Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN ANALISIS JOURNAL TERAPI SPIRITUAL TERHADAP

KEMAMPUAN PASIEN MENGONTROL PERILAKU KEKERASAN

Oleh:
Aryani fitriya Nur (70300117019)
Nahdah Purnah Nugraha (70300117020)
Novianti Rahma (70300117021)
Mia Maulydia (70300117022)
Arfiah Akram (70300117023)

PROFESI NERS ANGKATAN XV


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2020

1
1. Judul Artikel
“ Pengaruh Pelaksanaan Terapi Spiritual Terhadap Kemampuan Pasien
Mengontrol Perilaku Kekerasan”
2. Kata Kunci (Keywords) :
Terapi; spiritual; kekerasan; mengontrol; psikiatri
3. Penulis
Ernawati, Samsualam, dan K.Suhermi
4. Instansi Terkait
Universitas Muslim Indonesia Makassar
5. DOI/ISSN
E-ISSN 2614-5375
6. Nama Jurnal dan Tahun Terbit
Jurnal Kesehatan, Vol. 3 No. 1 (Januari, 2020)
7. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan terapi
spiritualterhadap kemampuan pasien mengontrol perilaku kekerasan di Ruang
Kenari Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Provinsi Sulawesi Selatan.
8. Format Isi Artikel
P Pasien dengan masalah keperawatan perilaku
kekerasan

I pemberian terapi spiritual dua kali dalam seminggu

C Tidak ada intervensi pembanding dalam penelitian ini

O Pengaruh terapi spiritual sebelum dan sesudah dilakukan

T Penelitian dilakukan tanggal 15 April s/d tanggal 15 Mei 2019.

2
9. Telaah Step 1 (Fokus Penelitian)
Problems Permasalahan utama yang sering terjadi pada pasien
gangguan jiwa adalah perilaku kekerasan. Perilaku
kekerasan didefinisikan sebagai suatu keadaan hilangnya
kendali perilaku seseorang yang diarahkan pada diri
sendiri, orang lain, atau lingkungan. Perilaku kekerasan
pada diri sendiri dapat berbentuk melukai diri kita sendiri
untuk bunuh diri atau membiarkan diri kita terlantar.
Perilaku kekerasan pada orang bisa juga dikatakan
tindakan agresif yang ditujukan untuk melukai atau
membunuh orang lain. Perilaku kekerasan pada
lingkungan dapat berupa perilaku merusak lingkungan,
melempar kaca, genting, dan semua yang ada di
lingkungan. Salah satu tindakan keperawatan yang dapat
dilakukan untuk mengontrol perilaku kekerasan adalah
terapi religius atau spritual, yaitu suatu terapi yang
dilakukan dengan cara mendekatkan diri klien terhadap
kepercayaan yang dianutnya. Bentuk dari terapi spritual
diantaranya adalah dzikir dan mendengarkan Al-Qur’an.
Berzikir kepada Allah adalah ibadah sunnah yang teramat
mulia. Dzikir adalah peringatan doa yang paling tinggi
yang di dalamnya tersimpan berbagai keutamaan dan
manfaat yang besar bagi hidup dan kehidupan kita. Bahkan
kualitas kita di hadapan Allah sangat dipengaruhi oleh
kualitas dzikir kita kepada-Nya. Mendengarkan Al-Qur’an

3
atau murottal adalah pembacaan Alqur’an dengan
menggunakan tajwid yang benar dan berirama.

Intervention Intervensi Terapi Spiritual dua kali dalam seminggu


Comparison Tidak ada intervensi pembanding dalam penelitian ini
Intervention
Outcome Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara pelaksanaan terapi spiritual terhadap
kemampuan pasien mengontrol perilaku kekerasan dimana
dari hasil uji Wilcoxon diperoleh (p=0.003) α < 0.05.
Kemampuan mengontrol perilaku kekerasan sebelum
dilakukan terapi spiritual adalah sebanyak sembilan
pasien, sedangkan sesudah dilakukan terapi spiritual
adalah sebanyak sebelas pasien. Kesimpulan penelitian ini
adalah ada pengaruh antara pelaksanaan terapi spiritual
terhadap kemampuan pasien mengontrol perilaku
kekerasan di Ruang Kenari Rumah Sakit Khusus Daerah
Dadi Provinsi Sulawesi Selatan
Time Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Kenari Rumah Sakit
Khusus Daerah Dadi Provinsi Sulawesi Selatan pada
tanggal 15 April s/d tanggal 15 Mei 2019.
10. Telaah Step 2 (Validitas)
Recruitment 1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Pre-
Experimental One Group Pretest-Posttest Design,
yaitu memberikan terapi spiritual dengan zikir dan
membaca Al-Quran dua kali dalam seminggu
selama satu bulan yang dipandu oleh terapis agama
atau perawat di rumah sakit.
2. Penentuan Sampel

4
Populasi dalam penelitian ini adalah semua klien
dengan masalah keperawatan perilaku kekerasan
pada bulan Februari hingga bulan Maret di Ruang
Kenari Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Provinsi
Sulawesi Selatan yang berjumlah 30 pasien.
Sampel dalam penelitian ini adalah klien dengan
masalah keperawatan perilaku kekerasan yang
sesuai dengan kriteria inklusi dan sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 20
pasien. Cara pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan Purposive
Sampling
3. Kriteria Inklusi-Eksklusi:
a. Kriteria inklusi:
 Pasien beragama Islam
 Pasien lama yang masih sering
mengalami perilaku kekerasan
 Serta telah mendapatkan pengobatan
secara teratur
b. Kriteria Eksklusi
 tahap tidak mampu mengontrol perilaku
kekerasan
Maintenance Seluruh pasien beragama Islam yang ada di Ruang
Kenari menjalani terapi keagamaan atau terapi
spiritual secara bergantian, dimulai dari 10 hingga
15 pasien yang ikut terapi keagamaan mengikuti
jadwal yaitu setiap hari selasa dan kamis. Adapun
kegiatan keagamaan yang biasanya diikuti oleh
pasien adalah dzikir, membaca atau

5
memperdengarkan Al-qur’an, ceramah agama, dan
lain sebagainya. Pasien tersebut mengatakan akan
merasa tenang apabila sedang mengikuti terapi
keagamaan terutama pada saat diperdengarkan
bacaan Al-qur’an. Ketika tanda marah muncul pada
diri pasien maka hal yang dilakukannya adalah
kadang-kadang membaca bacaan surah Al-qur’an
yang menurutnya ia hafal dan ada pula yang
langsung berdzikir untuk menenangkan
hatinya.terapi spiritual dengan zikir dan membaca
Al-Quran dua kali dalam seminggu selama satu
bulan yang dipandu oleh terapis agama atau
perawat di rumah sakit. Setelah itu dilakukan
pengkajian dan observasi kepada pasien seberapa
besar pasien mampu mengontrol perilaku
kekerasannya. Salah satu tindakan yang dapat
menurunkan perilaku kekerasan adalah dengan
terapi spiritual dzikir (subhanallah, alhamdulillah,
allahu akbar) sebanyak 33 kali dan mendengarkan
bacaan Al-qur’an (surah Ar-Rahman) yang
dibacakan langsung oleh petugas terapi keagamaan
Measurement 1. Alat Pengumpul Data/Instrumen
digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre
Experimental One Group Pretest-Posttest Design,
yaitu design penelitian yang terdapat Pre-test
sebelum diberi perlakuan dan Post-test setelah
diberi perlakuan. Instrumen penelitian
menggunakan lembar observasi tanda dan gejala
yang muncul pada pasien sebelum dan sesudah

6
diberikan terapi spiritual. esponden pada pre-test
terapi spiritual yang tertinggi adalah tidak
terkontrol sebanyak 13 responden (65.0%). jumlah
responden pada post-test terapi spiritual yang
tertinggi adalah kelompok terkontrol, sebanyak 16
responden (80.0%). Adapun jumlah post-test terapi
spiritual terendah adalah tidak terkontrol, sebanyak
4 responden (20.0%).
2. Uji Statistik yang Digunakan
Hasil uji statistik menggunakan Uji Wicoxon di
peroleh nilai sig. (2-tailed) 0.003 dengan α (0.05).
Oleh karena p<α maka Ha diterima dan H0 ditolak.
Maka dalam hal ini berarti ada pengaruh yang
signifikan antara pelaksanaan terapi spiritual
terhadap kemampuan pasien mengontrol perilaku
kekerasan di Ruang Kenari Rumah Sakit Khusus
Daerah Dadi Provinsi Sulawesi Selatan.
3. Hasil Pengukuran
Terlihat ada pengaruh yang signifikan antara
pelaksanaan terapi spiritual terhadap kemampuan
pasien mengontrol perilaku kekerasan dimana dari
hasil uji Wilcoxon diperoleh (p=0.003) α < 0.05.
Kemampuan mengontrol perilaku kekerasan
sebelum
dilakukan terapi spiritual adalah sebanyak sembilan
pasien, sedangkan sesudah dilakukan terapi
spiritual adalah sebanyak sebelas pasien.

7
11. Telaah Step 3 (Aplikabilitas)
a. Adanya Sumber Daya Manusia
Dalam penerapan intervensi diperlukan terapis agama atau perawat di
rumah sakit namun perlunya pelatihan dalam melakukan terapi ini khususnya
bagi perawat mengembangkan terapi spiritual ini.
b. Biaya
Untuk menerapkan intervensi mungkin tidak memrlukan biaya
dikarenakan pasien hanya mendengarkan ayat-ayat suci AL-Quran dari terapi
keagamaan atau perawat.
c. Kebijakan
Terapi spiritual/religi adalah suatu terapi yang dilakukan dengan cara
mendekatkan diri pasien terhadap kepercayaan yang dianutnya. Bentuk dari
terapi spiritual diantaranya adalah dzikir dan mendengarkan Al-qur’an. Sesuai
dengan teori yang mengatakan bahwa terapi spiritual apabila dilafalkan secara
baik dan benar dapat membuat hati menjadi tenang dan rileks. Terapi spiritual
(dzikir dan mendengarkan bacaan Al-qur’an) juga dapat diterapkan pada
pasien perilaku kekerasan, karena ketika pasien melakukan terapi spiritual
dengan tekun dan memusatkan perhatian yang sempurna (khusu’) dapat
memberikan dampak saat perilaku kekerasan yang juga memiliki masalah
keperawatan halusinasi pendengaran yang dapat membuat pasien melakukan
kekerasan itu dapat menghilangkan suara-suara yang tidak nyata dan lebih
dapat menyibukkan diri dengan melakukan terapi spiritual: dzikir dan
mendengarkan bacaan Al-Qur’an.
d. Hasil
Ada pengaruh antara pelaksanaan terapi spiritual terhadap kemampuan pasien
mengontrol perilaku kekerasan di Ruang Kenari Rumah Sakit Khusus Daerah
Dadi Provinsi Sulawesi Selatan. Diharapkan pihak rumah sakit dapat lebih
memperhatikan lagi pasiennya terutama di Ruang Kenari dengan memberikan

8
terapi spiritual yang teratur agar hati pasien menjadi lebih tenang dan merasa
lebih dekat dengan Allah SWT, terutama pasien dengan perilaku kekerasan.
12. Kelebihan dan Kekurangan Artikel
a. Kelebihan :
 Terdapat saran bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan
intervensi ini
 Artikel riset terbaru mengenai terapi spiritual
 Jelas pelaksanaan Terapi Spirtual
b. Kekurangan
 Perlunya sampel yang lebih banyak

9
LAPORAN ANALISIS JOURNAL
“ Optimalisasi kemampuan penanganan kegawatdaruratan keracunan bahan
kimia rumah tangga menggunakan sarana telenursing di desa karang rau
sokaraja”

Oleh:
Aryani fitriya Nur (70300117019)
Nahdah Purnah Nugraha (70300117020)
Novianti Rahma (70300117021)
Mia Maulydia (70300117022)
Arfiah Akram (70300117023)

PROFESI NERS ANGKATAN XV


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2020

10
1. Judul Artikel
“ Optimalisasi kemampuan penanganan kegawatdaruratan keracunan bahan kimia
rumah tangga menggunakan sarana telenursing di desa karang rau sokaraja”
2. Kata Kunci (Keywords) :
bahan kimia, gawat darurat, keracunan
3. Penulis
Nurul Fatwati Fitriana
4. Instansi Terkait
Universitas Muhammadiyah Purwokerto Program Studi Ilmu Keperawatan
S1,Fakultas Ilmu Kesehatan
5. DOI/ISSN
978-602-6697-43-1
6. Nama Jurnal dan Tahun Terbit
Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IV Tahun
2019 “Pengembangan Sumberdaya menuju Masyarakat Madani Berkearifan
Lokal”
7. Format Isi Artikel
P Ibu-ibu dawis

I ceramah dan praktik penjabaran tentang keracunan bahan kimia


rumah tangga dan penanganannya dengan telenursing

C Tidak ada intervensi pembanding dalam penelitian ini

O Pengaruh pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan


penyuluhan selama 2 minggu menggunakan telenursing.

11
T Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 3 Maret 2019

8. Telaah Step 1 (Fokus Penelitian)


Problems
Keadaan kegawatdaruratan yang sering di temui sehari
hari dan masih mudah cara penanganannya namun
masyarakat masih sering salah dalam penanganannya
salah satuanya adalah keracunan. Tindakan yang salah
akan menimbulkan angka kesakitan bagi penderita bahkan
mungkin kematian apabila tidak di tangani secara tepat
dan cepat. Paparan terhadap racun dapat terjadi ketika
bekerja, karena lingkungan, berekreasi. Keracunan dapat
terjadi melalui beberapa jalur, yaitu pernafasan,
pencernaan, suntikan atau gigitan , dan kontak dengan
kulit. Kebanyakan keracunan terjadi secara tidak
sengajaan, relatif ringan dan tidak memerlukan
penanganan gawat darurat. (Scaeffer, Badillo, Hovseth,
2018)
Pemberdayaan telenursing menggunakan aplikasi
whatsapp untuk edukasi masyarakat diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
penanganan keracunan. Whatsapp merupakan aplikasi
yang dapat mengirimkan pesan maupun gamabar dan
video. Media pembelajaran yang dapat dikirim melalui
aplikasi tersebut adalah foto, video, dan dokumen lainnya.
Intervention Pemberian ceramah dan praktik penjabaran tentang
keracunan bahan kimia rumah tangga dan penanganannya

12
dengan telenursing.
Comparison Tidak ada intervensi pembanding dalam penelitian ini
Intervention
Outcome Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu
tahap pertama adalah pretest kemudian bulan selanjtnya
post test. Jumlah peserta 25 orang. Pada awalnya peserta
hanya mengetahui sedikit tentang penyebab keracunan
yang kemungkinan sering terjadi pada rumah tangga,
dibuktikan dengan nilai rata-rata pretest adalah 7. Setelah
dilakukan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
menggunakan telenursing selama 2 minggu , peserta bisa
mengalami peningkatan pengetahuan tentang
penatalaksanaan keracunan bahan kimia yang
kemungkinan sering terjadi pada rumah tangga yang benar
dibuktikan dengan nilai post test 8,9.
Time Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 3 Maret
2019. Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan dan
pendampingan menggunakan telenursing selama 2 minggu
9. Telaah Step 2 (Validitas)
Recruitment 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini
adalah pemberian kuesioner pre dan post test,
ceramah dan praktik
2. Penentuan Sampel
anggota dawis Karang Rau tentang
pengertian keracunan bahan kimia. Jumlah
responden adalah 25 orang.
Maintenance Penyuluh memberikan kuesioner pre test kepada
responden. Setelah itu memberikan penjabaran
tentang keracunan bahan kimia rumah tangga dan

13
penanganannya serta responden diberikan
intervensi berupa materi yang dikirim via
whatsapp. Dua minggu kemudian , dilakukan post
test kepada responden. Jumlah responden adalah 25
orang. Kegiatan ini memberikan materi berupa
penyuluhan, praktik dan pendampingan pemberian
materi via whatsapp untuk optimalisasi
kemampuan dalam penanganan keracunan.
Measurement 1. Uji Statistik yang Digunakan
Di dalam artikel tidak menyebutkan uji statistic
yang digunakan.
2. Hasil Pengukuran
Terjadi peningkatan pengetahuan responden
dibuktikan dengan kenaikan nilai pengetahuan
responden dari 71,1 menjadi 86,3. Pada awalnya
peserta hanya mengetahui sedikit tentang penyebab
keracunan yang kemungkinan sering terjadi pada
rumah tangga, dibuktikan dengan nilai rata-rata
pretest adalah 7. Setelah dilakukan kegiatan
penyuluhan dan pendampingan menggunakan
telenursing selama 2 minggu , peserta bisa
mengalami peningkatan pengetahuan tentang
penatalaksanaan keracunan bahan kimia yang
kemungkinan sering terjadi pada rumah tangga
yang benar dibuktikan dengan nilai post test 8,9.

14
10. Telaah Step 3 (Aplikabilitas)
e. Adanya Sumber Daya Manusia
Dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat dibutuhkan sumber daya manusia yang
berpengalaman untuk memberikan penyuluhan dengan media telenursing.
f. Biaya
Untuk menerapkan intervensi mungkin memerlukan biaya dari media yang
digunakan telenursing memungkinkan menggunakan alat komunikasi yaitu handphone
g. Kebijakan
Penggunaan telepon genggam sebagai salah satu media intervensi kesehatan
memiliki keunggulan, diantaranya kecenderungan pengguna untuk membawa telepon
genggam ke semua tempat, sehingga memudahkan tenaga kesehatan mengirimkan
informasi dan dukungan kepada masyarakat atau dari masyarakat ke tenaga kesehatan
secara mandiri (Wahyuni, Rahayu Jati & Hakimi, 2017). Telenursing didefinisikan
sebagai suatu proses pemberian, manajemen, dan koordinasi asuhan serta pemberian
layanan kesehatan melalui teknologi informasi dan telekomunikasi. Media pembelajaran
dapat mempengaruhi tingkat pemahaman seseorang. Media pembelajaran yang
melibatkan indra penglihatan dan pendengaran dapat menjadi lebih efektif dalam
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan responden. Berdasarkan penelitian,
pentransferan pengetahuan yang diterima olah otak adalah dari mata (75%-85%),
sedangkan 13%-25% pengetahuan manusia didapatkan dari indera yang lain (Maulana,
2009) . Kegiatan ini memberikan materi berupa penyuluhan, praktik dan pendampingan
pemberian materi via whatsapp untuk optimalisasi kemampuan dalam penanganan
keracunan. Hal ini sesuai dengan pendapat Yasmin dan Madanijah (2010) yang
menyatakan bahwa penyuluhan merupakan salah satu pendidikan non formal, mampu
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.
h. Hasil
Terjadi peningkatan pengetahuan responden dibuktikan dengan kenaikan nilai
pengetahuan responden dari 71,1 menjadi 86,3. Pada awalnya peserta hanya mengetahui
sedikit tentang penyebab keracunan yang kemungkinan sering terjadi pada rumah tangga,
dibuktikan dengan nilai rata-rata pretest adalah 7. Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan
dan pendampingan menggunakan telenursing selama 2 minggu , peserta bisa mengalami

15
peningkatan pengetahuan tentang penatalaksanaan keracunan bahan kimia yang
kemungkinan sering terjadi pada rumah tangga yang benar dibuktikan dengan nilai post
test 8,9.
11. Kelebihan dan Kekurangan Artikel
a.Kelebihan
 Terdapat saran bagi peneliti selanjutnya
b.Kekurangan
 Tidak ada kreteria inklusi dan ekslusi
 Tidak menyebutkan uji statistic yang digunakan.
 Tidak jelasnya SOP selama 2 minggu menggunakan telenursing

16
17

Anda mungkin juga menyukai