Anda di halaman 1dari 8

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini seluruh siswa kelas III di SD Negeri
3 Patemon kecamatan Bungatan Kabupaten Situbondo. Jumlah siswa sebanyak 27
siswa, masing-masing terdiri dari 16 laki-laki dan 11 perempuan. Adapun tempat
dan waktu pelaksanaan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Tempat : SD Negeri 3 Patemon
Waktu : 3 April 2012- 22 April 2012
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Menanggapi Cerita
Kelas : III
Semester : 2
Tahun Pelajaran : 2011/2012
Pembagian siklus : Siklus I pada Tgl. 3 April 2012
Siklus II pada Tgl. 10 April 2012
Karakteristik : Aktif

B. Deskripsi Per-siklus
Hal-hal mengenai rencana pelaksanaan siklus tersebut diuraikan sebagai
berikut:
1. Perencanaan
Adapun masalah-masalah di kelas III khususnya mata pelajaran
Bahasa Indonesia yaitu siswa masih kurang mampu untuk berbicara dengan
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar disebabkan oleh siswa
masih terpengaruhi bahasa ibu sehingga pada saat siswa diminta untuk
mengomentari cerita. Masalah-masalah itu perlu dicarikan solusinya, dengan
menggunakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar
yang lebih aktif, kreatif, demokratis, kolaboratif dan konstruktif yaitu dengan
Pembelajaran Model TTW (Think- Talk- Write).

20
21

Tahap perencanaan ini merupakan segala sesuatu yang akan dilakukan


dalam penelitian. Adapun hal-hal yang harus dilakukan pada tahap
perencanaan ini adalah sebagai berikut:
a. Akan menyusun Rencana Pembelajaran (RP) atas materi yang diajarkan
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model TTW;
b. Akan merinci alokasi waktu pada tiap-tiap pertemuan 2 × 35 menit;
c. Akan mempersiapkan materi pelajaran dan hal-hal yang berhubungan
dengan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa;
d. Akan membuat media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar;
e. Akan menyediakan perlengkapan dan alat bantu mengajar;
f. Akan membuat alat pemantau berupa lembar observasi untuk mencatat
segala kegiatan yang berlangsung dan mempersiapkan pedoman
wawancara;
g. Akan menyusun daftar kelompok siswa berdasarkan perbedaan
kemampuan akademik dan jenis kelamin.
2. Tindakan
Hal-hal yang dilakukan peneliti pada pelaksanaan tindakan ini adalah
peneliti berperan sebagai guru dan peneliti melakukan tindakan berdasarkan
pada perencanaan yang telah dibuat. Tindakan yang dilakukan difokuskan
pada upaya meningkatkan hasil belajar bagi siswa dari rendah menjadi tinggi
dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe role playing. Pada siklus I
ini peneliti melaksanakan tindakan. Adapun langkah-langkah penerapannya
secara garis besar sebagai berikut:
a. Siklus I:
Pada pelaksanaan tindakan ini guru melaksanakan proses pembelajaran
mengacu pada persiapan yang sudah dilaksanakan. Adapun pelaksanaannya
adalah sebagai berikut:
1) Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan menyampaikan
indikator kemampuan berbicara, memotivasi siswa dalam belajar,
menjelaskan secara singkat langkah-langkah dalam pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif model TTW;
22

2) Membimbing siswa untuk melakukan simulasi atau bermain peran yang


berkenan dengan materi agar lebih mudah memahaminya;
3) Menampilkan media pembelajaran yang dapat didengar dan dilihat oleh
siswa;
4) Membimbing siswa untuk mencatat;
5) Membagi lembar tugas kepada tiap kelompoknya;
6) Memberikan arahan dan bimbingan dalam mengerjakan tugas pada tiap
kelompok;
7) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan kelompoknya dalam
menyelesaikan lembar tugas, bertanya dan sekaligus menyampaikan hasil
diskusi;
8) Siswa diberikan tes individu untuk mengetahui peningkatan siswa atau
ketuntasan kemampuan berbicara siswa setelah diterapkan pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model TTW;
9) Memberi penguatan dan penghargaan atas kinerja siswa.
3. Observasi
Dalam penelitian ini ditekankan pada hasil pekerjaan siswa pada saat
kemampuan berbicara yang benar. Adapun analisa data yang digunakan sebagai
berikut :
Tabel 1
Tes Kemampuan Berbicara
No Aspek Indikator Skor
1. Mengajukan  Siswa mampu mengajukan pertanyaan lebih dari 20
Pertanyaan 2 pertanyaan
 Siswa mampu menggunakan kata-kata dalam
mengajukan pertanyaan sesuai dengan tema
2. Menjawab  Siswa mampu menjawab pertanyaan sesuai 40
Pertanyaan dengan presentase
 Siswa mampu menjawab pertanyaan sesuai
dengan tema
3. Kelancaran  Siswa mampu menempatkan secara tepat 40
dalam ucapannya dalam ketepatan pengucapan agar
23

menjelaskan terjadi kesalahpahaman


 Siswa mampu memberikan pernyataan yang jelas
tanpa hambatan dalam berbicara

Tabel 2
Pedoman Penilaian berbicara
No Aspek Indikator Skor
1. Mengajukan  Apabila siswa mampu mengajukan pertanyaan 20
Pertanyaan lebih dari 2 pertanyaan
 Apabila siswa mampu menggunakan kata-kata 10
dalam mengajukan pertanyaan sesuai dengan
tema
 Apabila siswa tidak menampilkan indikator
2. Menjawab  Apabila siswa mampu menjawab pertanyaan 40
Pertanyaan sesuai dengan presentase
 Apabila siswa mampu menjawab pertanyaan 20
sesuai dengan tema
 Apabila siswa tidak menampilkan indikator 10
3. Kelancaran  Apabila siswa mampu menempatkan secara tepat 40
dalam ucapannya dalam ketepatan pengucapan agar
menjelaskan terjadi kesalahpahaman
 Apabila siswa mampu memberikan pernyataan 20
yang jelas tanpa hambatan dalam berbicara
 Apabila siswa tidak menampilkan indikator 10

Penentuan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif


model TWT (Think- Write-Talk) dapat meningkatkan kemampuan berbicara dapat
ditinjau dari kemampuan berbicara siswa yang memenuhi standar ketuntasan
belajar secara klasikal dan secara individual untuk mencari ketuntasan belajar
secara klasikal digunakan rumus:
n
P= × 100%
N
Keterangan:
P : Prosentase ketuntasan belajar siswa
24

n : Jumlah siswa yang tuntas belajar


N : Jumlah semua siswa (Depdiknas, 2004:17)
Setelah nilai kemampuan berbicara di presentasikan kemudian dicari
KKM SD Negeri 3 Patemon untuk mengetahui daya serap siswa secara individu
dan klasikal standar tersebut yaitu:
a. Daya serap perseorang
Seorang siswa dikatakan telah memenuhi standar ketuntasan
belajar bila mencapai skor 66
b. Daya serap klasikal
Suatu kelas dikatakan telah memenuhi standar ketuntasan belajar di
kelas tersebut telah mencapai ≥ 85% dari jumlah siswa yang telah
mencapai nilai 66
c. Rentang nilai yang digunakan sebagai berikut:
86 – 100 = Sangat Baik
66 – 85 = Baik
46 – 65 = Kurang
0 – 45 = Sangat Kurang
Selain melakukan analisis data tentang siswa peneliti juga melakukan
analisis data tentang guru yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif model TWT (Think- Write-Talk). Tetapi data ini
hanya digunakan sebagai data pendukung dan penguat penelitian. Bentuk
lembar observasi pada kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model TWT (Think- Write-
Talk) ini peneliti menampilkan aspek-aspek yang diamati dengan memberikan
tanda cek (√) atau menuliskan secara ringkas informasi yang diperoleh
berkaitan dengan guru dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif model TWT (Think- Write-Talk) dalam proses belajar
mengajar.
4. Refleksi
25

Tahapan refleksi digunakan untuk menilai dan maengkaji hasil


kegiatan dalam tahap sebelumnya yaitu tahap tindakan dan tahap observasi.
Pada saat refleksi peneliti mengadakan konsultasi, pertimbangan serta
pembahasan dengan para observatory dan guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi ini yaitu Menganalisis,
menjelaskan dan mengumpulkan hasil-hasil dari observasi dan hasil tes siswa
yang digunakan untuk mengetahui apakah dengan dilaksanakannya
pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif model TTW dapat
meningkatkan kemampuan berbicara pada siklus I. Apabila belum dicapai
maka dapat digunakan untuk mempersiapkan tindakan perbaikan yang akan
dilakukan pada siklus II atau siklus berikutnya.
b. Siklus II
Tahap-tahap yang akan dilaksanakan pada siklus II dalam penelitian ini
sama dengan siklus I, namun bertolak pada ketidakberhasilan siklus I.
pelaksanaan siklus kedua ini sebagai usaha perbaikan pada siklus I. materi yang
disampaikan sama dengan materi pada saat tindakan siklus I. Bahan observasi
yang digunakan juga sama, yaitu melihat peningkatan kemampuan berbicara dan
mengamati perilaku atau aktivitas belajar siswa yang tampak pada saat proses
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model TTW
berlangsung. Pelaksanaan siklus ini berakhir jika tujuan sudah tercapai dan jika
tujuan belum tercapai maka berlaku siklus ketiga sampai tujuan yang diharapkan
tercapai.
1. Perencanaan (Planning)
Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan
penelitian, meliputi:
a. Menyiapkan rencana pembelajaran.
b. Menyiapkan media dan bahan ajar yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran.
c. Menyiapkan soal sebagai alat bantu dalam penerapan pendekatan
kontekstual.
26

d. Menyiakan lembar observasi, daftar pertanyaan sebagai pedoman


wawancara bagi guru dan siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini merupakan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini
meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
1) Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan menyampaikan
indikator kemampuan berbicara, memotivasi siswa dalam belajar,
menjelaskan secara singkat langkah-langkah dalam pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model TTW
2) Guru bertanya kepada siswa tentang cara menggunakan suatu alat.
b. Kegiatan Inti
1) Guru membimbing siswa untuk membaca sebuah cerita anak dengan
seksama.
2) Siswa mencatat hal-hal penting dari petunjuk yang dibaca.
3) Siswa dikelompokkan menjadi 4-5 siswa, kemudian guru memberikan
tugas kelompok
4) Siswa menjawab pertanyaan isi cerita.
5) Siswa memberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan kelompoknya
dalam menyelesaikan lembar tugas, bertanya dan sekaligus
menyampaikan hasil diskusi;
6) Siswa memberikan komentar tentang cerita yang telah dibacanya
7) Siswa diberikan tes individu untuk mengetahui peningkatan siswa atau
ketuntasan kemampuan berbicara siswa setelah diterapkan
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model
TTW;
8) Guru Memberi penguatan dan penghargaan atas kinerja siswa

3. Pengamatan (Observation)
27

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh beberapa orang observer


melakukan observasi di kelas. Observasi ini dilakukan untuk mengamati
perilaku atau aktivitas belajar siswa yang tampak pada saat pelaksanaan
tindakan berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari subjektivitas
dari guru dan peneliti, sehingga data yang dihasilkan sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
4. Refleksi (Reflection)
Tahap refleksi diperlukan untuk mengkaji segala hal yang terjadi
selama pelaksanaan tindakan dan observasi berlangsung. Kegiatan yang
dilakukan pada tahap ini yaitu menganalisis, menjelaskan dan mengumpulkan
hasil-hasil dari observasi yang dapat digunakan peneliti untuk melengkapi,
memperbaiki, menyempurnakan dan memperkuat hasil kajian siklus pertama,
agar dapat dipastikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif TTW
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai