Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN ALAT PELINDUNG DIRI TERHADAP


COVID-19 PADA MASYARAKAT

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Klinis Keperawatan


Program Magister Keperawatan Universitas Padjadjaran
Peminatan Keperawatan Medikal Bedah

Dosen Mata Ajar


Dr. Yanti Hermayanti, S.Kp., MNm

OLEH:
Peminatan Keperawatan Medikal Bedah Angkatan 14
Andry Tahta Pramudya 220120190041 Ribka Panjaitan 220120190048
Anggi Jamiyanti 220120190015 Sarah Arnika Simatupang 220120190027
Azhar Zulkarnain Alamsyah 220120190024 Sofari Nurul Fauzi 220120190001
Dessi Kusmawati Nugrha 220120190023 Sofhya Thiodora Silalahi 220120190018
Meriska Winanda Tenri 220120190003 Trias Eka Nurlaela 220120190004
Muhammad Alghifari B 220120190036 Wilhelmina Kelen 220120190021
Ria Indriani 220120190035

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2
I. LATAR BELAKANG......................................................................................3
II. SATUAN ACARA PENYULUHAN ALAT PELINDUNG DIRI..................4
A. Tujuan Umum...............................................................................................4
B. Materi penyuluhan (terlampir)......................................................................4
C. Metode Penyuluhan.......................................................................................5
D. Media............................................................................................................5
E. Kegiatan Penyuluhan dan Demonstrasi Penggunaan Masker Sebagai Alat
Pelindung Diri (APD) Bagi Masyarakat dalam Pencegahan Covid-19...............5
F. Pengorganisasian...........................................................................................6
G. Evaluasi.........................................................................................................7
III. MATERI ALAT PELINDUNG DIRI...........................................................8
A. Penggunaan Masker di Masyarakat..............................................................8
B. Anjuran Penggunaan Masker........................................................................8
C. Jenis Masker................................................................................................10
D. Tatalaksana Masker.....................................................................................11
E. Standar Masker...........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

2
I. LATAR BELAKANG
Saat ini dunia sedang menghadapi masalah kesehatan yang serius.
Keunculan Covid-19 pada bulan Desember 2019 di Kota Wuhan Provinsi
Hubei Tiongkok, telah menyebar ke banyak Negara. Hingga pada Maret 2020
World Health Organization (WHO), menetapkan bahwa Covid-19 merupakan
pandemik. Sampai 15 April 2020, sebanyak 210 negara telah melaporkan
kasus Covid-19, dengan angka kematian lebih dari 120.000. Indonesia sendiri
sampai saat ini 20 April 2020, memiliki kasus positif Covid-19 sebanyak
6.760.

Covid-19 ini menyebar melalui dua cara yaitu percikan (droplet)


saluran pernafasan dan kontak. Percikan saluran pernafasan dihasilkan saat
seseorang batuk atau bersin. Untuk menghindari penyebaran melalui droplet,
maka dianjurkannya penggunaan alat pelindung diri (APD) berupa masker.
Namun, dengan adanya fakta tersebut, fenomena yang terjadi dimasyarakat
adalah terjadinya kelangkaan sediaan masker. Tidak hanya dimasyarakat
umum, kelangkaan masker juga terjadi di pelayanan kesehatan. Hal tersebut
menimbulkan terhambatnya pelayanan kesehatan dalam melayani pasien dan
tingginya resiko tenaga kesehatan terpapar Covid-19.

Fenomena diatas dapat dipicu oleh kepanikan dan ketidaktahuan


masyarakat umum mengenai penggunaan masker yang seharusnya. Sehingga
perlunya pemaparan informasi kepada masyarakat mengenai alat
perlindungan diri yang tepat digunakan. Menyikapi fenomena tersebut WHO
sendiri pada 6 April mengeluarkan panduan sementara anjuran mengenai
masker pada konteks Covid 19. Panduan tersebut menginformasikan masker
yang tepat digunakan oleh masyarakat umum dan tenaga medis.

Berdasarkan latar belakang diatas maka, tujuan dari penyuluhan


kesehatan ini adalah diharapkan masyarakat mampu memahami dan mengerti
tentang penggunaan alat pelindung diri selama masa pandemi Covid-19.

3
II. SATUAN ACARA PENYULUHAN ALAT PELINDUNG DIRI
Pokok Pembahasan : Alat Pelindung Diri

Sub Pokok Pembahasan : Pengertian Alat Pelindung Diri, Kegunaan


Masker, Jenis-jenis Masker, Tatalaksana
masker, Standar Masker yang Digunakan

Sasaran : Masyarakat umum

Waktu : Fleksibel

Durasi : 1 menit 19 detik

Nama Penyuluh : Kelompok KMB

A. Tujuan Umum
1. Tujuan Umum

Setelah melihat video penyuluhan selama 1 menit 19 detik,


diharapkan masyarakat mampu memahami dan mengerti tentang
penggunaan alat pelindung diri selama masa pandemi covid-19.

2. Tujuan Khusus

Setelah melihat video penyuluhan selama 1 menit 19 detik tentang


penggunaan alat pelindung diri bagi masyarakat selama pandemi covid-
19, diharapkan masyarakat dapat:

a. Memahami pentingnya penggunaan alat pelindung diri khususnya


masker yang tepat bagi masyarakat
b. Memahami anjuran penggunaan masker
c. Memahami jenis-jenis masker
d. Memahami tatalaksana masker
e. Memahami standar masker yang digunakan

4
B. Materi penyuluhan (terlampir)
1. Pengertian alat pelindung diri
2. Penggunaan masker di masyarakat
3. Anjuran penggunaan masker
4. Jenis masker
5. Tatalaksana masker
6. Standar masker

C. Metode Penyuluhan
1. Audio visual
D. Media
1. Video animasi
E. Kegiatan Penyuluhan Masker Sebagai Alat Pelindung Diri (APD)
Bagi Masyarakat dalam Pencegahan Covid-19
Tahap Waktu Kegiatan
Kegiatan Media
kegiatan Sasaran
Pendahuluan 17 detik 1. Mengucapkan salam 1. Mendengarkan Video
penyuluhan 2. Menjelaskan latar edukasi
belakang penyuluhan 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan ,
diberikan Memperhatika
penyuluhan n

3. Mendengarkan
dan
memperhatika
n.
Isi 45 detik 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan Video
penggunaan masker dan edukasi
yang tepat buat memperhatika
masyarakat n
2. Menjelaskan anjuran
penggunaan masker 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan jenis- dan
jenis masker memperhatika
4. Menjelaskan n
tatalaksana masker
5. Menjelaskan standar 3. .
masker yang Mendengarkan
digunakan. dan
memperhatika

5
n.
Penutup 17 detik 1. Memberikan 1. Mendengarkan Video
Kesimpulan edukasi
2. Memberikan 2. Memperhatika
Kesempatan bertanya n
melalui media
online/sosial media
lainnya 3. Mendengarkan
3. Salam terapeutik.

F. Pengorganisasian
1. Pembimbing:
a. Ibu Tuti Pahria, S.Kp., M.Kes., PhD
b. Ibu Atlastieka Praptiwi, S.Kep., Ners., M.Nurs
2. Ketua Pelaksana: Azhar Zulkarnain
3. Tim Penyaji Materi
a. Sofari Nurul
b. Dessy Kusmawati
c. Sarah Arnika
d. Sofhya Thiodora
e. Ria Indriani
f. Andry Pramudya
4. Tim Editor
a. Meriska Winanda Tenri
b. Wilhelmina Kelen
c. Ribka Pandjaitan
d. Alghifari Budiman
e. Anggi Jamiyanti
f. Trias Eka Nurlela
G. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Diharapkan seluruh peserta dapat mengikuti penyuluhan
kesehatan melalui media video
b. Diharapkan waktu, media dan alat telah tersedia sesuai rencana

6
c. Diharapkan peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
2. Evaluasi Proses
a. Diharapkan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan sesuai
dengan yang direncanakan
b. Diharapkan peserta dapat menonton video penyuluhan kesehatan
dari awal hingga akhir
c. Diharapkan peserta berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan
kesehatan dengan cara memberikan pertanyaan lewat media sosial
apabila ada hal yang kurang dimengerti mengenai video
penyuluhan kesehatan tersebut
d. Diharapkan peserta turut menyebarluaskan video penyuluhan
kesehatan yang melalui media sosial yang dimiliki oleh peserta.
3. Evaluasi Hasil
a. Mampu memahami tentang penggunaan masker yang tepat buat
masyarakat
b. Mampu memahami anjuran penggunaan masker
c. Mampu memahami jenis-jenis masker
d. Mampu memahami tatalaksana masker
e. Mampu memahami standar masker yang digunakan.
III. MATERI ALAT PELINDUNG DIRI
A. Penggunaan Masker di Masyarakat
Penelitian tentang influenza, penyakit serupa influenza (influenza-
like illness), dan coronavirus pada manusia memberi bukti bahwa
penggunaan masker medis dapat mencegah penyebaran percikan yang
dapat menyebabkan infeksi dari orang yang terinfeksi ke orang lain dan
kemungkinan kontaminasi lingkungan akibat percikan ini. Bukti bahwa
penggunaan masker medis oleh orang sehat di dalam rumah atau oleh
orang-orang yang melakukan kontak dengan pasien, atau oleh orang-
orang di tengah perkumpulan besar yang berfungsi sebagai pencegahan
masih terbatas. Namun, saat ini belum ada bukti bahwa mengenakan
masker (baik masker medis atau jenis lainnya) oleh orang sehat di tengah

7
masyarakat secara umum, termasuk penggunaan masker secara bersama-
sama pada masyarakat luas, dapat mencegah masyarakat dari infeksi
virus saluran pernapasan, termasuk COVID-19. Masker medis harus
disediakan untuk tenaga kesehatan. Penggunaan masker medis oleh
masyarakat dapat menciptakan rasa aman yang semu sehingga langkah-
langkah kesehatan lain seperti menjaga kebersihan tangan dan menjaga
jarak fisik tidak dihiraukan, dan tetap menyentuh bagian wajah di balik
masker dan di bawah mata. Hal ini menyebabkan kerugian yang dapat
dihindari, serta mengakibatkan masker tidak dapat digunakan oleh orang-
orang yang terlibat dalam pelayanan kesehatan, yang paling
membutuhkan masker, terutama saat ketersediaan masker terbatas.
Di beberapa negara, masker dipakai sesuai dengan kebiasaan
setempat atau sesuai anjuran otoritas nasional dalam konteks COVID-19.
Dalam situasi demikian, praktik terbaik cara menggunakan, melepas, dan
membuang masker serta membersihkan tangan setelah melepas masker
harus diikuti.
B. Anjuran Penggunaan Masker
Sebagaimana disebutkan di atas, penggunaan masker secara meluas
oleh orang-orang sehat di tengah masyarakat tidak didukung oleh bukti
yang ada dan menyebabkan ketidakpastian serta risiko-risiko yang
bersifat kritis. WHO memberikan anjuran berikut kepada para pengambil
keputusan sehingga dapat menerapkan pendekatan berdasarkan risiko.
Para pengambil keputusan disarankan mempertimbangkan hal-hal berikut
ini:
1. Tujuan penggunaan masker: dasar dan alasan penggunaan masker
harus jelas – apakah masker digunakan sebagai pengendalian sumber
infeksi (digunakan oleh orang yang terinfeksi) atau pencegahan
COVID-19 (digunakan oleh orang sehat)
2. Risiko paparan terhadap virus COVID-19 dalam konteks setempat:
a. Populasi: situasi epidemiologi tentang bagaimana virus
bersirkulasi (misal, klaster kasus atau penularan di masyarakat),

8
serta kapasitas surveilans dan pemeriksaan setempat (misal,
pelacakan kontak dan tindak lanjut, kemampuan melakukan
pemeriksaan).
b. Individu: bekerja dengan berkontak erat dengan masyarakat
(misal, kader kesehatan, kasir)
3. Kerentanan orang/populasi untuk terkena penyakit atau berisiko
lebih tinggi meninggal, misal, orang- orang dengan penyakit lainnya
(komorbid), seperti penyakit jantung (kardiovaskular) atau diabetes
mellitus, dan kelompok lanjut usia.
4. Situasi kehidupan populasi terkait kepadatan penduduk, seberapa
jauh prinsip menjaga jarak fisik dapat dilakukan (misal, di bis yang
penuh), dan risikopenyebaran cepat (misal, tempat tertutup,
pemukiman kumuh, asrama/tempat serupa asrama).
5. Keberlangsungan: ketersediaan dan harga masker, dan penerimaan
orang terhadap masker
6. Jenis masker: masker medis atau masker nonmedis

Selain faktor-faktor ini, potensi manfaat penggunaan masker oleh


orang yang sehat di tengah masyarakat mencakup penurunan
kemungkinan risiko paparan dari orang yang terinfeksi selama masa
“prasimtomatik” dan stigmatisasi orang-orang yang mengenakan masker
untuk pengendalian sumber infeksi.
Namun, kemungkinan-kemungkinan risiko berikut harus
diperhatikan dengan cermat dalam setiap proses pengambilan keputusan:
1. kontaminasi oleh diri sendiri dapat terjadi melalui sentuhan dan
penggunaan kembali masker yang terkontaminasi
2. kemungkinan kesulitan bernapas, tergantung jenis masker yang
digunakan
3. rasa aman yang semu, yang menimbulkan kemungkinan penurunan
kepatuhan dalam menjalankan langkah-langkah pencegahan lain
seperti menjaga jarak fisik dan membersihkan tangan

9
4. pengalihan ketersediaan masker serta kurangnya masker bagi tenaga
kesehatan yang disebabkannya
5. pengalihan sumber daya dari langkah-langkah kesehatan bersama
yang efektif, seperti menjaga kebersihan tangan.
Terlepas dari pendekatan mana pun yang diambil, penyusunan
strategi komunikasi yang kuat penting dilakukan guna menjelaskan
situasi, kriteria, dan alasan keputusan yang diambil kepada masyarakat.
Masyarakat harus mendapatkan instruksi yang jelas tentang masker jenis
apa yang digunakan, kapan dan bagaimana caranya (lihat bagian
tatalaksana masker), dan pentingnya terus menjalankan langkah-langkah
PPI lain dengan ketat (misal, menjaga kebersihan tangan, menjaga jarak
fisik, dll.).
C. Jenis Masker
WHO menekankan bahwa masker medis dan respirator harus
diprioritaskan bagi tenaga kesehatan. Penggunaan masker nonmedis,
yaitu masker yang terbuat dari bahan lain (misal, kain katun), di tengah
masyarakat belum cukup dievaluasi. Saat ini belum ada bukti yang dapat
dijadikan dasar yang mendukung atau menghalangi diberikannya anjuran
penggunaan masker nonmedis di tengah masyarakat. WHO berkolaborasi
dengan mitra-mitra penelitian dan pengembangan untuk lebih memahami
efektivitas dan efisiensi masker nonmedis. WHO juga sangat mendorong
negara-negara yang menganjurkan penggunaan masker oleh orang-orang
sehat di tengah masyarakat untuk melakukan penelitian tentang topik
yang penting ini. WHO akan memperbarui panduannya saat tersedia
bukti lebih lanjut. Saat ini, para pengambil keputusan dapat terus
menganjurkan penggunaan masker nonmedis.
Di tempat- tempat seperti itu, beberapa hal berikut terkait masker
medis yang harus dipertimbangkan:
1. Jumlah lapisan kain/tisu
2. Kemudahan bernapas yang diberikan bagi pengguna dari bahan
masker

10
3. Sifat kedap air/hidrofobik
4. Bentuk masker
5. Kesesuaian ukuran masker
D. Tatalaksana Masker
Penggunaan dan pembuangan masker terlepas dari jenisnya
penting untuk dilakukan dengan benar untuk memastikan masker tersebut
efektif dan untuk menghindari peningkatan penularan. Informasi berikut
tentang penggunaan tepat masker diambil dari praktik-praktik di fasilitas
pelayanan kesehatan:
1. Tempatkan masker dengan hati-hati, pastikan masker menutup mulut
dan hidung, dan kaitkan dengan kuat untuk meminimalisasi jarak
antara wajah dan masker
2. Hindari menyentuh masker saat digunakan
3. Lepas masker dengan teknik yang benar: jangan menyentuh bagian
depan masker, melainkan lepaskan masker dari belakang
4. Setelah melepas atau setiap kali tidak sengaja menyentuh masker
yang terpakai, bersihkan tangan dengan cairan antiseptik berbahan
dasar alkohol atau sabun dan air mengalir jika tangan terlihat kotor
5. Segera ganti masker saat masker menjadi lembap dengan masker
baru yang bersih dan kering
6. Jangan gunakan kembali masker sekali pakai
7. Buang masker sekali pakai setelah digunakan dan segera buang
setelah dilepas.
E. Standar Masker
Alat Pelindung Diri (APD) digunakan untuk melindungi dari
penularan virus khususnya Covid-19, salah satunya yaitu masker. Untuk
tenaga kesehatan yang melakukan tindakan pelayanan kesehatan berisiko
tinggi seperti tindakan bedah atau tindakan lain yang memiliki risiko
penularan tinggi harus menggunakan APD yang telah memenuhi standar
mutu dan keamanan berupa masker bedah (surgical mask) dan respirator
N95. Sedangkan untuk pemakaian sehari-hari bagi masyarakat yang sehat

11
dapat menggunakan masker yang terbuat kain. Berikut standar dari
masker yang harus digunakan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat
sehari-hari :
1. Masker bedah (surgical mask)
Masker bedah atau surgical mask adalah jenis masker sekali
pakai yang mudah dijumpai dan sering digunakan tenaga medis saat
bertugas yang bertujuan untuk menyaring udara yang keluar dari
mulut atau hidung pemakai.
Kegunaan : Melindungi pengguna dari partikel yang dibawa melalui
udara (airborne particle), droplet, cairan, virus atau bakteri.
Material : Non woven spunbond meltblown spunbond (sms) dan
spunbond meltblown meltblown spunbond (smms).
Frekuensi penggunaan : Sekali pakai (Single Use).
a. Masker bedah tidak direkomendasikan untuk penanganan
langsung pasien terkonfirmasi Covid-19, bagi tenaga kesehatan
yang langsung menangani pasien terkonfirmasi Covid-19
dianjurkan memakai respirator N95. Masker bedah dianjurkan
pakai bagi orang yang sedang sakit.
b. Masker dapat menahan dengan baik terhadap penetrasi cairan,
darah dan droplet.
c. Bagian dalam dan luar masker harus dapat terindentifikasi
dengan mudah dan jelas.
d. Penempatan masker pada wajah : longgar (loose fit)
e. Masker dirancang agar tidak rusak dengan mulut (misalnya
berbentuk mangkok atau duckbill).
f. Memiliki Efisiensi Penyaringan bakteri (bacterial filtration
efficiency) 98%.
g. Dengan masker ini pengguna dapat bernafas dengan baik saat
memakainya (Differential Pressure/∆P < 5.0 mmH2O/ cm2).

12
h. Lulus uji Bacteria Filtration Efficiency in vitro (BFE), Particle
Filtration Efficiency, Breathing Resistance, Splash Resistance,
Dan Flammability.
2. Respirator N95
Masker N95 terasa lebih ketat pada wajah karena telah
didesain secara pas untuk menutupi hidung dan mulut orang dewasa.
Pemakain respirator haruslah memahami pemakaiannya agar
respirator dapat berfungsi dengan optimal. Setiap pemakai respirator
harus menjalani pelatihan tentang bagaimana cara memakai alat
tersebut.
Kegunaan : Melindungi pengguna atau tenaga kesehatan dengan
menyaring atau menahan cairan, darah, aerosol (partikel padat di
udara), bakteri atau virus.
Material : Terbuat dari 4-5 lapisan (lapisan luar polypropilen, lapisan
tengah electrete (charged polypropylene).
Frekuensi penggunaan : Sekali pakai (Single Use)
Respirator yang dapat digunakan: N95 atau Filtering Face Piece
(FFP2).
a. Penempatan pada wajah : ketat (tight fit).
b. Masker dirancang untuk tidak dapat rusak dengan mulut
(misalnya berbentuk mangkok atau duckbill) dan memiliki
bentuk yang tidak mudah rusak.
c. Memiliki efisiensi filtrasi yang baik dan mampu menyaring
sedikitnya 95% partikel kecil (0,3 micron).
d. Kemampuan filtrasi lebih baik dari masker bedah.
Direkomendasikan dalam penanganan langsung pasien
terkonfirmasi Covid-19.
e. Dengan masker ini pengguna dapat bernafas dengan baik saat
memakainya (Differential Pressure/∆P < 5.0 mmH2O/cm2).

13
f. Lulus uji Bacteria Filtration Efficiency in vitro (BFE), Particle
Filtration Efficiency, Breathing Resistance, Splash Resistance,
dan Flammability (Kemenkes, 2020).
3. Masker Kain
Penggunaan masker nonmedis yang terbuat dari bahan kain
belum cukup dievaluasi di kalangan masyarakat. Belum ada bukti
yang dapat dijadikan dasar yang mendukung atau menghalangi
diberikannya anjuran penggunaan masker nonmedis di tengah
masyarakat. WHO berkolaborasi dengan mitra-mitra penelitian dan
pengembangan untuk lebih memahami efektivitas dan efisiensi
masker nonmedis. Namun dengan kondisi yang sedang dihadapi saat
ini, pemakaian masker kain juga menjadi penting untuk tindakan
pencegahan penularan virus Covid-19. Badan Nasional Penanggilan
Bencana (BNPB, 2020) mengatakan bagi masyarakat yang sehat
dapat menggunakan masker kain untuk sehari-hari, sedangkan untuk
masker bedah dan respirator N95 diutamakan untuk orang sakit dan
tenaga kesehatan yang menangani pasien.
Masker kain yang baik digunakan yaitu masker kain yang
memilik tiga lapisan, dimana lapisan terluar berbahan dasar kain
yang tidak mudah menyerap air. Kain yang digunakan berupa kain
dengan serat yang padat. Untuk lapisan kedua dan ketiga dapat
menggunakan kain yang lembut, alangkah lebih baik lagi jika
diantara lapisan kedua dan ketiga (terdalam) diberi filter berupa
tissue. Masker ini efektif untuk digunakan sehari-hari jika berada di
tempat umum. Untuk jangka waktu pemakaian, masker kain tahan
digunakan sebagai pelindung dalam jangka 4-5 jam setelah terpapar,
setelah itu masker kain dapat dicuci bersih menggunakan detergen
agar bisa digunakan kembali. Setelah memakai masker, mencuci
tangan dan menjaga jarak dengan orang lain sejauh 1,5 meter juga
harus tetap dilakukan.

14
DAFTAR PUSTAKA

BNPB. (2020). Seputar Penggunaan Masker Kain yang Perlu Diketahui Cegah
Penularan COVID - 19. Retrieved from https://bnpb.go.id/berita/seputar-
penggunaan-masker-kain-yang-perlu-diketahui-cegah-penularan-covid-
19
Faisal, H. D., & Susanto, A. D. (2017). Peran Masker/Respirator dalam
Pencegahan Dampak Kesehatan Paru Akibat Polusi Udara. Jurnal
Respirasi, 18-25.

Kemenkes. (2020). Standar Alat Pelindung Diri (APD) Dalam Manajemen


Penanganan Covid-19. https://doi.org/10.32487/jst.v1i1.20

15
World Health Organization.2020. Anjuran Mengenai Penggunaan Masker dalam
Konteks Covid-19. Karya ini tersedia berdasarkan lisensi CC BY-NC-SA
3.0 IGO.

16

Anda mungkin juga menyukai