Teori Benner
Teori Benner
EXPERT”PATRICIA BENNER
Latar Belakang Masalah
Perubahan pola pikir, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan
berdampak pada tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
lebih berkualitas,termasuk pelayanan keperawatan. Masyarakat lebih sadar
akan hak dan kewajiban untuk m e n u n t u t t e r s e d i a n y a p e l a y a n a n
k e s e h a t a n d a n k e p e r a w a t a n d e n g a n m u t u y a n g s e c a r a profesional
dapat dipertanggungjawabkan (Muhlisin dan Ichsan, 2008). Teori
keperawatanmenyediakan sebuah perspektif tentang cara mendefinisikan
perawatan, menggambarkansiapa yang diberikan perawatan, kapan
perawatan dibutuhkan, serta mengidentifikasi batasdan tujuan kegiatan
terapiutik dalam perawatan. Teori adalah dasar untuk
meningkatkane f e k t i f i t a s p r a k t i k d a n r i s e t k e p e r a w a t a n ( D e
L a u n e d a n L a d n e r , 2 0 0 2 ) . P e n i n g k a t a n profesionalisasi perawat
dapat dibangun dengan memahami kembali dan mengembangkanteori keperawatan.
Perkembangan teori keperawatan diawali pada tahun 1950-an, saat
p e r a w a t m u l a i menyadari bahwa ilmu pengetahuan keperawatan perlu
disusun dalam suatu kerangka kerjay a n g s i s t e m a t i s . M e s k i p u n s e t i a p
t e o r i u m u m n y a m e r u j u k p a d a s u a t u f e n o m e n a y a n g spesifik, tetapi
dapat digunakan pada lingkup yang lebih luas. Berdasarkan pada
lingkupteorinya, teori keperawatan dibedakan menjadi Philosofical theory,
grand theory,middlerange theory dan micro range theory
. Semakin meningkatnya kesadaran terhadap kesehatanmembuat beberapa teoris
modern merancang perspektif baru keperawatan yang menunjukkan bahwa
keperawatan adalah gabungan ilmu dan seni, yang berfokus pada kliennya
secaraholistik, humanistik (Fawcett, 1993; De Laune dan Ladner, 2002).Salah satu
teori keperawatan filosofi adalah
From Novice to Expert
menjelaskan 5tingkat/tahap akuisisi peran dan perkembangan profesi . Teori ini
diperkenalkan oleh PatriciaBenner diadaptasi dari “Model Dreyfus” yang
dikemukakan oleh Hubert Dreyfus dan StuartDreyfus.
2. Advance Beginner
a.Ketika seseorang menunjukkan penampilan mengatasi
m a s a l a h y a n g d a p a t diterima pada situasi nyata.
b.Advance beginner mempunyai pengalaman yang cukup untuk memegang
suatusituasi.
c.Kecuali atribut dan ciri-ciri, aspek tidak dapat dilihat
s e c a r a l e n g k a p k a r e n a membutuhkan pengalaman yang
d i d a s a r k a n p a d a p e n g a k u a n d a l a m k o n t e k s situasi.
d.Fungsi perawat pada situasi ini dipandu dengan
a t u r a n d a n o r i e n t a s i p a d a penyelesaian tugas. Mereka akan
kesulitan memegang pasien tertentu pada situasiyang memerlukan perspektif
lebih luas.
e.Situasi klinis ditunjukkan oleh perawat pada level advance beginner
sebagai ujiant e r h a d a p k e m a m p u a n n y a d a n p e r m i n t a a n t e r h a d a p
s i t u a s i p a d a p a s i e n y a n g membutuhkan dan responnya.
f.Advance beginner mempunyai responsibilitas yang lebih besar
u n t u k m e l a k u k a n manajemen asuhan pada pasien, sebelumnya mereka
mempunyai lebih banyak pengalaman. Benner menempatkan perawat yang
baru lulus pada tahap ini.
3. Competent
a.Menyelesaikan pembelajaran dari situasi praktik
a k t u a l d e n g a n m e n g i k u t i kegiatan yang lain, advance beginner akan
menjadi competent
. b.Tahap competent d a r i m o d e l D r e y f u s d i t a n d a i d e n g a n
k e m a m p u a n mempertimbangkan dan membuat perencanaan yang diperlkan
untuk suatu situasi dan sudah dapat dilepaskan.
c.Konsisten, kemampuan memprediksi, dan manajemen waktu
a d a l a h p e n a m p i l a n pada tahap competent
.d . P e r a w a t competent d a p a t m e n u n j u k k a n r e p o n s i b i l i t a s y a n g
l e b i h p a d a r e s p o n pasien, lebih realistik dan dapat menampilkan
kemampuan kritis pada dirinya.
e.Tingkat competent adalah tingkatan yang penting dalam
p e m b e l a j a r a n k l i n i s , karena pengajar harus mengembangkan pola
terhadap elemen atau situasi yangmemerlukan perhatian yang dapat
diabaikan.
4. Proficient
a.Perawat pada tahap ini menunjukkan kemampuan baru untuk
m e l i h a t p e r u b a h a n yang relevan pada situasi, meliputi pengakuan dan
mengimplementasikan responketerampilan dari situasi yang dikembangkan.
b.Mereka akan mendemonstrasikan peningkatan percaya diri pada pengetahuan
danketerampilannya.
c.Pada tingkatan ini mereka banyak terlibat dengan keluarga dan pasien.
5. Expert
a.Pada tingkatan ini perawat expert mempunyai pegangan intuitiv dari
situasi yangt e r j a d i s e h i n g g a m a m p u m e n g i d e n t i f i k a s i a r e a d a r i
m a s a l a h t a n p a k e h i l a n g a n pertimbangan waktu untuk membuat diagnosa
alternatif dan penyelesaian.
b.Perubahan kualitatif pada pada expert adalah “mengetahui pasien” yang
berartimengetahui tipe pola respon dan mengetahui pasien sebagai manusia.
c.Aspek kunci pada perawat expert adalah:
1)Menunjukkan pegangan klinis dan sumber praktis
2)Mewujudkan proses know-how
3)Melihat gambaran yang luas
4)Melihat yang tidak diharapkan
2. Pendidikan
Dalam dunia pendidikan, model Benner banyak digunakan sebagai acuan oleh para
pendidik untuk mempelajari setiap level perawat dari novice sampaiexpert
danm e m p e l a j a r i p e r b e d a a n m a s i n g m a s i n g l e v e l s e h i n g g a
m e m b e r i k a n p e n g a l a m a n pembelajaran kepada mahasiswa
keperawatan.Benner (1982) mengkritisi tentang konsep competency-based
testing yang berlawanan dengan kompleksitas keahlian dan tingkat keahlian yang
dijelaskan dalamModel Dreyfus dan 31 kompetensi yang dijelaskan oleh
AMICAE (Benner, 1984).Dalam Expertise In Nursing Practice
, B e n n e r d a n k o l e g a ( 1 9 9 6 ) m e n e k a n k a n pentingnya pembelajaran skill
dan perawatan melaui pengalaman praktis, penggunaanilmu pengetahuna dalam
praktek, dan dengan pendidikan formal.Dalam Clinical Wisdom in Critical
Care
, Benner dan kolega (1999) memberikan perhatian yang besar pembelajaran
berdasarkan pengalaman dan mempresentasikan bagaimana caramengajar. Mereka
mendisain CD ROM interaktif untuk melengkapi buku.
3.Penelitian
Metode Benner banyak digunakan sebagai acuan
p e n e l i t i a n d a l a m b i d a n g keperawatan. Sebagai contoh Fenton (1984,
1985) menggunakan model Benner dalam penelitian pendidikan. Lock dan Gordon
(1989) yang membantu proyek AMICAE,yang mengembangkan pembelajaran
inquiry dalam model formal yang digunakandalam praktek keperawatan
dan medis. Mereka menyimpulkan bahwa model formal memberikan
petunjuk mengenai pelayanan langsung, pengetahuan dan hasil
yangdiinginkan.