Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MIKROBIOLOGI

KONSEP DASAR VIRUS

Oleh :

1. Tanjung Arif Wangsa Kenari (P07120219033)


2. Ni Putu Novi Gayatri Dewi (P07120219039)
3. Ellen Erdiana Paput (P07120219040)
4. Ni Komang Meta Arianti (P07120219041)
5. Ni Luh Komang Sri Puspayanti (P07120219048)
6. Ni Wayan Cening Setiari Gayatri (P07120219049)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Syukur senantiasa kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Komunikasi dalam
Keperawatan dengan judul “Konsep Dasar Virus”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
Pendidikan.

Denpasar, 10 Januari 2020

Penyusun

Konsep Dasar Virus | i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1

1.3 Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

 Pengertian Virus …………….....................................................................3

 Struktur Dari Virus ………….....................................................................3

 Mekanisme Virus Dalam Meginfeksi Targetnya …....................................4

 Mekanisme Pertahanan Tubuh Manusia Terhadap Virus............................6


 Cara Pencegahan Dan Pemberantasan Terhadap Virus...............................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................7

3.1 Kesimpulan..................................................................................................8

3.2 Saran............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

Konsep Dasar Virus | ii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus yang telah
digambarkan beberapa abad yang lalu di dalam data-data arkeologik.
Misalnya pada tahun 400 SM Aristoteles menemukan penyakit rabies,
penyakit viral pertama pada binatang yang diketahui. Namun demikian,
sampai beberapa abad kemudian virus sebagai penyebab penyakit belum
dapat ditemukan. Eksistensi virus baru diketahui pada akhir abad 19. Dimitri
Iwannowski pada tahun 1892 mungkin merupakan orang pertama yang
melaporkan penularan infeksi oleh filtrat saringan bakteri pada tembakau dan
menyebabkan penyakit mosaik pada tanaman tersebut.
Pada tahun 1989 Martinus Beijerink menyatakan bahwa penyebab
infeksi pada filtrat bakteri tersebut adalah hidup dan tak berbentuk partikel,
serta memberinya nama Contagium vivum fluidum atau virus yang berarti
racun. Kemudian berturut-turut pada tahun 1900 ditemukan virus demam
kuning oleh Walter Reed. Pada tahun 1906 ditemukan partikel vaccina oleh
Paschen yang terkenal dengan nama Badan Elementer Paschen. Twort pada
tahun 1915 dan D’herelle pada tahun 1917 dalam penyelidikan terpisah
menemukan virus yang menyerang bakteri yang diberi nama Bacteriofaga.
Pada tahun 1933 ditemukan virus Tumorigenic pada mamalia oleh
Shope dan pada tahun 1934 Rous serta Reard menunjukkan bahwa virus-virus
tersebut dapat menyebabkan tumor pada binatang.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan virus?
1.2.2 Apa sajakah struktur dari virus?
1.2.3 Apa sajakah infeksi yang disebabkan oleh virus?
1.2.4 Bagaimana mekanisme pertahanan tubuh manusia terhadap virus?
1.2.5 Bagaimanakah cara pencegahan dan pemberantasan terhadap virus?

Konsep Dasar Virus | 1


1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan virus.
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja struktur dari virus.
1.3.3 Untuk mengetahui infeksi yang disebabkan oleh virus.
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana pertahanan tubuh manusia terhadap virus.
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan dan pemberantasan
terhadap virus.

Konsep Dasar Virus | 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Virus


Kata virus secara harafiah berarti racun. Virus ini dipelajari di dalam
cabang ilmu yang disebut virologi. Virus adalah suatu mikroba atau
mokroorganisme yang lebih kecil dari bakteri, oleh karenanya ia dapat
melewati saringan yang biasa digunakan untuk menyaring (filtrasi) bakteri.
Virus adalah parasit berukuran mikroskopis yang menginfeksi sel
organisme biologis. Virus dibedakan dari agen infeksius yang lain karena
ukurannya yang kecil serta sifatnya sebagai parasit intraselular obligat yang
mutlak memerlukan sel inang untuk hidup, tumbuh, dan berkembang (Padoli,
2016).

2.2 Struktur Virus

Struktur
virus terdiri dari (Staf Pengajar FK UI , 1994), yaitu:

1) Asam Nukleat
Asam nukleat pada virus berfungsi sebagai pembawa materi genetik virus
yang digunakan untuk replikasi. Virus hanya memiliki salah satu asam

Konsep Dasar Virus | 3


nukleat yaitu DNA atau RNA. Pengertian tentang asam nukleat virus
memiliki arti penting untuk dapat memahami prosese perkembangbiakan
virus, sifat biologi, dll. Misalnya saja ukuran asam nukleat dihubungkan
dengan jumlah informasi genetik yang dibawanya.
2) Kapsid
Selubung kapsid adalah selubung protein di sekitar asam nukleat yang
tersusun atas kapsomer.
Fungsi kapsid :
1. Pelindung asam nukkleat dari enzim
2. Reseptore virus ketika akan menginfeksi sel host pes.
3. Penghasil protein enzim untuk menembus membran sel host pes.
3) Sampul (envelove)
Lapisan tambahan nukleokapsid yang melindungi dan membantu virus
memasuki host pes. Sampul virus mengandung :
- Protein dan fosfolopid milik host pes.
- Protein dan glikoprotein milik virus.
4) Selubung Ekor
Pembungkus ekor yang terdiri dari cincin berjumlah 12 atau 24.
5) Papan dasar (Base plate)
Tempat jarum penusuk berupa perpanjangan serabut ekor yang digunakan
saat adsorpsi.

2.3 Infeksi yang Disebabkan Oleh Virus


a. Dengue
 Sifat Virus
Ukurannya 17 – 20 milimikron. Virus dengue terdapat di dalam darah
penderita ketika penderita demam.
 Penyakit yang ditimbulkan
Pada manusia menimbulkan penyakit dengue (demam berdarah).
Penyakitnya ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty, aedes albo pictus.
Masa inkubasi 5 – 8 hari.

Konsep Dasar Virus | 4


Gejala penyakitnya berupa demam tinggi (40o C, sakit kepala,
sakit punggung, sakit otot-otot, sakit bola mata, anorexia, nausea,
muntah dan sakit daerah perut terutama daerah epigastro. Ruam di
kulit biasanya terjadi pada hari ke-3 atau ke-5, terutama pada daerah
dada, perut, kaki, dan lengan. Walaupun virus dengue dapat
menyerang setiap jenis sel tubuh, tetapi mempunyai kecenderungan
menyerang sel-sel perenchym organ dan sel endothelial kapiler,
sehingga salah satu gejalanya adalah pendarahan. Pada penyakit yang
berat terjadi perdarahan di kulit, di hidung, pada tractus
gastrointentinalis, ginjal, dan jantung. Angka kematian 5 – 10%.
Setelah sembuh dari penyakitnya, penderita akan kebal sehingga
infeksi berulang jarang terjadi.
 Pencegahan
Menghindari gigitan nyamuk dan pemberantasan nyamuk aedes
aegypty
b. Virus Human Immuno Defficiency Virus (HIV)
Virus ini menyebabkan penyakit Accured Immunodefficiency
Syndrom (AIDS). Pada berbagai penelitian menunjukkan bahwa
kehamilan dapat memperberat kondisi klinik wanita dengan infeksi HIV.
Transmisi vertikal virus HIV dari ibu kepada janinnya telah terbukti, akan
tetapi belum jelas, kapan transmisi tersebut terjadi. Transmisi dapat terjadi
melalu plasenta, perlukaan (luka) dalam prosses persalinan atau melalui air
susu ibu (ASI). Walaupun demikian WHO menganjurkan agar ibu dengan
positif HIV tetap menyusui bayinya mengingat manfaat asi yang lebih
besar dibandingkan dengan risiko penularan HIV.
c. Rubella
Virus rubella adalah virus yang menginfeksi saluran nafas. Virus ini
menjadi masalah karena dapat menginfeksi bayi selama dalam kandungan
dan menimbulkan kelainan yang berat pada bayi. Virus rubella mula-mula
menginfeksi saluran nafas atas, lalu menjalar ke getah bening lokal, terjadi
limfadenopati, kemudian terjadi viremia, virus menyebar keseluruh tubuh
dan terjadi infeksi jaringan lain. Gejala prodomial ini berlangsung sekitar

Konsep Dasar Virus | 5


2 minggu, selama masa ini penderita masih dapat menyebarkan virus
melalui percikan secret pernafasan.
Apabila infeksi pertama terjadi pada saat kehamilan, tanggap kebal
primer baru menghasilkan antibodi setelah viremia menyebar ke plasenta.
Virus lalu berkembangbiak ke peredaran darah fetus. Virus mungkin tidak
menghancurkan sel yang terinfeksi, tetapi infeksi dapat mengakibatkan
terganggunya pertumbuhan normal, mitosis dan struktur kromosom sel
fetus.
d. Herpes Simpleks
Penularan simpleks kepada anak dapat terjadi, karena :
1. Hematogen Herpes melalui plasenta
2. Akibat perjalanan keatas dari vagina ke janin apabila ketuban pecah
3. Melalui kontak langsung pada waktu bayi lahir
e. Rubeola (Morbili, Campak, Measles)
Rubeola yang terjadi pada orang dewasa biasanya lebih berat
dibandingkan pada anak-anak . Apabila wanita hamil diserangi penyakit
ini, maka janin mempunyai prognosis buruk,dapat terjadi partus prematus
dan kelahiran mati. Infeksi dalam triwulan I dapat menyebabkan abortus
dan mungkin cacat bawaan. Persalinan tidak dipengaruhi rubeola, akan
tetapi dalam masa nifas dapat terjadi komplikasi alat pernapasan yang
biasanya disebabkan oleh infeksi sekunder dan mudah diobati dengan
antibiotik. Bagi rubeola, tidak dikenal pengobatan khusus. Istirahat bagi
pasien berbaringan dan pemberantasan infeksi sekunder sangat penting
dilakukan.
f. Verisella (Cacar air, Chickenpox)
Varisella merupakan penyakit terutama pada anak-anak dan sangat
jarang dijumpai dalam kehamilan dan nifas. Tetapi bila terjadi pada wanita
hamil kadang-kadang bisa menjadi lebih berat dan dapat menyebabkan
partus-prematurus.
g. Yellow Fever (Demam kuning)
Pada manusia menyebabkan demam kuning (yellow fever). Ditularkan
oleh nyamuk Aedes aegypty. Masa inkubasi 3-6 hari. Gejala penyakit

Konsep Dasar Virus | 6


berupa demam, sakit kepala, sakit pinggang, nausea, vomitus, dan sakit di
daerah epigastrium. Lever merupakan organ yang paling berat mengalami
kerusakan sehingga timbul gejala icterus dan pendarahan. Kadang-kadang
menimbulkan hematemesis (muntah darah). Gangguan ginjal ditandai
dengan oliguria atau anoria. Angka kematian pada waktu epidemi sekitar
50% sedangkan pada epidemi 7-10% Penyakit yellow fever termasuk
dalam undang-undang karantina sehingga kejadian penyakitnya harus
segera dilaporkan.
h. Poliomyelitis
Pada manusia menimbulkan penyakit poliomyelitis (lumpuh anak-
anak atau polimyelitis anterior acuta). Virusnya menular melalui makanan
dan minuman yang terkontaminasi atau droplet infeksion masa
inkubasinya 4-35 hari.
Ada 3 jenis sindroma poliomyelitis, yaitu Abortive poliomyelitis,
Ninparalytic poliomyelitis dan paralytic poliomyelitis.
Gejala penyakit biasanya muncul secara perlahan (gradual). Abortive
poliomyelitis merupakan jenis poliomyelitis yang paling banyak.
Gejalanya berupa demam malaise, sakit kepala, tenggorokan terasa kering,
konstipasi, dan kadang-kadang muntah. Sering kali diduga menderita
influenza.
Gejala pada Nonparalitic poliomyelitis , ditandai dengan adanya gejala
meningitis, sakit kepala, serta kaku kuduk dan punggung. Setelah sembuh,
tidak ada gejala sisa gangguan neurologis.
Paralytic poliomyelitis kadang-kadang tidak didahului oleh abortive
poliomyelitis, gejala penyakinya datang secara mendadak dan berat.
Menimbulkan kelumpuhan otot, yang sering terjadi adalah otot kaki atau
lengan, biasanya hanya sebelah.
Pada kasus yang dapat menimbulkan kematian karena kelumpuhan
otot-otot pernapasan. Persentase jenis paralytic poliomyelitis ini kira-kira
20 dari 100 penderita pada waktu wabah polio. Bahan yan berbahaya
untuk penularan adalah feses penderita
i. Influenza

Konsep Dasar Virus | 7


Pada manusia menyebabkan penyakit influenza. Masa inkubasi 1-3
hari. Penularan penyakit melalui droplet infection. Penyakitnya cepat
sekali menular sehingga sering terjadi epidemi bahkan epidemi. Timbul
mandadak berupa demam. Kadang-kadang disertai mengigil, sakit kepala,
malaise, sakit otot, hidung beringus, batuk, mata berair, nausea, kadang-
kadang muntah dan diare. Biasanya penderita sembuh dengan sendirinya
dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Kematian dapat terjadi kalau
ada infeksi sekunder terutama pneumonia.
j. Common Cold (Pilek)
Common cold adalah infeksi ringan dari tractus respiratorius bagian
atas dengan gejala demam tidak begitu tinggi, hidung tersumbat, bersin-
bersin, dan sakit kepala. Dari hidung keluar lendir, cair, jernih yang dapat
menjadi kental keruh (nanah) karena infeksi sekunder oleh Streptococcus
sp. Atau Staphylococcus sp. Masa inkubasinya 1-4 hari. Biasanya
penyakitnya sembuh dengan sendirinya, setelah 4-7 hari dari timbulnya
gejala. Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya penyakit ini adalah
terlalu capai, gizi jelek dan kedinginan. Pada anak-anak sering terjadi
komplikasi otitis media (radang telinga tengah). Cara penularan melalui
droplet infection atau kontak langsung dan tidak langsung dengan
penderita (melalui jabat tangan, sapu tangan, handuk

2.4 Mekanisme Pertahanan Tubuh Manusia Terhadap Virus


Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh

Konsep Dasar Virus | 8


Dari inti sel yang dihasilkan di medulla spinalis selanjutnya menghasilkan sel
limfopoitik. Kemudian sel limfopoitik dibagi menjadi 2, yaitu Sel B dan Sel T
(Sel Protimosit).
1. Sel B akan berkembang menjadi limfosit B. Kemudian limfosit B
menghasilkan sel plasma, sel plasma menghasilakan Imunoglobulin (Ig).
Ig inillah yang disebut kekebalan tubuh humoral.
2. Sel T akan berkembang menjadi Limfosit T. Limfosit T dibagi menjadi 2
yaitu Limfosit T Egulator dan Limfosit T Efekktor. Limfosit T Egulator
sebagai penolong (helper) dan penekan sekretorik. Limfosit T Efektor
sebagai pembunuh (killer) dan penekan sekretorik. Kedua limfosit ini
disebut kekebalan tubuh seluler.

Mekanisme imunisasi dalam tubuh


Salah satu sederhana cara kerja vaksin imuninasi dalam memberantas
virus Morbilli (virus cacar air). Dimana vaksin cacar air virus hidup yang
dilemahkan, virus ini dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara disuntikkan
dibagian lemak bawah kulit. Sama seperti pemberian vaksin lainnya, tubuh
akan mengenali vaksin sebagai antigen yang harus ia lawan, sehingga
terbentuklah antibosi terhadap cacar air. Pada anak berusia 13 tahun, vaksin

Konsep Dasar Virus | 9


cukup diberikan satu kali saja. Pembentukan antibodi terhadap virus cacar
cukup melindungi tubuh dari infeksi virus cacar air berikutnya. Antibodi ini
bertahan kurang lebih 10 tahun. Setelah itu, antibodi terhadap virus cacar air
akan menurun, sehingga perlu dilakukan vaksinasi ulang cacar untuk
mencegah terjangkit penyakit ini.

2.5 Cara Pencegahan Dan Pemberantasan Terhadap Virus


Virus bersifat patogen saat:
1) Virus melakukan fase lisis atau pelepasan sehingga sel mengalami
kematian.
2) Produksi toksin oleh sel yang terjangkit.
3) Adanya komponen toksik yang dimiliki virus, misalnya sampul virus.

Tubuh secara alami membentuk pertahanan berupa interferon yang


memperingatkan sel-sel tubuh akan bahaya dari virus. Akan tetapi, kecepatan
pembentukan interferon tidak sebanding dengan replikasi virus, sehingga
virus masih dapat terjangkiti sel-sel tubuh. Pencegahan terhadap penyakit
yang disebabkan virus pada umumnya adalah dengan menjaga agar
pertahanan tubuh tidak menurun. Pencegahan terhadap virus antara lain:

1) Memiliki gaya hidup dan pola makan baik.


2) Melakukan vaksinasi terhadap penyakit.
3) Tidak melakukan kontak cairan dengan orang/hewan yang terjangkit
virus, karena virus dapat disebarkan melalui cairan tubuh.

Konsep Dasar Virus | 10


BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Virus adalah suatu mikroba atau mokroorganisme yang lebih kecil dari
bakteri, oleh karenanya ia dapat melewati saringan yang biasa digunakan
untuk menyaring (filtrasi) bakteri. Struktur virus yang terdiri dari asam
nukleat, kapsid, sampul, selubung ekor, dan papan dasar. Virus bersifat
antigen, sehingga bila masuk ke dalam tubuh akan merangsang dibentuknya
antibodi dan menimbulkan kekebalan. Pencegahan terhadap penyakit yang
disebabkan virus pada umumnya adalah dengan menjaga agar pertahanan
tubuh tidak menurun. Pencegahan terhadap virus salah satunya, yaitu
memiliki gaya hidup dan pola makan baik.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami menerima saran dan masukan dari berbagai pihak agar makalah ini dapat
bermanfaat untuk mahasiswa keperawatan lainnya.

Konsep Dasar Virus | 11


DAFTAR PUSTAKA

Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Akademi


Keperawatan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Hasyimi. 2010. Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta: CV Trans Info Media.
Anoname. 2010. https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/virus_bio2_5.pdf
(Diakses pada tanggal 13 Januari 2020, pukul 16.16 WITA).
Staf Pengajar FK UI. 1994. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara.

Konsep Dasar Virus | 12

Anda mungkin juga menyukai