Anda di halaman 1dari 41

SKRIPSI

SIMULASI PENGARUH VARIASI SUDUT CHAMFER


FORGING TERHADAP PENYAMBUNGAN MATERIAL MILD
STEEL PADA LAS GESEK ROTARI

Oleh:

MUHAMMAD NAFIS
NIM. 1507123556

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2019
SKRIPSI

SIMULASI PENGARUH VARIASI SUDUT CHAMFER


FORGING TERHADAP PENYAMBUNGAN MATERIAL MILD
STEEL PADA LAS GESEK ROTARI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Sarjana


Teknik Mesin Universitas Riau

Oleh:

MUHAMMAD NAFIS
NIM. 1507123556

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:


Simulasi Pengaruh Variasi Sudut Chamfer Forging Terhadap
Penyambungan Material Mild Steel Pada Las Gesek Rotari
yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Muhammad Nafis
NIM. 1507123556

Program Studi Sarjana (S1) Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau,
telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Pada tanggal 10 Juni 2019

Menyetujui
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Yohanes, ST., MT. Ridwan Abdurrahman, ST., MT.


NIP. 19690118 199702 1 001 NIDN. 1016018901

Mengetahui,
Koordinator Program Studi Sarjana (S1) Teknik Msein
Asral, ST., M.Eng., Ph.D.
NIP. 19720305 199802 1 001
PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, kertas skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan
untuk mendapat gelar akademik Sarjana, baik Universitas Riau maupun
perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain dalam penulisannya, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dan
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang atau dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai
norma yang berlaku diperguruan tinggi ini.

Pekanbaru, 10 Juni 2019


Yang membuat pernyataan,

Muhammad Nafis
NIM.1507123556
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Penulisan Skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Teknik Jurusan Teknik Mesin pada Fakultas Teknik Universitas Riau.
Selama menjalani perkuliahan di Jurusan Teknik Mesin hingga penentuan topik
tugas akhir penulis berkonsentrasi pada bidang produksi. Tugas akhir ini
mengangkat tentang pembahasan Simulasi Pengaruh Variasi Sudut Chamfer
Forging Terhadap Penyambungan Material Mild Steel Pada Las Gesek Rotari.
Suatu proses penelitian sedikit banyaknya tentu tidak berjalan mulus dan
sempurna. Penulis dengan sangat berhati-hati menjalani proses penyusunan
laporan tugas akhir ini disamping karena sesuai minat dan juga diniatkan untuk
mengembangkan penelitian pengelasan pada Jurusan Teknik Mesin.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi
penulis untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan.
2. Bapak Yohanes, ST., MT. Selaku Dosen Pembimbing Utama dan Bapak
Ridwan Abdurrahman, ST., MT. Dosen Pembimbing pendamping yang
selalu bijaksana dalam memberikan masukkan, motivasi didalam
menjalankan penelitian dan bimbingan serta nasehat dalam pelaksanaan
Tugas Akhir.
3. Bapak Dodi Sofyan Arief, ST., MT. Selaku dosen pembanding yang selalu
memberikan saran dan masukan untuk terwujudnya penelitian yang
penulis lakukan.
4. Bapak Iwan Kurniawan, ST., MT. Selaku dosen pembanding yang selalu
memberikan saran dan masukan untuk terwujudnya penelitian yang
penulis lakukan.
5. Bapak Dr. Awaludin Martin, ST., MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik
Mesin dan Dosen Pembimbing Akademis penulis yang selalu memberikan
informasi dan motivasi agar bersemangat menghadapi perkuliahan.
6. Bapak Asral, ST., M.Eng., Ph.D. Selaku Ketua Program Studi S1.
7. Seluruh Dosen Teknik Mesin Universitas Riau yang telah memberikan
ilmunya selama penulis kuliah.
8. Kepada Tim Rotari Friction Welding Muhammad Efriansyah, ST.
Terimakasih atas kerja samanya serta selalu memberikan semangat untuk
menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Teman-teman seperjuangan Rahdiat alqobi, Evander Simanjuntak,
Kurniawan Rayid, Rama Dwi Selanju, M Nur Hasibuan, April Yando,
Vicry Darmawan, Ade Erma Suryani yang selalu membantu memberikan
saran dan juga motivasi selama menjalani perkuliahan khususnya angkatan
2015 di Jurusan Teknik Mesin Universitas Riau.
10. Kepada sahabat dan teman-teman penulis,dan teman-teman yang tidak bisa
namanya disebutkan satu persatu terimakasih atas dukungan serta motivasi
selama ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua. Lebih dan kurang pada penulisan skripsi ini mohon
dimaklumi dan dimaafkan.

Pekanbaru, 10 Juni 2019

Muhammad Nafis
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Riau, saya yang bertanda tangan di


bawah ini :

Nama : Muhammad Nafis


NIM : 1507123556
Program Studi : S1
Jurusan : Teknik Mesin
Fakultas : Teknik
Jenis Karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Riau Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-Exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Simulasi Pengaruh Variasi Sudut Chamfer Forging Terhadap
Penyambungan Material Mild Steel Pada Las Gesek Rotari beserta perangkat
yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas Riau berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan Tugas
Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Pekanbaru
Pada tanggal : 10 Juni 2019
Yang menyatakan
Muhammad Nafis

SIMULASI PENGARUH VARIASI SUDUT CHAMFER FORGING


TERHADAP PENYAMBUNGAN MATERIAL MILD STEEL PADA LAS
GESEK ROTARI

Muhammad Nafis
LaboratoriumTeknologi Produksi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Riau Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28293

ABSTRAK

Pengelasan gesek termasuk jenis pengelasan solid state dimana proses pengelasan
dilakukan pada fase padat. Proses pengelasan gesek terjadi dari konversi langsung
energi mekanik berupa gesekan menjadi energi termal. Proses gesekan antara dua
permukaan benda dalam tekanan arah aksial. Proses penyambungan dilakukan
ketika permukaan gesek mencapai temperatur nyala (melt point), sehingga bisa
dipastikan bahwa sambungan yang diperoleh antara kedua permukaan material
yang dilas adalah sambungan yang sifatnya sama. Pada penelitian sebelumnya
kekurangan alat ukur menjadi penyebab utama dalam pengambilan data saat
melakukan pengujian seperti, waktu yang tepat saat pembebanan forging,
temperatur pada saat pengelasan dan penjalaran temperatur disepanjang spesimen.
Maka dari itu untuk mengetahui permasahan yang terjadi Untuk itu perlu
dilakukan simulasi sebelum melakukan pengelasan agar kita dapat mendapatkan
gambaran atau prediksi untuk melakukan pengelasan dengan hasil yang bagus,
dan dengan simulasi ini juga diharapkan dapat mengetahui perambatan temperatur
pada spesimen terhadap waktu pengelasan. Dari hasil simulasi, waktu dan
temperatur yang tepat untuk pemberian tekanan forging rata-rata pada masing-
masing sudut yaitu 30° (132,27 detik; 1.070,2 °C), 45° (127,91 detik; 1.070,1 °C),
60° (123,77 detik; 1.071,2 °C).

Kata Kunci: Friction Welding, Transient Thermal Analysis, Mild Steel, Time
Step, Heat Generation, Chamfer Interface Area
SIMULATION OF THE EFFECT OF VARIATION OF CHAMFER
FORGING ANGLE ON CONNECTION OF STEEL MILD MATERIALS IN
ROTARY FRAME WELDING

Muhammad Nafis
Laboratory of Production Technology, Department of Mechanical Engineering,
Riau University Bina Widya Campus Km. 12,5 Simpang Baru 28293

ABSTRACT

The welding process is carried out in the solid phase. The friction welding
process that occurs from the direct conversion of mechanical energy into friction
into thermal energy. The process of friction between two surface objects in the
direction of the direction. The connection process is carried out on the surface
with a flame temperature (melting point), so that the connection can be
ascertained between the surface of the material being welded and the joints of the
same nature. In the previous study, measuring when measuring data when testing,
the exact time when loading forging, the temperature at the time of welding and
the temperature propagation of the specimen along. Therefore, to find out the
problems needed for this, it is necessary to do an evaluation before conducting
welding so that we can get groupings or predictions to do welding with good
results, and with this simulation it is also expected to be studied according to the
temperature of the specimen on welding requirements. From the simulation
results, the exact time and temperature for giving an average forging pressure at
each angle is 30° (132.27 seconds; 1.070,2 °C), 45° (127.91 seconds; 1.070,1
°C), 60° (123 ,77 seconds; 1.071,2 °C).

Keywords: Friction Welding, Transient Thermal Analysis, Mild Steel, Time Step,
Heat Generation, Chamfer Interface Area
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
PERNYATAAN .............................................................................................. iii
PRAKATA ....................................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
NOTASI ........................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ............................................................................. 2
1.4 Tujuan ............................................................................................. 2
1.5 Manfaat ........................................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan ..................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Las Gesek........................................................................................ 5
2.2 Jenis-Jenis Las Gesek...................................................................... 6
2.3 Fase Las Gesek................................................................................ 7
2.4 Perpindahan Panas Yang Bekerja (W)............................................ 9
2.6 Ansys Workbench........................................................................... 15
2.7 Pemodelan Elemen Hingga Pengelasan Gesek............................... 16
2.7.1 Kondisi Batas......................................................................... 17
BAB III METODOLOGI
3.1 Alur Kegiatan Penelitian ............................................................. 18
3.2 Alur Pengambilan data Simulasi ................................................. 20
3.3 Spesimen Benda Kerja ................................................................ 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ............................................................................................ 25
4.1.1 Data Sekunder dari Pengujian ............................................ 25
4.1.2 Heat Generation ................................................................. 26
4.1.3 Hasil Simulasi ..................................................................... 28
4.1.3.1 Hasil Simulasi Sudut 30° ........................................ 29
4.1.3.2 Hasil Simulasi Sudut 45° ........................................ 32
4.1.3.3 Hasil Simulasi Sudut 60° ........................................ 35
4.2 Pembahasan ............................................................................... 38
4.2.1 Hasil Simulasi ................................................................... 38
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ....................................................................................... 45
5.2 Saran ............................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1 Rotary friction welding (RFW) .............................................. 6


Gambar 2. 2 Proses linear friction welding ................................................ 6
Gambar 2. 3 Proses Friction Stir Welding (FSW) ...................................... 7
Gambar 2. 4 Fase-fase las gesek ................................................................. 7
Gambar 2. 5 Gaya yang berkerja pada pengelasan ..................................... 9
Gambar 2. 6 Keadaan normal gaya yang berkerja ...................................... 10
Gambar 2. 7 Aliran perpindahan panas ....................................................... 11
YGambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian ...................................................... 18
Gambar 3. 2 Diagram Alir Penelitian (Lanjutan) ....................................... 19
Gambar 3. 3 Diagram Alir Proses Simulasi ................................................ 21
Gambar 3. 4 Spesimen tanpa sudut chamfer ............................................... 22
Gambar 3. 5 Spesimen sudut chamfer 30° .................................................. 23
Gambar 3. 6 Spesimen sudut chamfer 45° .................................................. 23
Gambar 3. 7 Spesimen sudut chamfer 60° .................................................. 24
Gambar 4. 1 Waktu gesek dan kecepatan motor ......................................... 25
Gambar 4. 2 Tekanan Gesek ....................................................................... 25
Gambar 4. 3 Sudut 30° percobaan 1 ........................................................... 29
Gambar 4. 4 Grafik waktu dan temperatur percobaan 1 ............................. 30
Gambar 4. 5 Sudut 30° percobaan 2 ........................................................... 30
Gambar 4. 6 Grafik waktu dan temperatur percobaan 2 ............................. 31
Gambar 4. 7 Sudut 30° percobaan 3 ........................................................... 31
Gambar 4. 8 Grafik waktu dan temperatur percobaan 3 ............................. 32
Gambar 4. 9 Sudut 45° percobaan 1 ........................................................... 32
Gambar 4. 10 Grafik waktu dan temperatur percobaan 1 ............................. 33
Gambar 4. 11 Sudut 45° percobaan 2 ........................................................... 33
Gambar 4. 12 Grafik waktu dan temperatur percobaan 2 ............................. 34
Gambar 4. 13 Sudut 45° percobaan 3 .......................................................... 34
Gambar 4. 14 Grafik waktu dan temperatur percobaan 3 ......................... 35Y
Gambar 4. 15 Sudut 60° percobaan 1 .......................................................... 35
Gambar 4. 16 Grafik waktu dan temperatur percobaan 1 ............................ 36
Gambar 4. 17 Sudut 60° percobaan 2 .......................................................... 36
Gambar 4. 18 Grafik waktu dan temperatur percobaan 2 ............................ 37
Gambar 4. 19 Sudut 60° percobaan 3 .......................................................... 37
Gambar 4. 20 Grafik waktu dan temperatur percobaan 3 ............................ 38
Gambar 4. 21 Waktu putaran gesek sudut 30° ............................................. 39
Gambar 4. 22 Waktu putaran gesek sudut 45° ............................................. 39
Gambar 4. 23 Waktu putaran gesek sudut 60° ............................................. 40
Gambar 4. 24 Grafik perbandingan eksperimental dengan simulasi .......... 41
Gambar 4. 25 Grafik waktu simulasi vs putaran .......................................... 42
Gambar 4. 26 Grafik waktu terhadap W ..................................................... 43
Gambar 4. 27 Batas area melt point dan temperatur difusi ......................... 44
DAFTAR TABEL

Halaman

YTabel 2. 1 Turunan persamaan dasar gesekan ............................................ 10


Tabel 2. 2 Logam ferro dan pemakaiannya .................................................. 13
Tabel 2. 3 Physical properties dan mechanical properties mild steel .......... 14
Tabel 2. 4 Thermal properties mild steel (www.matweb.com) .................... 14
Tabel 2. 5 Mild Steel Properties ................................................................... 15
Tabel 4. 1 Data sekunder sudut chamfer 30° ............................................... 26
Tabel 4. 2 Data sekunder sudut chamfer 45° ............................................... 26
Tabel 4. 3 Data sekunder sudut chamfer 60° ............................................... 26
Tabel 4. 4 Putaran dan kecepatan sudut ........................................................ 27
Tabel 4. 5 Nilai heat generation ................................................................... 28
Tabel 4. 6 Data sekunder dan simulasi ......................................................... 28
Tabel 4. 7 Data sekunder dan simulasi (lanjutan) ......................................... 29

Y
NOTASI

Simbol Keterangan Satuan

Q Heat generation Watt

Ff Gaya gesek N

A Luas penampang Mm

T Waktu S

P Tekanan Pa

Vr Kecepatan linier m/s

ω Kecepatan sudut rad/s

R Radius mm

N Putaran rpm
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pengelasan adalah proses penyambungan dua buah logam dengan
memanfaatkan energi panas sebagai proses utama dalam proses penyambungan
logam dan sumber panas dalam proses pengelasan berasal dari perubahan energi
lain. Beberapa jenis energi yang dapat diubah menjadi energi panas adalah energi
mekanik, seperti energi gesekan. Perkembangan teknologi dibidang pengelasan
telah mengalami banyak inovasi. Dengan metode-metode baru dalam proses
penyambungan material merupakan petunjuk adanya perkembangan dalam
teknologi pengelasan, salah satunya adalah pengelasan gesek (friction welding).
Pengelasan gesek (friction welding) merupakan pengelasan tanpa menggunakan
kawat las atau elektroda sehingga bisa dipastikan bahwa sambungan yang
diperoleh antara kedua material yang dilas adalah sambungan yang homogen.
Selain itu penyambungan poros dengan proses ini dapat meminimalisir
bergesernya sumbu dari material yang dilas (Suratman, 2001).

Alat las gesek rotari (rotary friction welding) yang terdapat di


Labolatorium Produksi Jurusan Teknik Mesin Universitas Riau merupakan hasil
tugas akhir mahasiswa Program Studi Diploma Tiga (D3) Teknik Mesin yang
dibuat Khan, M. Aziz dan R. Hadi, (2014) dan di redesign oleh Ricky, (2015)
masih ada terdapat beberapa kekurangan seperti tidak diketahui berapa daya
mekanik yang terjadi pada proses pengelasan sehingga proses pengelasannya
kurang mencapai optimal. Pada penelitian Siregar, E, (2018) melakukan penelitian
untuk mengetahui pengaruh penambahan flywheel pada sistem penggerak mesin
las gesek rotary terhadap kekuatan tarik baja mild steel dan Efriansyah, M, (2018)
melakukan penelitian penambahan flywheel pada sistem penggerak mesin rotary
friction welding dan variasi sudut chamfer forging terhadap kekuatan pengelasan,
dimana masih terdapat kekurangan sehingga dilakukan penambahan komponen-
komponen agar lebih mengoptimalkan mesin las gesek rotari tersebut.
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh Efriansyah,
M, (2018) bahwa ketika sepesimen mencapai titik leburnya dan volume forging
sudah habis maka pembebanan forging diberikan waktu selama 3 detik. Hal yang
menandakan timbulnya percikan api pada saat pengelasan. Memberikan waktu
yang tepat untuk beban forging sangat sulit ditentukan. Dari hal tersebut dapat
ditentukan dari volume forging yang dibuat.
Alat ukur menjadi salah satu penyebab pengambilan data saat melakukan
pengujian menjadi kurang tepat, sehingga banyak hal yang ingin diketahui lagi
pada saat pengujian seperti, waktu yang tepat untuk pembebanan forging,
temperatur pada saat pengelasan dan, penjalaran temperatur disepanjang
spesimen.
Untuk itu perlu dilakukan simulasi sebelum melakukan pengelasan agar
kita dapat mendapatkan gambaran atau prediksi untuk melakukan pengelasan
dengan hasil yang bagus, dan dengan simulasi ini juga diharapkan dapat
mengetahui perambatan temperatur pada spesimen terhadap waktu pengelasan.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah:
1) Bagaimana cara mendapatkan waktu yang tepat untuk pembebanan
forging
2) Bagaimanakah cara mendapatkan penjalaran temperatur pada las gesek
dengan material mild steel?

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Properties Material yang digunakan untuk penelitian ini adalah baja


mild steel.
2) Temperatur awal adalah 22° .
3) Tekanan gesek yang diberikan sebesar 4 bar. Pengujian yang
dilakukan hanya berupa pengujian transient thermal.
4) Bentuk volume forging dengan bidang gesek kostan serta sudut
champer bervariasi 30°, 45° dan 60°.
1.4 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Mengetahui waktu perubahan fase gesek menuju fase forging dengan


timing melt point yang tepat.
2) Mengetahui penjalaran temperatur pada material mild steel.
3) Mengetahui validasi experimental dengan hasil simulasi.

1.5 Manfaat

Manfaat yang dicapai pada penelitian ini adalah :

1) Dapat mengetahui hasil dan kualitas las gesek mengunakan software


simulasi.
2) Dapat mengatahui fenomena yang terjadi yaitu penjalaran temperatur
dan perubahan fase gesek ke fase forging.
3) Dapat diaplikasikan sebagai alat pembanding dalam suatu pekerjaan
pada software simulasi.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan ini terdiri dari beberapa bagian, diantaranya


adalah bagian awal, isi, dan bagian penutup yang keseluruhannya itu mencakup ke
dalam beberapa bab, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang hal-hal yang melatarbelakangi penulisan


laporan, tujuan tugas akhir, manfaat, batasan masalah dan sistematika
penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka


Bab ini berisi tentang teori dasar yang mendasari Simulasi Pengaruh
Variasi Sudut Chamfer Forging Terhadap Penyambungan Material
Mild Steel Pada Las Gesek Rotari.

Bab III Metodologi


Bab ini berisikan tentang data masukan dan langkah-langkah dalam
mengerjakan penelitian dan dilengkapi dengan bagan alir.

Bab IV Hasil dan Pembahasan


Bab ini berisikan tentang realisasi dari metodologi berupa hasil
identifikasi permasalahan, data hasil pengamatan.

Bab V Simpulan dan Saran


Bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dari identifikasi
permasalahan, dan hasil pengamatan yang dilakukan serta saran yang
berupa usulan-usulan baik itu terhadap penyelesaian lanjut penelitian
maupun pengembangan penelitian nantinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Las Gesek

Las gesek termasuk jenis pengelasan solid state welding dimana proses
pengelasan dilakukan pada fasa padat. Panas pengelasan diperoleh dari konversi
langsung energi mekanik menjadi energi termal melalui gesekan. Benda tidak
memerlukan sumber panas dari listrik atau pembakaran. Panas yang dihasilkan
dari proses gesekan antar permukaan akan menaikan temperatur benda dalam arah
aksial dengan jarak yang relatif sangat pendek. Penyambungan terjadi ketika
permukaan permukaan mencapai temperatur dibawah temperatur cair. Pengelasan
terjadi akibat pengaruh tekanan pada pencampuran logam plastis dan mekanisme
difusi.

Fenomena proses pengelasan gesek dari pembangkit panas melalui


gesekan dan abrasi. Selanjutnya panas yang timbul disimpan dalam material yang
disambung hingga menaikkan temperaturnya. Pada temperatur tertentu material
berada pada sifat plastis sempurna dan adanya tekan akan mudah terdeformasi.
Dengan adanya peristiwa difusi secara kimiawi maka akan terjadi proses
penyambungan pada permukaan logam yang disambung (Tiwan dan Ardian,
2005).

Keberhasilan las gesek dipengaruhi oleh lima faktor, yang berhubungan


dengan sifat material dan kondisi kerja. Adapun kelima faktor tersebut yaitu
(Yohanes. dkk. 2016).

1) Kecepatan relatif antar permukaan.


2) Tekanan yang dikenakan.
3) Temperatur yang terbentuk pada permukaan.
4) Sifat bulk dari material.
5) Kondisi permukaan dan kehadiran lapisan tipis pada permukaan.
Beberpa kelebihan dari friction welding ini adalah penghematan material,
Memerlukan waktu yang cepat untuk penyambungan dua material yang sama
maupun berbeda. Friction welding juga dapat menyambung material yang bulat
maupun tidak bulat. Sedangkan parameter proses yang penting adalah waktu
gesekan, tekanan gesekan, waktu tempa, tekanan tempa dan kecepatan putar
(Yohanes. dkk. 2016).

2.2 Jenis-Jenis Las Gesek

Las gesek terbagi atas tiga jenis proses yaitu :

a) Rotary friction welding (RFW), pada las gesek ini spesimen pengelasan
berbentuk silinder, salah satu spesimen bergerak rotasi dan lainnya diam,
kemudian dikenakan beban aksial, seperti yang ditunjukan pada Gambar
2.1.

Gambar 2. Rotary friction welding (RFW) (Li, Wenya. dkk, 2012)

b) Linear friction welding (LFW), perbedaan pengelasan ini dengan


pengelasan rotary friction welding adalah, pada pengelasan ini panas
dihasilkan dari gerakan linear dari salah satu benda kerja terhadap benda
kerja lain, seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.2
Gambar 2. Proses linear friction welding (LFW) (Li, Wenya. dkk, 2012)

c) Friction stir welding (FSW), pada pengelasan ini panas yang digunakan
untuk mencairkan logam kerja dihasilkan dari gesekan antara benda yang
berputar (Pin) dengan benda yang diam (benda kerja), benda kerja
berbentuk lembaran (plate). Pin berputar dengan kecepatan konstan
disentuhkan ke plate yang telah dicekam.

Gambar 2. Proses friction stir welding (FSW) (M. Narashima. dkk, 2011)

2.3 Fase Las Gesek

Dalam pengelasan ini variabel utama dalam pengelasan gesek adalah


kecepatan rotasi, gaya aksial selama fase gesekan, tempa dan waktu pengelasan.
Hubungan dari karakteristik ini ditunjukkan pada Gambar 2.4 menggambarkan
gesekan searah pada proses pengelasan gesek (P. Rombaut dkk, 2011)
Gambar 2. Fase-fase las gesek (P. Rombaut. dkk, 2011)

Pada las gesek pengelasan dilakukan dalam beberapa fase, diantara fase
tersebut adalah fase gesekan temperatur pengelasan,melting point, forging dan
fase supercooling.

1) Fase Gesekan (Friction Phase)


Pada fase ini peningkatan temperatur terjadi karena adanya gesekan
antara dua material logam dan membutuhkan waktu yang paling lama
di bandingkan fase yang lain (Husodo, N, 2013)
2) Temperatur Pengelasan
Pada pengelasan ini digunakan dua material yang sama yaitu mild
steel dengan titik leleh yang didapat dari propertis material pada
matweb dan jurnal adalah 1.530 oC. Untuk pengelasan ini maka kita
harus melakukan pembebebanan axial disaat material dengan
temperatur terendah berada pada temperatur difusinya.

Menurut Kolarik, Temperatur pengelasan yang digunkan pada


pengelasan adalah sebesar 0,6-0,7 (difusi) atau 60% sampai 70% dari
temperatur lebur material yang masih berada fasa padat (Kolarik, L.
2015). Pada material mild steel , termperatur difusinya berada pada
temperatur 1.070 oC.
3) Melting Point (Titik Leleh)

Titik leleh merupakan salah satu sifat fisik yang penting untuk
karakterisasi suatu senyawa. Titik leleh (melting point,) dari suatu
senyawa adalah temperatur yang merujuk tepat pada saat proses
transformasi senyawa tersebut antara fasa padat dan fasa cair (Tahir, I.
dkk, 2002).

4) Fase Penempaan/Upset (Forging Phase)

Fase ini dilakukan ketika temperatur material siap tempa karena


apabila dilakukan tidak tepat pada temperaturnya maka akan
mempengaruhi hasil las dan semakin besar tempaan yang diberikan
maka semakin banyak dimensi deformasi plastis (upset) pada
sambungan material (Husodo, N, 2013)

5) Fase Supercooling (Recrystalisasi)

Fase supercooling adalah kondisi yang memungkinkan suatu liquid


tidak membeku meski dibawah titik beku liquid tersebut. Selama
pendinginan suatu liquid, pemadatan solidification (nukleasi) akan
mulai terjadi hanya setelah temperatur diturunkan dibawah temperatur
pemadatan setimbang (atau meleleh). Fenomena ini disebut dengan
supercooling (atau undercooling) (Nayiroh, N, 2015).

2.4 Heat Generation

Perpindahan panas yang digambarkan secara matematik kedalam sebuah


persamaan dari sketsa tersebut maka dapat ditarik sebuah persamaan yang
menunjukkan nilai heat generation differential terhadap luas permukaan yang
bekerja pada pengelasan ini ( Seli. dkk, 2010 )
Gambar 2. Contact structure saat pengelasan

Dari Gambar 2.5 dapat dijelaskan spesimen mild steel berputar pada
sumbu x , lalu diberikan tekanan secara aksial pada permukaan poros oleh
spesimen dengan material yang sama mild steel, sehingga terjadi gesekan yang
mengakibatkan timbulnya panas.

Panas yang dihasilkan oleh gesekan pada spesimen semakin bertambah


tinggi dengan lamanya gesekan yang terjadi pada spesimen tersebut. Besarnya
nilai panas yang timbul dipengaruhi juga oleh beberapa faktor yaitu, tekanan yang
diberikan, luas permukaan yang bergesekan, koefisien gesek kinetic, dan
kecepatan putar dari spesimen. Peristiwa panas yang timbul akibat contact dari
spesimen ini dituliskan pada sebuah persamaan yang dikutip dari (Seli. dkk,
2010),

dW = dFr (vr) = 2µ.π.p.ω.R2dR


(2.1)

dengan mengintegralkan persemaan (2.1) terhadap jarak yang berkerja pada


permukaan spesimen yang bergesekan maka didapat persamaan berikut.

W = ∫ 2µ.p.π.ω.R2dR = 2/3µ.πR3.p.ω
0

(2.2)
Keterangan:
W : heat generation ( watt )
Fr : gaya gesek (N)
Vr : kecepaan linier ( m/s )

p : tekanan ( Pa )
ω : kecepatan sudut ( rad/s )
R : diameter ( mm )

µ : koefisien kinetic

Dari heat generation yang bekerja pada spesimen saat pengelasan maka
perpindahan panasnya dapat dialirkan dalam perpindahan panas sepanjang jarak
spesimen yaitu sumbu x ( Khany, S. dkk, 2012 ).

Perpindahan panas mekanik pada pengelasan ini digambarkan pada aliran


dan Gambar 2.6.

Gambar 2. 6 Aliran perpindahan panas (Seli. dkk, 2010)

dT dT 1 dT hP
dt
+u
dx
=α k
ρCp dx dx
− ( )
ρCpA
(T −¿ ) + q̇ (2.3)

dT dT d2 T
+u =α −β ( T −¿ ) + q̇ (2.4)
dt dx d x2

Dimana :
k hP
α= dan β=
ρCp ρCpA

Keterangan:

T :Temperatur (oC)

X : jarak pengelasan dari permukaan (m)

To : Suhu sekiar pada batang (oC)

Cp : Kapsitas panas spesifik (J/g oC)

k : Konduktifitas thermal (W/mK)

h : Koefisien konveksi

t : Waktu (s)

Persamaan perpindahan panas ini digunakan untuk menghitung panas


konduksi pada dua permukaan spesimen yang bergesekan dan menghitung
temperatur panas konveksi yang hilang disepanjang spesimen (Seli. dkk, 2010).

2.5 Material Teknik

Penggunaan material untuk melakukan simulasi ini digunakan satu


spesimen material yaitu mild steel atau biasa disebut dengan besi karbon (plain
carbon steel).

Bahan teknik dapat dibagi menjadi dua, bahan logam dan nonlogam.

A. Bahan Logam
Logam dapat dibagi dalam dua golongan yaitu logam ferro atau logam besi
dan logam nonferro yaitu logam bukan besi.
1) Logam ferro (besi)
Logam ferro adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur
karbon dengan besi. Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang
mempunyai sifat yang berbeda dengan besi dan karbon maka dicampur
dengan bermacam logam lainnya. Logam ferro terdiri dari komposisi kimia
yang sederhana antara besi dan karbon. Masuknya unsur karbon ke dalam
besi dengan berbagai cara.

2) Logam Nonferro

Logam nonferro yaitu logam yang tidak mengandung unsur besi (Fe).
Logam nonferro.

a. Tembaga (Cu)

Warna coklat kemerah–merahan, sifatnya dapat ditempa, liat, baik untuk


penghantar panas, listrik, dan kukuh. Tembaga digunakan untuk membuat
suku cadang bagian listrik, radio penerangan, dan alat–alat dekorasi.

b. Alumunium (Al)
Warna biru putih. Sifatnya dapt ditempa, liat, bobot ringan, penghantar
panas dan listrik yang baik, mampu dituang. Alumunium digunakan
untuk membuat peralatan masak, elektronik, industri mobil dan industri
pesawat terbang.

Tabel 2. Logam ferro dan pemakaiannya (Davis. Dkk, 1995)


Nama Komposisi Sifat Pemakaian
Ulet dan
Campuran ferro dan Pipa, mur,
Baja lunak dapat
karbon baut dan
(Mild steel) ditempa
(0,1% - 0,3%) sekrup
dingin
Baja karbon
sedang Campuran ferro dan Poros, rel
(medium karbon Lebih ulet baja dan
carbon (0,4% - 0,6%) peron
steel)
Perlengkapan
mesin
Baja karbon
Campuran ferro dan Dapat perkakas,
tinggi (high
karbon ditempa dan kikir, geraji,
carbon
(0,7% - 1,5%) disepuh pahat, tap,
steel)
penitik dan
stempel

B. Bahan Nonlogam

Bahan nonlogam adalah suatu bahan teknik yang tidak termasuk ke dalam
kelompok logam yang didapat dari bahan galian, tumbuhan atau hasil dari
proses pengolahan minyak bumi. Bahan–bahan nonlogam antara lain asbes,
karer, dan plastik.

Tabel 2. Physical properties (www.matweb.com)

Physical properties adalah karakteristik materi yang dapat diamati dan


diukur tanpa mengubah identitas kimia sampel. Pengukuran sifat fisik dapat
mengubah susunan materi dalam sampel, tetapi tidak pada struktur molekulnya.
Dengan kata lain, properti fisik mungkin melibatkan perubahan fisik. Salah satu
physical properties yang dipakai adalah massa jenis dari material mild steel dari
matweb.

Tabel 2. Thermal properties mild steel (www.matweb.com)


Properties material mild steel digunakan sebagai input dalam melakukan simulasi
dan juga sebagai sifat fisik dari material tersebut.

Tabel 2. Mild Steel Properties ( Yohanes. Dkk, 2018)


Properties Mild Steel
Density (kg/m3) 7800
Thermal Conductivity (W/m K) 43
Specific Heat Capacity (J/kg K) 470
Melting Point 1530

2.6 Ansys Workbench

Ansys workbench adalah salah satu perangkat lunak berbasiskan metode


elemen hingga yang dipakai untuk menganalisa masalah-masalah rekayasa
(engineering). Ansys Workbench menyediakan fasilitas untuk berinteraksi antar
solvers famili ansys. Ansys Workbench juga dapat berintegrasi dengan perangkat
lunak CAD sehingga memudahkan pengguna dalam membangun model geometri
dengan berbagai perangkat lunak CAD. Beberapa perangkat lunak tersebut adalah
Catia dan Solidwork. Ansys dapat berjalan di plat form windows dan Linux.
Ansys Workbench berisi beberapa fasilitas, diantaranya:

1) Mechanical, untuk analisa struktur (statik) dan thermal (perpindahan


panas)

2) Fluid Flow, yang terdiri dari ansys CFX dan Fluent, untuk analisa CFD
(computational fluid dynamics).
3) Engineering Data, sebagai database material lengkap dengan
propertiesnya.

4) Design Modeler, digunakan untuk membangun geometri model yang


akan dianalisa. Juga dapat digunakan untuk memodiifikasi hasil gambar
dari perangkat lunak CAD.

5) Meshing Application, fasilitas untuk “meshing” baik pada CFD maupun


Explicit Dynamics

6) Blade Gen, untuk membangun geometri blade, seperti fan, blower,


sudu turbin.

Pada ansys workbench terdapat topik pembelajaran yang harus diikuti


mulai dari :

a. Engineering data

b. Geometri

c. Model

d. Setup

e. Solution

Topik-topik tersebut harus diikuti agar proses simulasi berjalan dengan


baik. Pada Ansys Workbench juga bisa dilakukan transfer data dari beberapa
proses simulasi misal thermal analysis dengan structural analysis (Chen, X.
2015).

Dalam penggunaan software Ansys ini fasilitas yang diberikan salah


satunya Mechanical untuk analisis struktur (statik) dan thermal. Transient
thermal digunakan untuk menentukan temperatur dan jumlah termal yang
diberikan variasi dari waktu ke waktu. Variasi temperatur terhadap waktu terdapat
banyak pengamplikasian seperti analisis pengelasan untuk perlakuan panas.
Pemakaian software Ansys ini terdapat kekurangan dalam pemakaian toolbar
transient thermal dan statik struktur, dimana timbal balik kedua toolbar tidak
dapat dilakukan seperti statik ke termal.

2.7 Pemodelan Elemen Hingga Pengelasan Gesek

Perangkat lunak Ansys Workbench (17.2) digunakan dalam analisis


transien termal selama pengelasan gesekan baja ringan–baja ringan. Model 3D
baja ringan dengan dimensi yang ditentukan dibuat menggunakan Solidwork 2016
dan diekspor ke Ansys Workbench seperti Gambar 2.8.

Gambar 2. 8 Meshing model (Yohanes. dkk, 2018)

Simulasi elemen hingga adalah proses pengelasan oleh perangkat lunak


Ansys untuk mendapatkan bidang temperatur pada material mild steel dan
mengetahui presentase penyusutan dengan rpm yang berbeda. Software Ansys
memiliki kondisi batas dalam permodelan metode elemen hingga.

2.7.1 Kondisi Batas

Batas dari simulasi ini hanya menganalisis transient thermal analysis.


Gambar 2. 9 Kondisi batas dari transient thermal analysis (Yohanes. dkk, 2018)

Penggunaan transient thermal analysis adalah untuk mengetahui


temperatur dan jumlah termal lainnya yang bervariasi dari waktu ke waktu. Panas
yang ditimbulkan dari kedua permukan material yang bergesekan dimana salah
satu material berputar dan diam. Input energi panas berupa heat flow untuk
mengetahui temperatur pada area benda yang bergesekan dan panas sepanjang
spesimen.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alur Kegiatan Penelitian


Alur kegiatan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Mulai

Studi
literatur

Uji kecukupan data


simulasi ansys

Permodelan
benda kerja

Memulai
simulasi ansys

Perbandingan tidak
eksperimental

Ya

Pengolahan data
dan analisa

Gambar 3. Diagram alir penelitian


A

Hasil dan
pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3. Diagram alir penelitian (Lanjutan)

Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilakukan dalam pelaksanaan tugas akhir ini


adalah beberapa tahapan yaitu studi literatur, uji kecukupan data dan lain-lain.
1) Tahap Study Literatur
Tahapan belajar dan pendalam konsep yang berkaitan dengan materi
penelitian yang berasal dari buku, jurnal penelitian, laporan pengerjaan tugas
akhir, E-book, internet, ataupun dari sumber lainnya.
2) Uji Kecukupan Data
Tahapan ini dilakukan untuk mencukupi data yang digunakan pada simulasi.
3) Permodelan Benda Kerja
Tahapan ini membuat permodelan benda kerja sesuai dengan dimensi yang
ada pada penelitian sebelumnya menggunakan perangkat lunak Solidworks
2016.
4) Memulai Simulasi Ansys
tahapan ini memulai simulasi setelah dilakukan permodelan yang telah di
konvert ke software Ansys dan dilanjutkan dengan beberapa tahapan.
5) Pembandingan Ekperimental
Setelah dilakukan tahap simulasi dan mendapatkan hasil simulasi maka dari
itu bandingkan hasil yang didapat dari ekperimental. Apabila hasil simulasi
tidak cocok,maka dilakukan kembali kecukupan data simulasi.
6) Pengambilan Data Simulasi
Tahapan ini merupakan pengambilan data pengelasan gesek dengan simulasi
ansys, tahapan awal yang di lakukan adalah merancang benda kerja geometri
dimana dimensi dari benda kerja berdiameter 8 mm dan panjang 90 mm
dengan sudut chamfer 30ᴼ, 45ᴼ dan 60ᴼ menggunakan perangkat lunak
Solidworks 2016. Data yang di inputkan pada pengujian adalah propertis
material mild steel dapat dilihat pada Tabel 2.5 benda kerja yang dirancang.
Data yang ditetapkan pada prosedur pengujian adalah data tekanan geser 4
bar, tekanan forging. Sementara data yang diambil saat pengujian adalah
temperatur dan total fluks panas dikedua benda kerja.
7) Pengolahan data
Tahapan pengolahan data berupa hasil dari simulasi aplikasi Ansys,
pengolahan data ini mencari waktu penjalaran setiap titik spesimen pada
toolbar yang dipakai adalah transient thermal.
8) Hasil dan pembahasan
Tahapan hasil dan pembahasan tentang perbandingan data ekperimental
dengan data simulasi Ansys.
9) Kesimpulan dan saran
Tahap ini merupakan merupakan kesimpulan dan saran dari penelitian yang
dilakukan.

3.2 Alur Pengambilan Data Simulasi


Dalam proses simulasi ini untuk mendapatkan nilai temperatur terhadap
waktu pengelasan menggunakan tool transient thermal. Nilai yang didapat untuk
mencari heat flow seharusnya dilakukan dengan tool static structural ke transient
thermal. Keterbatasan pada aplikasi ini mengakibatkan simulasi static structural
ke transient thermal tidak dapat dijalankan, dengan ini perlu dilakukan metode
lain untuk mengatasi permasalahan ini. Pada aplikasi Ansys ini hanya dapat
menjalankan transient thermal ke static structural.
Dalam pengambilan data simulasi ini digambarkan dalam bentuk
algoritma dan alur menjalankan toolbar stransient thermal sesuai tujuan yang
ingin dicapai.
Mulai

Permodelan benda kerja


Solidworks 2016
(30°,45°,60°)

Data: Temperatur
ruangan, putaran
motor, tekanan,
koefisien,jari-jari

Hitung: Kecepatan sudut


dan heat generation

Langkah simulasi:
engineering data,
geometri, model

Propertis material: Geometri: Model:


density,heat konvert temperatur awal,
capacity, solidworks ke meshing, heat
conductivity thermal ansys generation (w)

Slove dan literasi

Tidak
Lengkap

Ya
Tabel temperatur
terdahap waktu

Selesai

Gambar 3. Diagram alir proses simulasi


Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilakukan dalam pengambilan data simulasi
tugas akhir ini adalah seperti permodelan benda kerja, data yang diperlukan dan
lain-lain.
1) Permodelan Benda Kerja
Tahap ini merupakan tahap awal sebelum melakukan simulasi yaitu
melakukan permodelan benda kerja dengan variabel sudut chamfer 30°, 45°
dan 60°.
3) Data Simulasi
Tahapan ini dikakukan pengumpulan data seperti data temperatur ruangan,
putaran motor konstan, tekanan yang diberikan pada saat pembebanan,
koefisien dan jari-jari benda kerja.
4) Perhitungan
Setelah semua data yang diperlukan lengkap maka dilakukan perhitungan
kecepatan sudut dan heat generation.
5) Langkah Simulasi
Memasukkan terlebih dahulu propertis material yang dipakai yaitu mild steel
pada enggineering data, langkah selanjutnya geometri permodelan benda
kerja dengan konvert ke Ansys Workbench ke model. Dalam model proses
penginputan nilai temperatur awal dan Q setelah itu proses slove dan literasi.
Data yang didapat berupa grafik dan tabel data.

3.3 Spesimen Benda Kerja

Gambar 3. Spesimen tanpa sudut chamfer


Adapun benda kerja yang dipakai nantinya, dimana digunakan sebagai
spesimen penelitian di aplikasi Ansys dan memiliki masing-masing sudut chamfer
bervariasi dengan permukaan gesek kostan dan spesimen tanpa sudut chamfer.
Pada Gambar 3.4 bentuk spesimen tanpa sudut chamfer yang nantinya
sebagai bahan untuk proses pengelasan gesek dan pada spesimen tersebut yang
berputar.

Gambar 3. Spesimen sudut chamfer 30°

Dapat dilihat pada Gambar 3.5 memiliki dimensi dan bentuk volume
forging pada sudut 30° dengan permukaan gesek yang konstan. Penentuan sudut

Anda mungkin juga menyukai