Anda di halaman 1dari 9

Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) 2 (1), 260 – 268 | 2018

ISSN: 2580-216X (Online)


Available online at: http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/SNBK/index

Pentingnya pemahaman nilai-nilai budaya lokal dalam Pendekatan


Konseling Humanistik
Nella Khoirina
Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
nellakhoirina@gmail.com

Kata Kunci/ Abstrak/ Abstract


Keywords
Nilai-nilai Budaya Pemahaman nilai-nilai budaya lokal oleh konselor dalam implementasi
Lokal, Konseling proses pendekatan konseling humanistik merupakan sebuah konsep dan
Humanistik cara kerja yang terpadu dan saling memberikan kontribusi bagi klien dalam
upaya pengentasan masalahnya. Konseling humanistik mengarah kepada
eksistensi diri menuju kemandirian yang memanusiakan manusia secara
utuh dalam mendorong pemahaman diri baik secara nilai budaya yang
menghasilkan keputusan yang bertanggung jawab. Nilai-nilai budaya lokal
hendaknya terintregasi dalam proses pendekatan konseling agar
pemahaman secara utuh gambaran permasalahan klien terlihat secara jelas
dan segera mendapatkan penanganan yang sesuai. Keberadaan klien
merupakan hal yang harus dipahami oleh konselor dimana lingkungan
merupakan salah satu faktor eksternal dalam pembentukan tingkah laku
sehingga dapat dianalisis bahwa nilai-nilai budaya lokal sangat penting
dipahami untuk memberikan bantuan dalam pendekatan konseling yang
utuh.

Understanding of local cultural values by counselors in the


implementation of humanistic counseling approach process is an
integrated concept and way of working to contribute to the client in an
effort to solve the problem. Humanistic counseling leads to the self-
existence towards self-sufficiency which humanizes intactly in encouraging
of self-understanding in cultural values that create to responsible
decisions. The values of local culture should be integrated into the
counseling approach so that a full understanding of the client's problem is
clearly visible and immediately addressed. The existence of the client is
something that must be understood by the counselor where the
environment is one of the external factors in the formation of behavior so
that it can be analyzed that local cultural values are very important to
understand to provide assistance in a counseling approach intact.

PENDAHULUAN beragam perbedaan, salah satunya adalah


Indonesia merupakan Negara yang keberagaman kebudayaan tentu bukanlah
kaya akan beragam budaya dengan corak suatu perkara yang mudah. Tokoh-tokoh
yang luar biasa indah dan mengagumkan. nasional dalam usahanya untuk
Kebudayaan dengan nilai-nilai yang baik kesejahteraan, persatuan dan kesatuan
membentuk manusia semakin unggul baik bangsa telah memutuskan Pancasila
perkataan dan tingkah laku menuju sebagai dasar negara, Undang-Undang
eksistensi diri yang mempunyai derajat Dasar 1945 sebagai dasar hukum, dan
tinggi. Untuk mencapai kesatuan dan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan
kebaikan bangsa Indonesia yang memiliki untuk bangsa Indonesia.

Copyright © 2018 Universitas PGRI Madiun 260


Budaya merupakan identitas bangsa terutama globalisasi informasi yang
yang harus dihormati dan dijaga serta berdampak pada perubahan segala aspek
perlu dilestarikan agar kebudayaan kita kehidupan berdampak pada menurunnya
tidak hilang dan bisa menjadi warisan anak nilai kepercayaan dan kejujuran yang
cucu kita kelak. Hal ini tentu menjadi menjadi landasan dalam nilai sosial. Untuk
tanggung jawab para generasi muda dan itu nilai-nilai kejujuran dan kepercayaan
juga perlu dukungan dari berbagai pihak, ini sudah seharusnya dimunculkan
karena ketahanan budaya merupakan salah kembali. Disamping sistem sosial, sistem
satu Identitas suatu negara. Kebanggaan nilai religi juga mempunyai peranan dalam
bangsa indonesia akan budaya yang pembentukan nilainilai budaya lokal.
beraneka ragam sekaligus mengundang Sistem nilai religi umumnya terkandung
tantangan bagi seluruh rakyat untuk dalam aktivitas keagamaan yang diyakini
mempertahankan budaya lokal agar tidak bahwa sesuatu yang dikerjakan akan
hilang ataupun dicuri oleh bangsa lain. berhasil dan memberikan manfaat serta
Dengan melestarikan budaya lokal kita barokah pada dirinya. Keyakinan yang
bisa menjaga budaya bangsa dari pengaruh bersumber dari nilai-nilai agama dan
budaya asing, dan menjaga agar budaya tradisi keagamaan merupakan fondasi
kita tidak diakui oleh Negara lain. yang penting.
Nilai-nilai budaya yang syarat dengan Budaya Lokal adalah budaya yang
makna dan arti merupakan mahakarya yang berkembang di daerah-daerah dan
yang menakjubkan yang harus diwariskan merupakan milik suku-suku bangsa di
dan dipelajari agar jati diri bangsa tetap wilayah nusantara Indonesia. Budaya lokal
harum dan bermartabat, bermacam adat hidup dan berkembang di masing-masing
istiadat di setiap daerah tidak hanya unik daerah/suku bangsa yang ada di seluruh
namun membentuk khasanah, karakter, Indonesia. Keberagaman dalam budaya
dan pola piker manusianya yang berbudi Indonesia tercermin pada bagian budaya-
lulur, gotong-royong, santun dan budaya lokal yang berkembang di
berkepribadian. masyarakat. Keragaman tersebut tidak saja
Nilai-nilai budaya lokal mempunyai terdapat secara internal, tetapi juga karena
keterkaitan dengan kemampuan daya saing pengaruh-pengaruh yang membentuk
industri lokal di era globalisasi. Nilai-nilai suatu kebudayaan. Perkembangan budaya
budaya lokal yang dimaksud dalam kajian lokal di setiap daerah tentu memiliki peran
tersebut, meliputi nilai historis, etos kerja, yang signifikan dalam meningkatkan
sistem nilai sosial, dan sistem nilai religi. semangat nasionalisme, karena kesenian
Nilai historis mempunyai peranan penting budaya lokal tersebut mengandung nilai-
untuk menumbuhkan motivasi kelompok nilai sosial masyarakat. Namun dalam
masyarakat dalam melakukan aktivitas derasnya arus globalisasi, budaya lokal
kehidupan. Sistem nilai sosial yang pada sisi lain mengalami kemajuan yang
terkandung dalam masyarakat, dalam sangat pesat, tetapi di sisi lain juga
perkembangannya seringkali mengalami mengakibatkan kerusakan dan pengkikisan
perubahan. Dalam aktivitas sosial budaya lokal yang luar biasa.
masyarakat, nilai sosial dilandasi oleh nilai Pudarnya budaya bangsa disebabkan
kejujuran dan kepercayaan yang oleh banyak faktor. Dalam kenyataannya
sebenarnya sudah menjadi nilai lokal. di dalam struktur masyarakat terjadi
Namun karena perkembangan jaman, ketimpangan sosial, baik dilihat dari status

Copyright © 2018 Universitas PGRI Madiun 261


maupun tingkat pendapatan. Kesenjangan keberadaan dirinya. Pemahaman nilai-nilai
sosial yang semakin melebar itu budaya lokal menjadi sangat penting di
menyebabkan orang kehilangan harga diri. dalam proses konseling dimana manusia
Budaya lokal yang lebih sesuai dengan tumbuh dan berkembang ada kaitannya
karakter bangsa semakin sulit dicernakan, dengan budaya sehingga pendekatan
sementara itu budaya global lebih mudah konseling humanistik harus terintregasi
merasuk. Budaya lokal merupakan budaya dalam implementasi teknik penanganan
yang dimiliki oleh suatu wilayah dan masalah klien secara utuh dan tepat.
mencerminkan keadan sosial di Pendekatan ini melihat kejadian yaitu
wilayahnya. Beberapa hal yang termasuk bagaimana manusia membangun dirinya
budaya lokal diantaranya adalah cerita untuk melakukan hal-hal yang positif.
rakyat, lagu daerah, ritual kedaerahan, adat Kemampuan positif disini erat kaitannya
istiadat daerah, dan segala sesuatu yang dengan pengembangan emosi positif yang
bersifat kedaerahan. Pengintegrasian terdapat dalam domain afektif. Menurut
budaya lokal ke dalam pemelajaran sastra Abraham, yang terpenting dalam melihat
sungguh amat penting. Hal ini dilakukan manusia adalah potensi yang dimilikinya.
dalam upaya penanaman nilai-nilai yang Humanistik lebih melihat pada sisi
terkandung dalam budaya lokal dan juga perkembangan kepribadian manusia.
sekaligus untuk meminimalisir pengaruh Tujuan konseling eksistensial
negatif budaya luar khususnya budaya humanistik membantu konseli untuk
barat yang dibawa oleh globalisasi. menyadari apa yang mereka lakukan dan
Pendekatan Humanistik memahami meningkatkan kesanggupan pilihannya
bahwa manusia merupakan makhluk yang yang bebas dan bertanggung jawab.
kaya akan potensi dan segala Dengan kesadaran, seseorang bisa sadar
kelebihannya, melahirkan kesadaran akan atas tanggung jawabnya dan sanggup
tugas dan tanggungjawab yang mendorong untuk memilih. Pentingnya pemahaman
dalam pemenuhan kebutuhan dengan cara nilai-nilai budaya lokal dalam pendekatan
memanusiakan manusia. konseling humanistik.
Pemberian layanan konseling
eksistensial humanistik secara efektif, PEMBAHASAN
akan membuat individu dapat 1. Nilai-nilai Budaya Lokal
mengembangkan sekaligus dapat a. Pengertian
menemukan jati diri mereka. Konseling Menurut Sujarwa (2010: 229)
eksistensial humanistik merupakan salah kata "nilai" sering dikonotasikan
satu teori konseling yang bertujuan agar sebagai sesuatu yang baik, yang
konseli menyadari keberadaannya secara berharga, bermartabat, dan berkonotasi
otentik sehingga mampu membuka diri positif. Nilai berperanan dalam
dan bertindak sesuai kemampuannya suasana apresiasi atau penilaian dan
(Gerald Corey, dalam Nanda, Dantes, akibatnya sering akan dinilai secara
Antari, 2013). berbeda oleh berbagai orang. Hal itu
Manusia dengan segala latar belakang merupakan suatu fakta yang dapat
budaya dan kemampuan yang dimiliki dilukiskan secara objektif, dan
akan diarahkan kepada kemandirian di seterusnya. Nilai selalu berkaitan
dalam pengambilan keputusan dengan dengan penilaian seseorang, sedangkan
terlebih dahulu memahami eksistensi fakta menyangkut ciri-ciri objektif

Copyright © 2018 Universitas PGRI Madiun 262


saja. perlu dicatat pula bahwa fakta seseorang melakukan tindakan
selalu mendahului nilai. berdasarkan pilihannya berupa nilai
Soemardjan dan Soemardi yang melekat di masyarakat yang
(dalam Soekanto, 2007) merumuskan, mengatur keserasian, keselarasan, serta
kebudayaan sebagai semua hasil karya, keseimbangan.
rasa dan cipta masyarakat. Karya b. Sistem Nilai Budaya
masyarakat menghasilkan teknologi Sistem nilai budaya merupakan
dan kebudayaan kebendaan atau tingkat yang paling tinggi dan paling
kebudayaan jasmaniah (material abstrak dari adat-istiadat. Hal itu
culture) yang diperlukan oleh manusia disebabkan karena nilai budaya merupakan
untuk menguasai alam sekitarnya agar konsep-konsep mengenai sesuatu yang ada
kekuatan serta hasilnya dapat dalam alam pikiran sebagian besar dari
diabdikan untuk keperluan masyarakat. masyarakat yang mereka anggap bernilai,
Menurut Ahmadi (2003: 15) berharga, dan penting dalam hidup
ditinjau dari sudut bahasa Indonesia, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu
kebudayaan berasal dari bahasa pedoman yang memberi arah dan orientasi
Sansekerta “Buddhayah” yaitu bentuk pada kehidupan para warga masyarakat
jamak dari “buddhi” yang berarti budi tadi.
atau akal. Jadi kebudayaan adalah hasil Menurut seorang ahli antropologi
budi daya akal manusia untuk terkenal, C. Kluckhohn dalam (dalam
mencapai kesempurnaan hidup. Koentjaraningrat:2009), tiap sistem nilai
Kebudayaan mencakup budaya dalam tiap kebudayaan
pengertian sangat luas. Kebudayaan mengandung lima masalah dasar dalam
merupakan keseluruhan hasil kehidupan manusia. Dan kelima masalah
kreativitas manusia yang sangat dasar dalam kehidupan manusia yang
kompleks, didalamnya berisi struktur- menjadi landasan bagi kerangka variasi
struktur yang saling berhubungan, sistem nilai budaya adalah :
sehingga merupakan kesatuan yang 1) Masalah Hakikat dari hidup manusia.
berfungsi sebagai pedoman dalam 2) Masalah Hakikat dari karya manusia.
kehidupan. Kebudayaan adalah sebagai 3) Masalah Hakikat dari kedudukan
sistem, artinya kebudayaan merupakan manusia dalam ruang waktu.
satuan organis, dan rangkaian gejala, 4) Masalah Hakikat dari hubungan
wujud dan unsur-unsur yang berkaitan manusia dengan alam sekitarnya.
satu dengan yang lain (Widiarto, 2009: 5) Masalah Hakikat dari hubungan
10). manusia dengan sesamanya.
Budaya lokal adalah ciri khas c. Bentuk Budaya Lokal
budaya sebuah kelompok masyarakat Beberapa bentuk budaya lokal lain
lokal (Dyastriningrum, 21: 2009). di antaranya adalah pakaian tradisional,
Jadi nilai-nilai budaya lokal folklor, musik tradisional, olahraga
dapat disimpulkan bahwa kebudayaan tradisional, permainan anak tradisional,
adalah hasil budi dan akal manusia kerajinan tangan, dan lain-lain. Menurut
untuk mencapai kesempurnaan hidup, James Danandjaja (dalam Sulastrin
ciri khas budaya sebuah kelompok Sutrisno, 1985:460), folklor adalah
masyarakat lokal yang mempunyai sebagian kebudayaan Indonesia yang
suatu keyakinan yang dapat membuat tersebar dan diwariskan secara turun-

Copyright © 2018 Universitas PGRI Madiun 263


temurun secara tradisional. Tradisi ini bisa b. Hasil kerajinan rakyat seperti batik,
berbeda-beda versinya baik dalam bentuk patung, keris
lisan, perbuatan, maupun alat-alat c. Pakaian dan perhiasan seperti
pembantu pengingat. pakaian adat
Secara garis besar folklor dikelompokkan d. Obat-obatan rakyat seperti jamu
menjadi tiga antara lain sebagai berikut tradisional
(dikutip dari James Danandjaya, 1984). e. Makanan dan minuman tradisional
1. Folklor Lisan seperti rendang Padang, gudeg
Yang tergabung ke dalam folklor lisan Yogyakarta
antara lain sebagai berikut. f. Alat musik tradisional seperti
a. Bahasa rakyat seperti logat, angklung, gamelan
julukan, gelar, bahasa rahasia, dan g. Peralatan dan senjata seperti alat-
sebagainya. alat rumah tangga, senjata untuk
b. Ungkapan tradisional seperti berburu
peribahasa, pepatah, dan h. Mainan seperti boneka, alat musik,
sebagainya. dan lain-lain.
c. Pertanyaan tradisional seperti teka- Dalam sebuah folklor biasanya
teki, cangkriman, dan sebagainya. terkandung nilai, petuah, nasihat, dan
d. Puisi rakyat seperti pantun, syair, pelajaran yang bisa dijadikan cermin bagi
bidal, pemeo, dan lain-lain. orang yang membaca atau mendengarnya.
e. Cerita prosa rakyat seperti mite, 2. Pendekatan Konseling Humanistik
legenda, dongeng, dan sebagainya. Hakikat konseling humanistik
f. Nyanyian rakyat menekankan renungan filosofi tentang apa
2. Folklor Sebagian Lisan artinya menjadi manusia. Manusia
Yang tergabung dalam folklor sebagian memiliki kemampuan untuk berfikir secara
lisan antara lain sebagai berikut. sadar dan rasional dalam mengendalikan
a. Kepercayaan atau takhayul hasrat biologisnya, serta dalam meraih
b. Permainan dan hiburan rakyat potensi maksimal mereka. manusia
c. Teater rakyat seperti wayang orang bertanggung jawab terhadap hidup dan
(Jawa Tengah), ludruk (Jawa perbuatan mereka sendiri serta mempunyai
Timur), lenong (Jakarta), arja kebebasan dan kemampuan untuk
(Bali) mengubah sikap dan perilaku mereka
d. Adat kebiasaan seperti khitanan, sendiri. Pendekatan eksistensial
gotong royong, dan lain-lain. humanistik tidak memiliki teknik-teknik
e. Upacara-upacara yang yang ditentukan secara ketat. Proses
dilaksanakan dalam siklus hidup konseling dengan pendekatan humanistik
manusia sangat memperhatikan hubungan
f. Tari rakyat seperti Srimpi (Jawa terapeutik dengan melihat konselor dan
Tengah), tari Tor-tor (Batak), tari klien sebagai manusia. Tujuan dari
doger (Jakarta). konseling adalah agar klien menyadari
g. Pesta rakyat seperti selamatan keberadaannya secara otentik. Meluaskan
3. Folklor Bukan Lisan kesadaran diri klien agar bisa mengambil
Folklor bukan lisan lain sebagai berikut. suatu pilihan yang bebas dan bertanggung
a. Arsitektur seperti bentuk rumah jawab. Membantu klien agar mampu
adat dan lumbung padi menghadapi kecemasan sehubungan

Copyright © 2018 Universitas PGRI Madiun 264


dengan keputusan pilihannya dan memberikan makna bagi kehidupan.
menerima kenyataan bahwa dirinya lebih Pada hakikatnya manusia memiliki
dari sekadar korban kekuatan-kekuatan kebutuhan untuk berhubungan
pengaruh dari luar dirinya. dengan sesamanya dalam suatu cara
a. Konsep Dasar yang bermakna, sebab manusia
Menurut Gerald Corey, (1988:54-55) adalah makhluk rasional. Kegagalan
Konsep dasar manusia menurut dalam menciptakan hubungan yang
pendekatan humanistic sebagai berikut: bermakna dapat menimbulkan
1. Kesadaran diri kondisi-kondisi keterasingan dan
Manusia memiliki kesanggupan kesepian. Manusia juga berusaha
untuk menyadari dirinya sendiri, untuk mengaktualkan diri yakni
suatu kesanggupan yang unik dan mengungkapkan potensi – potensi
nyata yang memungkinkan manusia manusiawinya sampai taraf tertentu.
mampu berpikir dan memutuskan. b. Tujuan
Semakin kuat kesadaran diri itu Menurut Gerald Corey, (1988:56) ada
pada seseorang, maka akan semakin beberapa tujuan konseling Eksistensial
besar pula kebebasan yang ada pada Humanistikyaitu :
orang itu. Kesanggupan untuk 1. Agar klien mengalami keberadaannya
memilih alternative – alternative secara otentik dengan menjadi sadar
yakni memutuskan secara bebas di atas keberadaan dan potensi-potensi
dalam kerangka pembatasnya serta sadar bahwa ia dapat membuka
adalah suatu aspek yang esensial diri dan bertindak berdasar kan
pada manusia. kemampuannya. Keotentikan sebagai
2. Kebebasan, tanggungjawab, dan “urusan utama psikoterapi” dan “nilai
kecemasan eksistensial pokok”. Terdapat tiga
Kesadaran atas kebebasan dan karakteristik dari keberadaan otentik :
tanggungjawab dapa menimbulkan a. Menyadari sepenuhnya keadaan
kecemasan yang menjadi atribut sekarang
dasar pada manusia. Kecemasan b. Memilih bagaiman padasaat
eksistensial juga bias diakibatkan sekarang, dan
oleh kesadaran atas keterbatasannya c. Memikul tanggungjawab untuk
dan atas kemungkinan yang tak memilih.
terhindarkan untuk mati. Kesadaran 2. Meluaskan kesadaran diriklien, dan
atas kematian memiliki arti penting karenanya meningkatkan
bagi kehidupan individu sekarang, kesanggupan pilihannya, yakni
sebab kesadaran tersebut menjadi bebas dan bertanggungjawab
menghadapkan individu pada atasarah hidupnya.
kenyataan bahwa dia memiliki 3. Membantu klien agar mampu
waktu yang terbatas untuk menghadapi kecemasan sehubungan
mengaktualkan potensi- potensinya. dengan tindakan memilih diri, dan
3. Penciptaan Makna menerima kenyataan bahwa dirinya
Manusia itu unik, dalam artian lebih dari sekedar korban kekuatan-
bahwa dia berusaha untuk kekuatan deterministic di luar dirinya.
menemukan tujuan hidup dan
menciptakan nilai-nilai yang akan

Copyright © 2018 Universitas PGRI Madiun 265


c. Teknik 3. Pentingnya Pemahaman Nilai-Nilai
Sofyan S. Willis, 2007:15 Budaya Lokal Dalam Pendekatan
menjelasakan Pendekatan eksistensial- Konseling Humanistik
humanistik tidak memiliki teknik-teknik Nilai-nilai budaya lokal merupakan
yang ditentukan secaraketat. Dalam hasil budi dan akal manusia untuk
konseling humanistic terdapat teknik- mencapai kesempurnaan hidup, cirik has
teknik konseling , yang mana sebelum budaya sebuah kelompok masyarakat local
mengetahui teknik-teknik konseling yang mempunyai suatu keyakinan yang
tersebut terdapat beberapa prinsip kerja dapat membuat seseorang melakukan
teknik humanistic antara lain : tindakan berdasarkan pilihannya. Nilai-
1. Membina hubungan baik (good Nilai budaya diartikan sebagai sekumpulan
rapport) pengalaman hidup yang ada dalam
2. Membuat klien bias menerima dirinya masyarakat mereka sendiri. Pengalaman
dengan segala potensi dan hidup masyarakat saja sangatlah banyak
keterbatasannya dan variatif, termasuk di dalamnya
3. Merangsang kepekaan emosi klien bagaimana perilaku dan keyakinan atau
4. Membuat klien bias mencari solusi kepercayaan masyarakat itu sendiri
permasalahannya sendiri. (Lehman, dkk, 1996). Pemahaman nilai-
5. Mengembangkan potensi dan emosi nilai budaya lokal menjadi sangat penting
positif klien di dalam proses konseling dimana manusia
6. Membuat klien menjadi adequate tumbuh dan berkembang adakaitannya
Teknik-teknik yang digunakan dalam dengan budaya sehingga pendekatan
konseling eksistensial-humanistik, yaitu: konseling humanistic harus terintregasi
1. Penerimaan dalam implementasi teknik penanganan
2. Rasa hormat masalah klien secara utuh dan tepat. Arah
3. Memahami teknik pendekatan Konseling Humanistik
4. Menentramkan (Sayekti, 1997:24)
5. Memberidorongan 1. Mengoptimalkan kesadaran
6. Pertanyaanterbatas individu akan keberadaannya dan
7. Memantulkan pernyataan dan perasaan menerima keadaannya menurut apa
klien adanya. Saya adalah saya
8. Menunjukan sikap yang mencerminkan 2. Memperbaiki dan mengubah sikap,
ikut merasakan apa yang dirasakan persepsi cara berfikir, keyakinan
9. Bersikap mengijinkan untuk apasaja serta pandangan-pandangan
yang bermakna. individu, yang unik, yang tidak
Adapun Carl R. Rogers. meliputi: (1) atau kurang sesuai dengan dirinya
acceptance (penerimaan); (2) respect (rasa agar individu dapat
hormat); (3) understanding (pemahaman); mengembangkan diri dan
(4) reassurance (menentramkan hati); (5) meningkatkan self-actualization
encouragement limited questioning seoptimal mungkin.
(pertanyaan terbatas; dan (6) reflection 3. Menghilangkan hambatan-
(memantulkan pernyataan dan perasaan). hambatan yang dirasakan dan
dihayati oleh individu dalam proses
aktualisasi dirinya.

Copyright © 2018 Universitas PGRI Madiun 266


4. Membantu individu dalam yang positif. Konseling humanistik
menemukan pilihan-pilihan bebas mendorong konselor memahami manusia
yang mungkin dapat dijangkau secara utuh baik aspek psikologis maupun
menurut kondisi dirinya. tabiat atau kebiasaan yang berlaku di mana
Konsep eksistensial berarti rasa klien tinggal berupa nilai-nilai
menghargai pada manusia, menggali kebudayaan, sehingga proses penerapan
aspek baru dari perilaku manusia dan teknik dan penanganannya diterima
metode memahami manusia yang dengan baik oleh klien. Pendekatan
beraneka ragam. Eksistensial memberikan Humanistik dalam memanusiakan manusia
landasan bagi pendekatan terapeutik yang sangat erat dengan bagaimana perlakuan
memfokuskan pada individu-individu itu bisa terima oleh klien secara sadar
yang terpecah serta bersikap asing antara mampu memamahami dirinya dan secara
satu dengan yang lain yang tidak melihat mandiri dapat keluar dari persoalannya
adanya makna dalam lingkungan keluarga maka pemahaman nilai-nilai budaya
serta system sosial yang ada pada waktu sangat penting sehingga konseling berjalan
itu. Dorongan itu timbul dari keinginan dengan optimal dan manusiawi.
untuk menolong orang dalam
mengarahkan perhatian pada tema dalam DAFTAR PUSTAKA
hidup untuk orang yang mengalami Ahmadi, Abu, dkk. 2003. Ilmu
kesulitan dalam hal mendapatkan makna Pendidikan. Jakarta: PT Rinekacipta.
dari tujuan hidup dan hal yang
Corey, G. (2013). Theory and Practice of
mempertahankan identitas dirinya (Holt, Counseling and Psychoterapy (9th
1986). Sehingga Pendekatan Konseling Edition). California: Books/Cole.
Humanistik dalam proses teknik dan
penangan harus sepenuhnya melihat Danandjaja, James. 1984. Folklor
eksistensi keberadaan klien dengan Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng,
Dan Lain-Lain. Jakarta : Grafiti Pers.
melihat nilai-nilai budaya dimana klien
berada guna melihat sepeuhnya latar Dyastriningrum. 2009. Antropologi Kelas
belakang klien dan persmasalahan yang XI : Untuk SMA dan MA Program
dihadapi. Kesadaran penuh oleh konselor Bahasa. Jakarta : Pusat Perbukuan,
akan memberikan dorongan yang kuat Departemen Pendidikan Nasional.
kepada klien dalam memahmai dirinya
yang mengarah kepada kemandirian Gerald Corey. 1988. Teori dan Praktek
Konseling dan Psikoterapi.
dalam pengambilan keputusan.
Bandung: PT. Eresco.

SIMPULAN http://080222.blogspot.com/2013/05/huma
Nilai Budaya lokal merupakan nistik.html. (diunduh tanggal 24-06-
khasanah kebudayaan berupa nilai yang 2018.)
melekat di masyarakat yang mengatur
keserasian, keselarasan, serta http://decksforce.blogspot.com/2015/05/te
ori-dan-teknik-konseling-humanistik.
keseimbangan. Humanistik memahami
html.(Diunduh tanggal 24-06-2018)
manusia sebagai mahluq yang kaya akan
potensi, mencapai kesadaran diri Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu
bertanggungjawab sehingga melahirkan Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
pemahaman diri berupa penciptaan makna

Copyright © 2018 Universitas PGRI Madiun 267


Lehman, dkk.1996. Business
Commllnications (11th ed). Ohio:
Intemational Thomson Publishing
Co.

Muhyidin, Asep. 2009. Pemertahanan


Nilai-Nilai Budaya Lokal dalam
Pemelajaran Sastra di Sekolah.
Kemdikbud.go.id (diunduh tanggal
28-06-2018)

Nanda, I.A.S., Dantes, N.,& Antari, N.M.


(2013). Pengaruh Implemetasi
Konseling Eksistensial Humanistik
Dengan Teknik Modeling Untuk
Meningkatkan Selfesteem Siswa
Teralienasi di Kelas VII SMP Negeri
6 Singaraja. Journal Undiksa
Bimbingan Konseling. 1(2).

Sayekti.1997. Berbagai Pendekatan dalam


Konseling. Yogyakarta: Menara
Mass Offset

Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi suatu


Pengantar. Jakarta: P.T.Raja.
Grafindo.

Sofyan S. Willis. 2007. Konseling


Individual; Teori dan Praktek.
Bandung: Alfabeta.

Sujarwa. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya


Dasar : Manusia dan Fenomena
Sosial Budaya.Yogyakarta: Pustaka
Belajar.

Widiarto, T. 2009. Psikologi Lintas


Budaya Indonesia. Salatiga: Widya
Sari Press.

Zulfikar, Rezki, Muwakhidah dan Nikon.


2017. Konseling Humanistik: Sebuah
Tinjauan Filosofi. Konseling : Jurnal
Bimbingan dan Konseling. Vol. 3
No. 1 (Januari-Juni 2017).

Copyright © 2018 Universitas PGRI Madiun 268

Anda mungkin juga menyukai