Anda di halaman 1dari 4

Identitas Buku yang Dibaca

Judul : Rentang Kisah


Pengarang : Gita Savitri Devi
Penerbit, kota terbit dan tahun terbit : Gagasmedia, Jakarta, 2017.

Bagian Buku Pokok Isi Informasi


Bagian I (Ibu Selalu Salah) “Sering kali aku iri dengan teman-teman
yang memiliki hubungan harmonis dengan
ibunya” awanya Gita berfikir begitu. Tetapi
ibunya yang cuek memiliki banyak
perhatian kepada Gita dan adiknya. Ibu itu
adalah sosok yang harus dihormati dan
dicintai sampai mati.
Bagian II (Antara Passion dan Mimpi) “Banyak orang bilang, ambillah jurusan
yang sesuai dengan passion-mu.
Masalahnya, aku nggak tau passion aku
apa.” Gita telah lulus dan diterima di ITB,
kampus impiannya. Ibunya tidak memberi
selamat kepadanya, tetapi malah menyuruh
Gita untuk kuliah di Jerman. Sehingga gita
harus menuruti perkaataan ibunya.
Bagian III (Why Can’t I Just Get What I “Ada perasaan kecewa yang memeluh hati.
Want?) Semua rencana dan timeline hidup yang
sudah kubuat harus dirombak total.”
Sebelum Gita berangkat ke Jerman ternyata
Gita harus menunggu 1 tahun agar usia nya
18 tahun. Gita menganggur di rumah dan
merasa iri jika melihat teman-temannya
sudah memakai jas almamater universitas
mereka. Untuk pertama kalinya Gita belajar
caranya ikhlas dan berprasangka baik atas
jalan yang Allah kasih. Mungkin ini cara
Dia untuk mendewasakan aku. If so, then
I’ve learned my lesson.
Bagian IV (Mempertanyakan Kembali “Kalau memang semua ini worth it, kenapa
Keputusan) aku harus bersusah-susah seperti ini?”. Kita
Cuma bisa mengandalkan diri sendiri untuk
bisa meraih apa yang kita inginkan.
Sebelum Gita tes untuk masuk Universitas
dia harus lulus ujian bahasa Jerman. Mulai
dari itu dia belajar dengan giat dan akhirnya
semua usahanya berbuah manis. Ia diterima
di Freie Universität Berlin. Salah satu
Unversitas paling bergengsi di Jerman.
Bagian V (Dua Puluh) “Ternyata ada beberapa hal di dunia yang
nggak bisa kita utask-atik, memang bukan
kuasa kita.” Gita berpisah jauh dengan
pacarnya yang ada di Indonesia. Maka
memutuskan berhenti karena sungguh jika
itu takdir Allah maka kita hanya bisa
menerima.
Bagian VI (Beda Agama) “Hubungan beda Agama itu ujungnya cuma
satu, putus.” Paulus adalah teman beda
agamanya. Berawal dari teman kini mereka
selalu memberi kabar. Lalu Gita tersadar
dengan apa yang dilakukannya selama ini
bahwa mereka itu beda.
Bagian VII (Nggak Tau Apa-Apa Tentang “Ternyata aku selama ini beragama cuma
Islam) sekedar salat dan puasa saja.” Gita beradal
dari keluarga yang Islamnya kuat dan
Paulus juga Kristen yang taat sekali. Lalu
bagaimana dengan hubungan mereka? Lalu
mencul ide Gita untuk mengajak Paulus
pindah agama? Tetapi, Paulus selalu
menghindar. Gita mencoba memperbaiki
agamanya dengan cara mengikuti
pembelajaran agama di Masjid Jerman.
Mulai dari itu Gita hanya meminta
pertolongan kepada Allah tentang
hubungannya dengan Paulus.
Bagian VIII (Mustahil Bersyahadat) “Sebagai orang yang beragama, satu-
satunya hal yang bisa kusampaikan kepada
Paulus adalah memintanya bersabar dan
terus berdoa.” Dengan kepasrahan Gita yang
terus meminta kepada Allah dengan semua
masalah yang dihadapinya. Akirnya Sabtu,
14 Februari 2015 atas izin Allah, Paulus
mengucapkan dua kalimat syahadat di
Masjid Palestina.
Bagian IX (Ragu Bisa Istiqomah) “Sudah tau yang benar, tapi masih
melakukan yang salah memang bikin hati
gundah.” Gita selama ini tidak
menggunakan kerudung. Dengan keadaan
Jerman yang tidak aman, takut digangguin
orang rasis di jalanan. Gita cukup malu
dengan dirinya sendiri. Buat Gita kerudung
bukan sekedar kain, tapi simbol agama.
Hubungannya langsung ke Tuhan. Sehingga
mulai saat itu, Gita memutuskan untuk
memakai kerudung.
Bagian X (Dunia Tempat Mencari Pahala) “Banyak yang bilang, dunia adalah tempat
untuk berlomba-lomba. Perlombaan apa
yang sedang kita ikuti?” Kemantapan hati
Gita untuk terus berhijab semakin kuat.
Hingga Gita harus membalas semua kasih
sayang orang tua yang diberikan kepadanya
selama ini.
Bagian XI (Pulang ke Jakarta) “Jakarta selalu punya caranya sendiri untuk
membuatku tetap jatuh cinta”
Bagian XII (Nasihat Untuk Gita) “Kekecewaan dan Kesedihan adalah buat
dari kesombongan dan keegoisan” Whatever
that may come, you and I just need to do
well, be nice to ourself, to people around us.
Because we are given only once chance. We
onli live once. The key to life is to always
be grateful and don’t forget the magic
word : ikhlas, ikhlas, ikhlas.

Rentang Kisah
Sering kali aku iri dengan teman-teman yang memiliki hubungan harmonis dengan
ibunya. Tetapi ibunya yang cuek memiliki banyak perhatian kepada Gita dan adiknya. Ibu itu
adalah sosok yang harus dihormati dan dicintai sampai mati. Namun, banyak orang bilang
ambillah jurusan yang sesuai dengan passion-mu. Masalahnya, aku nggak tau passion aku
apa. Gita telah lulus dan diterima di ITB, kampus impiannya. Ibunya tidak memberi selamat
kepadanya, tetapi malah menyuruh Gita untuk kuliah di Jerman. Sehingga gita harus
menuruti perkaataan ibunya. Sehingga ada perasaan kecewa yang memeluh hati. Semua
rencana dan timeline hidup yang sudah kubuat harus dirombak total. Sebelum Gita berangkat
ke Jerman ternyata Gita harus menunggu 1 tahun agar usia nya 18 tahun. Gita menganggur di
rumah dan merasa iri jika melihat teman-temannya sudah memakai jas almamater universitas
mereka. Untuk pertama kalinya Gita belajar caranya ikhlas dan berprasangka baik atas jalan
yang Allah kasih. Mungkin ini cara Dia untuk mendewasakan aku. If so, then I’ve learned my
lesson.
Kalau memang semua ini worth it, kenapa aku harus bersusah-susah seperti ini? Kita
Cuma bisa mengandalkan diri sendiri untuk bisa meraih apa yang kita inginkan. Sebelum
Gita tes untuk masuk Universitas dia harus lulus ujian bahasa Jerman. Mulai dari itu dia
belajar dengan giat dan akhirnya semua usahanya berbuah manis. Ia diterima di Freie
Universität Berlin. Salah satu Unversitas paling bergengsi di Jerman. Dan ternyata ada
beberapa hal di dunia yang nggak bisa kita utask-atik, memang bukan kuasa kita. Gita
berpisah jauh dengan pacarnya yang ada di Indonesia. Maka memutuskan berhenti karena
sungguh jika itu takdir Allah maka kita hanya bisa menerima. Namun, hubungan beda Agama
itu ujungnya cuma satu, putus. Paulus adalah teman beda agamanya. Berawal dari teman kini
mereka selalu memberi kabar. Lalu Gita tersadar dengan apa yang dilakukannya selama ini
bahwa mereka itu beda. Dan ternyata aku selama ini beragama cuma sekedar salat dan puasa
saja. Gita berasal dari keluarga yang Islamnya kuat dan Paulus juga Kristen yang taat sekali.
Lalu bagaimana dengan hubungan mereka? Lalu mencul ide Gita untuk mengajak Paulus
pindah agama? Tetapi, Paulus selalu menghindar. Gita mencoba memperbaiki agamanya
dengan cara mengikuti pembelajaran agama di Masjid Jerman. Mulai dari itu Gita hanya
meminta pertolongan kepada Allah tentang hubungannya dengan Paulus.
Tetapi sebagai orang yang beragama, satu-satunya hal yang bisa kusampaikan kepada
Paulus adalah memintanya bersabar dan terus berdoa.”Dengan kepasrahan Gita yang terus
meminta kepada Allah dengan semua masalah yang dihadapinya. Akirnya Sabtu, 14 Februari
2015 atas izin Allah, Paulus mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Palestina. Namun
kita sudah tau yang benar, tapi masih melakukan yang salah memang bikin hati gundah. Gita
selama ini tidak menggunakan kerudung. Dengan keadaan Jerman yang tidak aman, takut
digangguin orang rasis di jalanan. Gita cukup malu dengan dirinya sendiri. Buat Gita
kerudung bukan sekedar kain, tapi simbol agama. Hubungannya langsung ke Tuhan.
Sehingga mulai saat itu, Gita memutuskan untuk memakai kerudung. Namun, banyak yang
bilang, dunia adalah tempat untuk berlomba-lomba. Perlombaan apa yang sedang kita ikuti?
Kemantapan hati Gita untuk terus berhijab semakin kuat. Hingga Gita harus membalas semua
kasih sayang orang tua yang diberikan kepadanya selama ini.Sehingga kekecewaan dan
kesedihan adalah buat dari kesombongan dan keegoisan. ”Whatever that may come, you and
I just need to do well, be nice to ourself, to people around us. Because we are given only once
chance. We onli live once. The key to life is to always be grateful and don’t forget the magic
word : ikhlas, ikhlas, ikhlas.

NAMA : AISYAH PRASTIWI PUTRI


KELAS : XI A 8
ABSENSI : 01

Anda mungkin juga menyukai