri atas
anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan barang-barang
inventaris kekayaan negara. Pengurusan APBN termasuk dalam
pengurusan umum/administratif, sedangkan pengurusan barang-
barang inventaris kekayaan negara termasuk dalam pengurusan khusus.
2. FUNGSI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) memiliki enam
fungsi dalam rangka membentuk struktur perekonomian Negara. Yaitu :
 Fungsi Otoritas
Bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja negara
pada tahun yang bersangkutan, dengan demikian pembelanjaan atau
pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
 Fungsi Perencanaan
Bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat
menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada
tahun tersebut. Bila pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya,
maka negara dapat membuat rencana-rencana untuk mendukung
pembelanjaan tersebut. Misalnya telah direncanakan atau
dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan, maka
pemerintah dapat mengambil tindakan untuk persiapan proyek
tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.
 Fungsi Pengawasan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus menjadi
pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan
pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
 Fungsi Alokasi
Bahwa suatu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
harus diarahkan untuk mengurangi penggangguran dan
pemborosan sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas perekonomian.
 Fungsi Distribusi
Bahwa kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
 Fungsi Stabilitas
Bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian.

D. LANGKAH PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN


BELANJA NEGARA (APBN)
1. STRUKTUR APBN
Sejak tahun 2000, format dan struktur APBN Indonesia berubah dari
T- Account menjadi I-account. Perubahan tersebut untuk menyesuaikan
dengan standar Government Finance Statistics (GFS). Dengan format ini,
Pendapatan disajikan pada urutan teratas yang kemudian dikurangi dengan
belanja negara sehingga dapat diketahui surplus atau defisit. Setelah
defisit, disajikan unsur-unsur Pembiayaan untuk menutup defisit tersebut.
Penyesuaian format ini memberikan keuntungan sebagai berikut:
 Meningkatkan transparansi dalam penyusunan APBN.
 Mempermudah pelaksanaan pengelolaan APBN oleh
pemerintah.
 Memudahkan analisis perbandingan dengan APBN Negara-
negara lain yang juga menerapkan standar GFS, dan
 Memudahkan pelaksanaan desentralisasi perimbangan keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
2. SIKLUS APBN
Terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam proses
penyusunan APBN, antara lain siklus APBN, kondisi ekonomi domestik
dan internasional yang tercermin dalam asumsi dasar ekonomi
makro, berbagai kebijakan APBN dan pembangunan, parameter
konsumsi komoditas bersubsidi, kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan
negara, resiko fiskal dan kinerja pelaksanaan APBN dari tahun ke tahun.
Siklus adalah putaran waktu yang berisi rangkaian kegiatan
secara berulang dengan tetap dan teratur. Oleh karena itu, Siklus
APBN dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang berawal dari
perencanaan dan penganggaran sampai dengan pertanggungjawaban APBN
yang berulang dengan tetap dan teratur setiap tahun anggaran. Secara
ringkas, penggambaran siklusd APBN disajikan sebagai berikut :

1. Perencanaan dan
Penganggaran APBN
(Januari - Juli)

6. Pemeriksaan dan
2. Pembasan APBN
Pertanggungjawaban
(Agustus - Oktober)
APBN

5. Pelaporan dan 3. Penetapan APBN


Pencatatan APBN akhir

4. Pelaksanaan APBN
(sejak Januari)
Siklus APBN diawali dengan tahapan kegiatan perencanaan dan
penganggaran APBN. Terkait penyusunan rencana anggaran (kapasitas
fiskal), Pemerintah, BPS, Bank Indonesia mempersiapkan asumsi dasar
ekonomi makro yang akan digunakan sebagai acuan penyusunan kapasitas
fiskal oleh Pemerintah. Selain itu juga disiapkan konsep pokok-pokok
kebijakan fiskal dan ekonomi makro. Dalam tahapan ini, terdapat dua
kegiatan penting yaitu: perencanaan kegiatan (Perencanaan) dan
perencanaan anggaran (Penganggaran). Dalam perencanaan, para
pemangku kepentingan terutama Kementerian Negara/Lembaga (K/L)
menjalankan perannya untuk mempersiapkan RKP/RKAKL yang
mencerminkan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan oleh Presiden
dan mendapat persetujuan DPR. Setelah melalui pembahasan antara K/L
selaku chief of operation officer (COO) dengan Menteri Keuangan
selaku chief financial officer (CFO) dan Menteri Perencanaan, dihasilkan
Rancangan Undang-Undang APBN yang bersama Nota Keuangan
kemudian disampaikan kepada DPR.
Setelah dilakukan pembahasan antara Pemerintah dan DPR, dengan
mempertimbangkan masukan DPD, DPR memberikan persetujuan dan
pengesahan sehingga menjadi Undang- undang APBN, di mana tahapan
kegiatan ini disebut penetapan APBN.
Pada tahapan selanjutnya, pelaksanaan APBN dilakukan oleh
K/L dan Bendahara Umum Negara dengan mengacu pada Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebagai alat pelaksanaan APBN.
Bersamaan dengan tahapan pelaksanaan APBN, K/L dan Bendahara
Umum Negara melakukan pelaporan dan pencatatan sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) sehingga menghasilkan Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang terdiri atas Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan Atas
Laporan Keuangan (CALK).
1
0

Anda mungkin juga menyukai