Anda di halaman 1dari 11

Nama : Irenza Fernanda R.

NIM : 181310029
Kelas : 4B
GLUKOSA DARAH
A. Metode pemeriksaan Gula Darah
Metode pemeriksaan gula darah terdiri dari metode reduksi, dan
enzimatik. Yang paling sering dilakukan adalah metode enzimatik, yaitu
metode glukosa dehidrogenase, glukosa oksidase (GOD) dan metode
heksokinase (McPherson, 2006).Metode GOD banyak digunakan saat ini.
Akurasidan presisi yang baik (karena enzim GOD spesifik untuk reaksi
pertama), tapi reaksi kedua rawan interferen (tak spesifik).
1) Metode Enzimatik
 Metode Glukosa Oksidase (GOD-PAP)
 Metode Heksokinase
B. Prinsip pemeriksaan Gula Darah
1) Metode Enzimatik
 Metode Glukosa Oksidase (GOD-PAP)
Enzim gula oksidase menkatalisis reaksi oksidasi
menjadi glukonolakton dan hidrogen peroksida. Glukosa +
O 2 emisi oksidase O-glukono-δ-lakton + H 2 O 2
Penambahan enzim perokidase dan aseptor oksigen
kromogenik seperti Odianisidine. O-dianisidine (merah) +
H 2 O 2 peroksidase O-dianiside (oks) + H 2 O.
 Metode Heksokinase
Heksokinase akan mengkatalis reaksi fosforilasi
dengan ATP yang membentuk 6-fosfat dan ADP. Enzim
kedua yaitu emisi 6-fosfat dehidrogenase akan mengkatalis
oksidasi emisi 6-fosfat dengan nikolinamide adnine
dinueleotide phosphate (NAPP +)Glukosa + ATP
peroksidase Glukosa-6-fosfat + ADPGlukosa-6-fosfat +
NAD (P) G-6-PD 6-fosfoglukonat + NAD (P) H + H +.
C. Prosedur Pemeriksaan Gula Darah
1) Metode Enzimatik
Prinsip tes: Darah kapiler diserap ke dalam strip tes, kemudian
mengalir ke area tes dan bercampur dengan reagen untuk memulai
proses pengukuran. Enzimv Glucosedehydrogenasev dan koenzim
dalam strip tes mengkonversi glukosa dalamvsampel darah menjadi
glukonolakton. Reaksi tersebut menghasilkan listrik DC yang tidak
berbahaya sehingga Meter mampu mengukur gula darah.
Prosedur :
1. Alat glukosameter disiapkan
2. Jarum dimasukkan dalam lancet dan dipilih nomor pada lancet
sesuai ketebalan kulit pasien
3. Chipv khusus untuk pemeriksaan glukosa dimasukkan pada
alat glukosameter pada tempatnya (sesuai alat glukosameter).
4. Strip dimasukkan pada tempatnya(sesuai alat glukosameter)-
Jari kedua/ketiga/keempat pasien dibersihkan dengan
menggunakan kapas alkohol lalu dibiarkan mengering.
5. Darah kapiler diambil dengan menggunakan lancet yang
ditusuk pada jarikedua/ketiga/keempat pasien.
6. Sampel darah kapiler dimasukkan ke dalam strip dengan cara
ditempelkan pada bagian khusus pada strip yang menyrap
darah.
7. Hasil pengukuran kadar glukosa akan ditampilkan pada layar.
8. Strip dicabut dari alat Glukosa meter.
9. Jarum dibuang dari lancet.
2) Metode Heksokinase
Heksokinase akan mengkatalis reaksi fosforilasi glukosa dengan ATP
membentuk glukosa 6-fosfat dan ADP. Enzim kedua yaitu glukosa 6-
fosfat dehidrogenase akan mengkatalis oksidasi glukosa 6-fosfat
dengan nikolinamide adnine dinueleotide phosphate (NADP+ ).
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Keluarkan reagent dari tempat penyimpanan untuk
menyesuaikan dengan suhu ruangan (tidak boleh dalam
keadaan dingin)
3. Kemudian, lakukan pemipetan masing-masing

Reagen Sample
Sample Standart
blank Blank
Aquadest 10 µl - - -
Sample - 10 µl 10 µl -
Standart glukosa - - - 10 µl
Reagent ( A ) - 1,0 ml - -
Reagen kerja 1,0 ml - 1,0 ml 1,0 ml

4. Aduk hingga rata dan biarkan tabung(inkubasi) selama 15


menit pada suhu ruang (16-250) atau 5 menit pada suhu370C .
5. Baca absorbansi dari masing-masing tabung tersebut pada
panjang gelombang 340 nm. Warna akan stabil paling tidak
pada 30 menit

Perhitungan :

× 100 = mg/dl glukosa


× 5,55 = mmol/L glukosa

Nilai Rujukan :

Anak-anak, dewasa = 70-105 mg/dl = 3,89 – 5,83 mmol/L

D. Nilai normal
 Sebelum makan: sekitar 70-130 mg/dL
 Dua jam setelah makan: kurang dari 140 mg/dL
 Setelah tidak makan (puasa) selama setidaknya delapan jam: kurang
dari 100 mg/dL
 Menjelang tidur: 100 – 140 mg/dL
 Batas kadar gula darah normal untuk lansia sama dengan kadar gula
darah pada umumnya, yaitu kurang dari 100 mg/dl dengan kadar
terendah berada di 60 – 70 mg/dl.
E. Pengaruh Penundaan terhadap Glikolisis pada Pemeriksaan Glukosa
dan Cara Pencegahannya.
a) Pengaruh penundaan terhadap glikolisis
Pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu dengan menggunakan
sampel serum yang diperiksa segera dan ditunda beberapa jam.
glikolisis dapat terjadi di luar tubuh setelah sampel darah dikeluarkan
dari dalam tubuh, bila tanpa zat penghambat glikolisis maka komponen
yang ada dalam sampel darah seperti eritrosit, lekosit, dan juga
kontaminasi bakteri dapat menyebabkan kadar glukosa darah menurun.
glikolisis juga dapat terjadi karena pengaruh suhu dan lama
penyimpanan.
b) Cara pencegahan
- Disimpan pada sushu 4C
- Penambahan sodium fluoride (NaF) pada sampel darah.
- Mencegah kontak antara serum dengan sel darah.

F. Faktor yang mempengaruhi hasil/ Interferensi Hasil


 Obat-obatan
Beberapa obat-obatan dapat memengaruhi kadar gula darah Anda.
Obat-obatan seperti kortikosteroid, estrogen (yang ada di pil KB), obat
diuretik tertentu, obat antidepresan tertentu, obat antikejang, dan
aspirin dapat membuat kadar gula darah Anda meningkat. Sebaliknya,
obat seperti insulin, steroid, agen hipoglikemik oral, dan
acetaminophen dapat membuat kadar gula darah Anda turun.
 Cara mengukur dan alat pengukur
Kesalahan dalam melakukan pengukuran sendiri dapat membuat
hasil tes gula darah kurang akurat.
KOLESTEROL DAN TRIGLISERIDA
A. Jenis Lipoprotein dan Perbedaannya
1. Kilomikron

Kilomikron adalah lipoprotein densitas rendah paling banyak berisi


trigliserida yang berasal dari makanan (lemak eksogen). Kilomikron
yang dihasilkan dalam usus, masuk ke sirkulasi sistemik melalui
saluran limfatik, trigliseridanya dihidrolisis oleh lipoprotein lipase,
suatu enzim yang berlokasi di permukaan endotel pembuluh darah
kapiler. Kilomikron remnant (sisa) merupakan produk akhir dari
degradasi kilomikron dalam sirkulasi. Partikel ini mempunyai protein
permukaan spesifik apoprotein B-48 dan E, apoprotein ditemukan
dengan reseptor di membran plasma hepar. Partikel remnant (sisa) kaya
kolesterol yang berasal dari diet, diikat dan diinternalisasi kemudian
didegradasi oleh enzim lisozomal. Dengan proses ini, kolesterol yang
berasal dari diet dibebaskan ke hepar (Munaf, 2009).

2. Very Low Density Lipoprotein (VLDL)

VLDL merupakan lipoprotein yang terdiri atas 60% trigliserida,


10-15% kolesterol dan bertugas membawa kolesterol dari hati ke
jaringan perifer. VLDL merupakan trigliserida endogen dan golongan
lipoprotein densitas terendah kedua dan sinonim dengan pra-β-
lipoprotein. VLDL terutama berasal dari hepar dan memiliki fungsi
untuk mentranspor trigliserida yang dibuat dalam jaringan. VLDL juga
mentranspor kolesterol dalam jumlah yang nyata (bermakna) yang
diperoleh dari sintesis de novo (dalam tubuh), dan secara tidak langsung
berasal dari diet. Seperti halnya dengan kilomikron, trigliserida dari
VLDL didegradasi oleh lipoprotein lipase. VLDL remnant (sisa) atau
lipoprotein densitas sedang (Intermediet-Density Lipoprotein, IDL),
masih tetap ada setelah banyak trigliseridnya yang dikeluarkan. Partikel
ini kaya akan protein spesifik (apoprotein B-100 dan E). IDL secara
langsung dikeluarkan dari sirkulasi oleh interaksinya dengan reseptor
apoprotein B/E atau di konversi menjadi LDL. Konversi IDL menjadi
LDL melalui kerja enzim lipase hepatik, disertai dengan pengeluaran
trigliserida dan apoprotein E, dan hal ini terjadi di permukaan hepatosit.
Defek pada apoprotein E dari VLDL manusia mengakibatkan terjadinya
akumulasi aterogenik VLDL remnant (sisa) sehingga terjadi
hipererlipoprotein tipe III (Munaf, 2009).

3. Low Density Lipoprotein (LDL)

Low Density Lipoprotein (LDL) berfungsi sebagai pengangkut


utama kolesterol dari hepar ke sel periferr. LDL sering disebut sebagai
kolesterol jahat/buruk karena fungsi utamanya yang menyalurkan
kolesterol ke seluruh jaringan termasuk dinding arteri dimana terjadi
pelepasan LDL dan penyimpanan kolesterol. Saat kadar LDL mulai
meningkat kolesterol mulai bertumpuk didinding pembuluh darah dan
menghambat aliran darah. Hepar mengandung reseptor khusus yang
mengkikat LDL. Saat kadar LDL meningkat semua reseptor LDL
bekerja dengan aktif, memperlancar LDL lainnya untuk masuk ke aliran
darah, menyimpan kolesterol. Penghantaran kolesterol ke seluruh sel
tubuh diperantarai oleh reseptor LDL yang terdapat dihampir seluruh
permukaan sel. Begitu LDL bertemu dengan reseptor LDL, kolesterol
akan dilepaskan dan digunakan untuk metabolisme sel (Murbawani,
2005). Dibentuk diluar hepar, sebagian besar berasal dari peluruhan
VLDL oleh enzim lipoprotein lipase, namun terdapat bukti pula bahwa
LDL di produksi langsung di dalam hepar (Murray, 2006).

Komposisi LDL adalah protein 21% (apoprotein B), lemak 9%


(trigliserid 13%, fosfolipid 28%, kolesterol ester 48%, kolesterol bebas
10%, asam lemak bebas 1%). Apoprotein yang didalamnya hanyalah
apoprotein B-100. Partikel LDL mengadakan ikatan dengan reseptor
dipermukaan sel yang disebut reseptor LDL. Reseptor ini hanya
mengenal apoprotein-E atau B-100. Apoprotein B-100 inilah yang
mengadakan ikatan antara LDL dan reseptor LDL. Setelah berikatan
kedua partikel ini kemudian masuk kedalam sel dan mengalami
hidrolisis di lisosom. Reseptor LDL kembali ke permukaan dan dipakai
dalam transport LDL, kemudian partikel LDL dipecah dalam sel dan
mengeluarkan asam amino dan kolesterol (Grandjean et al, 2000,
Thompson et al, 2001).

4. High Density Lipoprotein (HDL)

High Density Lipoprotein sering disebut sebagai kolesterol


baik/sehat, karena ia bertanggung jawab sebagai pengangkut kolesterol
dari darah dan dinding arteri ke hepar, yang kemudian akan diubah
menjadi empedu untuk dicerna atau digunakan oleh tubuh. Proses
pengangkutan kolesterol kembali (reverse cholesterol transport proces)
dipercaya mampu mencegah atau menghambat terjadi penyakit jantung
koroner. Molekul HDL memiliki 2 subkelas, yaitu HDL 2 dan HDL3.
Molekul HDL3 disintesis di hepar dan masuk ke pembuluh darah untuk
mengambil kolesterol. Saat molekul HDL3 kandungan kolesterolnya
meningkat, densitasnya menurun dan menjadi HDL2. Kemudian HDL2
masuk lagi ke hepar untk dibongkar kembali dan HDL 3 kembali di
alirkan ke sirkulasi darah. HDL disintesis dan disekresikan baik dari
hepar maupun intestinum. HDL merupakan molekul lipoprotein yang
paling kecil, tetapi mempunyai densitas yang paling tinggi. Kandungan
protein dan fosfolipidnya juga besar (Murbawabi, 2005).

HDL dari usus hanya mengandung apoprotein A, sedangkan HDL


dari hepar mengandung apo A, C dan E. Namun demikian HDL nascent
(yang baru diekskresikan) dari usus tudak mengandung apolipoprotein
C dan E, tapi hanya mengandung apoprotein A. Fungsi utama HDL
adalah sebagai tempat penyimpanan untuk apolipoprotein C dan E yang
dibutuhkan dalam metabolisme kilomikron dan VLDL (Murray, 2006).

B. Parameter Pemeriksaan Profil Lipid

Tes kolesterol dan trigliserida adalah tes darah yang digunakan untuk
mengukur jumlah total zat lemak (kolesterol dan trigliserida) dalam darah.
Kolesterol bergerak melalui darah dan melekat pada protein. Kolesterol
dan protein ini disebut dengan lipoprotein. Analisis lipoprotein (profil
lipoprotein atau profil lipid) mengukur kadar darah dari jumlah kolesterol,
LDL kolesterol, HDL kolesterol dan trigliserida.

C. Perbedaan Kolesterol dan Trigliserida


 Kolesterol adalah sejenis zat lilin yang memiliki fungsi penting
dalam membangun sel dan memproduksi hormon (seperti esrtogen
dan Progesteron), vitamin D dan asam empedu untuk pencernaan.
 Trigliserida adalah zat yang secara eksklusif berasal dari lemak
dalam makanan. Kelebihan kalori dan gula yang masuk ke tubuh
juga akan diubah tubuh menjadi trigliserida dan disimpan sebagai
lemak diseluruh tubuh.
D. Tujuan Pemeriksaan Kolesterol dan Trigliserida
1. Tujuan Pemeriksaan Kolesterol
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar kolesterol
dalam darah seseorang dalam mg/dl
2. Tujuan Pemeriksaan Trigliserida
Pemeriksaan trigliserida bertujuan untuk memantau kadar lemak
yang berpotensi meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular, seperti
jantung dan stroke.
E. Metode Pemeriksaan Kolesterol dan Trigliserida
1. Metode Pemeriksaan Kolesterol
 Metode CHOD-PAP : uji fotometrik enzimatik
2. Metode Pemeriksaan Trigliserida
 Uji enzimatik kolorimetri menggunakan gliserol-3-fosfat-oksidase
(GPO)
F. Prinsip Pemeriksaan Kolesterol dan Trigliserida
1. Metode Pemeriksaan Kolesterol
a. Metode CHOD-PAP : uji fotometrik enzimatik
Penentuan kolesterol setelah hidrolisis enzimatik dan
Oksidasi. Indikator kolorimetri adalah quinoneimine yang
dihasilkan dari 4-aminoantipirine dan fenol oleh hidrogen
peroksida di bawah aksi katalitik peroksidase (Trinder's reaksi).
CHE
Ester kolesterol + H2O Kolesterol + Asam lemak
CHO
Kolesterol + O2 Kolesterol-3-satu + H2O2
POD
2 H2O2 + 4-Aminoantipyrine + Phenol Quinoneimine + 4
H2O

2. Metode Pemeriksaan Trigliserida


Penentuan trigliserida setelah pemisahan enzimatik dengan
lipoprotein lipase. Indikatornya adalah quinoneimine yang
dihasilkan dari 4-aminoantipyrine dan 4-chlorophenol oleh
hidrogen peroksida di bawah aksi katalitik peroksidase.
LPL
Trigliserida Gliserol + asam lemak
GK
Gliserol + ATP Gliserol-3-fosfat + ADP
GPO
Gliserol-3-fosfat + O2 Dihydroxyaceton phosphate +H2O2
POD
2 H2O2 + Aminoantipyrine + 4-Chlorophenol
Quinoneimine + HCl + 4 H2O

G. Kadar Normal Kolesterol dan Trigliserida


 Kolesterol
Disarankan 200 mg / dL
Borderline berisiko tinggi 200 - 240 mg / dL
Risiko tinggi> 240 mg / dL
 Trigliserida
Disarankan: <200 mg / dL (puasa)
Tinggi batas: 200 - 400 mg / dL
Tinggi> 400 mg / dL

H. Faktor yang Mempengaruhi hasil/ Interferensi pada hasil


 Kolesterol
1. Pola makan
Mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar lemak jenuh dan
kolesterol tinggi dapat menyebabkan menaikkan kadar kolesterol
dalam darah. Membatasi makanan yang memiliki kandungan tinggi
kolesterol dan lemak jenuh dapat membantu menurunkan kadar
kolesterol.
2. Berat badan
Kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko terjadinya
penyakit jantung. Hal ini juga cenderung mempengaruhi kadar
kolesterol. Menurunkan berat badan hingga rentnag normal dapat
memabntu menurunkan kadar kolesterol total, LDL, dan
trigliserida, serta meningkatkan HDL.
3. Aktifitas fisik
Melakukan olahrga selama 30 menit setiap hari dapat membantu
menurunkan kadar LDL dan meningkatkan HDL. Aktifitas fisik
juga dapat membantu menurunkan berat badan.
4. Faktor keturunan
Faktor keturunan dapat membantu menentukan jumlah kolesterol.
5. Faktor usia dan jenis kelamin
Bertambahnya usia dapat meningkatkan resiko terjadinya
peningkatan kolesterol. Pada wanita yang telah mengalami
menopause memiliki resiko peningkatan kolesterol lebih tinggi dari
pada pria.
 Trigliserida
1. Kelebihan berat badan/obesitas
2. Diabetes tidak terkontrol
3. Tiroid kurang aktif (hipotiroid)
4. Penyakit ginjal
5. Asupan kalori melebihi jumlah yang terbakar dalam tubuh
6. Mengonsumsi banyak alkohol
7. Defisiensi lipoprotein lipase dan/atau CII apo (kelainan langka
resesif autosomal di mana produksi lipoprotein lipase yang tidak
memadai berdampak pada penurunan metabolisme kilomikron dan
trigliserida)
8. Obat-obatan tertentu juga dapat meningkatkan kadar lemak dalam
darah, seperti Tamoxifen, steroid, beta blockers, obat-obatan
diuretik, obat terapi hormon estrogen, dan pil KB.

I. Apa yang Dimaksud Serum Lipemik


Serum lipemik adalah serum yang keruh, putih atau seperti susu
karena hiperlipidemia. Kekeruhan lipemik disebabkan juga oleh adanya
partikel besar lipoprotein seperti chylomicrons atau Very Low Density
Lipoprotein (VLDL) dan komponen lipid utama yaitu trigliserida.

Anda mungkin juga menyukai