1. PENGERTIAN ANGGARAN
Anggaran merupakan salah satu bagian dari proses pengendalian
manajemen yang berisi rencana tahunan yang dinyatakan secara kuantitatif,
diukur dalam satuan moneter. Anggaran merupakan taksiran sumber daya
yang diperlukan untuk melaksanakan program kerja.
Anggaran negara adalah suatu pernyataan tentang perkiraan
pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi dalam suatu
periode di masa depan, serta data dari pengeluaran dan penerimaan yang
sungguh-sungguh terjadi di masa yang lalu” (JohnF. Due:1975).
Anggaran negara, gambaran dari kebijaksanaan pemerintah yang
dinyatakan dalam ukuran uang, berupa kebijaksanaan pengeluaran
untuk periode di masa depan maupun penerimaan untuk menutup
pengeluaran pemerintah tersebut. Dari anggaran negara dapat diketahui
realisasi pelaksanaan kebijaksanaan pemerintah di masa lalu. Dapat
diketahui pula tercapai atau tidaknya serta maju atau mundurnya
kebijaksanaan yang hendak dicapai. Anggaran negara bukan hanya
sekadar laporan keuangan, namun juga laporan kebijakan yang diambil.
Anggaran negara menggambarkan suatu dokumen politik negara.
Perencanaan merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses
manajemen organisasi. Demikian juga, anggaran mempunyai posisi yang
penting. Anggaran mengungkapkan apa yang dilakukan di masa
mendatang. Anggaran dapat diinterpretasikan sebagai paket pernyataan
perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam
satu atau beberapa periode mendatang. Di dalam tampilannya, anggaran
selalu menyertakan data penerimaan dan pengeluaran yang terjadi di masa
lalu. Dan menurut Mulyadi (2001:488), Anggaran merupakan suatu rencana
kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter
standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu
tahun. Sedangkan, Menurut National Commitee on Governmental
Accounting (NCGA) yang saat ini telah menjadi Governmental Accounting
Standards Board (GASB), definisi anggaran (budget) adalah sebagai
rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang
diusulkan dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya
dalam periode waktu tertentu.
Anggaran negara merupakan salah satu alat politik fiskal untuk
mempengaruhi arah dan percepatan pendapatan nasional. Adapun mengenai
anggaran yang akan digunakan tergantung pada keadaan ekonomi yang
dihadapi. Dalam keadaan ekonomi yang normal dipergunakan anggaran
negara yang seimbang, kemudian dalam keadaan ekonomi yang deflasi
biasanya dipergunakan anggaran negara yang defisit dan sebaliknya dalam
keadaan ekonomi yang inflasi dipergunakan anggaran negara yang surplus.
Pada umumnya, anggaran Negara dapat diklasifikasi atas 2 kategori.
Yaitu :
Anggaran Berimbang
Anggaran ini disusun sedemikian rupa sehingga setiap pengeluaran
pemerintah dapat dibiayai oleh penerimaan dari sector pajak atau
sejenisnya, yaitu suatu kondisi dimana penerimaan pemerintah sama
dengan pengeluaran pemerintah.
Anggaran Tidak Seimbang
Anggaran ini terdiri dari anggaran surplus dan anggaran defisit.
Anggara surplus yaitu pengeluaran lebih kecil dari penerimaan
sedangkan defisit yaitu pengeluaran lebih besar dari penerimaan.
Anggaran belanja yang tidak seimbang biasanya mempunyai
pengaruh berlipat ganda terhadap pendapatan nasional.
1. Perencanaan dan
Penganggaran APBN
(Januari - Juli)
6. Pemeriksaan dan
2. Pembasan APBN
Pertanggungjawaban
(Agustus - Oktober)
APBN
4. Pelaksanaan APBN
(sejak Januari)
Siklus APBN diawali dengan tahapan kegiatan perencanaan dan
penganggaran APBN. Terkait penyusunan rencana anggaran (kapasitas
fiskal), Pemerintah, BPS, Bank Indonesia mempersiapkan asumsi dasar
ekonomi makro yang akan digunakan sebagai acuan penyusunan kapasitas
fiskal oleh Pemerintah. Selain itu juga disiapkan konsep pokok-pokok
kebijakan fiskal dan ekonomi makro. Dalam tahapan ini, terdapat dua
kegiatan penting yaitu: perencanaan kegiatan (Perencanaan) dan
perencanaan anggaran (Penganggaran). Dalam perencanaan, para
pemangku kepentingan terutama Kementerian Negara/Lembaga (K/L)
menjalankan perannya untuk mempersiapkan RKP/RKAKL yang
mencerminkan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan oleh Presiden
dan mendapat persetujuan DPR. Setelah melalui pembahasan antara K/L
selaku chief of operation officer (COO) dengan Menteri Keuangan
selaku chief financial officer (CFO) dan Menteri Perencanaan, dihasilkan
Rancangan Undang-Undang APBN yang bersama Nota Keuangan
kemudian disampaikan kepada DPR.
Setelah dilakukan pembahasan antara Pemerintah dan DPR, dengan
mempertimbangkan masukan DPD, DPR memberikan persetujuan dan
pengesahan sehingga menjadi Undang- undang APBN, di mana tahapan
kegiatan ini disebut penetapan APBN.
Pada tahapan selanjutnya, pelaksanaan APBN dilakukan oleh
K/L dan Bendahara Umum Negara dengan mengacu pada Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebagai alat pelaksanaan APBN.
Bersamaan dengan tahapan pelaksanaan APBN, K/L dan Bendahara
Umum Negara melakukan pelaporan dan pencatatan sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) sehingga menghasilkan Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang terdiri atas Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan Atas
Laporan Keuangan (CALK).
1
0